BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BUDI ISWANTO SOPIING NURHAYATI LIPUTO MIRDAYANI PAUWENI JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN ABSTRAK

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola

HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Tenis. tunggal) dan dimainkan oleh empat orang (untuk ganda) kadang orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN KETEPATAN FORE HAND, BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

SUKSES MELATIH KETERAMPILAN DASAR PERMAINAN TENIS MEJA DAN PENILAIAN

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Tenis meja atau sering di sebut dengan ping pong merupakan sebuah merek

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

BAB II KAJIAN TEOROTIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah ( kusus anak laki-laki ), untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: INDRA NIM. A1D PROGAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Syamsul Ma Arif, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

TINGKAT KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DRIVE

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Menurut Nitisemito (dalam jurnal 2010), mendefinisikan latihan atau training

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. satu permainan bola kecil yang sangat sulit untuk dilakukan.karena itu untuk

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat permainan tenis meja Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan ping pong sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan raket, namun raket bola ping pong terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut bat (baca bet). Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Menurut Sutarmin (2007: 4) sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum perang dunia ke II para tokoh petinis meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat. Permainan tenis meja merupakan permainan yang sangat unik dan bersifat kreatif, sehingga permainan tenis meja banyak digemari oleh sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia baik oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa. pada tahun 1952 didirikan federasi tenis meja di negara-negara Asia dengan nama table tennis federation of asia. Bermain tenis meja, yaitu suatu kemampuan menerapkan berbagai kemampuan dan keterampilan teknik, fisik dan psikis dalam suatu permainan tenis meja. Menurut Sutarmin (2007: 14) Dalam permainan tenis meja, teknik-teknik khusus sering kali membedakan cara bermain seorang pemain dengan pemain lainnya. Teknik-teknik tersebut meliputi teknik

dasar seperti memegang bet, juga teknik lanjutan seperti memukul bola, menerima dan melakukan smash. Permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan perlengkapannya serta raket dan bola sebagai alatnya. permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (servis), yaitu bola dipantulkan di meja sendiri lalu melewati atas net lalu memantul di meja lawan, kemudian bola tersebut di pukul melalui atas net harus memantul ke meja lawan sampai meja lawan tidak bisa mengembalikan dengan sempurna. Pemain berusaha untuk mematikan pukulan lawan agar memperoleh angka dari pukulannya. Menurut A. M. Bandi Utama, R. Sunardiyanto, dan Soni Nopembri (2004: 5), pada dasarnya bermain tenis meja adalah kemampuan menerapkan berbagai kemampuan dan keterampilan teknik, fisik, dan psikis dalam suatu permainan tenis meja. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tenis meja adalah permainan yang menggunakan meja untuk memantulkan bola yang dipukul oleh seseorang pemain dengan menggunakan bola kecil yang harus mampu melewati atau menyeberangkan bola dan mengembalikan bola ke daerah lawan setelah memantul di daerah permainan sendiri. Sehubungan dengan hal itu, diperlukan keterampilan dasar yang baik dan benar selain didukung dengan faktor-faktor lainnya. Menurut A. M.bandi Utama (2004: 2) keterampilan permainan tenis meja antara lain: pegangan (grip), sikap atau posisi bermain (stance) jenisjenis pukuan (stroke), kerja kaki (footwork). Berikut ini sarana dan prasarana permainan tenis meja: Bets Bola ping-pong Net Sepatu dan Pakaian Meja (Sumber, http./www.com/ping- pong /12/1/2012)

2.1.2 Hakikat Pukulan Servis Forhand Service adalah suatu pukulan yang dilakukan untuk memulai atau membuka permainan dengan tiap bagian alat pemukul memulai bagian atas net, setelah bola dilambungkan pada daerah service. Dapat pula ditambahkan bahwa service merupakan tindakan pertama dalam permainan tenis meja dan juga sebagai serangan pertama kali bagi pemain yang melakukan service yang sukar atau sulit diterima oleh pihak lawan dapatlah dipakai suatu senjata untuk mengadakan suatu serangan. Dalam permainan tenis meja ada dua macam servis yaitu (1) servis forehand, dan (2) servis backhand. Servis forehand adalah servis yang dilakukan dengan bagian depan bet/raket, di sebelah kanan badan bagi seorang pemain yang memegang bet dengan tangan kanan atau sebelah kiri badan bagi seorang pemain kidal. Servis backhand adalah Servis yang dilakukan dengan menggunakan bagian belakang kepala bet/raket. Tehnik Servis Forehand dan Tehnik Backhand Apabila bet/raket dengan meja membentuk sudut 900, maka posisi bet tersebut tegak lurus. Jika sudutnya lebih kecil 900, maka kedudukan bet tersebut tertutup. Sedangkan jika dudutnya lebih besar dari 900, maka kedudukan bet tersebut terbuka. (Sumarno dkk, 1993 : 358). Adapun cara melakukan service forehand dan service backhand adalah sebagai berikut: 1. Tehnik Servis Forehand Posisi Kaki, Service forehand memiliki sikap dasar badan agak condong ke arah meja, dengan pengertian bahwa kaki kiri berada di depan, (bagi yang tidak kidal). Posisi Lengan, Lengan atas membentuk sudut kecil dengan tubuh lengan bahwa mengarah ke bawah.

Posisi Bet, Saat melakukan service bet terbuka, maksud dari bet terbuka adalah waktu perkenaan bola posisi bagian depan bet menghadap ke depan. Gerakan service dilakukan dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri, dari belakang ke depan. Lengan bawah mengkhiri gerakanya di depan dahi. Jadi selama melakukan pukulan lengan bawah membentuk sudut lebih kecil. 2. Tehnik Servis Backhand Sikap Posisi Kaki, Kedua kaki berdiri paralel dengan meja. Sikap Lengan, Lengan mengarah ke depan, lengan bawah membentuk sudut yang lebih besar. Tangan yang memegang bet lebih dekat dengan tubuh dari pada siku. Posisi Bet, Selama melakukan service bet terbuka. Pada waktu melakukan service posisi bagian depan bet menghadap ke depan. Gerakan Service, Gerakan service dilakukan dari belakang ke depan, dari kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah. Pengembalian Bola, Dalam usaha mengembalikan bola pada dasarnya adalah tidak memberikan kesempatan pada para pemain untuk mematikan bola tersebut. Selain dari kedua dasar dan gerakan service yang disebutkan di atas maka terdapat beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan dalam melakukan service forehand dan service backhand diantaranya yaitu : 1. Pandangan 2. Melempar bola ke atas 3. Ayunan bet pada saat memukul bola 4. Saat perkenaan (inpact) bola dengan bet 5. Sikap lanjut atau akhir

Penganalisaan gerakan tersebut perlu sekali dikuasai oleh setiap pemain apabila menginginkan penyajian servis berhasil dengan baik. Adapun penjelasan masing-masing sabagai dasar dan gerakan tersebut adalah sebagai berikut : 1)Pandangan Pada pelaksanaan service kita hendaknya melihat arah bola lambung karena kita menginginkan bola yang dipukul dapat melambung dengan baik dan akurat. Setelah kita mengarahkan pandangan ke bola selanjutnya arah pandangan beralih ke sasaran yang kita kehendaki/tuju. Dengan melakukan hal tersebut berarti kita juga telah melakukan service perlu kosentrasi dengan baik. Service merupakan serangan pertama di dalam permainan tenis meja sebab dengan service yang baik serta pandangan dimana kita mengetahui tempat-tempat yang sulit dikembalikan oleh pihak lawan akan menghasilkan nilai (point). 2).Melempar bola keatas Melempar bola ke atas dalam setiap jenis service merupakan syarat yang terpenting di dalam peraturan tenis meja. Bola yang tidak dilambungkan akan dianggap tidak syah atau servis gagal, karena melempar bola merupakan tahapan pertama yang selanjutnya disusun dengan memukul bola. Gerakan melempar bola ini sangat perlu diperhatikan karena apabila kita melakukan lemparan tidak sempurna akan mengakibatkan hasil pukulan tidak mengenai sasaran/gagal melambung bola. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak kita inginkan lemparan harus dilakukan secara baik yaitu : bola diletakkan pada tangan (telapak) tangan kiri dengan jari-jari tertutup kecuali ibu jari dan bola dilambungkan ke atas dengan sudut tidak boleh lebih dari 45O dari garis vertikal baru kemudian dipukul. 3) Ayunkan tangan pada saat memukul bola Ayunan tangan yang baik sangat diperlukan sekali di dalam menyajikan service, karena ayunan tangan merupakan gerakan awal untuk memukul maupun untuk menentukan sasaran

yang tepat untuk mendapatkan hasil yang baik di dalam penyajian servis, ayunan tangan (bet) dan lambung bola harus tepat dan terkoordinasikan. Cara melakukannya adalah sebagai berikut : mula-mula ambil sikap berdiri menyamping dan badan condong ke depan, sedangkan bet dipegang tepat dibelakang dan di bawah bola yang tidak bergerak dengan daunya terangkat ke atas. Lemparan bola dari telapak tangan yang bebas ke atas ambil serentak mengayunkan bet ke depan dan ke atas untuk meyikat bagian atas bola. 4) Saat perkenaan(inpact)bola dengan bet Bersamaan dengan turunnya bola dari ketinggian, saat itulah perkenaan bola dengan bet. Pada saat bet menempel atau membentur bola, komponen ke depan lebih besar dari komponen ke atas, agar bola berjalan menuju ke depan dan keras. 5).Gerakan lanjut/akhir Setelah perkenaan bola teruskan gerakan lengan ke depan samping berhenti di depan kiri atau di depan dahi jadi gerakan lanjut ini yang mengangkat bola untuk melewati jaring dan selanjutnya memantul pada meja lawan. 2.1.3 Teknik Dasar Dalam Permainan Tenis Meja a. Pegangan (grip) Teknik memegang bet merupakan langkah awal yang paling penting dalam belajar tenis meja. Apabila sejak awal cara memegang bet sudah salah, maka pemain tersebut akan kesulitan dalam mempelajari teknik permainan selanjutnya. Menurut Sutarmin (2007:15) kualitas permainan tenis meja juga dipengaruhi oleh teknik memegang raket atau bet. Oleh

karena itu, setiap pemain tenis meja harus menguasai teknik dasar memegang bet. Adapun macam-macam teknik memegang bet adalah sebagai berikut : Shakehand grip dan penholder grip. 1) Shakehand grip Shakehand grip adalah cara memegang bet yang paling terkenal di dunia. Cara ini memberi kesempatan untuk bermain dengan baik terlebih lagi dalam melakukan pukulan backhand. Teknik memegang bet shakehand grip seperti orang melakukan jabat tangan. Teknik ini sangat digemari oleh atlet-atlet tenis meja di negara-negara Eropa, karena sifatnya multiguna. Dengan teknik ini, pemain dapat menggunakan kedua sisi bet sehingga mudah memukul bola, baik secara forehand maupun backhand. Cara memegang bet shakehand grip menurut Larry Hodges (2007:15), yaitu; Dengan bidang bet yang tegak lurus dengan lantai, pegangan berseakan-akan anda sedang bersalaman, Luruskan jari telunjuk anda di bagian bawah bidang permukaan bet dengan ibu jari di permukaan bet lainnya. Ibu jari harus sedikit ditekuk dan lemas agar kuku ibu jari tegak lurus dengan permukaan bet yang akan digunakan untuk memukul (bagian dari ibu jari dan telunjuk jari harus berada di dekat bagian bawah dan tidak melintang ke arah atas bet. Ibu jari tidak boleh terlalu merapat bet. Walaupun beberapa pemain melakukannya saat memukul backhand dan mengayun bet ke belakang untuk memukul forehand).

Gambar 1. Pegangan Shakehand Grip (Larry Hodges 2007: 16) Pada kedua versi grip tersebut, bet dipegang antara tiga jari di bagian belakang serta ibu jari dan telunjuk di bagian depan. Ketiga jari di bagian belakang memberikan penahan pada bet saat melakukan pukulan. Adapun kelebihan dan kekurangan menggunakan pegangan Shakehands grip menurut Larry Hodges (2007: 15) adalah sebagai berikut: a) Kelebihan dari Pegangan shakehands grip : 1) Pegangan yang paling multiguna. 2) Satu-satunya pegangan yang memungkinkan melakukan pukulan backhand memutar. 3) Pegangan yang paling baik untuk pukulan backhand.. 4) Pegangan yang paling baik untuk bermain jauh dari meja. 5) Pegangan yang paling baik untuk permainan bertahan. 6) Dapat memuul dengan kuat ke sudut meja. b) Kekurangan dari pegangan shakehand grip : 1) Lemah menghadapi pukulan di tengah meja. 2) Sulit untuk menggunakan pergelangan tangan pada beberapa pukulan.

2) Penholder grip Penholder grip merupakan teknik memegang bet nomor 2 (dua) di dunia. Cara ini paling baik untuk melakukan pukulan forehand, tetapi sulit untuk melakukan pukulan backhand. Pemain yang menggunakan pegangan penhold grip mempunyai pergerakan kaki yang cepat, yang membuat dia mampu bermain dengan banyak melakukan pukulan forehand. Adapun teknik pegangan bet dengan penhold grip menurut Larry Hodges (2007: 18) sebagai berikut: a) Pegang bet mengarah ke bawah tangan, pegangan mengarah ke atas (pegangan bet tepat di mana pegangan menyatu dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk). Cara ini sama dengan memegang pena. b) Anda dapat saja menekukkan tangan yang lainnya pada sisi bet yang lainnya atau pegangan gaya China atau memasukkannya mengarah ke bagian bawah bet dengan jari yang diharapkan (penhold grip gaya Korea). Kelebihan dan kekurangan dari pegangan penhold grip menurut Larry Hodges (2007: 18) adalah sebagai berikut: a) Kelebihan dari pegangan penholder grip: 1) Sangat baik untuk melakukan pukulan forehand. 2) Pukulan backhand yang cepat. 3) Mudah menggunakan pergelangan tangan pada setiap pukulan khususnya pada saat melakukan servis. 4) Tidak ada kelemahan bermain di tengah meja. b) Kelemahan dari pegangan penholder grip: 1) Pukulan backhand kadang-kadang tersendat dan lebih terbatas.

2) Tidak baik untuk melakukan pukulan bertahan kecuali pukulan block. 3) Pukulan backhand yang jauh dari meja menjadi lemah. Gambar 2. Pegangan Penholder Grip (Larry Hodges 2007: 18) b. Sikap atau Posisi Bermain Stance di sini berarti posisi kaki, badan, dan tangan. Pada saat siap digunakan bola atau pada saat memukul bola. Menurut Larry Hodges (2007: 34) seorang pemain tenis meja yang top berdiri dengan kaki menapak dan badan dibungkukkan dan bersiap untuk melakukan pukulan forehand yang kuat. Ia dapat saja memukul pukulan yang lemah atau mendatar ke arah wajahnya. Hal yang sama juga berlaku dalam tenis meja seseorang pemain tidak dapat melakukan pukulan yang keras kecuali pemain tersebut berada pada posisi siap. Kebanyakan pemain berdiri menghadap endline (yakni, kaki mereka mengarah tegak lurus dengan garis di ujung meja yang disebut endline). Posisi ini tepat untuk pemain yang mengandalkan pukulan backhand, tetapi hampir semua pemain kelas atas, baik yang mengandalkan backhand maupun forehand, bagi mereka posisi siap yang sempurna adalah dengan kaki kanan diletakkan sedikit di belakang, tapi tubuh tetap menghadap meja atau datangnya arah bola. Ini menempatkan kita pada posisi yang baik untuk melakukan pukulan forehand maupun backhand. Berat badan kita harus bertumpu bgian dalam jantung kaki anda, yang dibagi dengan rata. Usahakan agar tumit tidak menyentuh lantai. Lutut harus ditekukkan, dengan badan yang sedikit dicondongkan. Semakin tinggi badan kita, semakin

perlu untuk menekukan lutut. Ini membuat tubuh kita memendek dan memungkinkan kita untuk memutar dengan segala arah dengan sangat cepat. Bet kita harus di arahkan ke arah lawan, dengan demikian kita dapat bergerak kedua arah dengan cepat dan seimbang. Gunakan tangan yang bebas sebagai penyeimbang, jangan biarkan tangan itu tergantung saja. Jaga agar pergelangan tangan tetap berada di atas siku setiap saat. Gambar 3. Posisi Siap (Larry Hodges 2007:34) c. Jenis Pukulan (Stroke) Teknik pukulan merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan tenis meja di samping teknik dasar yang lain yang harus dikuasai oleh pemain tenis meja. Pukulan (stroke) dalam permainan tenis meja ada berbagai teknik pukulan menurut Sutarmin (2007: 27) antara lain: 1) drive adalah pukulan yang dilakukan dengan cara bola di pukul dengan gerakan dari bawah serong ke atas. Posisi bet dalam keadaan tertutup. Pukulan ini dapat dilakukan untuk menyerang lawan dan mengontrol bola, pukulan drive juga dapat dilakukan secara forehand maupun backhand. 2) push adalah pukulan dilakukan dengan cara bola didorong dengan bet dan posisi bet terbuka. Pada waktu melakukan pukulan push tubuh harus dalam posisi berdiri dengan sempurna. Pukulan push dapat dilakukan secara forehand maupun backhand.

3) chop adalah pukulan yang dilakukan dengan cara seperti menebang pohon, tangan yang memegang bet berada di atasbola yang akan dipukul. Bet dikenakan bola bagian belakang dan arah pukulan ke bawah. Pukulan chop dapat dilakukan secara forehand maupun backhand. 4) block adalah pukulan yang dilakukan dengan cara bola ditutup dengan bet. Usahakan bola yang diblock harus kembali ke meja lawan. Block biasanya digunakan ketika lawan menggunakan pukulan spin. Block dapat dilakukan secara forehand maupun backhand. d. Kerja Kaki (Foot Work) Footwork adalah kemampuan bergerak untuk melakukan pukulan. Menurut Sutarmin (2007: 20) setiap atlet tenis meja yang ingin bermain dengan baik harus didukung dengan gerakan lincah dan cepat mengikuti bola yang akan dipukul. Gerakan kaki yang lincah dan cepat dapat membantu pemain mengatasi pukulan dari lawan. 2.1.4. Pengertian Ketepatan Ketepatan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dengan standar terhadap obyek yang akan dikehendaki. Untuk mencapainya seseorang harus berkonsentrasi penuh agar hasil yang diperoleh sesuai dengan perkiraan awal. Menurut Suharno HP (1983 : 35), Ketepatan adalah kemampuan mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapat target yang diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan keinginan seseorang untuk memberi arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan antara lain tingkat kesulitan, pengalaman keterampilan sebelumnya, jenis keterampilan, perasana dan kemampuan

mengantisipasi gerak (Sukadiyanto, 1996:102dan 104). Selanjutnya hal ini mempengaruhi ketepatan menurut Suharno HP (1983 : 36), Bahwa faktor-faktor penentu ketepatan adalah sebagai berikut: a. Koordinasi tinggi ketepatan baik b. Besar kecilnya sasaran c. Ketajaman indera d. Jauh dekatnya jarak sasaran e. Penguasaan teknik f. Cepat lambatnya gerakan g. Feeling dari atlit dan ketelitian h. Kuat lemahnya suatu gerakan Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketepatan adalah kemampuan dalam melakukan gerak kearah sasaran tertentu dengan melibatkan beberapa faktor pendukung seperti indera, bagian tubuh, penguasaan teknik sebelumnya yang dilakukan secara bersamaan dan terkoordinasi dengan baik dalam mencapai tujuan yang diraih sesuai rencana semula. 2.1.5. Ketepatan Pukulan Servis Forehand Dalam permainan tenis meja ketepatan sasaran merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam bermain. Menurut Suharno HP (1983 : 35), Ketepatan adalah kemampuan mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Ketepatan dalam bermain tenis meja adalah bagaimana seorang pemain mampu melakukan pukulan sesuai dengan sasaran yang di tuju. Dalam permainan tenis meja untuk mendapatkan sekor seorang pemain harus mampu menempatkan bola jauh dari jangkauan lawan, sehingga lawan akan kesulitan dalam mengembalikan bola. Pukulan servis forehand merupakan pukulan awal

untuk memulai suatu pertandingan dan juga pukulan yang sangat kuat karena tubuh tidak menghalangi saat mengayunkan tangan ke belakang dan otot yang digunakan lebih kuat. Pukulan servis forehand adalah pukulan yang dilakukan dengan posisi telapak tangan yang memegang bet menghadap ke depan dan setiap pukulan yang dilakukan dengan bet gerakan ke arah kanan, sedangkan ke kiri bagi pemain yang menggunakan tangan kiri. Pukulan servis forehand dikatakan efektif apabila hasil pukulanya tepat sesuai dengan yang di tuju. Menurut Tomoliyus (2012:3) Sasaran servis forehand yang efektif adalah daerah sudut lapang tenis meja sebelah kanan dan kiri pemain lawan. Oleh karena itu, seorang pemain tenis meja hendaknya memiliki kemampuan ketepatan pukulan servis forehand ke arah sudut lapang tenis meja sebelah kanan dan kiri meja. Jadi dari kesimpulan diatas, ketepatan pukulan servis forehand adalah kemampuan memukul bola dengan posisi telapak tangan yang memegang bet menghadap ke depan yang diperoleh dengan melakukan raly forehand drive diagonal yang diberi sasaran tanda meja/table marking yang diberi point atau skor. 2.1.6 Hakikat Latihan Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulangulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan secara intensitas latihannya (Harsono dalam Hadjarati, 2010:126) salah satu unsur penting dalam latihan adalah berulang ulang. Latihan dapat meningkatkan efisiensi beberapa organ tubuh yang terlatih dalam pelaksanaan latihan tersebut(fox dan Matheuse dalam Djama 2009: 8). Latihan fisik yang dilakukan secara berencana dengan tujuan untuk membina kemampuan fisik dan dapat memenuhi segala tuntutan dalam setiap cabang olahraga. Siswa atau atlit tidak hanya mempersiapkan kondisi fisik yang baik bagi pelaksanaan tugas seharihari namun yang lebih penting adalah untuk melatih kekuatan demi tercapainya suatu

prestasi. Latihan mempunyai sasaran yang peninkatan suatu tubuh melakukan gerakan sesuai sasaran. Program latihan harus disusun secara teliti dan dilaksanakan secara teratur sesuai dengan prinsip prinsip latihan. Program latihan akan memerlukan waktu yang relative cukup panjang sehingga jadwal latihan perlu dibagi bagi menjadi beberapa tahap atau musim latihan. Sehingga di dalam setiap tahap dapat ditekankan pada suatu aspek tertentu. Pembagian tahap dalam program latihan biasa disebut periodisasi. Periodisasi latihan adalah suatu proses pembagian latihan dari rencana tahunan kedalam tahap yang lebih kecil. Pengertian Pelatihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori, praktek, metode dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai (Dr.Sukadianto, 2005). Pengertian latihan yang berasal dari kata excersice adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi organ tubuh manusia, sehingga dapat menyempurnakan geraknya. Tujuan utama dari latihan atau training adalah untuk membantu meningkatkan keterampilan olahraga semaksimal mungkin, dan untuk mencapai tujuan itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan yaitu, latihan fisik, teknik, taktik, dan mental. a. Latihan fisik, yaitu latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik. b. Latihan teknik, yaitu latihan yang bertujuan untuk mempermahir penguasaan keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga tertentu. c. Latihan taktik, yaitu latihan yang bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan daya tafsir pad atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga yang bersangkutan.

d. Latihan mental, yaitu Perkembangan fisik, teknik, dan taktik seseorang, tidak mungkin tercapai jika mental juga tidak berkembang. Latihan mental lebih menentukan pada kedewasaan serta perkembangan emosional, misalnya sikap sportivitas dan percaya diri. Menurut Jack H.Wilmore dan David L.Costil (1999 : 11 ). Bahwa dalam merancang suatu program latihan tahanan mula-mula yang harus dipikirkan adalah groupgroup otot yang akan dilatih, kemudian memilih jenis latihan yang sesuai untuk tiap latihan, pelaksanaan latihannya dirinci ke dalam set-set latihan, pengulangan-pengulangan latihan (repetisi) dan latihan tahanannya serta terdiri dari pos-pos latihan otot yang disesuaikan dengan jenis olahraganya. 2.1.7 Hakikat Latihan Dumbbell Wrist Curl Dalam permainan tenis meja, diperlukan kelincahan, kecepatan, flexibilitas, dan ketepatan(akuration). Akan tetapi kondisi fisik tersebut tetap harus ditunjang faktor kekuatan untuk dapat memperoleh kemampuan maksimal dalam gerakan keterampilan tenis meja yang dilakukan. Menurut Sajoto (2005:9-11), dalam latihan harus ada kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat di pisahkan begitu saja baik dalam peningkatan maupun pemeliharaan kondisi fisik. Komponen kondisi fisik itu meliputi: kekuatan(strenght), daya tahan(endurance), daya ledakotot(muscular power), kecepatan(speed), daya lentur(fleksi belity), kelincahan(agility), coordinasi(coordination), keseimbangan (balance),ketepatan(accu rasy). Sejalan dengan hal tersebut, mengenai pentingnya power, flexibilitas dan kelincahan Harsono (2002:200) menjelaskan bahwa: power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosif. Selanjutnya Harsono (2002:163) menjelaskan tentang pentingnya fleksibilitas sebagai berikut: fleksibilitas

penting sekali dalam hampir semua cabang olahraga, terutama cabang-cabang olahraga yang banyak menuntut gerak sendi. pentingnya kelincahan Harsono (2002:22) juga menjelaskan: dalam cabang olahraga perorangan pun seperti tinju, pencak silat, bulutangkis, tenis meja, dan sebagainya agilitas memegang peran yang sangat penting. Power menurut Harsono (2002:24) disebutkan bahwa: power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat, selanjutnya Fleksibilitas, menurut Harsono (2002:163) bahwa fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi, dan Kelincahan, menurut Harsono (2002:21) bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbnagan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Menurut Sajoto (2005:9-11) ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengenalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Selanjutnya menurut Suharno HP(1993:36) bahwa faktor-faktor penentu ketepatan salah satunya adalah kuat lemahnya suatu gerakan. Berdasarkan pendapat dan uraian di atas penulis menarik kesimpulan bahwa kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi pergelangan tangan memegang peranan penting untuk menghasilkan ketepatan, karena semakin lentuk pergelangan tangan semakin mudah seseorang menempatkan dan mengarahkan bola kemeja lawan, sehingga akan menghasilkan poin. Dan untuk melatih otot lengan dan persendian tangan perlu mengunakan Latihan Dumbbell wirst curl. Latiahan dumbbell wirst curl merupakan suatu jenis latihan beban untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot, salah satu otot yang dipengaruhi yaitu otot lengan dan persendian pergelangan tangan.

Gambar latihan dumbbell wrist curl : Sumber: Gambar. 1 Sumber: Gambar. 2 Jurnal (Dalam Out line Djama) 2009 Jurnal (Dalam Out line Djama) 2009 Latihan beban juga dapat meningkatkan koordinasi otot saraf dan densitas tulang (menghindari patah tulang). Latihan beban juga memberi sumbangan besar terhadap kehidupan.(baechle dan Earle 2007:1). Para ahli berpendapat bahwa perkembangan kekuatan otot akan lebih cepat apabila atlit berlatih sebanyak tiga set dengan 8-12 RM (repetisi maksimal) untuk setiap bentuk latihan. Kadang ketika melakukan latihan gerakan dasar, otot pendukung yang terlibat, yang biasanya merupakan otot yang lebih kecil dari otot utama, bisa lelah lebih dahulu sehingga gerakan harus berhenti padahal mungkin serat otot utamanya belum berlatih semua.( Santoso, 2007: 7) 2.2 Kerangka Berfikir Metode latihan (dumbbell wrist curl) merupakan salah satu unsur yang sangat penting di dalam meningkatkan keterampilan terutama pada pembinaan prestasi siswa, sebab dengan metode latihan dumbbell wrist curl memberikan pembiasaan sehingga akan terjadi kesempurnaan kordinasi gerak. Pada permainan tenis meja terutama dalam melatih servis forhand perlu suatu konsep atau metode yang akan memberikan peningkatan kualitas servis baik itu dari segi ketepatan mengarahkan bola dan fleksibilitas tangan saat memukul. Untuk itu latihan dumbbell wrist

curl merupakan metode latihan yang tepat didalam meningkatkan kualitas dalam servis forhand. Dengan melihat teori-teori yang di kemukakan di atas maka peneliti berpendapat bahwa program latihan dumbbell wrist curl merupakan suatu metode latihan didalam meningkatkan servis forhand pada permainan tenis meja, dan apabila di laksanakan secara baik dan sistematis maka di harapkan akan memberikan pengaruh terhadap servis forhand pada permainan tenis meja. 2.3 Pengajuan hipotesis Berdasarkan kerangkaberfikir maka hipotesis dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: Terdapat pengaruh latihan dumbbell wrist curl terhadap ketepatan pukulan servis forhand dalam permainan tenis meja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Gorontalo.