BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Maka segala dukungan moral dan. kesejahteraan ibu dan janinnya. (Maryunani, 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rahim, tanpa rasa sakit dan koordinasi yang di sebut Braxton Hiks. Kontraksi ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan sangat membahagiakan setiap keluarga.( Maryunani, 2010) 2. Teori-teori penunjang terjadinya persalinan :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

Yayan A. Israr, S. Ked Christopher A.P, S. Ked

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari hasil penelitian wiryawan permadi (2006) di RS Hasan Sadikin

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

sekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf

BAB I PENDAHULUAN. bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbiditas). Makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

MASALAH. Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu. sebelum proses persalinan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

PENATALAKSANAAN LETAK SUNGSANG. Oleh : Emi Sutrisminah Staf Pengajar Prodi D III Kebidanan FK Unissula Semarang ABSTRAK

Distosia Karena Kelainan Tenaga (His)

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

KEHAMILAN GANDA. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

Dr.SARMA LUMBANRAJA, Sp.OG (K) ESDH F M SU

Distosia. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator kesehatan suatu. negara. AKI di dunia secara global sebesar 216/ kelahiran hidup.

CASE. Physical examination: Blood pressure : 120/80 mmhg Heart rate : 85 bpm. Obstetric examination:

Patofisiologi. ascending infection. Infeksi FAKTOR LAIN. infeksi intraamnion. Pembesaran uterus kontraksi uterus dan peregangan berulang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah ibu inpartu kala I di BPM Ny. Umi Salamah Desa Kauman Kec.

BAB II. Tinjauan pustaka. Jhon (2007) dalam buku 26 keys of happines menyebutkan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

Patologi persalinan (2)

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio

BAB 1 PENDAHULUAN. uterus ketika usia kehamilan melebihi 28 minggu (Saxena, 2010). Angka kejadian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. luar biasa. Persalinan biasa disebut juga persalinan spontan adalah Bila bayi lahir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN. R. Nety

Lampiran 1 TABEL DATA RESPONDEN DENGAN KONDISI SERVIKS YANG BELUM MATANG

Dr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG. Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM

PERDARAHAN ANTEPARTUM

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

KEHAMILAN DENGAN FIBROID DAN KOMPLIKASI OBSTETRINYA

BAB IV HASIL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

GAMBARAN INDUKSI PERSALINAN DAN OUT COME DI RSU MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Referat Fisiologi Nifas


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSALINAN DAN NIFAS Dr. MAYANG ANGGRAINI PRODI MIK, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN OKSITOSIN DRIP DENGAN RUPTUR JALAN LAHIR SPONTAN PADA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD

cara mengisi partograf

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

INDUKSI PERSALINAN. Kanadi Sumapradja.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari partus lama pada prinsipnya adalah his yang tidak efisien (in adekuat), faktor

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

Preeklampsia dan Eklampsia

BAB I PENDAHULUAN. Insidensi di negara berkembang sekitar 5-9 % (Goldenberg, 2008).

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSIAPAN PERSALINAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERSALINAN Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia subur. Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan suami istri. Menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Maka segala dukungan moral dan material dicurahkan oleh suami, keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahteraan ibu dan janinnya. (Maryunani, 2010). 1. Definisi Persalinan atau melahirkan adalah proses mendorong janin dan plasenta dari uterus oleh kontraksi-kontraksi miometrium yang terkordinasi.(llewellien, 2002) 2. Teori-teori penunjang terjadinya persalinan : a). Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas tertentu (striae), Setelah melewati batas tersebut akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. b). Teori Penurunan Progesterone Terjadinya proses penuaan plasenta pada usia kehamilan 28 minggu, terjadinya penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mulai mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu

c). Teori Oksitosin Internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior (bagian belakang hipofisis). Perubahan keseimbanganestrogen dan progesteron dapat rnengubah sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai. d). Teori Prostaglandin Kadar prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga dapat mengeluarkan hasil konsepsi. e). T'eori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Suprarenalis Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus (tanpa batok kepala), sehingga terjadi kelambatan dalam persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973. Pernberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin. Oleh Malpar 1933 Percobaan dilakukan dengan menggunakan hewan yaitu "otak kelinci" hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama. Dari hasil percobaan disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan. Clandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan.

f). Teori iritasi Mekanik Adanya tekanan dan pergeseran pada ganglion servikale dari fleksus frankenhouser yang terletak dibelakang serviks oleh bagian terbawah janin, sehingga dapat memicu persalinan.(agustina, 2011) 3. Tanda-tanda permulaan persalinan Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau harinya yang disebut kala pendahuluan. Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut: 1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara. 2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. 3. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. 4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh karena adanya kontraksikontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut false labor pains. 5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show). (Mochtar, 2005)

B. INDUKSI PERSALINAN 1. Pengertian induksi persalinan Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Indikasi dilakukan persalinan induksi yang berasal dari janin yaitu postmaturitas, ketuban pecah dini, dan inkompatibilitas rhesus. Sedangkan faktor dari ibu yaitu intra uterine fetal death (IUFD) dan dari faktor ibu serta janin yaitu preeklamsia berat. (Mansjoer, 2007). Indikasi a. Koriomnionitis b. Kematian janin c. KPD d. Kehamilan lewat bulan e. Penyakit paru f. Hipertensi kronis g. Gawat janin h. Preeklamsia i. Eklamsia Kontra indikasi a. Letak janin melintang b. Prolaps tali pusat c. Persentasi bokong

Kondisi khusus a. Seksio sesarea b. Penyakit jantung pada ibu c. Kehamilan kembar d. Polihidramion e. Bagian presentasi janin berada diatas pintu atas panggul f. Hipertensi g. DJJ abnormal tidak mengharuskan seksio sesarea h. Skor Bishop 5 (Dutton, 2012) Induksi persalinan kebanyakan diberikan pada wanita pascamatur, yang definisinya adalah masa kehamilan 42 minggu atau lebih. Masa kehamilan pascamatur tampaknya lebih umum terjadi pada primigravida dan wanita yang sebelumnya belum pernah mengalami kehamilan pascamatur. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa wanita dengan kehamilan lebih dari 42 minggu memiliki tingkat angka kematian yang lebih tinggi. Walaupun tidak semua kehamilan pascamatur bersifat patologis, sejauh ini tidak ada kesepakatan khusus, tentang metode yang aman terhadap pengkajian kehamilan diatas 42 minggu. Penyapuan membran, meliputi lepasnya membran dari segmen uterus bagian bawah selama pemeriksaan vagina secara digital, menginduksi persalinan secara sukses pada kehamilan yang memanjang. Prosedur ini mungkin saja tidak nyaman, tetapi mungkin lebih baik dipertimbangkan daripada pemberian infus oksitosin atau prostaglandin vaginal. Wanita perlu dipersiapkan secara adekuat untuk induksi persalinan sehingga penjelasan yang sesuai harus diberikan sebelum individu tersebut menyetujui pelaksanaan prosedur ini. Beberapa wanita mungkin melihat tetapi mungkin tidak menyadari risiko yang menyertainya. Apabila bidan

mempunyai hubungan baik dengan ibu, ia dapat menjelaskan metode induksi persalinan yang alami, seperti hubungan seks (prostaglandin, yang terdapat dalam sejumlah besar cairan semen, efektif menimbulkan kematangan pada serviks. Asuhan harus dilakukan jika persalinan diinduksi dengan prostaglandin atau oksitosin untuk mencegah hiperstimulasi uterus. Persalinan yang diinduksi biasanya lebih lama dan dan melibatkan alat-alat persalinan yang lebih banyak, risiko terjadinya PPH meningkat dan kejadian nilai Apgar yang rendah menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan spontan. (Jones, 2005). 2. Beberapa Alsan Mengapa Dilakukan Tindakan Induksi 1. Umur kehamilan si ibu melebihi batas waktu perkiraan lahir (HPL), misalnya lebih dari 2 minggu. Induksi disarankan bila janin belum menunjukkan tandatanda persalinan melebihi hari perkiraan lahir. Sekarang ini banyak pendapat yang mengatakan adalah hal yang aman jika kehamilan seseorang melebihi 42 minggu. 2. Karena alasan si ibu mengalami pre-eklamsia. Tekanan darah si ibu sangat tinggi dan urin mengandung protein selama kehamilannya. 3. Pertumbuhan bayi terlihat measih terus bertambah sementara gerakan si bayi mulai menurun. 4. Cairan ketuban sudah pecah. Tetapi kontraksi tidak kunjung datang. Kontraksi dilakukan karena ada kemungkinan janin atau rahim si ibu bisa mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang berasal dari vagina (vaginal exam/ve, setelah cairan ketuban pecah hal itu dapat memicu terjadinya infeksi, oleh karena itu peristiwa VE harus diminimalkan dengan cara bayi segera dikeluarkan). (Perdanawati, 2010)

3 Keberhasilan induksi persalinan per vagina ditentukan oleh berapa faktor : a. Kedudukan bagian terendah. semakin rendah kedudukan bagian terendah janin Kemungkinankeberhasilan induksi akan semakin besar, oleh karena dapat menekan pleksus franken hauser. b. Penempatan (Presentasi) Pada letak kepala lebih berhasil dibandingkan dengan kedudukan bokong, kepala lebih membantu pembukaan di bandingkan dengan bokong. c. Kondisi Serviks a. Serviks yang kaku, menjurus kebelakang sulit berhasil dengan induksi persalinan b. Serviks lunak, lurus atau kedepan lebih berhasil dalam induksi. d. Paritas Di bandingkan dengan primidravida, induksi pada multipara akan lebih berhasil karena sudah terdapat pembukaan. e. Umur Penderita Dan Umur Anak Terkecil a. Ibu dengan umur yang relatif tua (diatas 30-35 tahun) dan umur anak terakhir yang lebih dari 5 tahun kurang berhasil b. Kekuatan serviks menghalangi pembukaan sehingga lebih banyak dikerjakan tindakan oprasi. f. Umur Kehamilan Pada kehamilan yang semakin aterm induksi persalinan per vagina akan semakin berhasil. (Mansjoer, 2007).

C. OKSITOSIN 1. Definisi Oksitosin Oksitosin adalah obat yang di gunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus mengaugmentasi persalinan, mempercepat kelahiran janin, dan pada kala tiga mempercepat kelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum. 2. farrmakodinamika Bentuk sintetik hormon oksitosin. Obat ini memiliki efek stimulasi pada otot polos uterus, terutama di akhir kehamilan, selama persalinan dan pasca persalinan serta pada puerperium ketika reseptor di miometrium meningkat.pada dosis rendah menyebabkan kontraksi berirama, tetapi pada dosisi tinggi dapat menyebabkan kontraksi hipertonik yang kontiniu. 3. Indikasi a. Anteparfum Oxytocin akan meningkatkan kontraksi uterus, agar proses persalinan dapat berjalan lebih cepat untuk kepentingan ibu dan fetus. Dapat digunakan untukinduksi persalinan, stimulasi atau memperkuat kontraksi persalinan, terapi tambahan pada aborfus inkomplit, ataupun abortus yang terjadi pada trimester II b. postpartum Oxfocin dapat membantu menghasilkan kontraksi uterus pada kala III persalinan, sehingga dapat mengontrol perdarahan postpatum.(susanti, 2011)

4. Efek samping Pada ibu dapat mengakibatkan reaksi anafilaktik, hemoragik postpartum, aritmia, afibrinogenemia, nausea, vomiting, kontraksi ventricular prematur,hematoma pelvic, intoksikasi air, kontraksi tetanik dan rupture uteri Pada janin dapat menyebabkan bradikardi, kontraksi ventrikel premature, kerusakan permanent susunan saraf pusat, kematian fetus, perdarahan retina, rendahnya nilai apgar score pada menit ke-5 dan dapat juga mengakibatkan ikterik neonatorum. 5. kontra indikasi a. Disproporsisefalopelvic b. Kelainan letak yang diperkirakan tidak dapat lahir spontan pervagina, misalnya letak lintang c. Pada kasus'kasus gawat, dimana lebih baik melakukan tindakan operasi section cesaria d. Gawat janin e. Pemakaian terus-menerus pada inersia uteri atau toksemia yang berat f. Kontraksihipertonus g. Hipersensitif h. lnduksi persalinan dimana persalinan secara spontan pervaginam merupakan kontraindikasi, seperti ruptur tali pusat, plasenta previa totalias,vasa previa.(fitrianingsih, 2010)

6. Cara kerja oksitosin Peningkatan sensitivitas terhadap oksitosin Prostagladin (hindari aspirasi) Kontraksi rahim Mekanisme umpan balik yang positif Penekanan kepala bayi pada serviks (refleks ferguson) stimulasi hipofisis posterior peningkatan sekresi oksitosin Skema 1. peranan oksitosin dalam persalinan normal. ( Jordan, 2004) Awitan persalinan yang normal bergantung pada mekanisme umpan balik yang positif dan dengan mekanisme ini terjadi intensifikasi perubahan inisial hingga proses persalinan berakhir. Singkat nya, penekanan kepala bayi pada servik menyebabkan pelepasan oksitosin yang menstimulasi kontraksi rahim dan selanjutnya kontraksi rahim akan meningkatkan penekanan pada servik yang mengintensifkan pelepasan oksitosin. Lingkaran umpan balik ini terjadi secara berulang sampai bayi dilahirkan.

Dalam meningkatkan kontraksi uterus,oksitosin di anggap bekerja pada membran sel miometrium. Oksitosin meningkatkan daya pacu normal otot tersebut tanpa menambah sifat-sifat baru. (Hakimi,2010) 7. Dosis dan cara pemberian Untuk induksi atau stimulasi persalinan : diberikan infuse intravena per drip dengan dosis I ml (10 unit) dalam 1000 ml cairan steril. Dosis awal harus di ukur berkisar 1-4 MU/menit. dosis dapat dinaikan bertahap l- 2 MUimenit, dalam interval minimal 20 menit, sampai pola kontraksi yang diinginkan (mirip dengan kontraksi pada persalinan normal) tercapai. Hal yang harus diperhatikan adalah kestabilan tetesan infuse dan monitoring yang kuat, frekuensi dan durasi kontraksi serta detak jantung janin. Jika kontraksi menjadi terlalu kuat, infuse dapat dihentikan secara mendadak sehingga stimulasinya pada otot uterus akan berkurang.(fitrianingsih, 2010)