Hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 1 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Penyajian Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi 0 24 Bulan di RS. Surabaya Medical Service

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

NOVICA ARIYANTI PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 7. No. 1, Maret 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan titipan illahi dan merupakan suatu investasi bangsa

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Deteksi Dini Penyakit ISPA

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab timbulnya masalah gizi salah satunya yaitu status gizi yang

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

PROFIL PENDERITA DIARE ANAK DI PUSKESMAS RAWAT INAP PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

serangan diare dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

Cucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada dewasa, konsistensi

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

LISA RAHMAYANTI BP

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan. masyarakat di Negara berkembang termasuk Indonesia dan

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

Transkripsi:

Vol II, no. Januari 23 Hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya Ernawatik¹, Nyna Puspitaningrum². Mahasiswi Program Studi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2. Tenaga Pengajar Program Studi D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Gastroentritis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia, dimana pada balita daya tahan tubuh masih sangat rentan terhadap penyakit. Selain itu penyakit gastroentritis pada balita juga dipengaruhi oleh perilaku ibu, karena balita sangat tergantung pada ibu dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Tujuan penelilian ini adalah untuk menganalisa hubungan perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian gastroentritis pada balita usia -3 tahun. Jenis penelitian yang digunakan analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang dilaksanakan pada tanggal April 3 Mei 2 di RS Adi Husada Kapasari, uji statistik dengan menggunakan sperman rank. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar (6%) ibu berperilaku tidak dan sebagian besar (6%) balita usia -3 tahun terserang GE > 3x dalam kurun waktu 3 bulan. Dan hasil sperman rank didapatkan t hitung 9,39 > t tabel 2,48, jadi H o ditolak dan H diterima, yang menyatakan terdapat hubungan perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun. Oleh sebab itu perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya membiasakan ibu untuk berperilaku hidup sebagai upaya untuk pencegahan penyakit gastroenteritis pada balita. Kata Kunci :, Gastroentritis, balita usia 3 tahun PENDAHULUAN Angka kematian pada balita di Indonesia pada tahun 27 masih cukup tinggi yaitu 4: kelahiran hidup. Penyebab kematian anak adalah infeksi pernafasan akut, komplikasi pasca persalinan, diare, tetanus, meningitis, thypus, malaria serta kekurangan gizi (www.tempointeraktif.com). Menurut riset kean dasar (Riskesdas) tahun 27 beberapa penyakit utama yang menjadi penyebab kematian pada balita adalah penyakit diare sebanyak 2,2%; pneumonia,%; Demam Berdarah Dengue 6,8% dan campak sebanyak % (www.infodokterku.com). Penyakit diare atau dalam bidang kean lebih sering di sebut dengan istilah gastroentritis, hingga kini masih menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia yang menyebabkan kejadian sakit dan 3-4 kasus kematian setiap tahunnya (Nelson, 999 : 889). GastroEntritis (GE) sering dianggap penyakit sepele, pada tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Di Asia, Afrika dan Amerika Latin diperkirakan 3- milliar episode diare menimbulkan -6 juta kasus kematian. (Rudolph, 26 : 79), sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat lebih 6 juta kejadian GE setiap tahunnya. Sebagian besar penderitaadalah anak-anak dibawah usia tahun( 6 8 % ), sehingga terdapat kurang lebih 4 juta kejadian GE pada setiap tahunnya. (Sudarmo, M.S., dkk, 24 : 4). Menurut catatan WHO, GE membunuh 2,2 juta anak di dunia setiap tahunnya, sedangkan di Indonesia menurut survei kean nasional (Surkesnas) tahun 2, GE merupakan Embrio, Jurnal Kebidanan

Vol II, no. Januari 23 penyebab kematian kedua terbesar pada balita (www. medicastore.com). GE merupakan infeksi saluran pencernaan, dimana keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi feaces encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah 997 : 43). Di Negara berkembang maupun negara maju, rotavirus merupakan penyebab GE yang penting pada bayi dan balita, yang ditularkan melalui rute masa oral atau fecal-oral (Rudolph, 26 : 79). Pada umumnya penyakit GE terjadi pada lingkungan yang padat penduduk, tinggal berdesakan, kebersihan yang buruk dan sanitasi yang jelek, serta terjadi pada saat pergantian musim (Wong, 26 : 999). Berbagai perilaku kebersihan ibu seperti kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar atau sebelum menjamah makanan, memudahkan penularan penyakit GE yang ditularkan melalui fecal-oral, tidak membiasakan balita buang air besar di toilet, dimana pada tinja terdapat rotavirus yang dapat hidup berminggu-minggu di luar tubuh manusia serta penggunaan botol susu yang tidak disterilkan kembali setelah dipakai kemungkinan meningkatkan resiko terjadinya diare pada bayi dan balita (Nursalam, dkk, 2 : 69). Balita dapat mengalami lebih dari satu kali kejadian diare setiap tahunnya (Sudarmo. M.s, dkk, 24 : 4). Menurut data survey baseline Environment Services Program (ESP USAID) tahun 26, fakta menunjukan bahwa masih rendahnya kebiasaan untuk membersihkan tangan dengan menggunakan sabun, pada saat penting di masyarakat yaitu sebelum makan 4,3%; sesudah buang air besar,7%; setelah memberi minum bayi 8,9%; sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan 6%. (www.kr.co.id). Di RS Adi Husada Kapasari Surabaya, angka kejadian GE merupakan angka yang tertinggi di banding penyakit lainnya di ruang rawat inap anak. Berdasarkan data yang diperoleh di ruang rawat inap anak RS. Adi Husada Kapasari Surabaya pada tahun 27 29 : Tahun 27 jumlah seluruh penderita di ruang rawat inap anak.493, jumlah pasien GE sebanyak 44 (27,7%), dengan jumlah pasien GE pada balita usia -3 tahun, 6 (39,6 %). Tahun 28 jumlah seluruh penderita di ruang rawat inap anak.32, jumlah pasien GE sebanyak 43 (28,%), dengan jumlah pasien GE pada balita usia -3 tahun, 39 (34,7 %). Tahun 29 jumlah seluruh penderita di ruang rawat inap anak.6, jumlah pasien GE sebanyak 447 (29,%), dengan jumlah pasien GE pada balita usia -3 tahun, 94 (4,3 %). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan yang buruk dan sanitasi yang jelek merupakan pokok utama timbulnya GE, maka dengan dilaksanakannya kebiasaan untuk membersihkan tangan dengan menggunakan sabun serta menjaga kebersihan dapat mengurangi faktor pendorong GE. Sehingga dapat ditarik suatu rumusan masalah yakni apakah ada hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun di RS Adi Husada kapasari Surabaya? Tujuan umum penelitian adalah mengetahui hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : Mengidentifikasi frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia -3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Mengidentifikasi perilaku ibu tentang kebersihan yang balitanya menderita Gastroentritis di RS Adi Husada Kapasari Menganalisis hubungan perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia -3 tahun di RS Adi Husada Kapasari BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel-variabel yang Embrio, Jurnal Kebidanan 2

Vol II, no. Januari 23 termasuk faktor dan variabel yang termasuk efek di observasi sekaligus pada saat yang sama. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang balitanya menderita GE dan berusia 3 tahun di ruang rawat inap anak di RS Adi Husada Kapasari Total sampel yaitu 3 orang dengan teknik sampling jenuh. Variabel independent dalam penelitian ini adalah perilaku ibu tentang kebersihan yang balitanya menderita GE dan variabel dependen yaitu frekuensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun. Prosedur pengumpulan data dengan menggunakan angket. Yang berisi pertanyaan tentang perilaku ibu dengan 3 pilihan jawaban :. Jawaban nilai kurang; 2. Jawaban 2 nilai cukup; 3. Jawaban 3 nilai baik Skor total : 3 Dari penilaian perilaku ibu diatas maka perumusan skor sebagai berikut : 2 : perilaku ibu tidak. 2 2 : perilaku ibu kurang. 26 3 : perilaku ibu Satu pertanyaan tentang kejadian GE pada balita dengan 3 pilihan jawaban sebagai berikut :. Bila balita terserang GE kali dalam kurun waktu 3 bulan nilai 3; 2. Bila balita terserang GE 2-3 kali dalam kurun waktu 3 bulan nilai 2; 3. Bila balita terserang GE > 3 kali dalam kurun waktu 3 bulan nilai. Skor total : 3. Gambar Kerangka konseptual hubungan perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun. Keterangan : : Diteliti : Tidak di teliti Pada gambar dapat dijelaskan bahwa GE pada balita dapat disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorbsi, makanan, keracunan, imuno defisiensi dan psikologis dan faktor perilaku ibu tentang kebersihan yang dapat meningkatkan kejadian GE pada balita. Pada penelitian ini penulis hanya membatasi subjek yang di teliti yaitu semua ibu yang balitanya menderita penyakit GE dan semua balita yang berusia -3 tahun menderita GE di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari Dalam penelitian ini di rumuskan hipotensis sebagai berikut : H ada hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE pada Balita usia -3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Analisis untuk mengetahui hubungan menggunakan Uji korelasi Sperman Rank dengan tingkat kemaknaan α, dengan rumus : x² y² di² rs = 2 x² y² Keterangan : rs = Koefisien korelasi Sperman Rank di = Selisih setiap pasangan rank Pengujian para meter koefisien korelasi menggunakan : t = rs - n - 2 2 r s Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kedua variabel dibandingkan dengan tabel t. Keterangan : H o ditolak jika t > nilai t tabel H diterima jika t > nilai t table HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini uraian hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari Surabaya Embrio, Jurnal Kebidanan 3

Vol II, no. Januari 23 Tabel - Tabel distribusi frekuensi berdasarkan perilaku ibu tentang kebersihan di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari Tabel 3 - Tabulasi silang perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari Ibu tentang Kebersihan Frekuensi (f) Prosentase (%) Frekuensi kejadian GE Terseran g GE >3x Terseran g GE 2-3x Terseran g GE x Total tidak kurang 7 8 7 7 26 Jumlah 3 ibu tidak kurang f % f % f % f % 7 2 4 8 7 Dari table dapat dijelaskan sebagian besar 7 orang (7%) berperilaku hidup tidak. Tabel 2 Tabel distribusi frekuensi berdasarkan frekuensi kejadian GE pada balita usia 3 tahun di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari Frekuensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun Terserang GE > 3x dalam kurun waktu 3 bulan Terserang GE 2-3x dalam kurun waktu 3 bulan Terserang GE x dalam kurun waktu 3 bulan Frekuensi (f) 8 7 Prosentase (%) 6 23 7 Jumlah 3 Berdasarkan table 2 dapat dijelaskan sebagian besar 8 balita (6%) terserang penyakit GE lebih dari 3x dalam kurun waktu 3 bulan. Jumlah 8 3 37 7 α =, t hitung 9,39 t tabel 2,48 63 8 3 Dari hasil analisa dengan menggunakan uji statistic sperman rank dengan kemaknaan α =, didapatkan bahwa t hitung 9,39 > t tabel 2,48 dapat disimpulkan Ho ditolak dan H diterima hal ini terdapat hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari bahwa sebagian besar perilaku ibu tidak menyebabkan 7 balita terserang penyakit GE > 3x dalam kurun waktu 3 bulan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari Surabaya yang telah diuji dengan menggunakan sperman rank. Data yang didapatkan di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari sebagian besar (7%) ibu berperilaku tidak dan sebagian besar (6%) balita terserang penyakit GE > 3x dalam kurun waktu 3 bulan. Dari hasil sperman rank dengan taraf signifikan α, (%), nilai t hitung sebesar 9,39 Embrio, Jurnal Kebidanan 4

Vol II, no. Januari 23 sedangkan nilai t tabel 2,48. Karena nilai t hitung > dari t tabel (9,39 > 2,48) maka H o ditolak dan H diterima sehingga dapat disimpulkan, terdapat hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian GE pada balita usia 3 tahun, dapat dikatakan bahwa ibu yang berperilaku tidak menyebabkan balita lebih rentan dan lebih sering terserang penyakit GE. Hal ini sesuai dengan (Sulika, dkk, 22) bahwa perilaku dipengaruhi adanya faktor internal keluarga seperti halnya ibu atau masyarakat yang mempermudah untuk berperilaku hidup. Seorang ibu memegang peranan penting bagi kean balitanya, dimana pada balita usia -3 tahun sangat tergantung pada ibu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. hidup ibu yang tidak seperti penggunaan botol susu dan cara penyeterilan botol susu yang salah, tidak membiasakan balita untuk BAB di toilet, membuang tinja selain di toilet, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memegang makanan merupakan faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya GE pada balita. (Nursalam, dkk, 2). Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan pula sebanyak 3 balita yang terserang penyakit GE 2-3x dalam kurun waktu 3 bulan pada ibu yang mempunyai perilaku. Hal ini dikarenakan GE pada balita tidak hanya disebabkan karena perilaku ibu saja, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu infeksi enteral atau parenteral, malabsorsi karbohidrat, lemak, protein dan keracunan maupun disebabkan oleh defisiensi imun terutama SIgA serta sanitasi yang jelek dan tingkat pendidikan yang rendah, namun dalam penelitian ini faktorfaktor tersebut tidak diteliti. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data analisis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :. Sejumlah 7 responden (7%) ibu berperilaku hidup tidak yang balitanya berusia -3 tahun menderita GE di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari 2. Sejumlah 8 responden (6%) balita usia -3 tahun terserang penyakit GE > 3x dalam kurun waktu 3 bulan. 3. Terdapat hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekwensi kejadian GE pada balita usia -3 tahun di ruang rawat inap anak RS Adi Husada Kapasari Berdasarkan hasil penelitian diatas maka diharapkan bagi masyarakat, khususnya :. Bagi ibu, diharapkan dapat meningkatkan perilaku hidup, sebagai upaya untuk mencegah penyakit GE pada balita, yang dapat diawali dengan hal yang paling sederhana yaitu membiasakan cuci tangan dengan sabun. 2. Bagi perawat, diharapkan perawat dapat memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya kebiasaan hidup, pencegahan serta penularan penyakit GE sehingga dapat mengurangi periode kejadian penyakit GE pada balita serta memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh. 3. Bagi Rumah Sakit, diharapkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan perawat agar mampu memberikan pelayanan keperawatan yang optimal melalui seminar-seminar atau pelatihan. Serta pemasangan poster tentang cara mencuci tangan yang benar, sanitasi lingkungan, cara pencucian dan penyeterilan botol susu, yang dapat dengan mudah dibaca atau dipahami oleh orang tua khususnya ibu balita. DAFTAR ACUAN Eko Budiarto, 23 : Metodologi Penelitian Kedokteran Sebuah Pengantar, Jakarta : GEC. Hartanto Sunardi dan Wara Pramesti, 28 : Statistika Surabaya University Press Adi Buana. Heri Purwanto, 998 : Pengantar Manusia, Jakarta : EGC. Hurlock, B., 998 : Perkembangan Anak, Jakarta : Erlangga. Machfoedz, I, dkk, 2 : Pendidikan Kean Bagian dari Promosi Kean, Yogyakarta : Fitramaya. Embrio, Jurnal Kebidanan

Vol II, no. Januari 23 Nelson, 999 : Ilmu Kean Anak, Jakarta : EGC. Ngastiyah, 997 : Perawatan Anak Sakit, Jakarta : EGC. Ngastiyah, 2 : Perawatan Anak Sakit, Jakarta : EGC. Nursalam, dkk., 2 : Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta : Salemba Medika. Nursalam, 28 : Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Rudolph, C., 26 : Buku Ajar Pediatri Rudolph, Jakarta : EGC. Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 22 : Dasardasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta : CV Sagung Seto. Soekidjo Notoatmodjo, 23 : Pendidikan dan Kean, Jakarta : Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, 2 : Metodologi Penelitian Kean, Jakarta : Rineka Cipta. Soetjiningsih, 99 : Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC Sudarmo, S., dkk, 24 : Sindroma Diare RSUD Dr. Soetomo, Surabaya : Fakultas Kedokteran Unair. Sugiyono, 999 : Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV. Alfa Beta. Suharsimi Arikunto, 26 : Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Suharyono, 999 : Gastroentrologi Anak Praktis, Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Suliha, U., dkk, 22 : Pendidikan Kean dalam Keperawatan, Jakarta : EGC. Sunaryo, 24 : Psikologi untuk Keperawatan, Jakarta : EGC. Suraatmaja, S., 2 : Gastroentrologi Anak, Jakarta : CV Sagung Seto. Wong, D., 28 : Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC. Embrio, Jurnal Kebidanan 6