BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kawasan penambangan kapur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 23 April Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat merupakan salah satu mata

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

Kata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.

KAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA. Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Lama Bekerja dengan Kapasitas Vital Paru pada Operator SPBU Sampangan Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Hulawa Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit paru (Suma mur, 2011). Penurunan fungsi paru

III. METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan

BAB III. METODE PENELITIAN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG

Novie E. Mauliku. (Kata Kunci : lama kerja, APD (masker), Kapsitas Vital Paksa paru). Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 70

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik

BAB 1 : PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek

Kata Kunci : Umur, Masa Kerja, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru

JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 11, Issue 1: (2013) ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PLTD) Telaga. Pemilihan lokasi bertujuan untuk melihat dampak sumber

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA PENGGILINGAN BATU PT.SINAR KARYA CAHAYA TAHUN 2013 DI DESA BOTUBULOWE KECAMATAN DUNGALIYO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


BAB III METODE PENELITIAN

Suparjan Petasule NIM Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempelajari dinamika korelasi antara variabel bebas dan variabel

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja di tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel paparan getaran mekanis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. udara termasuk oksigen. Secara alamiah paru-paru orang yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI DAERAH CARGO PERMAI, KABUPATEN BADUNG, BALI

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

Disusun Oleh : MAULANI SEPTYANINGRUM J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT BATU BATA DI KELURAHAN PENGGARON KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan. penderita asma yang mengikuti senam asma.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Variable bebas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

BAB 1. Pendahuluan. Faktor perinatal menjadi faktor risiko gangguan respiratorik kronis masa

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Peneitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kawasan penambangan kapur sederhana Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat. Adapun alasan pengambilan lokasi di penambangan kapur ini dilihat dari kondisi lingkungan kerja yang bisa saja dipengaruhi oleh paparan debu sehingganya mempengaruhi kualitas udara di lingkungan kerja penambangan kapur yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan pekerja tambang kapur sederhana yang berada di Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 April - 6 Mei Tahun 2013. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan studi Cross Sectional yakni suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Pada intinya penelitian ini mengukur variabel dependen dan variabel independen pada saat yang sama. 53

54 Gambar 1.4 Desain Penelitian 35 Responden 35 Responden Total Sampling Paparan Debu Masa Kerja Kondisi Kapasitas Paru Adapun penjelasan dari skema desain penelitian ini menerangkan bahwa total sampel yang di ambil sejumlah 35 responden dengan tehnik pengambilan total sampling yang kemudian dilihat dari dua indikator penelitian terdiri dari paparan debu dan masa kerja terhadap kondisi kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat. 3.3 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi beberapa hal yang menyangkut paparan debu dan masa kerja terhadap kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional. 1. Variabel Independent (Variabel Bebas) Yang termasuk dalam variabel ini adalah : a. Paparan Debu b. Masa kerja

55 2. Variabel terikat Variabel Dependent (Variabel Terikat) Yang termasuk dalam variabel ini adalah kondisi kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional. 3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif A. Paparan debu adalah suatu keadaan dimana seseorang berada dalam lingkungan yang selalu terpapar dengan debu khususnya yang berada di kawasan yang tingkat keterpaparannya tinggi serta di pengaruhi oleh aktivitas pekerja yang selalu bernaung dengan debu. Adapun yang diteliti dalam paparan debu ini yakni mengamati kadar debu yang ada di lingkungan kerja, melihat lama paparan dalam jam kerja selama 1 hari serta melihat penggunaan APD (masker) pada pekerja tambang kapur tradisional. 1. Kadar debu yang ada dilokasi penelitian akan diketahui dengan melakukan pengukuran dan dianalisis secara konversi artinya hasil awal pengukuran di olah secara perhitungan sederhana, dengan memperhatikan juga faktor yang mempengaruhi diantaranya tingkat kelembaban dan suhu yang ada dilingkungan kerja kawasan penambangan kapur tradisional. Kriteria Objektif : a. Kadar debu yang sesuai baku mutu : 230 µg/nm 3 Kadar debu yang melebihi baku mutu : > 230 µg/nm 3 (PP. No.41 Tahun 1999).

56 b. Kelembaban yang disyaratkan: 40% - 60% c. Suhu yang disyaratkan : 18 28 0 C (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002). 2. Lama paparan adalah lamanya seseorang berada dalam lingkungan kerja dalam sehari dengan satuan jam/hari. Kriteria Objektif : a. Pekerja dengan jam kerja normal yaitu 8 jam/hari b. Pekerja dengan jam kerja diatas normal yaitu > 8 jam/hari (Suma mur, 1996). 3. Penggunaan APD masker adalah keadaan dimana seseorang memiliki kesadaran untuk melindungi diri dari bahaya yang ada dilingkungan kerja. Kebiasaan menggunakan APD (masker) bisa dilihat dengan melakukan observasi langsung dilapangan tanpa menggunakan kuisioner. Kriteria Objektif : a. Pekerja yang menggunakan APD (masker) b. Pekerja yang tidak menggunakan APD (masker) (Anizar, 2009). B. Masa kerja adalah keadaan dimana seseorang berada dalam kategori berikut ini :

57 1. Orientasi pada masa kerja baru berkisar antara < 5 tahun 2. Orientasi pada masa kerja lama berkisar antara 5 tahun (Ahmadi dalam Yulaekah, 2007). C. Kapasitas paru berfungsi untuk menampung respirasi. Penurunan fungsi paru dapat terjadi secara bertahap dan bersifat kronis tergantung pada lamanya seseorang bekerja pada lingkungan yang berdebu. Kapasitas paru merupakan suatu keadaan dimana seseorang tingkat ataupun kondisi parunya tidak dalam keadaan normal/ terjadinya penurunan fungsi paru. Kriteria Objektif : 1. Kriteria kapasitas paru tidak normal, apabila : Obstructive : FEV1 < 80% Restructive : FVC < 70% Combination: FVC < 70% dan FEV 1 < 80% 2. Kriteria kapasitas paru normal, apabila : FVC 70% dan FEV 1 80% Rasio FEV 1 / FVC : 75-80% (Yulaekah, 2007). 3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu diambil jumlah total pekerja tambang kapur tradisional yang masih aktif dengan jumlah 35 orang.

58 3.5.2 Sampel Dalam penelitian ini jumlah sampelnya adalah 35 orang dan bersedia menjadi responden. Adapun Teknik pengambilan sampel yang digunakan yakni Teknik total sampling dimana dari total jumlah populasi dijadikan sebagai sampel. 3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data Penelitian 1. Data Primer Data primer didapatkan langsung dari : a. Hasil wawancara (Interview) dengan menggunakan lembar kuisioner dalam rangka mendapatkan data hasil observasi awal. b. Hasil pengukuran kadar debu di kawasan penambangan kapur tradisional Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat dilakukan pada saat bekerja. c. Pengukuran kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional yang di jadikan sebagai sampel pada penelitian ini. 2. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap dari data primer yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian ini. misalnya data yang diperoleh dari kelurahan setempat mengenai data penambang batu kapur.

59 3.6.2 Instrumen Penelitian a. Environmental Particle Air Monitor EPAM-5000 Adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kadar debu atau Total Suspended Partikulat (TSP) dilingkungan kerja kawasan penambangan kapur tradisional. Adapun cara kerja alat Environmental Particle Air Monitor EPAM- 5000 adalah sebagai berikut : Prosedur Kerja : 1) Hubungkan alat dengan sumber listrik 2) Hidupkan alat dengan menekan tombol ON. 3) Pasangkan inlet partikulat material (sensor) pada alat, sesuai dengan jenis pengukuran yang dipilih. 4) Masuk ke menu Special Function, tekan Enter 5) Masuk ke pilihan Sistem Options, tekan Enter 6) Masuk ke pilihan Extended Options, tekan Enter 7) Masuk ke pilihan Size Select, dan pilih arah panah bawa atau atas untuk memilih jenis pengukuran yang akan digunakan,tekan Enter 8) Masuk ke pilihan Run, tekan Enter 9) Masuk ke pilihan Continue, tekan Enter 10) Lakukan pengukuran dan lihat hasil pada rekaman alat (nilai Average). 11) Hasil dalam satuan mg/nm3 dikonversi dalam satuan µg/nm3 (BTKL-PPM Manado, 2012).

60 b. Spirometer Adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kondisi kapasitas paru pekerja tambang kapur tradisional. Spirometer merupakan alat pengukuran faal paru. Dengan pemeriksaan spirometri dapat diketahui semua volume paru kecuali volume residu, semua kapasitas paru kecuali kapasitas paru yang mengandung komponen volume residu. Pengukuran kapasitas paru menggunakan Spirometer merk Spirometer Tkk 11510 dan Mouthpiece, dengan prosedur kerja sebagai berikut : 1) Alat dan bahan a) Spirometer b) Microtoise untuk mrngukur tinggi badan c) Stop watch 2) Cara kerja a) Mempersiapkan alat dan mengecek segala fungsinya secara seksama b) Mengukur tinggi badan responden c) Jika tinggi badan responden sudah diketahui hidupkan spirometer digital TKK 11510 dengan menekan tombol ON disamping kanan alat. d) Menekan symbol jenis kelamin laki-laki yang terdapat di alat e) Menekan tombol CHECK untuk memindahkan konsentrasi alat ke umur responden sehingga jika angka dilayar spirometer

61 sudah terletak pada symbol age maka masukkan umur responden. f) Menekan tombol CHEK untuk memindahkan konsentrai alat ke tinggi badan responden sehingga jika angka dilayar spirometer sudah terletak pada symbol hight maka masukkan tinggi badan responden. g) Menekan tombol CHEK sehingga muncul Nilai FVC responden sesuai dengan jenis kelamin dan tinggi bandan akan tetapi hal tersebut belum merupakan hasil akhirnya tetapi merupakan gambaran FVC yang harus dicapai oleh responden yang telah disesuaikan berdasarkan jenis kelamin dan tingi badan tersebut. h) Sebelum dimulai pengukuran, latihan bernafas terlebih dahulu, bernafas melalui mulut sebanyak 3-4 kali, kemudian menarik nafas sampai penuh dan menghembuskan sekuat tenaga, mengulang sebanyak 3 kali. i) Pasangkan mounthpiece kemudian responden menarik nafas kuat dan menghembuskan secara cepat pula hingga berbunyi TIT pada alat j) Muncul hasil FVC (volume udara maksimum yang dapat dimasukkan dalam paru-paru, dan secara paksa serta cepat mengeluarkannya semaksimum mungkin ). k) Untuk langkah selanjutnya tetap menggunakan cara yang sama akan tetapi pada saat responden menghembuskan nafas kuat

62 3.7 Teknik Analisis Data pada satu detik pertama dihitung menggunakan stopwatch hasilnya dicatat dan itulah hasil dari FEV1( adalah besarnya volume udara yang dikeluarkan dalam satu detik pertama) responden (Lab. Olahraga FIKK, 2012). Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS yang kemudian akan dianalisis secara deskriptif. Dalam analisis data akan dilakukan beberapa analisa yaitu : 1. Analisis univariat Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2010). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Uji statistik yang digunakan untuk membantu analisis adalah uji Fisher s Exact Test. Hasil uji fisher dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel X dan Y yang bermakna secara statistik (Handoko, 2010). P=!!!!!!!!! (Chandra, 2009).