BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

SKRIPSI AUDIT KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI BANK BUKOPIN. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

IDENTIFIKASI PELUANG PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA BANGUNAN KOMERSIL DI GEDUNG MENARA RAJAWALI (27 LANTAI) TUGAS AKHIR

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

BAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

IDENTIFIKASI PELUANG PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA RS. DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN. 3.1 Rangkaian dan Peralatan Pengujian

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

COS PHI (COS φ) METER

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

Prosedur Energi Listrik

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

TRAFO. Induksi Timbal Balik

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Energi Listrik, Daya Listrik dan Tarif Listrik

TUGAS AKHIR. Audit Energi Untuk Pencapaian Efisiensi Penghematan Listrik Di Gedung Tower Universitas Mercu Buana

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB II. Landasan Teori

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA AKTIF, REAKTIF & NYATA

atau pengaman pada pelanggan.

ANALISIS EFISIENSI PEMAKAIAN DAYA LISTRIK DI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X. Oleh : ABSTRAK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Penggunaan energi secara boros dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

PENGARUH KAPASITOR BANK TERHADAP OUTPUT DARI GENERATOR INDUKSI 1 FASA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

Inpres No.10 Tahun 2005 tentang penghematan energi. Pelaksanaan audit energi untuk mengetahui penggunaan energi di Rumah sakit

Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Tegangan, Arus, Faktor Daya, dan Daya Aktif pada Beban Listrik di Minimarket

BAB III METODE PENELITIAN


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau usaha. Daya listrikbiasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

BAB III. Transformator

Transkripsi:

6 BAB II DASAR TEORI 2.1. AUDIT ENERGI Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk penghematan. Tujuan suatu audit adalah untuk mengungkapkan peluang - peluang yang ada bagi pengiritan energi atau ECOs ( Energi Conservation Opportunities), yang kemudian dianalisa untuk menentukan ECO mana saja yang di ikutsertakan dalam penghematan atau pengurangan energi. Beberapa istilah yang digunakan dalam pelaksanaan audit energi pada bangunan gedung, diantaranya : a. Konsumsi energi bangunan adalah besarnya energi yang dibangunkan oleh bangunan gedung dalam periode waktu tertentu dan merupakan perkalian antara daya terpakai dan waktu pemakaian. Secara teoritis dapat dijabarkan dalam persamaan berikut : K e = D t x W p (2.1) Dimana : K e = Konsumsi daya energi bangunan gedung (kwh). D t = Daya terpakai pada bangunan gedung (kw). W t = Waktu pemakaian(jam). b. Intensitas konsumsi energi bangunan gedung adalah pembagian antara konsumsi energi bangunan gedung dengan satuan luas total bangunan gedung, dan dapat dinyatakan dengan persamaan:

7 K e IKE = ---------- (2.2) L b Dimana : IKE = Intensitas konsumsi energi bangunan gedung (kwh/m 2 ) K e = Konsumsi energi bangunan gedung (kwh) L b = Luas total banguanan gedung (m 2 ) Sebagai target besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) listrik untuk indonesia, mengunakan hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN USAID pada tahun 1987 yang laporanya baru dikeluarkan pada tahun 1992 dengan rincian sebagai berikut : IKE untuk perkantoran (komersial ) = 240 Kwh/m 2 pertahun IKE untuk pusat belanja IKE untuk hotel /apartemen IKE Rumah sakit = 330 kwh/m 2 perthaun = 300 kwh/m 2 pertahun = 380 kwh/m 2 pertahun. c. Biaya energi listrik bangunan gedung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu bangunan gedung yang berkaitan dengan besarnya konsumsi energi listrik yang digunakan dalam periode waktu tertentu, yang dinyatakan dalam persamaan : B B e = --------- (2.3) K e Dimana : B e = Biaya energi listrik bangunan gedung (Rp/kWh). B = Biaya yang dikeluarkan oleh suatu bangunan gedung(rp)

8 K e = Konsumsi energi bangunan gedung (kwh). 2.2. PROSES AUDIT ENERGI. Pada intinya audit energi yang dilakukan terdiri atas dua bagian, yaitu : a. Audit energi awal. b. Audit energi terinci. Audit energi awal pada prinsipnya dapat dilakukan pemilik atau pengelola gedung yang bersangkutan berdasarkan pada data rekening pembayaran energi yang dikeluarkan dan luas bangunan. Disarankan IKE dari hasil audit energi awal disampaikan kepada asosiasi profesi atau instansi yang bersangkutan untuk dijadikan bahan informasi dan masukan dalam menetapkan nilai IKE yang baru. Proses audit energi yang disarankan dapat dilihat dalam gambar 2.1 :

9 Mulai Pengumpulan dan penyusunan data historis energi tahun sebelumnya Data historis energi tahun sebelumnya Menghitung Intensitas konsumsi energy ( IKE ) tahun sebelumnya Audit energi awal Periksa IKE > Target Penelitian dan pengukuran konsumsi energi Data konsumsi energi hasil Pengukuran Periksa IKE > Target Mengenali kemungkinan peluang hemat energy ( PHE ) Analisis PHE Audit energi Tidak ya Rinci Rekomendasi PHE tidak Implementasi Periksa IKE > Target Stop

10 Gambar 2.1. Proses audit energi listrik 2.3. WAKTU PEMAKAIAN DAYA LISTRIK. Pemakaian daya listrik dalam waktu 24 jam terbagi menjadi 2 ( dua ) jenis waktu pemakaian atau pembebanan, yaitu : a. WBP (waktu beban puncak) adalah waktu tertentu tingkat pemakaian daya listrik pada konsumen mencapai puncak kapasitas pembebanan. Waktu beban puncak ini berlaku mulai jam 18.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. b. LWBP ( Luar waktu beban puncak) adalah waktu tertentu tingkat pemakaian daya listrik pada konsumen saat masih di bawah puncak kapasitas pembebanan. Luar waktu beban puncak ini berlaku mulai jam 22.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB. Adanya pembebanan waktu pemakaian daya atau pembebanan ini maka timbul tarif pemakaian beban yang berbeda pula. Untuk mengukur besarnya pemakaian daya listrik ini digunakan kwh meter tarif ganda. 2.4. PERHITUNGAN PROFIL PENGGUNAAN ENERGI Besarnya tingkat konsumsi energi masing masing peralatan terpasang pada bangunan, dapat dihitung menggunakan persamaan : K e.pr P pe = ------------- (2.4) K e.b Dimana : P pe = Profil penggunaan energi (%)

11 K e.pr = Besarnya konsumsi energi peralatan (kwh). K e.b = Besarnya konsumsi energi total bangunan (kwh). Profil penggunaan energi yang dianjurkan pemerintah untuk jenis bangunan mall/pusat perbelanjaan diindonesia, dapat dilihat pada table berikut : Tabel 2.1 Pofil penggunaan energi bangunan pusat perbelanjaan/mall. Jenis peralatan Penggunaan energi Pendinginan 66 Peralatan / pencahayaan 17.4 Lift 3 Pompa 4.9 Peralatan lain - lain 8.7 Total 100 2.5. BEBERAPA METODE YANG DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK. Penghematan energi dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Metode - metode penghematan energi Nilai investasi Energi listrik Metode penghematan Murah sekali Pengurangan waktu Cara pengoperasian pemakain listrik Murah Penurunan daya akktif (kw) dengan melakukan peralatan listrik Dengan perawatan intensif yang dilakukan terhadap

12 perbaikan dalam efesiensi peralatan listrik. Sedang Relatif mahal pemakaian listrik Mengurangi daya reaktif (kvar) & penurunan dya aktif (kw) secara terbatas Mengurangi daya reaktif (kvar)& penurunan daya akktif (kw) secara terbatas EASI linier partial treatment Capasitor bank EASI linier Partial treatment Mahal Penurunan daya aktif (kw) dengan melakukna retrofit / pengantoian Thermal energi storage system (christopia) Mahal sekali peralatan Penurunan daya aktif(kw) karena peralatan baru Pengantian peralatan dan re-engineering baru. Energi dapat diibaratkan seperti uang, karena sangat vital bagi kebutuhan suatau perusahan atau industri dan juga kini persediana dari energi yang tidak dapat diperbaharui sudah mulai menipis. Pemakainan haruslah bijaksana, seproduktif dan seefisien mungkin. Karena harga dari energi tersebut tidaklah murah, maka sebagai suatu perusahan atau industri haruslah melakukan upaya yang bertitik berat pada penghemataan energi.

13 Suatu peluang penghematan adalah potensi yang dimiliki untuk menghemat pemakaian listrik. Oleh karena itu upaya penghematan haruslah diarahkan untuk : a. Dapat menurunkan daya terpasang dengan meminimunkan beban peralatan/ sistem dengan meningkatkan efiseinsi kerjanya. b. Pengurangan jam kerja, atau c. Kombinasi dari kedua upaya tersebut. Peluang penghematan yang mungkin ada pada suatu bangunan meliputi : a. Selubung bangunan, pengurangan perolehan panas pada selubung bangunan melalui jendela-jendela kaca dan pintu-pintu kaca dengan peneduh luar. Pengurangan perolehan panas tersebut dilakukan dengan pelapisan jendela/pintu tadi dengan film yang memantulkan panas atau dengan penyekatan dan pemdempulan jendela/pintu yang kurang baik akan menaikan beban pendinginan/pemanasan karena ilfiltrasi/eksfiltrasi udara. Selain cara tersebut diatas yang berhubungan dengan penghematan energi pada selubung bangunan adalah isolasi dan warna yang lebih terang untuk atap dan dinding serta plafon atap yang berventilasi. b. Penyetelan mesin pendingin, cakupan pada penyetelan mesin pendingin yang dapat menghemat atau mengurangi penggunaan energi listrik dapat dilakukan dengan cara setting temperatur suhu ruangan, penyimpanan thermal, pengantian mesin pendingin jika sudah tidak memadai lagi,serta melakukan perawatan sesuai dengan schedule yang ada.

14 c. Unit-unit pengaturan udara (Ducting udara ), peluang penghematan yang dapat dilakukan pada ducting udara adalah dengan memastikan isolasi pekerjaan saluran dalam keadaan baik, serta koreksi kebocoran udara serta mengurangi ruangan-ruangan yang membutuhkan kondidi udara yang khusus. d. Pengendalian atau scheduling, peluang penghematan energi listrik yang dapat dilakukan pada sistem pengendalian yaitu dengan menambahkan sistem BAS ( Building Outomatic Sistem) untuk penjadwalan start stop pada sistem pendingin dan juga on off pada sistem penerangan sehingga lebih mudah dalam mengkontrol peralatan yang ada pada bangunan gedung. 2.6. MACAM-MACAM DAYA LISTRIK Dalam sistem tenaga listrik dikenal ada tiga (3) macam daya yang dibangkitkan antara lain : a. Daya aktif atau daya nyata (P). b. Daya Reaktif (Q) c. Daya Komplek(S). 2.6.1. DAYA AKTIF. Daya aktif atau daya nyata merupakan daya listrik yang berubah menjadi suatu tenaga mekanis yang terpakai atau daya listrik yang digunakan untuk melakukan kerja pada beban, dan bisa dikatakan juga daya listrik yang di

15 perlukan untuk beban. Satuan daya aktif ini dinyatakan dalam Watt atau kilowatt. Secara teoritis daya aktif dapat dinyatakan dalam persamaan : P = 3 x V x I x Cos φ (2.5) Dimana : P V = Daya aktif (kilowatt/ kw). = Tegangan ( Volt/ V). I = Arus ( Ampere/ A) Cos φ = Faktor daya. 2.6.2. DAYA REAKTIF Daya reaktif dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Daya reaktif induktif adalah daya reaktif yang dibutuhkan untuk menghasilkan medan magnet yang diperoleh dari alat-alat induksi daya yang diakibatkan mengalirnya arus listrik melalui komponenkomponen kawat listrik seoerti pada motor-motor listrik, trafo, ballast dan lain lain. b. Daya reaktif kapasitif adalah daya listrik yang timbul akibat mengalirnya aus listrik pada sebuah atau beberapa kapasitor. Satuan dari daya reaktif adalah Volt Ampere reaktif(var) atau kilovolt Ampere reaktif (kvar). Secara teoritis daya reaktif dapat dinyatakan dalam persamaan : Q = P x Tan Q ( 2.6) Dimana :

16 Q P = Daya reaktif. = Daya aktif. Tan Q = Tangen sudut beda fassa antara arus dan tegangan. 2.6.3. DAYA KOMPLEK Daya komplek adalah penjumlahan secara vektor antara daya aktif dan daya reaktif. Daya ini digunakan sebagai perencanaan pembangkit energi listrik, misalnya pada generator dan tranformator. Daya komplek juga dapat dinyatakan perkalian antara arus listrik dengan tegangan listrik pada suatu beban. Satuan daya komplek ini dinyatakan dalam Volt Ampere (VA) atau kilo Volt Ampere(kVA). Secara teoritis dapat dinyatakan dalam persamaan : S = 3 x V x I (2.7) 2.7. SEGITIGA DAYA Ketiga macam daya yang dijelaskan diatas, mempunyai hubungan yang dinamakan segitiga daya. Hubungan segitiga daya dapat di lihat pada gambar 2.2. S Q φ P Gambar 2.2. Gambar segitiga daya.

17 Dari segitiga daya pada gambar 2.2 hubungan antara ketiga daya listrik tersebut, secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : S 2 = P 2 x Q 2 ( 2.8) 2.8. FAKTOR DAYA Faktor daya adalah istilah yang dipakai untuk daya listrik yang terpakai kw terhadap daya total yang disampaikan oleh perusahaan listrik negara (PLN) kesuatu perusahaan. Dengan kata lain faktor daya adalah suatu perbandingan antara daya aktif (P) dengan daya komplek (S) atau umumnya faktor daya disebut cos φ. Secara teoritis faktor daya dapat dinyatakan dalam persamaan: P Cos φ = ---------- (2.9) S PT. PLN ( Perusahan Listrik Negara) mempunyai ketentuan bahwa batas minimal nilai faktor daya ( cos φ ) pada bangunan gedung sebesar 0.85. jika di bawah angka tersebut maka dikenakan denda kvar. Pada pemakaian arus bolak-balik (AC) terjadi pergeseran antara fasa tegangan dan arus, tetapi ada kalanya pergeseran fasa tersebut sama dengan nol, yaitu jika beban bersifat resistif misalnya lampu pijar. Beban listrik yang banyak digunakan pada bangunan gedung umumnya beban yang bersifat induktif misalnya motor-motor listrik, lampu TL, dan sebagainya. Dimana mengakibatkan tegangan dan arus tidak sefasa, dan dapat dilihat pada gambar 2.3.

18 IR =I Cos φ φ V IX = I sin φ I Gambar 2.3. Tegangan dan arus pada beban induktif. Pada gambar 2.3. dapat dilihat bahwa arus yang menghasilkan energi adalah I cos Q, dengan demikian semakin besar sudut cos Q semakin kecil nilai cos Q akibatnya merupakan suatu kerugian. Berdasarkan pada hubungan segitiga daya bahwa suplai dari PLN (kva) terdiri dari 2 komponen, yaitu: a. Komponen daya nyata ( P ) yang di hasilkan daya terpakai Watt (W). b. Komponen daya reaktif ( Q ) yang tidak menghasilkan daya terpakai Volt Ampere reaktif (Var). Faktor daya yang rendah mengakibatkan beberapa kerugian, berupa : a. Meningkatkan rugi-rugi hantaran (FR). b. Kapasitas daya komplek (S) terpasang terbuang percuma (kva). c. Dikenakan denda faktor daya ( kvar). d. Biaya pemeliharaan peralatan meningkat. e. Biaya listrik meningkat. Oleh karena itu nilai faktor daya ( cos φ ) yang rendah perlu di perbaiki dengan mengunakan atau memasang kapasitor yang dipasang pararel dengan beban. Hal ini penting karena merupakan salah satu faktor dalam upaya penghematan energi listrik.