BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

1. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Herdiansyah Eka Putra B

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi dengan baik, maka terjadilah kegiatan pertukaran. Pertukaran dilakukan jika negara memiliki kelebihan produksi terhadap barang maupun jasa. Hal ini terjadi karena setiap negara memiliki kemampuan produksi yang berbeda. Produktivitas yang berbeda antar negara ditentukan oleh sumber daya yang dimiliki negara tersebut. Teknologi yang digunakan oleh negara tersebut sangat berperan atas output yang dihasilkan. Sumber daya yang berbeda dan kemampuan produksi berbeda memungkinkan negara untuk melakukan pertukaran. Pertukaran dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak mampu di produksi sendiri (Case&Fair, 2004). Pertukaran merupakan aktivitas tukar-menukar yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari kedua pihak yang dilakukan secara sukarela. Perekonomian yang semakin terbuka dengan hubungan internasional, membuat negara tidak mampu melepas diri dari pertukaran dengan negara lain. Seiring dengan terbukanya perekonomian diperlukan hubungan yang harmonis dengan mitra luar untuk meningkatkan hasil pertukaran. Upaya meningkatkan manfaat pertukaran tersebut, diperlukannya pengembangan produk berpotensi ekspor dan penentuan kebijakan strategi perdagangan yang tepat agar Indonesia mampu bersaing. Hal ini bertujuan agar peningkatan intensitas perdagangan tidak hanya meningkatkan nilai barang, tetapi juga output yang dihasilkan. Sehingga dengan diadakannya kegiatan pertukaran dengan mitra luar,

diharapkan tidak hanya nilai barang yang meningkat namun juga memacu produktivitas negara (Mega Febriyenti, 2013). Menurut Mankiw (2003), ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan di jual di luar negeri. Kegiatan ekspor merupakan suatu proses jual beli antar negara. Para eksportir menjual barang keluar negeri dan menerima imbalan berupa valuta asing berbagai negara yang telah menjadi kesepakatan sebelumnya. Valuta asing yang didapatkan dan dilaporkan, dapat ditukarkan para eksportir ke dalam mata uang rupiah sehingga dapat digunakan di dalam negeri. Valuta asing yang ditukarkan dan dilaporkan tersebut, masuk menjadi cadangan devisa nasional. Nilai ekspor yang meningkat memberikan dampak pada peningkatan devisa. Menurut Kusuma Juniantara (2012) dalam penelitiannya diketahui bahwa ekspor memiliki pengaruh positif terhadap cadangan devisa. Negara berkembang seharusnya lebih cermat di dalam menggunakan cadangan devisa. Kelebihan cadangan devisa dapat digunakan sebagai pemacu pertumbuhan dan produktivitas negara. Cadangan devisa yang dimiliki negara, untuk mengimpor teknologi dan barang modal yang dapat meningkatkan produktivitas dalam negeri. Impor merupakan bentuk kebocoran dalam variabel perekonomian yang akan mengurangi penerimaan atau pendapatan negara. Impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak mampu di produksi sendiri. Pertambahan impor, akan meningkat beriringan dengan pertambahan pendapatan nasional yang meningkat. Semakin besar kegiatan perekonomian, yang dilakukan tentunya pemenuhan kebutuhan terhadap aktivitas perekonomian turut semakin besar pula (Nursiah Chalid, 2011). Selisih antara ekspor dan impor dalam pertukaran merupakan ekspor neto bagi negara tersebut. Gambar Grafik 1.1 Perkembangan Nilai Ekspor Neto Indonesia 2005-2014

60000 50000 40000 30000 20000 Ekspor Impor Ekspor Neto 10000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014-10000 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015 Grafik 1.1 menunjukkan perkembangan kinerja ekspor, impor dan ekspor neto di Indonesia yang mengalami fluktuasi di setiap tahunnya. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, nilai ekspor neto diperoleh dari selisih ekspor dan impor. Pada tahun 2005 total nilai ekspor neto Indonesia berjumlah US$ 27.959 juta. Kemudian pada tahun 2006 total nilai ekspor neto mengalami peningkatan sebesar US$ 39.733 juta dengan tingkat perkembangan 42,11 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 total nilai ekspor neto sedikit menurun dari tahun sebelumnya dengan nilai US$ 39.627 juta. Krisis global sangat mempengaruhi nilai ekspor neto yang di dapatkan Indonesia. Terjadi penurunan pada tahun 2008 terhadap ekspor neto sebesar 61,3 persen dari tahun sebelumnya. Setelah krisis usai, nilai ekspor impor Indonesia mengalami peningkatan nilai yang beriringan di setiap tahunnya. Hingga akhirnya mulai tahun 2012 nilai ekspor neto memiliki nilai negatif sebesar US$ -1.659 juta. Artinya nilai impor yang dilakukan lebih besar dari pada ekspor yang diperoleh. Tahun 2013 nilai defisit terhadap ekspor neto semakin terasa dengan selisih neto US$ -4.076 juta. Namun pada tahun 2014 nilai impor sedikit menurun sehingga ekspor neto berjumlah US$ -2.197 juta (Lampiran 3).

Tujuan setiap negara membuka perekonomiannya dengan negara lain adalah meningkatkan persaingan kompetitif dan mendorong produktivitas industri dalam negeri. Dalam meningkatkan kapasitas nasional serta meningkatkan daya saing produk dilakukan perdagangan terbuka dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan khususnya pendapatan devisa. Demi mewujudkan harapan terhadap pertumbuhan ekonomi, Indonesia melakukan ekspor minyak dan gas yang merupakan produk utama dalam ekspor. Sehingga nilai ekspor dari komoditas tersebut sangat mempengaruhi pendapatan devisa. Menurut Gita Wirjawan dalam Ade Marboen (2013), bahwa kinerja ekspor yang melambat pada tahun 2012 disebabkan oleh permintaan ekspor terhadap komoditas utama menurun, serta harga dari beberapa komoditas utama ekspor yang ikut turun. Belum pulihnya harga komoditas ekspor utama, perdagangan internasional Indonesia mendapatkan tekanan krisis global pada tahun 2013. Hal ini semakin melemahkan pendapatan ekspor Indonesia dan berdampak terhadap pendapatan ekspor neto. Indonesia yang tidak mampu melepas diri dari kepentingan impor membuat ekspor neto semakin menurun. Sebagian besar impor yang dilakukan untuk memenuhi barang industri, barang modal, permesinan, bahkan kebutuhan gas demi keberlangsungan industri dalam negeri. Hal ini diperparah dengan menurunnya daya saing dalam negeri sehingga industri dalam negeri kurang kompetitif. Sehingga nilai impor semakin meningkat demi memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak mampu dipenuhi sendiri (Kemenperin, 2015). Terlepas dari itu, dalam perdagangan yang mempengaruhi pendapatan ekspor dan kobocoran pendapatan melalui impor. Adapun yang berperan dalam perdagangan dengan negara lain adalah penentuan nilai kurs. Kurs akan menentukan nilai barang dan mempengaruhi peningkatan daya saing. Semua aktivitas perdagangan yang berhubungan dengan mitra luar, memastikan bahwa nilai tukar stabil. Stabilitas dari nilai tukar akan mempengaruhi kepercayaan

Rupiah dalam bermitra. Valuta asing yang berlaku, akan berdampak terhadap hubungan transaksi berjalan dan keputusan investasi dalam negeri. Nilai tukar yang mampu menarik perhatian akan menimbulkan rasa kepercayaan. Menurut Juniartha R Pinem (2009) menambahkan bahwa menjaga nilai tukar tetap stabil mencerminkan perekonomian yang stabil sehingga menunjang terhadap perluasan ekspor. Tidak hanya itu, nilai tukar akan membantu dalam penguatan cadangan devisa dengan semakin terbukanya perdagangan dengan mitra luar. Gambar Grafik 1.2 Perkembangan Nilai Kurs Indonesia 2005-2014 Kurs 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kurs Sumber: Bank Indonesia, 2015 Grafik 1.2 merupakan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar tahun 2005-2014. Tahun 2005 nilai tukar mencapai Rp 7.898 per dollarnya namun tahun 2006 nilai tukar menguat dengan nilai tukar Rp 6.410 per dollar. Selanjutnya di tahun 2007 secara perlahan nilai tukar terus melemah. Pelemahan yang terjadi pada nilai tukar disebabkan oleh krisis global yang turut berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Sehingga tahun 2007 nilai tukar mencapai Rp 8.271 per dollar. Pasca krisis pada tahun 2008, nilai kurs menguat dengan nilai Rp 7.595 per dollar. Di tengah pelemahan nilai kurs tahun 2009 hingga 2010, nilai tukar beberapa kali terjadi penguatan

nilai seperti pada tahun 2010 triwulan kedua sebesar Rp 7.769 per dollarnya. Namun pada akhirnya tahun 2013 nilai tukar mencapai Rp 10.934 (Lampiran 4). Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lain. Kurs menjadi perhatian penting dalam perekonomian suatu negara. Melemah dan menguatnya kurs berdampak pada variabel makro ekonomi lainnya seperti ekspor dan impor. Menurut Ogunsakin Sanya (2013) bahwa nilai kurs merupakan cerminan dari kinerja sektor domestik dan ekonomi eksternal. Lebih lanjut Ragil Wijaya (2011) dalam penelitiannya menambahkan bahwa variabel kurs memiliki pengaruh positif terhadap cadangan devisa. Dalam neraca pembayaran yang berperan dalam menyeimbangkan neraca tidak hanya transaksi berjalan khususnya kegiatan ekspor dan impor yang digambarkan dalam ekspor neto. Penanaman modal asing berperan dalam memberikan keseimbangan neraca pembayaran. Modal asing tersebut tidak hanya membantu mengisi kekosongan modal dalam negeri yang tidak terpenuhi dari tabungan domestik. Modal asing yang masuk mampu menambah kekosongan gap devisa melalui penjualan aset yang dilakukan. Dalam neraca pembayaran transaksi modal yang dilakukan menyebabkan keseimbangan dari sisi kredit dalam sistem double entry book-keeping (Dominick Salvatore, 2007). Modal asing dapat memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan nasional. Pertama, dapat mengisi kekosongan atau kesenjangan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan (diinginkan) dengan jumlah aktual tabungan domestik yang dapat di mobilisasikan. Kedua, dapat mengisi kesenjangan antara target devisa yang dibutuhkan dan jumlah aktual devisa dari pendapatan ekspor ditambah dengan bantuan luar negeri neto. Ketiga, dapat mengisi kesenjangan antara target penerimaan pajak pemerintah dan jumlah pajak aktual yang dapat

dikumpulkan. Keempat, dengan adanya perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di negara berkembang dapat mengisi kesenjangan di bidang manajemen, semangat kewiraswastaan, teknologi produksi dan keterampilan (Todaro, 2006). Jika suatu negara ingin dimasuki investor maka negara tersebut harus menjaga keadaan ekonomi dan politik agar terlihat menarik. Beberapa kriteria yang digunakan untuk menarik investasi asing langsung. Adalah: stabilitas politik, stabilitas perekonomian nasional, lingkungan bisnis yang menguntungkan, pembangunan infrastruktur, dan kredibilitas kebijakan pemerintah. Politik daerah yang tidak stabil dapat menarik hanya peluang investasi spekulatif untuk keuntungan cepat (Zoran Ivanovic, 2015). Menurut Suci Safitriani (2014) penanaman modal asing tidak hanya merangsang pembangunan dalam negeri, investasi memberikan pengaruh terhadap terapresiasinya mata uang dalam negeri sehingga melemahkan mata uang dollar. Hal ini dikarenakan semakin besarnya valuta asing yang tersedia di pasar. Artinya penawaran valuta asing di pasar menyebabkan pasokan berlebih sehingga menurunkan harga valuta asing. Melemahnya mata uang asing menyebabkan nilai perdagangan ekspor menurun karena nilai kurs yang rendah. Gambar Grafik 1.3 Perkembangan Penanaman Modal Asing Indonesia 2005-2014

Juta USD 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 PMA Sumber: Bank Indonesia, 2015 Berdasarkan grafik 1.3 penerimaan modal asing yang terjadi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Arus investasi yang terus membaik diakibatkan pertumbuhan perekonomian yang sudah mulai tertata kembali. Walau pada akhir tahun 2005 penerimaan investasi hanya sebesar US$ 94 juta, namun penerimaan terhadap investasi asing meningkat pada tahun 2006 hingga US$ 2.251 juta. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 tidak mengurangi penerimaan investasi asing langsung Indonesia, bahkan nilai investasi sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Dampak krisis global terhadap investasi asing langsung dirasakan pada awal tahun 2008 yang menurun menjadi US$ 1.633 juta. Penurunan penerimaan investasi asing semakin dirasakan pada akhir tahun 2009 yang memiliki nilai US$ 540 juta. Semakin meningkatnya perekonomian di Asia Timur rupanya, sangat berdampak terhadap penerimaan investasi asing di Indonesia. Hal ini dikarenakan terjadinya perbaikan keunggulan biaya dan efisiensi produksi. Sehingga penerimaan devisa meningkat hingga 20 persen pada tahun 2014 yang mencapai US$ 8.143 juta pada kuartal ke tiga (Lampiran 5). Menurut Ahamad Mazbahul, et.al (2010) penanaman modal asing langsung yang masuk memiliki dampak positif terhadap pembangunan ekonomi. Dampak investasi asing dapat sebagai

penambah gap atau selisih devisa melalui penambahan valuta asing. Valuta asing yang ditukarkan akan menambah jumlah devisa. Tersedianya valuta asing sangat membantu dalam pertukaran dengan mitra luar, terutama dalam pengadaan kebutuhan dalam negeri yang menunjang pembangunan. Bertambahnya valuta asing berarti jumlah devisa yang dimiliki semakin meningkat. Cadangan devisa ibarat tabungan bagi suatu negara. Sebagai tabungan, adapun fungsi cadangan devisa adalah untuk bertransaksi dan berjaga-jaga. Melihat fungsinya sebagai tabungan, jumlah cadangan devisa dapat bertambah dan berkurang, berfluktuasi sepanjang waktu sesuai dengan kebutuhan. Jika sumber-sumber devisa terus mengalirkan dana segar, maka jumlah cadangan devisa akan terus meningkat. Namun cadangan devisa dapat menyusut jika digunakan untuk pembayaran utang dan biaya operasi moneter untuk menstabilkan nilai tukar rupiah bergejolak. Cadangan devisa akan semakin terjaga jika kondisi likuiditas valuta asing di dalam negeri tercukupi. Jika valuta asing yang tersedia dalam jumlah besar maka nilai tukar rupiah akan stabil dan bank sentral tidak perlu melakukan intervensi. Sehingga potensi menyusutnya devisa akan semakin berkurang (Peter Jacobs, 2014). Cadangan devisa merupakan salah satu indikator kuat lemahnya ekonomi negara. Setidaknya negara harus memiliki cadangan devisa senilai tiga bulan impor untuk mempertahankan ekonominya dari guncangan krisis atau akibat dari aktifitas perekonomian luar negeri. Alasan utama suatu negara memegang cadangan devisa adalah untuk membiayai kewajiban internasionalnya dan mengurangi ketidakseimbangan dalam pembayaran internasional yang tidak dapat diperkirakan, misalnya akibat dari tindakan para spekulan internasional (Kansius, 2008).

Juta USD Gambar Grafik 1.4 Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia 2005-2014 Cadangan Devisa 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Cadangan Devisa Sumber: Bank Indonesia, 2015 Dilihat dari grafik 1.4, terlihat bahwa saat terjadinya krisis global, nilai cadangan devisa Indonesia terus mengalami penguatan nilai. Bahkan nilai devisa yang dimiliki Indonesia meningkat 29,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 2006. Berdasarkan Laporan Neraca Pembayaran Indonesia 2008, nilai cadangan devisa Indonesia menurun pada triwulan ke tiga sebesar 4 persen. Penurunan tersebut menyebabkan cadangan devisa hanya mampu membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri selama 4,4 bulan yang sebelumnya mampu membiayai impor 6,79 bulan. Jika dilihat dari grafik, perkembangan cadangan devisa Indonesia di setiap tahunnya terus mengalami peningkatan beriiringan dengan meningkatnya peran Indonesia dalam perdagangan internasional yang mencapai 1 persen dari seluruh transaksi dunia (Lampiran 6). Gambar Grafik 1.5 Perkembangan Cadangan Devisa Dan Ekspor Neto Indonesia 2005-2014

140000 120000 100000 80000 60000 Ekspor Neto 40000 20000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014-20000 Sumber: Badan Pusat Statistik (2014) Berdasarkan grafik 1.5 dapat di lihat walaupun hasil penerimaan transaksi berjalan mulai tahun 2012 mengalami nilai negatif. Namun cadangan devisa tetap memiliki nilai yang cukup stabil dan tidak terlalu banyak mengalami penurunan. Selain di pengaruhi oleh simpanan cadangan devisa sebelumnya, nilai cadangan devisa Indonesia ternyata di dukung dari surat obligasi negara. Berdasarkan laporan keuangan Badan Pusat Statistik (2015) penerimaan cadangan devisa berupa surat obligasi memiliki nilai yang hampir sama dengan jumlah valuta asing di mulai pada tahun 2008. Sehingga penerimaan cadangan devisa Indonesia tidak hanya tergantung dari transaksi berjalan namun surat obligasi juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan cadangan devisa. Terdapat kerawanan dalam menyimpan cadangan devisa berupa surat utang jika tidak terdapat pengelolaan dan penghitungan yang cermat. Besaran cadangan devisa di suatu negara merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat ketahanan perekonomian dalam negeri dalam menghadapi krisis. Cadangan devisa yang semakin tinggi maka negara tersebut akan semakin tahan dalam menghadapi krisis. Namun cadangan devisa yang rendah bukan berarti negara tersebut sedang mengalami krisis. Ketika negara mengalami krisis ekonomi, cadangan devisa dapat digunakan sebagai sentimen positif ketika terjadi krisis guna menahan dana keluar (capital outflow). Jika cadangan devisa memadai,

maka investor tidak akan terburu-buru dalam mengalihkan dananya sehingga krisis tidak akan semakin parah (Peter Jacobs, 2014). Ketersediaan cadangan devisa yang cukup dapat mengurangi goncangan krisis yang dihadapi. Pengalaman menunjukkan bahwa persepsi terhadap suatu negara berkembang yang mengalami penurunan devisa secara drastis cenderung memburuk. Sehingga memberikan dampak tekanan pada kestabilan pasar finansial keuangan domestik. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa negara berkembang yang memiliki cadangan devisa cukup maka penurunan terhadap Produk Domestik Bruto dan Konsumsi pada saat krisis akan lebih kecil jika dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki cadangan devisa yang cukup (Sahminan, 2014). Setiap negara tentunya akan mengalami konjungtur ekonomi. Menurut Sadono Sukirno (2012) konjungtur ekonomi merupakan perputaran ekonomi yang dirasakan dalam jangka panjang dimana perekonomian mengalami peningkatan, sepanjang tren semakin menaik dengan perkembangan yang tidak teratur, ada kalanya mengalami perlambatan dan sekali-kali mengalami penurunan. Indonesia beberapa kali dihadapi dengan kenyataan menghadapi krisis. Krisis yang pertama terjadi, pada 1997-1998 yang merupakan krisis moneter yang berimbas pada krisis sosial dan politik. Kedua, dihadapi pada 2008 yakni krisis keuangan global yang dipengaruhi dari pergerakan perekonomian Amerika Serikat (Eko Supriyanto, 2007). Krisis ekonomi adalah keadaan perputaran ekonomi menjadi resesi ekonomi yang diakibatkan dari ketidaksiapan ekonomi dalam menghadapi persaingan sehingga dilakukannya proteksi berlebihan yang dapat merusak keseimbangan ekonomi. Negara dikatakan mengalami kerawan krisis di lihat dari kemampuan cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, defisit neraca berjalan, melindungi nilai tukar dan tentunya pembayaran terhadap utang

luar negeri. Para ahli berpendapat bahwa cadangan devisa merupakan alat pertahan pertama ketika negara memutuskan untuk membuka perekonomiannya dengan negara lain. Keadaan perekonomian Indonesia, yang dipengaruhi oleh perdagangan internasional berubah-ubah di setiap waktunya. Keadaan perekonomian saat ini dan waktu lampau walaupun memiliki kondisi yang sama, namun cara penyelesaian masalah berbeda. Hal ini dikarenakan kedewasaan atau pengalaman yang telah dialaminya. Seperti halnya cadangan devisa yang diperoleh Indonesia melalui perdagangan. Penelitian ini ingin melihat apakah ekspor neto pada periode 2005-2014 masih berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa. Sedangkan kurs yang merupakan jembatan alat tukar dalam perdagangan internasional. Kurs yang ditetapkan apakah mempengaruhi perolehan cadangan devisa. Sedangkan investasi yang merupakan modal dalam pembangunan. Penanaman modal asing tersebut apakah mempengaruhi penerimaan cadangan devisa pada periode 2005-2014. Pada tahun 2008 Indonesia mendapatkan tekanan imbas dari krisis global. Dimana penurunan nilai properti Amerika Serikat secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian dalam negeri melalui pergolakan kurs terhadap dollar Amerika. Seperti yang diketahui, dollar Amerika merupakan mata uang asing yang memiliki pengaruh dominan dalam transaksi berjalan maupun transakasi modal. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dominick Salvatore (2007), bahwa mata uang dollar merupakan mata uang penggerak yang memiliki nilai stabil serta pasokan mata uang tersebut tersebar diseluruh dunia. Apakah krisis global tersebut berdampak terhadap perbedaan nilai cadangan devisa, ekspor neto, kurs, dan PMA sebelum dan sesudah terjadinya krisis global 2008. Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang cadangan devisa.

Namun dalam penelitian ini peneliti juga mencoba meneliti pengaruh ekspor neto, kurs dolar Amerika, penanaman modal asing terhadap cadangan devisa di Indonesia periode 2005-2014 lebih lanjut peneliti akan meneliti keadaan ini baik sebelum dan sesudah krisis global yang terjadi Indonesia periode 2005-2014 mengingat krisis global yang melanda dunia terjadi pada tahun 2008. Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis mengambil judul Pengaruh Ekspor Neto, Kurs Dollar Amerika, Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2005-2014 (Studi Sebelum Dan Sesudah Krisis Global). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA terhadap cadangan fevisa Indonesia secara parsial? 2) Bagaimana pengaruh ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA terhadap cadangan devisa Indonesia secara simultan? 3) Apakah terdapat perbedaan keadaan ekspor neto, kurs dollar Amerika, PMA dan cadangan devisa Indonesia sebelum dan sesudah krisis global 2008? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk menganalisis apakah ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA berpengaruh secara parsial terhadap cadangan devisa. 2) Untuk menganalisis apakah ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA berpengaruh secara simultan terhadap cadangan devisa di Indonesia.

3) Untuk menganalisis perbedaan keadaan ekspor neto, kurs dollar Amerika, PMA dan, cadangan devisa Indonesia sebelum dan sesudah krisis global 2008? 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian menekankan pada manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan manfaat praktis berkenaan dengan perumusan kebijakan dalam institusi di mana penelitian ini dilakukan. 1.5 Sistematika Penelitian Penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lainnya dan disusun secara sistematis dengan tujuan memberi gambaran dan mempermudah pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Sistematika dari penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, pokok permasalahn, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II: KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur penelitian yang mampu berkontribusi terhadap argumentasi yang akurat sesuai dengan pokok permasalahan serta mampu menyusun hipotesis yang digunakan dengan teori-teori yang diperoleh. BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, defisnisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV: DATA PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh setelah dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada bab ini juga disajikan hasil pengujian hipotesis yang dibahas berdasarkan hasil penelitian beserta pengujian hipotesis yang telah ada yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menjelaskan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan terkait dengan topik penelitian yang dilakukan.