BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup.

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini para dokter yang berada di bidang Anti Aging telah mampu menghambat penuaan

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui konsep Anti Aging Medicine, masalah-masalah penuaan dapat diatasi. sehingga kualitas hidup tetap terjaga dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. 200 tahun. Kenyataannya, Biro Kependudukan Amerika Serikat meramalkan pada

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan akhirnya mengalami proses penuaan. Jumlah penduduk lanjut usia di

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan penuaan seperti penyakit sehingga dapat dicegah, dihindari dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN. diderita. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat penuaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2011) telah mengeluarkan suatu. program yang disebut MPOWER, program tersebut meliputi pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun dan saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih

I. PENDAHULUAN. Di zaman yang modern sekarang ini radikal bebas tersebar di mana mana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam yang ada di bumi juga telah di jelaskan dalam. firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada akhirnya dapat menyebabkan suatu penyakit bahkan kematian. Pada dasarnya faktor yang dapat menyebabkan penuaan di kelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal yaitu radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun dan genetik. Faktor eksternal yang utama yaitu gaya hidup, diet yang tidak sehat, kebiasaan yang salah, polusi lingkungan, stres dan kemiskinan. Apabila faktor-faktor penyebab penuaan dapat dihindari, proses penuaan tentu dapat dicegah, diperlambat bahkan mungkin dihambat dan kualitas hidup dapat dipertahankan (Pangkahila, 2007). Dengan semakin bertambahnya usia, maka akan terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh dan terjadinya perubahan fisik, baik tingkat seluler, organ maupun

sistem karena proses penuaan (Baskoro dan Konthen, 2008). Penuaan yang terjadi menyebabkan seseorang menjadi tidak percaya diri karena wajah akan terlihat menua akibat kulit keriput dan kering sehingga merasa tidak cantik lagi, merasa badan tidak sesehat waktu muda dan cepat merasa lelah dan keluhan lain yang ditimbulkan akibat penuaan. Pola hidup yang sehat dan teratur seperti tidak merokok, olahraga teratur, makan makanan sehat akan mencegah terjadinya penuaan dini. Dengan adanya konsep baru dari AAM (Anti Aging Medicine) menganggap bahwa proses penuaan dapat diperlambat, ditunda dan dihambat dan usia harapan hidup dapat menjadi lebih panjang dengan kualitas hidup yang baik dimana proses penuaan sebenarnya sama dengan penyakit, sehingga dapat dan harus dicegah atau diobati. Anti Aging Medicine bukanlah pengobatan alternatif atau komplementer, bukan pula hanya upaya kosmetik semata dan juga bukan cara pengobatan yang tidak ilmiah (Pangkahila, 2007). Penyebab penuaan dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Beberapa faktor internal ialah radikal bebas, hormon berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun dan gen. Faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup tidak sehat, kebiasaan yang salah, polusi lingkungan dan kemiskinan (Pangkahila, 2007). Radikal bebas dapat berasal dari dalam dan luar tubuh. Dari dalam tubuh karena proses metabolisme, proses respirasi sel, proses peradangan. Sedangkan dari luar tubuh karena polutan dari asap rokok atau asap kendaraan bermotor, sinar

ultraviolet, radiasi, alkohol, kopi, makanan berlemak, minyak goreng jelantah dan masih banyak lagi (Pham-Huy dkk., 2008). Jumlah radikal bebas yang berlebih dan menurunnya mekanisme kerja antioksidan menyebabkan kerusakan organ-organ seluler dan enzim, meningkatkan peroksidasi lipid dan menyebabkan terjadinya resisten insulin (Jana dkk., 2012). Untuk mengukur kadar reaksi peroksidasi lipid dapat menggunakan F2 Isoprostan, dimana memiliki implikasi penting untuk penanda biologis. Pengukuran dengan F2 Isoprostan banyak digunakan karena lebih mudah dan stabil sehingga dapat diandalkan untuk menilai status stres oksidatif in vivo. Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui plasma dan urin (Halliwell dan Gutteridge, 2007). Walaupun masyarakat luas mengetahui bahwa merokok merupakan salah satu penyebab dari kematian, kebiasaan merokok tetap dilakukan. Merokok merupakan kegiatan umum yang terjadi di seluruh dunia, 36,1% dari populasi penduduk Indonesia merokok dalam bentuk rokok tembakau biasa maupun rokok smokeless, di mana 67,4% perokok laki-laki dan 32,6% perokok wanita. Indonesia memiliki persentase perokok paling tinggi di Asia Tenggara dan menempati urutan kelima tertinggi dalam mengkonsumsi tembakau sejak tahun 2004 (Kosen dkk., 2011). Asap rokok yang dihirup seorang perokok, mengandung komponen gas dan partikel. Komponen gas yang sangat berpotensi untuk menimbulkan radikal bebas, yang diantaranya terdiri dari nikotin, karbon monoksida yang dikenal sebagai bahan karsinogen dan mutagen seperti polonium radioaktif, benzopyrene, dimethylbenzathracene, dimethylnitrosamin, naphthalene dan methnapthalene

(Colagar dkk., 2007). Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Cara kerja senyawa antioksidan adalah bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tidak reaktif yang relatif stabil, menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, menghambat terjadinya reaksi rantai dari pembentukkan radikal bebas (Utami dkk., 2009). Tanaman obat sangat penting untuk kesehatan. Nilai medis dari suatu tanaman adalah mempunyai kandungan bahan kimia aktif yang menghasilkan aksi fisiologi pada tubuh manusia dan kesehatan hewan. Dimana kandungan bioaktif dari tanaman yang penting adalah alkaloid, tanin, flavonoid dan fenolik (Edeoga dkk., 2005). Indonesia mempunyai kekayaan alam berupa tanaman obat yang beraneka ragam, salah satunya adalah biji gorek (Caesalpinia bonducella). Genus Caesalpinia ini terkenal di India, Thailand dan Indonesia. Biji gorek bewarna abu-abu, berbentuk bulat, permukaan halus dan mengkilap (Dickson dkk., 2011). Selama ini masyarakat memanfaatkan tanaman biji gorek hanya sebagai minuman penghangat sehari-hari, penggunaan ekstrak biji gorek belum populer di masyarakat sebagai antioksidan padahal biji gorek sendiri mengandung fenol dan tanin yang tinggi. Kandungan kimia bersifat antioksidan pada biji gorek yaitu flavonoid, fenolik, triterpenoid dan diterpenoid mempunyai efek biologi karena kandungan antioksidannya yang mampu menangkap radikal bebas. Kandungan fitokimia ini menghasilkan efek proteksi terhadap tumor, penyakit jantung dan berbagai macam

penyakit (Gupta dkk., 2004). Ekstrak ethanol biji gorek mengandung kadar fenolik yang tinggi yang mampu mengikat radikal bebas, memutuskan reaksi rantai. Terdapat hubungan yang berkaitan erat antara aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik, dimana fenolik merupakan kontributor utama dari aktivitas antioksidan yaitu dengan menghambat DPPH, radikal hydroxyl, nitric oxide (NO), aktivitas superoxide anion dan hydrogen peroxide dibandingkan dengan penggunaan asam askorbit standar (Shukla dkk., 2009). Pada penelitian oleh Jana dkk. (2011) ditemukan bahwa ekstrak hidromethanol Caesalpinia bonducella menghambat pembentukan peroksidasi lipid pada kondisi in vitro. Sedangkan pada penelitian ini penulis ingin meneliti bagaimana ekstrak ethanol Caesalpinia bonducella apabila digunakan pada tikus sebagai sampel. Pemberian ekstrak ethanol Caesalpinia bonducella secara oral dengan dosis 250 mg/kgbb dapat menurunkan peroksidasi lipid dengan memperbaiki aktivitas antioksidan enzim SOD (superoksida dismutase) dan CAT (katalase) pada hepar sehingga dapat mengurangi oksigen reaktif radikal bebas (Jana dkk., 2012). Dari hasil uji fitokimia di Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Bali, biji gorek mengandung flavonoid, fenol, kapasitas antioksidan dan tanin (lampiran 5). Penulis telah melakukan penelitian tentang ekstrak ethanol biji gorek terhadap stres oksidatif akibat radikal bebas yang disebabkan oleh paparan asap rokok. Dengan begitu dapat mengoptimalkan manfaat salah satu dari berbagai jenis tanaman di

Indonesia yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah pemberian ekstrak ethanol biji gorek (Caesalpinia bonducella) secara oral dapat menurunkan kadar F2 Isoprostan pada urin tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan yang dipapar asap rokok? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pemberian ekstrak ethanol biji gorek sebagai antioksidan dapat menurunkan kadar F2 Isoprostan pada urin tikus putih Wistar jantan yang dipapar asap rokok. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Ilmiah Memberi informasi ilmiah mengenai kegunaan ekstrak ethanol biji gorek sebagai antioksidan dapat menurunkan kadar F2 Isoprostan pada urin tikus putih Wistar jantan yang dipapar asap rokok. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan masyarakat luas mengetahui manfaat ekstrak ethanol biji gorek, sehingga setelah dilakukan uji klinis maka dapat dipergunakan sebagai suplemen anti aging karena mengandung antioksidan.