MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BIMBINGAN KONSELING TEKNIK PLAY TERAPI DI TK KARUNIA KECAMATAN MEDAN JOHOR T.A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK DENGAN BERMAIN KOMUNIKATA PADA ANAK KELOMPOK B TK TUNAS PERSADA NGUSIKAN JOMBANG

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK ASESORIS PADA KELOMPOK B USIA 3-4 TAHUN. Sri Rahayu Nurhenti Dorlina Simatupang

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Flannel Es Krim. Rahma Daniati

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Bermain Bombik Modifikasi Pada Anak Kelompok Bermain

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA TK

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. Anak diibaratkan sebagai kertas putih, pertumbuhannya akan tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B TK SALAFIYAH PLERET BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA GAMBAR RUMAH JAMUR TAMAN KANAK-KANAK AL-AZHAR BUKITTINGGI ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

Jurnal Pesona PAUD Page 1

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

MODEL PEMBELAJARAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK DENGAN BERMAIN SAMBIL BELAJAR

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Media Gelang Karet Pada Anak Kelompok A

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BERCERITA DENGAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRA-MEMBACA KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK PUSIDE MUSI MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP LAMBANG BILANGAN 1-5 MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF BALOK SUSUN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BIMBINGAN KONSELING TEKNIK PLAY TERAPI DI TK KARUNIA KECAMATAN MEDAN JOHOR T.A. 2014/2015 Nasrun 1 ) Melianni Harahap 2 ) PPB-BK FIP Universitas Negeri Medan Abstract This study aimed to help the children with language problems by using play therapy which are integrated in learning activities in kindergarten Karunia T.A 2014/2015. This research was a classroom action research (PTK), which consists of the second cycle, that cycle I and cycle II. The population is all kindergarten students and the sample are 46 kindergarten students who are having language development problems. The data collection technique was observation. Based on data analysis that the children with language development problem in the first cycle there are three children (50%) who had experienced the development of language with an average of 61.6 and there were three children (50%) who are not experiencing language development. Thus it can be seen that a child's ability to follow the play therapy is still relatively unfavorable within 5 children. In the second cycle as much as 5 children (83.3%) who had experienced the development of language and only 1 child (16.6%) were still not good who have not experienced the development of language, with the class average value is 84.1. Based on these results it can be concluded that the counseling play therapy techniques may improve children's language development in kindergarten Karunia Medan Johor. Keyword: Counseling, language Development, Play Therapy ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membantu perkembangan bahasa anak sesuai dengan tahap perkembangannya dengan menggunakan play terapi yang diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran di TK Karunia T.A 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang terdiri dari II siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Populasi adalah seluruh murid TK B Karunia yang berjumlah 46 orang, dan yang menjadi sampel adalah murid TK B yang mengalami masalah perkembangan bahasa anak yang berjumlah 6 orang. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa perkembangan bahasa anak pada siklus I terdapat 3 anak (50%) yang sudah mengalami perkembangan bahasa dengan rata-rata 61,6 dan terdapat 3 anak (50%) yang masih belum mengalami perkembangan bahasanya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan anak dalam mengikuti play terapi masih tergolong kurang baik banyak 5 anak. Pada siklus II sebanyak 5 anak (83,3%) yang sudah mengalami perkembangan bahasa dan hanya 1 orang anak (16,6%) yang masih kurang baik yang belum mengalami perkembangan bahasa, dengan nilai rata-rata kelas 84,1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan konseling teknik play terapi dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak di TK Karunia Kecamatan Medan Johor. Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Perkembangan Bahasa, Play Therapy

PENDAHULUAN Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri secara kreatif (Solehuddin, 2000). Anak usia taman kanak-kanak merupakan masa yang sangat fundimental dalam rentan kehidupan manusia. Masa perkembangan pada tahap ini terjadi begitu pesat sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa tersebut merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna. Sehingga apabila masa ini anak tidak memperoleh rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar, maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya. Piaget menyatakan bahwa tahun-tahun awal perkembangan manusia merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan berbagai konsep sederhana sebagai landasan senang untuk mencoba, untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih kompleks pada tahap-tahap perkembangan berikutnya. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak yang suka bereksploratif dan berpetualang, ada dorongan rasa ingin tahu yang sangat kuat terhadap segala sesuatu, sehingga anak lebih senang untuk mencoba, menjelajah dan ingin mengembangkan diri untuk proses perkembangan selanjutnya. Berbagai faktor yang menyebabkan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik intelektual, kognitif dan bahasa (htt:/www.goole.com.id/masalah anak di TK 17 februari 2014) Usia taman kanak-kanak berada pada tahap Pra-Operasional, pada tahap ini perkembangan bahasa anak sudah mampu menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbolsimbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Anak pada usia ini juga sudah mulai pandai bercerita, bernyanyi dan bersosiodrama. Selain itu, anak juga sudah mampu memecahkan masalah dengan cara memikirkannya terlebih dahulu, tidak lama kemudian anak mampu mempelajari masalah sebelum bertindak serta terlibat langsung dalam kegiatan trial and erorr. Namun, berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis mengajar di TK, sebaliknya penulis menemukan anak yang mengalami masalah pada belajarnya dan bersosialisasi di sekolah seperti anak sulit dalam mengungkapkan pendapat ketika belajar,kesulitan membaca do a, bercerita atau berbicara di depan kelas semua hal di atas disebabkan oleh kemampuan berbicara anak pada guru, dan teman sebayanya atau dengan orang lain sangat minim sekali. Hal ini terlihat seperti kurangnya keberanian untuk berpendapat, sebagian besar anak-anak hanya mendengarkan saja dan cenderung pasif. Apabila ada anak yang mau berbicara itupun guru yang memulai bertanya terlebih dahulu. Ada pula anak yang belum mau menjawab pertanyaan guru. Sejalan dengan itu maka anak-anak perlu dilatih untuk berbicara dengan baik menggunakan metode yang sesuai dengan aspek perkembangan yang ingin dicapai. Sehingga apabila permasalahan tersebut dibiarkan maka anak akan mengalami kesulitan dalam belajar bahkan mempengaruhi prestasi belajar anak di TK. Perkembangan Bahasa Anak Usia Taman Kanak-kanak

Pada rentang usia 3-4 sampai 5-6 tahun, anak mulai memasuki masa prasekolah yang merupakan masa persiapan untuk memasuki pendidikan formal yang sebenarnya di Sekolah Dasar. Menurut Montessori masa ini ditandai dengan masa peka terhadap stimulus yang diterimanya melalui panca indranya. Masa peka memiliki arti penting bagi perkembangan setiap anak, itu artinya apabila orang tua mengetahui bahwa anak telah memasuki masa peka dan mereka segera memberi stimulasi yang tepat maka akan mempercepat penguasaan terhadap tugas-tugas perkembangan pada usianya. Menurut Brannen dan De Vos (dalam Yuliani, 2006) ciri-ciri pada anak usia ini, yaitu anak mengembangkan keterampilan berbahasa dan menggambar, namun egois dan tidak bisa mengerti penalaran abstrak atau logika. Setiap anak akan mengalami masamasa pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai dimensi. Perkembangan setiap anak tidaklah sama karena setiap individu memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Apabila pada anak diberikan stimulasi edukatif secara intensif dari lingkungannya maka anak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik, sekalipun terdapat bahaya potensial yang selalu perlu diwaspadai. Hurlock (dalam Yuliani, 2006) mengatakan bahwa usia 3-5 adalah masa permainan dengan benda/alat permainan dimulai sejak usia satu tahun pertama dan akan mencapai puncaknya pada usia 5-6 tahun. Pada mulanya anak mengeksplorasi mainannya antara usia 2 dan 3 tahun, kemudian mereka membayangkan mainannya mempunyai sifat hidup (dapat bergerak, berbicara dan merasakan), misalnya anak mengajak bicara boneka kesayangannya. Selain itu, anak usia 3-4 tahun, yaitu masa belajar matematika. Dalam tahap ini anak sudah mulai belajar matematika sederhana, misalnya menyebutkan bilangan, menghitung urutan bilangan dan penguasaan jumlah kecil dari benda-benda. Sedangkan menurut Paul E. Torrance (Yuliani, 2006), pada usia 3 tahun kreativitas anak mulai meningkatkan dan akan mencapai puncaknya pada usia 4 dan 5 tahun. Lalu menurun pada usia 5 tahun, hal ini di karenakan tekanan dari teman yang menuntut agar ia mampu menyesuaikan. Mengingat kebanyakan orang tua kurang memberikan kesempatan atau sulit sekali membiarkan anak belajar dan bersosialisasi dilingkungan rumahnya sendiri. Anak juga belum dapat memusatkan perhatiannya pada dua dimensi yang berbeda secara serempak. Selain itu (Suhartono, 2005) mengemukakan perkembangan bahasa anak pada usia taman kanak-kanak adalah sebagai berikut: 1) Bahasa merupakan sarana untuk berpikir dan bernalar. 2) Bahasa sebagai alat penerus pengembang kebudayaan. 3) Bahasa berperan mempersatukan anggota masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa anak usia taman kanak-kanak adalah sebagai berikut: 1. Anak pada usia taman kanak-kanak merupakan masa yang suka berekploratif dan berpetualang. 2. Anak sudah mampu menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. 3. Pemusatan pemikiran anak masih pada satu aspek. 4. Kemampuan berbahasa anak semakin kuat, anak akan banyak mengajukan pertanyaan. 5. Egosentris yaitu anak masih sulit membayangkan segala sesuatu dari perspektif orang lain. 6. Daya imajinasi tinggi. 7. Tidak mengerti penalaran abstrak/logika

Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa Anak TK Anak usia taman kanak-kanak berada dalam fase perkembangan bahasa secara eksplisif. Hal ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat digunakan anak sebagai alat komunikasi. Aspek-aspek yang berkaitan dengan bahasa anak tersebut (Jamaris,2005) adalah: 1. Kosa kata Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang dengan pesat. 2. Sintaksis (tata bahasa) Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang di dengar dan di lihat anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunana kalimat yang baik. Misalnya: Rita memberi makan kucing bukan kucing Rita makan memberi. 3. Semantik Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di taman kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. Misalnya: tidak mau untuk menyatakan penolakan. 4. Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata) Anak di taman kanak-kanak sudah memilki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang di dengarnya menjadi satu kata yang mengabdung arti. Misalnya: i.b.u menjadi ibu. Unsur-unsur kemampuan dasar berbicara anak adalah berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Hurlock (Yuliani, 2006) menyatakan bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, karena dengan bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, Prinsip Perkembangan Bahasa Anak TK Sesuai dengan pendapat Vygotsky tentang prinsip zone of proximal yaitu zona yang berkaitan dengan perubahan dari potensi yang dimiliki oleh anak menjadi kemampuan actual, maka prinsip-prinsip perkembangan bahasa anak TK menurut Jamaris (2005) adalah: 1. Interaksi, Interaksi anak dengan lingkungan di sekitarnya, membantu anak memperluas kosakatanya dan memperoleh contoh-contoh dalam menggunakan kosakata secara tepat. 2. Ekspresi, mengekspresikan kemampuan bahasa anak dapat disalurkan melalui pemberian kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara tepat. Karakteristik Kemampuan Berbahasa Anak TK Perkembangan bahasa anak TK memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 4 tahun. a. Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahsa anak. Ia telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar. b. Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang di gunakannya. c. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.

Menurut Jamaris (2005) karakteristik perkembangan bahasa anak TK kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun yaitu: a. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosakata. b. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut: warna, ukuran, bentuk, rasa,bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan (kasarhalus). c. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik d. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengar orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut. e. Percakapan dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun telah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca, dan bahkan berpuisi. Pengertian Bimbingan Konseling di Taman Kanak-Kanak Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatankesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi (Morensen & Schmuller 1976 dalam Delphie, 2009). Menurut (Jones, Staffre & Stewart, 1970 dalam Delphie, 2009) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaianpenyesuaian yang bijaksana. Bimbingan konseling di Taman kanakkanak adalah pemberian layanan dan konseling pada anak di taman kanak- kanak. Pada tahap ini, konselor harus dapat memahami dasardasar bimbingan dengan memperhatikan tumbuh kembang anak, kebutuhan dan arah minat guna pengoptimalan belajar anak usia Taman Kanak-Kanak. Dengan kata lain, bimbingan di TK adalah membantu proses perubahan dari kanak-kanak sebagai makhluk individu yang menonjol keunikannya, menjadi makhluk sosial, dengan jalan optimasi perkembangan penyesuaian pribadi dan sosial yang memadai. (http:/www. Google.co.id/ layanan BK di TK, 9 Maret 2014). Ciri Bimbingan Konseling di TK Ciri bimbingan konseling di Taman Kanak-kanak dalam melaksanakan bimbingan konseling untuk anak usia taman kanak-kanak perlu dilihat pertama, setiap anak perlu dikembangkan secara optimal, dan kedua bagi anak-anak yang mengalami permasalahan perkembangan perlu bantuan sesuai dengan permasalahannya. Menurut Syaodih (dalam http ://www. Google.co.id/Bimbingan di taman kanak-kanak, 10 februari 2014) ada beberapa ciri bimbingan konseling bagi anak usia taman kanak-kanak, diantaranya 1. Proses bimbingan dan konseling harus di sesuaikan dengan pola pikir dan pemahaman anak. 2. Pelaksanaan bimbingan konseling terintegrasi dengan pembelajaran. 3. Waktu pelaksanaan bimbingan sangat terbatas. 4. Pelaksanaan bimbingan dilaksanakan dalam nuansa bermain. 5. Adanya keterlibatan teman sebaya. Menurut ciri-ciri bimbimgan konseling di atas dapat di ketahui bahwa, nuansa bermain menjadi bagian dari pelaksanaan bimbingan karena dunia anak adalah dunia bermain, bahkan dapat di katakan tiada hari tanpa bermain. Dengan bermain anak dapat mengembangkan kemampuannya Fisik motorik, kognitif, Bahasa dan sosialemosional.

Tujuan Bimbingan Konseling di TK Secara khusus layanan bimbingan dan konseling pada anak usia taman kanak-kanak di lakukan untuk membantu mereka untuk dapat: 1. Lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya 2. Mengembangkan potensi yang dimilikinya 3. mengatasi kesulitan yang dihadapinya 4. Menyiapkan perkembangan mental dan sosial untuk masuk kelembaga pendidikan selanjutnya. Dan ditinjau dari sudut orang tua kegiatan bimbingan dan konseling pada anak usia Taman kanak-kanak dilakukan untuk: 1. sebagai individu Membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anaknya 2. Membantu orang tua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubungannya dengan situasi keluarga di rumah 3. Membantu orang tua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi anaknya sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik dan indranya 4. Memberikan informasi kepada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak (http://karya boy. Blogspot.com/BK di TK, 14 april 2014) Play Terapi Play terapi atau permainan terapi adalah suatu permainan yang terdiri atas sejumlah elemen-elemen tertentu dan bentuknya berbeda-beda untuk setiap kegiatannya serta ditentukan oleh pengaruhpengaruh khusus yang ada pada anak. Terapi dalam bermain menurut Viola Brody (dalam Delphie, 2009) menyatakan bahwa saat permainan terapeutik diterapkan sebagai kegiatan terapi penyembuhan terhadap perilaku menyimpang. Oleh karena itu, terjadi bentuk-bentuk kegiatan yang melibatkan kontak fisik secara aktif, kontrol fisik dan nyanyian. Bermain melibatkan keseluruhan fisik, mental dan emosi diri anak untuk melakukan ekspresi. Saat anak bermain akan tampak keseluruhan perilaku yang bersifat tertutup yang ada pada dirinya. Play terapi adalah Model teoritis untuk memantapkan proses interpersonal, dimana terapi bermain menggunakan kekuatan terapiutik permainan untuk membantu konseli mencegah atau menyelesaikan kesulitankesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (http://warta warga.guna darma.ac.id/2014 /defenisi terapi bermain, 23 Maret 2014). Defenisi lain mengartikan Terapi bermain atau play terapi adalah usaha mengubah tingkah laku bermasalah dengan menempatkan anak dalam situasi bermain. Biasanya ada ruang khusus yang telah diatur sedemikian rupa sehingga anak bisa merasa lebih santai. Contoh Alat Bermain untuk Perkembangan Bahasa Anak dan Jenis Permainan Terapeutik Alat bermain pada umumnya di pakai sebagai alat edukatif dan dapat diterapkan sebagai alat intervensi untuk mengembangkan perilaku adaptif. Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) pada tahun 1972 yang dikenal dengan nama alat permainan (APE), yaitu alat main yang dapat mengembangkan kemampuan Bahasa, antara lain sebagai berikut: (a) sandiwara boneka (b) kartu bergambar (c) bercerita (d) bernyanyi (e) kartu huruf (f) main masak-masakan (g) kotak gambar huruf (h) bercakap-cakap (i) dramatisasi (j) permainan bahasa (k) mengucapkan syair. Sedangkan Jeffree dan kawan-kawannya dalam sebuah buku yang membahas permainan bagi anak-anak yang berjudul Let Me Play (Jeffree, 1994) menyatakan bahwa bentuk permainan yang dapat meningkatkan perkembangan sosial dan

bahasa anak seorang anak adalah permainan yang dapat menghantarkan anak bersangkutan untuk mampu menguasai keterampilanketerampilan baru (master new skills). Keterampilan khusus melalui pengalaman bermain yang inisiatifnya banyak dilakukan oleh anak itu sendiri Faktor-faktor Terapi Bermain Faktor terapeutik dalam bermain berisikan sejumlah elemen-elemen tertentu yang berbeda-beda untuk setiap kegiatannya serta di tentukan oleh pengaruh-pengaruh khusus yang ada pada diri anak. Faktor terapeutik merupakan peningkatan secara klinis atau penurunan perilaku yang tidak diinginkan bersamaan dengan meningkatkan perilaku yang sesuai. Dalam hal ini maka faktor terapeutik merupakan sebuah elemen dari bermain yang dapat menyokong ke arah hasil akhir yang bersifat positif. Untuk mendalami faktor-faktor terapeutik, kita harus memahami terlebih dahulu bahwa: (a) faktor terapeutik bukan merupakan kondisi untuk melakukan perubahan, (b) faktor terapeutik bukan merupakan suatu teknik penyembuhan, ataupun (c) faktor terapeutik bukan merupakan bentuk hasil akhir yang menguntungkan. Perubahan kondisi mengacu pada: tempat, ruang, keadaan dan peralatan untuk bermain, maka perubahan-perubahan ini sangat penting bagi faktor terapeutik, walaupun tidak mempunyai pengaruh penyembuhan secara intrinksik atau hakiki. Faktor-faktor terapeutik dalam bermain yang dianggap paling dominan adalah sebagai berikut: 1) Overcoming Resistance (Mengatasi hambatan), 2) Communicaton (komunikasi), 3) Dalam proses terapeutik Creative thinking, 4) Chatharsis merupakan inti dari faktor terapeutik dan merupakan elemen utama dalam menurunkan ketegangan (dalam Delphie, 2009) Faktor terapeutik tersebut akan dapat berjalan dengan baik manakala kegiatan bimbingan ditunjang dengan perilaku yang merupakan hakekat profesional guru yang sesuai dengan kebutuhan bimbingan (Darling- Harmond dan Goodwin, 1993; dalam Wardani,, 1999). METODE PENELITIAN Penelitian ini berlokasi di TK Swasta Karunia kecamata Medan Johor T.A 2014/2015. Penelitian ini di laksanakan selama 2 bulan (mulai kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid TK B Karunia kecamatan Medan Johor T.A 2014/2015 yang berjumlah 46 orang. Adapun yang menjadi sampel adalah murid TK B yang mengalami masalah perkembangan bahasa 6 orang dengan perincian 3 laki-laki dan 3 perempuan. Penetapan kelas ini di ambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti dan rujukan dari kepala sekolah. Prosedur Penelitian Tindakan kelas (PTK) Prosedur penelitian meliputi kegiatan pelaksana penelitian tindakan kelas (PTK), berupa refleksi awal dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas yang di lanjutkan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) siklus I. Gambaran Umum Pelaksanaan Peneliti Tindakan Kelas (PTK) Dari peneliti siklus ini, hasil refleksi siklus I di gunakan acuan dalam menentukan perbaikan tindakan pada siklus II. Sedangkan hasil refleksi siklus II nantinya di gunakan sebagai acuan untuk rencana tindak lanjut pembelajaran selanjutnya. Rincian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini memiliki beberapa tahap yaitu, perencanaan, observasi dan refleksi. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Observasi. Dalam hal ini pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara membuat Daftar cek dan Skala Penilaian. Observasi dilakukan untuk mengamati (melihat) seluruh kegiatan belajar mengajar anak Kesulitan Berhasa di TK dengan menggunakan teknik Play Terapi dan perubahan yang terjadi pada saat dilakukan tindakan tersebut. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif (rata-rata persentase) HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan kegiatan pembelajaran di TK dengan pelaksanaan bimbingan konseling teknik Play Terapi terhadap perkembangan bahasa anak di TK Karunia telah terlaksana dengan baik, hal ini terbukti dari hasil pencapaian siklus II yang menunjukkan peningkatan perkembangan bahasa anak melalui hasil belajar di kelas yaitu 83,3 % telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti. Hasil observasi perkembangan bahasa anak terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dari siklus I sampai siklus II meningkat. Hasil analisis terhadap hasil observasi perkambangan bahasa anak melalui kurikulum TK menunjukkan bahwa mulai dari hasil observasi pada kondisi awal perkembangan bahasa anak sebelum penelitian siklus I sampai pada siklus II mengalami peningkatan. Sebelum peneliti menerapkan pelaksanaan bimbingan konseling teknik play terapi, hasil observasi kondisi awal menunjukkan bahwa hanya 1 anak (16,6 %) yang Baik dalam perkembangan bahasa anaknya dan 5 anak (83,3 %) dari 6 anak dinyatakan tidak mengalami perkembangan bahasa yang baik, dengan nilai rata-rata 53.3. Sedangkan pada siklus I, secara klasikal hasil kegiatan belajar anak melalui pelaksanaan play terapi mencapai 50 % atau 3 orang anak yang dapat dikatakan mengalami peningkatan perkembangan bahasa, dengan rata-rata 61,6 dari 6 anak. Hasil analisis siklus I terhdap perkembangan bahasa pada kegiatan belajar anak melalui kurikulum belum menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu terdapat tiga aspek yang menunjukkan skala kurang baik, yaitu aspek bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri sebanyak 3 anak dengan skala nilai kurang baik, 2 anak dengan skala nilai baik dan I anak dengan skala nilai sangat baik, mencari dan menyebutkan namanama benda sebanyak 4 anak dengan skala nilai kurang baik dan 2 anak dengan skala nilai baik; menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu sebanyak 3 anak dengan skala nilai kurang baik, 2 anak dengan skala nilai baik dan I anak dengan skala nilai sangat baik. PENUTUP Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Pelaksanaan bimbingan konseling teknik play terapi dapat meningkatkan perkembangan Bahasa anak di TK. 1. Terjadi peningkatan perkembangan bahasa anak di TK Karunia tahun ajaran 2014/2015 dari siklus I sampai dengan siklus II setelah dilaksanakan bimbingan konseling teknik play terapi. Dengan nilai rata-rata siklus I sebesar 61,6 (50 % peningkatan perkembangan bahasa anak) Dan pada siklus II sebesar 84,1 ( 83,3 % peningkatan perkembangan bahasa anak ). Hasil ini telah mencapai indikator penelitian perkembangan bahasa anak yaitu 80 % peningkatan perkembangan bahsa anak. 2. Terjadi peningkatan perkembangan bahasa anak pada kegiatan belajar di kelas dengan menggunakan teknik play terapi mulai dari siklus I yaitu: a. Kemampuan menyebutkan dan menceritakan perbedaan gambar sebanyak 2 anak skala nilai baik meningkat menjadi 2 anak dengan

skala nilai baik dan I anak dengan skala nilai sangat baik b. Mentaati peraturan permainan sebanyak 2 anak dengan skala nilai baik meningkat menjadi 4 anak dengan skala nilai baik c. Mencari dan menyebutkan namanama benda sebanyak 2 anak dengan skala nilai baik dan I anak dengan skala nilai sangat baik, meningkat meenjadi 4 anak dengan skala nilai baik d. Mencari gambar binatang dan menirukan suara/gerakannya 87 sebanyak 2 anak dengan skala nilai baik dan I anak dengan skala nilai sangat baik, meningkat menjadi 4 anak dengan skala nilai baik dan 1 anak dengan skala nilai sangat baik Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran kepada pihak-pihak terkait: 1. Diharapkan kepada guru-guru TK Karunia untuk menggunakan metode bimbingan konseling teknik play terapi dalam proses kegiatan belajar mengajar di TK khusus nya terhadap anak yang mengalami kesulitaan berbahasa, karena teknik play terapi dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa anak. 2. Bagi guru, untuk dapat meningkatkan metode pengajarannya dengan menggunakan teknik play terapi sehingga dapat membantu anak yang mengalami masalah pada perkembangannya 3. Bagi sekolah, penyediaan saran dan prasarana berupa media dan fasilitas belajar anak perlu di prioritasnya karena hal tersebutsangat penting untuk membantu kelancaran dan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar 4. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan penelitian yang sama harus menyediakan alat dan media yang lengkap agar hasil penelitian mudah diingat dan bermakna bagi guru-guru TK Karunia. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Delphie, Bandi. (2009). Layanan Perilaku Anak Hiperaktif. Sleman: PT Intan Sejati Klaten Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi mata Pelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Balitbang. http://www.karya boy.blogsport.com/tag/bk di TK, diakses 14 april 2014. http//www.munandar.karya boy.blogspot.com/1993/bk di TK, diakses 8 februari 2014. http://www.syaodih.wordpress.com/2004/bimb ingan Di Taman Kanak-Kanak, di diakses 10 februari 2014. http://wastadarma.gunadarma.ac.id/2014/defe nisi Terapi Bermain, diakses 23- maret 2014. http://www.google.co.id/layanan BK di Taman Kanak-kanak, diakses 9 maret- 2014. http://www.google.co.id/masalah anak di Taman Kanak-kanak, diakses 17 - februari 2014. Jamaris, Martini. (2005). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta Jeffree. (1994). Let Me Play. Jakarta: Erlangga Solihuddin. (2000). Berbagi Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Erlangga.

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdiknas. Suyadi. (2010). Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Depok: Pedagogio. Wardani, I.G.A.K. (1999). Psikologi Taman kanak-kanak. Bandung: Mutiara. Yuliani, N. (2006). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks.