Oleh: Abu Muhtadi. Mewujudkan Swasembada

dokumen-dokumen yang mirip
Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

Hukum Menunaikan Haji dan Umrah Dengan Pembayaran Melalui Kartu Kredit

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Surat Untuk Kaum Muslimin

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Bersama Orang Tua Menuju Surga

BATASAN TAAT KEPADA ORANG TUA Secara umum kita diperintahkan taat kepada orang tua. Wajib taat kepada kedua orang tua baik yang diperintahkan itu sesu

Suap Mengundang Laknat

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

FATWA MUI TENTANG TRADING FOREX

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

BAB III SIYASAH AL-IGHRAQ (DUMPING) lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Siyasah al-ighraq

Uang Kertas Biang Krisis Ekonomi

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

Munakahat ZULKIFLI, MA

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

Tafsir Surat Al-Ikhlas

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

: : :

Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Benarkah ISIS Tanda Hari Kiamat?

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Interaksi dengan Al Qur'an

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

Bukti Cinta Kepada Nabi

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Catatan Subuh: Memahami Makna Ungkapan Tangan Di Atas Lebih Baik Daripada Tangan di Bawah

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

Salman Alfarisy, Lc.* Sekretaris Asia Pacific Community for Palestine

MENCARI REZEKI DENGAN MENJADI SEORANG PEMBERANI (1)

Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Sahih Sunan Ibnu Majah, Vol, 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), h

Renungan Pergantian Tahun

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

Ka'bah Lambang Persatuan Umat Islam

Janganlah Berlaku Zalim

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

The Arrivals wakeupproject.com

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas

Aspek pertanian dalam Islam sangat diperhatikan, karena kebutuhan akan

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Menahan Amarah. Menahan Marah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ????????????????????????????????????????????

Membatalkan Shalat Witir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Pintu-Pintu Kebaikan dan Kewajiban Menjaga Lisan

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

3 Wasiat Agung Rasulullah

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

MUZARA'AH dan MUSAQAH

KATA PENGANTAR. Makalah ini disajkan dalam rangka memenuhi tugas berstruktur mata kuliah Fiqih Muamalah B

Sifat Surga dan Penghuninya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Shalat Berjamaah Tidak di Rumah

*** Tunaikanlah Amanah

Bercanda Menurut Pandangan Islam

Mari Bershalawat Rabu, 07 April 04

Kesialan dan Keberuntungan

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

Memperbaiki Kesalahan dalam Bulan Ramadhan

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Transkripsi:

Oleh: Abu Muhtadi Negeri subur ternyata tidak selamanya makmur. Kebijakan pertanian dan perdagangan yang amburadul terbukti telah membuat Indonesia sebagai negara agraris ini terus menerus dihantui krisis kelangkaan pangan. Rakyat kembali jadi korban, terutama mereka para perajin dan pemilik industri kecil, sebagaimana terjadi dalam kasus tempe-tahu belakangan ini. Jika ini terus terjadi dalam jangka panjang, tentu akan memengaruhi pertumbuhan dan kualitas hidup rakyat. Salah urus pemerintah dalam sektor pangan ini tampak dalam rendahnya pasokan dalam negeri serta ketidakmampuan pemerintah dalam menjaga kestabilan harga. Program swasembada hanyalah isapan jempol semata. Sementara permainan kartel benar-benar telah membuat harga terus melambung tinggi, meski harga internasional menurun. Mewujudkan Swasembada Islam dengan serangkaian hukumnya mampu merealisasikan swasembada pangan. Secara umum hal ini tampak dalam politik pertanian yang akan dijalankan oleh Khilafah sebagai berikut: Pertama: kebijakan di sektor hulu yaitu kebijakan untuk meningkatkan produksi pertanian melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi ditempuh dengan jalan penggunaan sarana produksi pertanian yang lebih baik. Untuk itu, khilafah akan menerapkan kebijakan pemberian subsidi untuk keperluan sarana produksi pertanian. Keberdaan diwan atho (biro 1 / 5

subsidi) dalam baitul mal akan mampu menjamin keperluan-keperluan para petani menjadi prioritas pengeluaran baitul mal. Kepada para petani diberikan berbagai bantuan, dukungan dan fasilitas dalam berbagai bentuk; baik modal, peralatan, benih, teknologi, teknik budidaya, obat-obatan, research, pemasaran, informasi, dsb; baik secara langsung atau semacam subsidi. Maka seluruh lahan yang ada akan produktif. Negara juga akan membangun infrastruktur pertanian, jalan, komunikasi, dsb, sehingga arus distribusi lancar. Ekstensifikasi pertanian dilakukan untuk meningkatkan luasan lahan pertanian yang diolah. Untuk itu negara akan menerapkan kebijakan yang dapat mendukung terciptanya perluasan lahan pertanian tersebut. Di antaranya adalah bahwa negara akan menjamin kepemilikan lahan pertanian yang diperoleh dengan jalan menghidupkan lahan mati (ihya ul mawat) dan pemagaran ( ta hjîr ) bila para petani tidak menggarapnya secara langsung. Negara juga dapat memberikan tanah pertanian ( iqtha ) yang dimiliki negara kepada siapa saja yang mampu mengolahnya. Persoalan keterbatasan lahan juga dapat diselesaikan dengan pembukaan lahan baru, seperti mengeringkan rawa dan merekayasanya menjadi lahan pertanian lalu dibagikan kepada rakyat yang mampu mengolahnya, seperti yang dilakukan masa Umar bin Khaththab di Irak. Selain itu, negara akan menerapkan kebijakan yang dapat mencegah proses alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Hanya daerah yang kurang subur yang diperbolehkan menjadi area perumahan dan perindustrian. Di samping itu, negara juga tidak akan membiarkan lahan-lahan tidur, yaitu lahan-lahan produktif yang tidak ditanami oleh pemiliknya. Jika lahan tersebut dibiarkan selama tiga tahun maka lahan tersebut dirampas oleh negara untuk diberikan kepada mereka yang mampu mengolahnya. Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang mempunyai sebidang tanah, hendaknya dia menanaminya, atau hendaknya diberikan kepada saudaranya. Apabila dia mengabaikannya, maka hendaknya tanahnya diambil (HR. Bukhari ). Kedua: Kebijakan di sektor industri pertanian. Negara hanya akan mendorong berkembangnya sektor riil saja, sedangkan sektor non riil yang diharamkan seperti bank riba dan pasar modal tidak akan diizinkan untuk melakukan aktivitas. Dengan kebijakan seperti ini maka masyarakat atau para investor akan terpaksa ataupun atas kesadaran sendiri akan berinvestasi pada sektor riil baik industri, perdagangan ataupun pertanian. Karena itu sektor riil akan tumbuh dan 2 / 5

berkembang secara sehat sehingga akan menggerakkan roda-roda perekonomian. Menjaga Kestabilan Harga Khilafah akan menjaga kestabilan harga dengan dua cara: Pertama: menghilangkan distorsi mekanisme pasar syariah yang sehat seperti penimbunan, intervensi harga, dsb. Islam tidak membenarkan penimbunan dengan menahan stok agar harganya naik. Abu Umamah al-bahili berkata: Rasulullah SAW melarang penimb unan makanan (HR al-hakim dan al-baihaqi). Jika pedagang, importir atau siapapun menimbun, ia dipaksa untuk mengeluarkan barang dan memasukkannya ke pasar. Jika efeknya besar, maka pelakunya juga bisa dijatuhi sanksi tambahan sesuai dengan kebijakan khalifah dengan mempertimbangkan dampak dari kejahatan yang dilakukannya. Di samping itu Islam tidak membenarkan adanya intervensi terhadap harga. Rasul bersabda: Siapa saja yang melakukan intervensi pada sesuatu dari harga-harga kaum Muslimin untuk menaikkan harga atas mereka, maka adalah hak bagi Allah untuk mendudukkannya dengan tempat duduk dari api pada Hari Kiamat kelak ( HR Ahmad, al-hakim, al-baihaqi) Adanya asosiasi importir, pedagang, dsb, jika itu menghasilkan kesepakatan harga, maka itu termasuk intervensi dan dilarang. Kedua: menjaga keseimbangan supply dan demand. Jika terjadi ketidakseimbangan supply dan demand (harga naik/turun drastis), negara melalui lembaga pengendali seperti Bulog, segera menyeimbangkannya dengan mendatangkan barang baik dari daerah lain. Inilah yang dilakukan Umar Ibnu al-khatab ketika di Madinah terjadi musim paceklik. Ia mengirim surat kepada Abu Musa Radhiyallahu anhu di Bashrah yang isinya: Bantulah umat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam! Mereka hampir binasa. Setelah itu ia juga mengirim surat yang sama kepada Amru bin Al- Ash Radhiyallahu anhu di 3 / 5

Mesir. Kedua gubernur ini mengirimkan bantuan ke Madinah dalam jumlah besar, terdiri dari makanan dan bahan pokok berupa gandum. Bantuan Amru Radhiyallahu anhu dibawa melalui laut hingga sampai ke Jeddah, kemudian dari sana baru dibawa ke Mekah (Lihat: At-Thabaqâtul-Kubra karya Ibnu Sa ad, juz 3 hal. 310-317). Ibn Syabbah meriwayatkan dari Al-Walîd bin Muslim Radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Aku telah diberitahukan oleh Abdurahmân bin Zaid bin Aslam Radhiyallahu 'anhu dari ayahnya dari kakeknya bahwa Umar Radhiyallahu 'anhu memerintahkan Amr bin Ash Radhiyallahu 'anhu untuk mengirim makanan dari Mesir ke Madinah melalui laut Ailah pada tahun paceklik (Lihat: Akhbârul-Madînah, Karya Abu Zaid Umar Ibnu Syabbh, Juz 2, hal 745). Dalam riwayat lain, Abu Ubaidah Radhiyallahu anhu pernah datang ke Madinah membawa 4.000 hewan tunggangan yang dipenuhi makanan. Umar Radhiyallahu anhu memerintahkannya untuk membagi-bagikannya di perkampungan sekitar Madinah. ( Lihat Târîk hul Umam wal Muluk, Karya Imam ath-thobariy, Juz 4, hal. 100 ). Apabila pasokan dari daerah lain juga tidak mencukupi maka bisa diselesaikan dengan kebijakan impor. Impor hukumnya mubah. Ia masuk dalam keumuman kebolehan melakukan aktivitas jual beli. Allah SWT berfirman: Allah membolehkan jual beli dan mengharamkan riba ( T Q S Al-Baqarah: 275). Ayat ini umum, menyangkut perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Karenanya, impor bisa cepat dilakukan tanpa harus dikungkung dengan persoalan kuota. Di samping itu, semua warga negara diperbolehkan melakukan impor dan ekspor (kecuali komoditas yang dilarang karena kemaslahatan umat dan negara). Perajin tempe secara individu atau berkelompok bisa langsung mengimpor kedelai. Dengan begitu, tidak akan terjadi kartel importir. Demikianlah sekilas bagaimana syariah Islam mengatasi masalah pangan. Masih banyak hukum-hukum syariah lainnya, yang bila diterapkan secara kaffah niscaya kestabilan harga pangan dapat dijamin, ketersediaan komoditas, swasembada, dan pertumbuhan yang disertai kestabilan ekonomi dapat diwujudkan. Wallâh a lam bi ash-shawâb.[] 4 / 5

5 / 5