BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan. yaitu Athlon atau athlum yang berarti lomba atau

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan. melakukan berbagai macam gerak.

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendarat sejauh jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. Cabang olahraga atletik di artikan sebagai aktivitas jasmani yang

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terjadi dalam bidang keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Atletik adalah satu cabang olahraga yang terdiri dari gerakan gerakan yang dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan sehat. Olahraga juga bertujuan

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya, dan menurut JP. Chaplin yang diterjemahkan oleh Kartini Kartono

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to users

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pembelajaran atletik di sekolah sangat penting dikarenakan cabang atletik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kepada para siswa dan siswi baik di tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

tanpa memiliki dasar-dasar atletisme yang kuat. Cabang olahrag atletik meliputi lari, lompat, lempar dan jalan. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN TEORI. gerakannya merupakan ragam dan pola gerak dasar hidup manusia. Gerakangerakan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. olahraga yang diperlombakan dan meliputi nomor-nomor lompat jauh lari, lempar,

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu dengan satu kaki dan

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 100 METER DENGAN HASIL LOMPATAN PADA LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SMP NEGERI 16 KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT KELINCI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. Bujang 1 dan Cahyani 2 ABSTRAK

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. J.M Ballesteros, (1979: 54) mengemukakan bahwa, "lompat jauh adalah hasil dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian teori 1. Olahraga Lompat Jauh

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). Sedangkan lompat jauh menurut Aip Syarifudin (1992: 90) adalah suatu gerakan melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. b. Macam Gaya dalam Lompat Jauh Ada beberapa gaya yang ada di dalam lompat jauh. Adapun gaya dalam lompat jauh adalah sebagai berikut: 1) Menurut Eddy Purnomo (2007: 85) macam gaya lompat jauh adalah Gaya Jongkok (sail style), Gaya Menggantung (hang style), Gaya Berjalan di Udara (hitch kick style). 2) Menurut Yoyo Basuki, dkk (2000: 17) dalam lompat jauh ada tiga gaya yang dilakukan untuk mempertahankan sikap badan di udara, 7

yaitu gaya jongkok, gaya lenting, dan gaya hitch-kick atau walking in the air. 3) Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (1997: 60), pada saat melayang ada 3 teknik yang berbeda yang dapat digunakan; A = Teknik Menggantung, B = Teknik Mengambang, C = Teknik Berjalan di Udara. Gambar teknik saat melayang adalah sebagai berikut: Gambar 1. Macam Gaya Lompat Jauh (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1997: 60) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya untuk mempertahankan diri di udara (melayang) ada tiga, gaya tersebut adalah Gaya Jongkok atau Gaya Mengambang (sail style), Gaya Menggantung atau Gaya Lenting, dan Gaya Berjalan di Udara (hitch kick style/ walking in the air). c. Lompat Jauh Gaya Jongkok Menurut Aip Syarifudin (1992: 93) lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut: Pada waktu lepas dari tanah (papan tumpuan), 8

keadaan sikap badan di udara jongkok, dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua lengan ke depan. Pada waktu akan mendarat, kedua kaki dijulurkan ke depan. Menurut www.kawandnews.com (2011/09) lompat jauh gaya jongkok adalah sebuah cabang pertandingan atletik yang mengkombinasikan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan atletik dalam usaha untuk melompat sejauh mungkin dari papan tolakan. Kemudian menurut Djumidar A. Widya (2006: 47) lompat jauh merupakan keterampilan gerak pindah dari satu tempat ketempat lainnya dengan satu kaki tolakan ke depan sejauh mungkin. Gambar 2. Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok (Tamsir Riyadi, 1985: 97) Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lompat jauh gaya jongkok adalah suatu gerakan melompat pada waktu kaki kiri/kaki tolak lepas dari tanah (papan tolakan) keadaan sikap badan di udara jongkok seperti duduk, dengan jalan mencondongkan badan ke depan kedua lutut ditekuk, kedua lengan diayunkan ke depan. Pada waktu akan mendarat, kedua kaki diluruskan 9

jauh ke depan, badan membongkok ke depan, perhatian tertuju pada tempat mendarat. d. Unsur Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Menurut Eddy Purnomo (2011: 96) menjelaskan teknik lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut: Lompat jauh gaya jongkok, bila dilihat dari teknik lompatan saat berada di udara (melayang), kaki ayun atau bebas diayunkan jauh kedepan dan pelompat mengambil suatu posisi langkah yang harus dipertahankan selama mungkin. Dalam tahap pertama saat melayang, tubuh bagian atas dipertimbangkan agar tetap tegak dan gerakan lengan akan menggambarkan suatu semi sirkel dari depan atas terus ke bawah dan ke belakang. Dalam persiapan untuk mendarat, kaki tumpu di bawah ke depan, sendi lutut kaki ayun diluruskan dan badan dibungkukkan ke depan, bersamaan dengan kedua lengan diayunkan cepat ke depan pada saat mendarat. Lompat jauh terdiri unsur-unsur; awalan, tumpuan, melayang, dan mendarat. Keempat unsur merupakan suatu kesatuan yaitu unsur gerakan lompat yang tidak putus (Djumidar A. Widya, 2006: 407). Seorang pelompat jauh yang baik dapat melakukan unsurunsur gerakan dasar dalam lompat jauh gaya jongkok dengan baik dan benar. Unsur-unsur gerakan dasar dalam lompat jauh gaya jongkok terdiri atas beberapa rangkaian gerakan yang saling berkaitan dan saling mendukung antara gerakan satu dengan gerakan yang lainnya, seperti awalan lari, tolakan tumpuan, melayang dan mendarat. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa unsur-unsur gerakan dalam lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut: 1) Awalan 10

Awalan dalam lompat jauh gaya jongkok adalah suatu gerakan yang dilakukan dengan cara berlari secepat-cepatnya agar dapat menghasilkan kecepatan yang setinggi-tingginya sebagai awalan sebelum melakukan tolakan. Menurut Djumidar A. Widya (2006: 12, 41) bahwa tujuan awalan dalam lompat jauh adalah untuk mendapatkan posisi optimal atlet untuk melakukan tolakan kaki (take of) dengan kecepatan lari dan menolak secara terkontrol. Selanjutnya menurut Dadan Heriyana (2010: 20) bahwa kecepatan dan ketepatan dalam lari awalan, sangat mempengaruhi pada hasil lompatan ini berarti bahwa kecepatan lari awalan adalah suatu keharusan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Lebih lanjut menurut U. Jonath, yang dikutip http//www.kawandnews.com (2011/09 ) ancang-ancang merupakan lari dengan kecepatan dari star berdiri. Pada pelompat yang baik dari kelas senior, ancang-ancang itu sejauh 30 sampai 45 meter, pelompat yang lebih lemah dan mudah mengambil ancang-ancang lebih pendek. Atas dasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan dalam melakukan awalan akan sangat mempengaruhi kekuatan pada saat melakukan tolakan. Seorang pelompat jauh yang dapat melakukan awalan lari secepat-cepatnya akan dapat melakukan tolakan yang baik pula. 11

Gambar 3. Tahap Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok (Eddy Purnomo, 2007: 28) 2) Tumpuan (tolakan) Tumpuan adalah salah satu unsur teknik yang penting didalam lompat jauh gaya jongkok, kebanyakan yang salah adalah hasil dari sikap yang tidak tepat saat melakukan tumpuan. Titik tumpu yang tepat sangat menentukan jarak lompatan, sebab dengan demikian penggunaan tenaga akan lebih efisien. Tumpuan dalam lompat jauh adalah suatu gerakan tolakan kaki dengan menggunakan kaki terkuat untuk menjadikan tumpuan pada saat melakukan tolakan dalam lompatan jauh gaya jongkok. Menurut Djumidar A. Widya (2004: 12,42) bahwa tujuan tolakan kaki (take of) adalah untuk memperoleh kecepatan vertikal (mengangkat titik berat badan) dengan cara memanfaatkan kecepatan horisontal sedemikian rupa dengan kaki tolakan mengarahkan gaya yang sangat besar. Lanjut menurut Sri Wahyuni dkk, (2009: 40) bahwa tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang. Agar dapat melayang lebih jauh, selain dari kecepatan lari awalan, dibutuhkan tambahan 12

tenaga dari kekuatan kaki tumpu, yaitu daya lompat dari tungkai dan kaki yang disertai dengan ayunan lengan dan tungkai ayun. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan yang dihasilkan dari tolakan kaki dipengaruhi oleh kecepatan awalan dan kekuatan kaki tumpu serta koordinasi yang baik antara lengan dan kaki. Untuk menghasilkan tolakan yang maksimal harus menggunakan kaki terkuat sebagai tumpuan pada saat melakukan tolakan dan kecepatan dalam berlari pada saat melakukan awalan. Unsur-unsur tersebut akan sangat menentukan bentuk gerakan dan posisi badan pada saat melayang di udara. Gambar 4. Tahap Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok (U. Jonath, dkk, 1987: 199) 3) Sikap badan di udara (melayang) Sikap badan di udara dalam lompat jauh gaya jongkok adalah posisi badan pada saat melayang di udara dengan kedua lutut ditekuk, kedua tangan di depan di samping kepala dan pada saat akan mendarat kedua kaki lurus ke depan merapat, kedua tangan lurus ke depan dengan berat badan di bawah ke depan. Gaya jongkok dalam lompat jauh merupakan gaya yang paling 13

sederhana dibandingkan dengan gaya lenting dan gaya berjalan di udara. Menurut Djumidar A. Widya (2004: 12,42) bahwa tahap melayang di udara, yaitu badan berada di udara. Oleh karena itu, usaha yang harus dilakukan adalah mempertahankan selama mungkin di udara dengan melakukan gerakan-gerakan tungkai atau lengan agar memperoleh sikap pendaratan yang paling efektif. Lanjut menurut Sri Wahyuni dkk, (2009: 41) bahwa gerakan tubuh di udara (waktu melayang) inilah yang biasa disebut gaya lompat dalam lompat jauh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang pelompat jauh dapat melakukan lompatan dengan maksimal apabila dia bisa mempertahankan posisi badan selama mungkin pada saat melayang di udara, semakin lama dapat mempertahankan posisi badan di udara akan semakin baik lompatan yang dihasilkan pula. Gambar 5. Tahap Melayang Lompat Jauh Gaya Jongkok (Eddy Purnomo, 2007: 86) 14

4) Mendarat Mendarat dalam lompat jauh gaya jongkok adalah jatuhnya kedua kaki secara bersamaan saat menyentuh pasir di bak pendaratan. Fase mendarat merupakan gerakan terakhir dari rangkaian lompat jauh gaya jongkok. Pada saat melakukan pendaratan diusahakan badan jatuh kedepan, karena hasil lompatan diukur dari bekas lepas tapak sampai bekas posisi badan pada saat mendarat. Menurut Roji (2004: 74) sikap mendarat dalam lompat jauh adalah sebagai berikut: 1) Mendarat dengan kedua kaki agak merapat 2) Berat badan di bawah ke depan 3) Lutut ditekuk dengan posisi jongkok 4) Tangan ke depan menyentuh bak lompat 5) Pandangan ke depan Gambar 6. Tahap Mendarat Lompat Jauh Gaya Jongkok (Eddy Purnomo, 2007: 91) Setiap unsur-unsur gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok, yaitu awalan, tolakan, gerakan melayang, dan mendarat harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan konsentrasi. 15

Menurut Djumidar A. Widya (2006: 12,43) bahwa hal-hal yang harus dilakukan dalam lompat jauh adalah: a. Hal-hal yang harus dihindari : 1) Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum melakukan tumpuan. 2) Bertumpu dalam tumit dan dengan kecepatan yang tidak memadai. 3) Badan condong jauh ke depan atau ke belakang. 4) Fase melayang yang tidak seimbang. 5) Tak cukup mengangkat kaki pada waktu pendaratan. 6) Pada pendaratan, kaki yang satu mendahului yang lain. b. Hal-hal yang harus dilakukan: 1) Pelihara kecepatan sampai saat bertumpu. 2) Lakukan tolakan yang cepat dan dinamis dari balok tumpuan. 3) Rubahlah sedikit lari untuk mencapai posisi lebih baik. 4) Gunakan gerakan tangan untuk keseimbangan yang baik. 5) Lakukan arah gerakan yang baik. 6) Gunakan tenaga dan kekuatan pada saat tolakan. 7) Latihlah sikap pendaratan. 8) Kuasai gerakan meluruskan dan membengkokkan tangan dan kaki. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk bisa mencapai prestasi dalam lompat jauh, seorang pelompat jauh harus bisa melakukan unsur-unsur gerakan dasar dalam lompat jauh seperti, awalan, tolakan, melayang kemudian mendarat dengan baik dan benar. Untuk bisa melakukan keempat rangkaian gerakan dasar tersebut harus didukung dengan kecepatan, power tungkai, koordinasi, dan postur tubuh yang baik. Dengan demikian, untuk mencapai prestasi dalam lompat jauh gaya jongkok banyak hal yang harus diperhatikan, baik halhal yang harus dilakukan ataupun harus dihindari oleh seorang 16

pelompat jauh agar teknik gerakan dasar dalam lompatan jauh gaya jongkok dapat dilakukan dengan baik dan benar. 2. Hakikat Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Menurut Basuki Rachmat (2006: 36) kemampuan adalah kekuatan untuk melakukan usaha berdasarkan potensi yang dimiliki. Sehingga dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok adalah kekuatan atau kecakapan untuk melakukan suatu gerakan melompat pada waktu kaki kiri/kaki tolak lepas dari tanah (papan tolakan) keadaan sikap badan di udara jongkok seperti duduk, dengan jalan mencondongkan badan ke depan kedua lutut ditekuk, kedua lengan diayunkan ke depan. Pada waktu akan mendarat, kedua kaki diluruskan jauh ke depan, badan membongkok ke depan, perhatian tertuju pada tempat mendarat. 3. Hakikat Siswa Sekolah Dasar (SD) a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD) Anak pada usia Sekolah Dasar yaitu antara umur 6 tahun sampai 12 tahun (Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman 2005: 79) pada fase umur ini anak sudah berkembang secara fisik maupun rohaninya. Perkembangan fisik tiap anak berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor gizi, lingkungan, kebiasaan seharihari dan perlakuan orang tua terhadap anak. Nutrisi dan kesehatan berpengaruh terhadap perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak akan menjadi lambat, kurang 17

berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidupnya baik, akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain faktor nutrisi atau gizi, aktivitas olahraga juga berpengaruh terhadap perkembangan jasmani anak. Seorang anak yang jarang berolahraga akan menyebabkan kegemukan dan mudah sakit. Faktor orang tua sanggat penting dalam perkembangan fisik anak. Orang tua harus memperhatikan kesehatan anaknya. Pengawasan dan penanganan yang salah akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Endang R. Sukamti (2007: 20) pertumbuhan adalah proses yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif, atau peningkatan dalam hal ukuran. Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organorgan tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Sedangkan perkembangan secara rohani dapat diketahui dari perkembangan intelektual dan emosional. Perkembangan intelektual yang dapat dipengaruhi oleh kesehatan, pergaulan, dan pembinaan orang tua. Sedang perkembangan emosional dipengaruhi oleh usia, pendidikan, lingkungan dan pembinaan orang tua. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembinaan orang tua memegang peranan penting dalam perkembangan rohani atau piskis seorang anak. 18

Menurut Endang R. Sukamti (2007: 41) dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin disebabkan oleh perbedaan motivasi dan latihan. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa intensitas gerak siswa putra dengan siswa putri adalah berbeda, sehingga berpengaruh terhadap potensi motorik siswa putra dan siswa putri. Jenis kelamin anak dapat mempengaruhi perkembangan motorik secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung terjadi sebelum dan sesudah lahir pengaruh langsung pada perkembangan berasal dari kondisi hormon, pada masa kanak-kanak, organ kelamin anak laki-laki dan perempuan mengeluarkan sejumlah kecil hormon seks. Hormon seks akan mempengaruhi timbulnya perbedaan dalam perkembangan fisik dan psikologis anak laki-laki dan perempuan. Pengaruh tidak langsung dari jenis kelamin terhadap perkembangan timbul dari kondisi lingkungan, sejak anak dilahirkan, terdapat status sosial yang kuat atas diri anak, untuk membentuk pola budaya bagi jenis kelaminnya. Sepanjang masa kanak-kanak anak lakilaki dan perempuan dibentuk oleh keluarganya, selanjutnya oleh kelompok teman sebaya yang berada di lingkungan sekitar ataupun yang berada di sekolah taman kanak-kanak. Dengan diberikan materi pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar diharapkan anak dapat memiliki bekal pengalaman yang dapat digunakan untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Dengan demikian semakin banyak pengalaman pada masa kecil akan semakin besar dalam 19

menemukan kemampuan dalam bentuk kempuan motorik atau bergerak. b. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD) Kelas III dan IV Siswa Sekolah Dasar kelas III dan IV termasuk dalam periode masa kanak-kanak akhir yang perkiraan usia rata-rata 8-10 tahun (Endang R. Sukamti, 2007: 56). Menurut Sugiyanto (2003: 43) masa usia sekolah sering pula disebut sebagai masa intelektual atau masa kesesuian sekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik sacara: 1) Fisik, yaitu: a) Kekuatan otot tangan dan lengan lebih berkembang. b) Anak-anak menjadi sadar akan keadaan jasmaninya. c) Anak laki-laki senang pertandingan yang kasar dan keras. d) Anak-anak pada masa ini ada perbaikan kecepatan bereaksi. e) Anak-anak umur ini gemar akan jenis olahraga pertandingan. f) Koordinasi anak-anak umur ini baik, karena itu sudah dapat diajarkan jenis-jenis kegiatan yang agak sukar, artinya kegiatan yang memerlukan gerakan gabungan. g) Keadaan jasmani terlihat kuat, kokoh dan sehat. 2) Psikologi dan mental, yaitu: a) Anak-anak masa ini lebih gemar bermain-main dengan mempergunakan bola. 20

b) Anak-anak lebih berminat dalam permainan-permainan beregu atau berkelompok. c) Anak-anak sangat terpengaruh apabila ada kelompok yang menonjol atau mencapai prestasi tinggi. d) Sementara anak masa ini mudah putus asa, karena itu usahakan bangun kembali atau bangkit kembali apabila tidak berhasil dalam mencapai sesuatu. e) Dalam melakukan sesuatu usaha, selalu berusaha mendapat persetujuan dari guru terlebih dahulu. f) Anak-anak masa ini pada umumnya memperhatikan soal waktu, karena itu berusaha bekerja tepat pada waktunya. 3) Fisiologis, yaitu: a) Berhubungan dengan masa pubertas dan berpengaruh terhadap penampilan fisik pada kedua jenis kelamin. b) Denyut nadi basal yang selalu menurun secara berangsurangsur. c) Perbedaan tekanan darah distolik yang nyata antara laki-laki dan perempuan. 4) Antroprometri Antroprometri meliputi antara lain: a) Berat badan Berat badan merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi seorang atlit untuk mencapai prestasi dalam 21

olahraga. Bentuk dan ukuran tubuh seseorang akan menentukan pula jenis olahraga yang tepat baginya. Seseorang yang memiliki masa tubuh besar sangat sesuai melakukan olahraga yang tidak banyak menuntut perubahan gerak, kelincahan, dan kecepatan. Begitu juga sebaliknya seseorang yang memiliki masa tubuh ringan lebih cocok melakukan olahraga yang menuntut perubahan gerak, kelincahan dan kecepatan. Dalam lompat jauh gaya jongkok juga dibutuhkan kecepatan, kelincahan dan koordinasi yang baik antara lengan dan kaki, jadi seorang pelompat jauh harus memiliki bentuk atau ukuran tubuh yang atletis dengan massa yang ringan agar dapat berlari cepat dan dapat melompat dengan jauh. b) Tinggi badan Tinggi badan merupakan bagian yang sangat menentukan dalam prestasi olahraga. Seseorang yang memiliki tinggi badan lebih, biasanya akan memiliki tungkai yang panjang pula. Orang yang memiliki tungkai yang panjang akan dapat menghasilkan jangkauan langkah yang panjang pula dan akan dapat berlari dengan cepat. Dalam lompat jauh, seorang pelompat juga harus memiliki tungkai yang panjang agar dapat berlari dengan cepat dan dapat melompat dengan jauh. 22

B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian Y. Bambang Purwanto (2001), yang berjudul Perbedaan Kekuatan Otot dan Kelenturan Tubuh bagi Murid Sekolah Dasar Putra dan Putri di Pedesaan dan di Kota. Hasil penelitian membuktikan adanya perbedaan kekuatan otot antara siswa yang berada di pedesaan dengan siswa yang berada di perkotaan. Siswa yang berada di pedesaan mempunyai kekuatan otot yang lebih baik dibanding dengan siswa perkotaan. 2. Penelitian Sardjono (1990) yang berjudul Perbedaan Kekuatan Otot Antara Siswa Putra dan Putri Kelas VI Sekolah Dasar. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada perbedaan kekuatan otot antara siswa putra dengan siswa putri dimana siswa putra lebih kuat dari siswa putri pada otot sekitar bahu dan otot lengan. C. Kerangka Berfikir Kemampuan adalah yang mendasari terbentuknya keterampilan dalam bergerak (motorik) dalam diri seseorang. Kemampuan yang berasal dari dalam seseorang yang bersifat relatif abadi dan menetap. Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang adalah kemampuan melompat. Setiap individu memiliki kemampuan melompat yang berbeda-beda meskipun memiliki umur dan berat badan yang sama. Banyak faktor yang mendasari terbentuknya kemampuan melompat, di antaranya adalah jenis kelamin, gizi, motivasi, kebiasaan sehari-hari, faktor latihan, dan lain-lain. 23

Jika diamati dari faktor jenis kelamin kemampuan koordinasi gerak secara umum antara laki-laki dengan perempuan tidak berbeda sampai umur 11 tahun, tetapi bila dibandingkan dari aspek motivasi gerak, tingkat latihan, kekuatan dan struktur otot bisa dijumpai adanya perbedaan. Perbedaan masa pertumbuhan antara laki-laki dengan perempuan khususnya kelas III dan IV SD dibedakan pada umur antara 9 sampai dengan 11 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki pertumbuhan tercepat pada masa anak umur 10 sampai dengan 11 tahun. Peningkatan tercepat di mana anak perempuan lebih cepat 2 tahun dari pada anak laki-laki (www.wordpres.com). Sejalan dengan kecenderungan umum dimana anak perempuan secara fisik dan fisiologis mencapai kematangan awal kurang lebih 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-laki. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin membuktikan bahwa apakah ada perbedaan kemampuan fisiologis dan motorik antara siswa putra dengan siswa putri SD Negeri Bandarsedayu Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. 24