Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penurunan ini disebabkan proses fermentasi yang dilakukan oleh L. plantarum

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Departemen Pertanian. (2006). Produktifitas Buah Pisanf Indonesia. Jakarta: Departemen Pertanian.

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PEPAYA TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL, LDL DAN HDL DARAH TIKUS PUTIH JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Serat dibutuhkan untuk mendukung tingkat kesehatan yang optimal. Serat merupakan komponen makanan yang penting terutama untuk

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan yang serba instan. Sayangnya pengkonsumsian makanan. sehingga berakibat terjadinya penumpukan lemak.

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5. Rancangan perlakuan hewan uji.. 6. Metode Analisa Kadar HDL dan LDL C. Analisis Hasil...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEK DAGING BUAH NAGA

JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bekatul di Indonesia sangat melimpah, mengingat bangsa. Indonesia merupakan negara agraris. Setiap tahun Indonesia mampu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai pangan fungsional karena kandungan probiotik didalamnya yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

2016 PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH

HASIL DAN PEMBAHASAN

KADAR KOLESTEROL MENCIT (MUS MUSCULUS) SETELAH PEMBERIAN KEPITING CANGKANG LUNAK (SCYLLA OLIVACEAE)

BAB I PENDAHULUAN.

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Kadar Kolesterol Daging pada Ayam Broiler Ulangan

BAB I PENDAHULUAN. saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika

PENGARUH PERASAN KENTANG (Solanum tuberosum. L ) SEBAGAI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari pengamatan kualitas sperma mencit (konsentrasi sperma,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II BERAT BADAN DAN KADAR KOLESTEROL DARAH SERTA KAITANNYA DENGAN PEKTIN KULIT JERUK BALI. (Citrus grandis)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

207 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

PERBANDINGAN EKSTRAK ETHANOL FLAXSEED

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

Harmayetty*, Yulis Setya Dewi*, Dwi Astutik*

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

Transkripsi:

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN KULIT JERUK BALI (Citrus grandis) DAN KULIT PISANG AMBON (Musa spp.) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) Oleh: Soesy Asiah Soesilawaty Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pektin dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol. Makin banyak asam empedu yang berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh, makin banyak kolesterol yang di metabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya. Pektin banyak ditemukan pada kulit buah-buahan, diantaranya adalah apel, pisang, dan jeruk. Sejumlah observasi dilaboratorium menunjukan bahwa pemberian pektin dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Berdasarkan fenomena tersebut penelitian terhadap perbandingan pengaruh pemberian pektin kulit jeruk bali dan kulit pisang ambon dalam berbagai dosis terhadap penurunan kadar kolesterol darah pada mencit (Mus musculus) menghasilkan: 1) pektin kulit jeruk bali lebih baik di dalam menurunkan kolesterol darah dibandingkan pektin kulit pisang ambon, 2) dosis pektin kulit jeruk bali yang efektif menurunkan kadar kolesterol darah adalah dosis 10%, 3) dosis pektin kulit pisang ambon yang efektif menurunkan kadar kolesterol darah adalah dosis 20%, 4) adanya hubungan yang positif antara kadar kolesterol darah dengan berat hati. Kata Kunci: pektin, kulit jeruk bali, kulit pisang ambon, kolesterol darah, Mus musculus PENDAHULUAN Hiperkolesterol merupakan faktor risiko penyebab kematian di usia muda. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterol atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian di usia muda. Hiperkolesterol ialah keadaan dimana kadar kolesterol dalam tubuh melebihi keadaan normal (Oetoro, 2007: 1). Upaya penanggulangan hiperkolesterol dapat dilakukan dengan mengkonsumsi serat. Serat makanan dapat dibedakan menjadi serat larut dan serat tidak larut dalam air. Serat dalam larut air memiliki sifat positif karena dapat menurunkan kadar total kolesterol darah dari low density lipoprotein (LDL). Sebuah studi menunjukkan komponen serat banyak terkandung pada buah-buahan dan sayuran 1

ISSN: 1412-0917 yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Wolthuis, et al. 1980 : 1752). Salah satu komponen dari serat (fiber) yang dapat larut adalah pektin (Fernandez, et al. 1994 : 869 ; Garcia-Diez, et al. 1996 : 1766; Almatsier, 2002 : 70). Pektin merupakan merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4 glikosidik. Sebagian gugus karboksil pada polimer pektin mengalami esterifikasi dengan metil (metilasi) menjadi gugus metoksil (Esti dan Kemal, 2001: 1). Pektin dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol. Makin banyak asam empedu yang berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh, makin banyak kolesterol yang di metabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya. Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan racun dari usus (Kurnia, 2007: 1). Pektin banyak ditemukan pada kulit buah-buahan, diantaranya adalah jeruk bali dan pisang. Pisang merupakan buah-buahan yang kandungan pektinnya sedikit dibandingkan jeruk. Kandungan pektin dalam pisang adalah 0,94% sedangkan pada jeruk jenis lemon adalah 2,90% (Baker, 1997). Melihat komposisi pektin pada kulit jeruk dan kulit pisang yang berbeda tetapi memiliki kesamaan dalam menurunkan kolesterol, maka penelitian dikerjakan untuk mengetahui perbandingan pengaruh pemberian pektin kulit jeruk dan kulit pisang terhadap penurunan kadar kolesterol darah pada mencit (Mus musculus) METODE PENELITIAN Penelitian bersifat ekperimental dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan 5 ulangan. Desain ini sering digunakan jika percobaan bersifat homogen seperti percobaan dalam laboratorium atau rumah kaca. Sebanyak 50 ekor mencit dipilih secara acak untuk diberikan perlakuan dengan dosis 5%, 10%, 15 %, dan 20% per 30 gram bb/1ml/hari. Masing-masing 25 ekor mencit diberi pektin yang berasal dari kulit jeruk dan 25 ekor diberi larutan pektin kulit pisang, sedangkan mencit yang digunakan sebagai kontrol tidak diberi larutan pektin. Pemberian pektin dilakukan secara oral dengan menggunakan jarum gavage. Setiap perlakuan terdiri atas lima ulangan dan pemberian larutan pektin kulit jeruk dan pisang dilakukan sehari yaitu pada pikil 15.00 WIB selama seminggu. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kadar kolesterol pada serum darah mencit. Pengukuran kadar kolesterol pada serum darah mencit dilakukan sebelum dan sesudah pemberian pektin. Kadar kolesterol darah mencit diukur dengan menggunakan metode CHOD-PAP Enzymatic Colorimeter Test for Cholesterol with Lipid Clearing Factor (LCF). 2

TEKNIK ANALISIS DATA Data yang diperoleh dianalisis secara statistika menggunakan program SPSS 12. Sebelumnya dilakukan uji kenormalan dan homogenitas untuk masing data dari setiap perlakuan. Uji kenormalan dilakukan uji kolmogorov-smirnov, uji homogenitas dengan uji leven s. Pengujian dilanjutkan dengan uji Analisis Variance (ANOVA), sehingga dapat diketahui perbedaan rata-rata dari masingmasing perlakuan, untuk pengamatan lebih lanjut maka analisis dilanjutkan dengan uji Duncan. HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh Pektin Jeruk Bali terhadap Kandungan Kolesterol Darah Mus musculus Hasil perhitungan data pengaruh pemberian pektin jeruk bali terhadap kandungan kolesterol darah Mus musculus dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Kolesterol Total Darah Mencit Kontrol dan Perlakuan dengan Dosis Pektin Jeruk Bali yang Berbeda-beda Selama Seminggu Dosis Ulangan (Ekor) Kadar Kolesterol Total (mg/dl) Kontrol (0%) 5 151 ± 21.90 b Pektin (5 %) 5 135.4 ± 17.04 b Pektin (10 %) 5 109 ± 12.43 a Pektin (15 %) 5 128 ± 14.61 ab Pektin (20 %) 5 141.6 ± 15.82 b Nilai mean ± SD dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda signifikan pada selang kepercayaan 95% (Uji Duncan, p<0.05) Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total darah setelah diberi pektin mengalami penurunan dibandingkan dengan kontrol. Penurunan kolesterol darah ini secara keseluruhan dapat dilihat dari rata-rata kadar kolesterol darah. Berdasarkan data pada tabel 1 terlihat jelas bahwa penurunan kolesterol total darah memperlihatkan perbedaan yang signifikan terhadap kontrol pada dosis 10%. Sedangkan kolesterol total darah pada dosis 5%, 15% dan 20% tidak berbeda signifikan dibanding kontrol. Gambar 1 menunjukan grafik tentang pengaruh pemberian pektin kulit jeruk bali terhadap kadar kolesterol pada Mus musculus. 3

ISSN: 1412-0917 160 140 151 135.4 128 141.6 109 100 mg/dl 80 60 Kadar Kolesterol 40 20 0 0% 5% 10% 15% 20% dosis pektin jeruk bali Gambar 1 Grafik Kadar Pektin Kulit Jeruk Bali terhadap Kadar Kolesterol Darah Mencit Pektin kulit jeruk bali juga akan mempengaruhi berat hati mencit seperti yang ditunjukan oleh tabel 2 dan grafik 2 dibawah ini. Tabel 2. Nilai Rata-rata Berat Organ Hati pada Mencit Dosis Ulangan (Ekor) Berat hati (mg) Kontrol (0%) 5 157 ± 6.04 ab Pektin (5 %) 5 123,80± 8.55 ac Pektin (10 %) 5 103,20± 6,18 ab Pektin (15 %) 5 ± 12,68 bc Pektin (20 %) 5 132,6± 19,53 bc Nilai mean ± SD dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda signifikan pada selang kepercayaan 95% (Uji Duncan, p<0.05) 4

(mg/dl) dan (mg) 180 160 140 100 80 60 40 20 0 151 157 141.6 135.4 128 132.6 123.8 109 103.2 0% 5% 10% 15% 20% Kadar Pektin kolesterol darah berat hati Gambar 2 Grafik Kadar Pektin Kulit Jeruk Bali terhadap Kadar Kolesterol Darah dan Berat Rata-rata Hati Mencit 2. Pengaruh Pektin Pisang Ambon Terhadap Kandungan Kolesterol Darah Mus musculus Data kolesterol darah pada Mus Musculus setelah pemberian pektin pisang ambon dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 3. Rata-rata Kolesterol Total Darah Mencit Kontrol dan Perlakuan dengan Dosis Pektin Pisang Ambon yang Berbeda-beda Selama Seminggu Dosis Ulangan (Ekor) Kadar Kolesterol Total (mg/dl) Kontrol (0%) 5 151 + 21.897 a Pektin (5 %) 5 146.26 + 11.948 ab Pektin (10 %) 5 136.60 + 23.599 ab Pektin (15 %) 5 133.82 + 23.866 ab Pektin (20 %) 5 111.26 + 11.18 b Nilai mean ± SD dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda signifikan pada selang kepercayaan 95% (Uji Duncan, p<0.05) Berdasarkan data pada tabel 3 terlihat jelas bahwa penurunan kolesterol total darah memperlihatkan perbedaan yang signifikan terhadap kontrol pada dosis 20%. Berdasarkan uji Duncan yaitu untuk mengetahui konsentrasi pektin yang paling 5

ISSN: 1412-0917 efektif untuk menurunkan kadar kolesterol darah pada mencit seperti tertera pada tabel 3. Dari tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa pada konsentrasi paling efektif untuk menurunkan kadar kolesterol darah mencit adalah 20%. Grafik 3 menunjukan grafik tentang pengaruh pemberian pektin kulit pisang ambon terhadap kadar kolesterol darah Mus musculus. mg/dl 160 140 100 80 60 40 20 0 151 146.26 136.6133.82 111.26 0% 5% 10% 15% 20% dosis pektin pisang ambon Kadar Kolesterol Gambar 3 Grafik Kadar Pektin Pisang Ambon terhadap Kadar Kolesterol Darah Mencit Sedangkan rata-rata berat hati mencit setelah pemberian pektin ditunjukan pada tabel 4 dan grafik 4 berikut ini. Tabel 4. Nilai Rata-rata Berat Organ Hati pada Mencit Dosis Ulangan Berat hati (mg) (Ekor) Kontrol (0%) 5 157 ± 6.04 c Pektin (5 %) 5 127,20 ± 10.99 bc Pektin (10 %) 5 122.60 ± 17.49 ab Pektin (15 %) 5 122 ± 13.45 ab Pektin (20 %) 5 98.80 ± 15.94 bc Nilai mean ± SD dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda signifikan pada selang kepercayaan 95% (Uji Duncan, p<0.05) 6

(mg/dl) dan (mg) 180 160 140 100 80 60 40 20 0 151 157 146.26 136.6 133.82 127.2 122.6 122 111.26 98.8 0% 5% 10% 15% 20% Kadar Pektin kolesterol darah berat hati Gambar 4 Grafik Kadar Pektin Pisang Ambon terhadap Kadar Kolesterol Darah dan Berat Rata-rata Hati Mencit PEMBAHASAN Berdasarkan data pengamatan (tabel 3 dan 4) terlihat bahwa secara umum kadar kolesterol total darah pada kelompok perlakuan pektin menyebabkan penurunan kadar kolesterol total darah pada mencit meskipun diberi pakan berlemak. Hal tersebut disebabkan karena pektin dapat mengubah proporsi asam empedu yang dikembalikan ke hati yaitu dengan cara mengikat asam empedu dengan menurunnya kadar asam empedu hati akan membentuk asam empedu baru dari kolesterol yang diambil dari dalam darah (Guyton & Hall, 1997). Mekanisme tersebut menyebabkan kolesterol dalam darah darah akan menurun. Hal tersebut juga sependapat dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Garcia-Diez et al. (1996) yang melakukan uji coba pada tikus bahwa pemberian pektin dapat menurunkan kadar kolesterol darah secara signifikan sebesar 17%, dan Fernandez et al. (1994) yang menguji pada marmut melaporkan pula bahwa pektin dapat menurunkan kadar kolesterol darah secara signifikan. Selain itu, Wolthuis et al. (1980) melaporkan bahwa pektin jeruk memberikan efek reduksi terhadap kolesterol darah manusia sebesar 7%. Berdasarkan gambar 1 dan 3 menunjukan penurunan kadar kolesterol total yang signifikan ditunjukkan pada dosis 10% (perlakuan pektin kulit jeruk bali) dan dosis 20% (perlakuan pektin pisang ambon). Hal tersebut menjelaskan bahwa bukan berarti kadar pektin yang semakin tinggi akan membuat kadar kolesterol total darah semakin rendah. Dosis yang lebih tinggi belum tentu dapat memberikan efek yang lebih baik dalam penelitian ini, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa kemungkinan. Dugaan pertama, pada dosis yang lebih tinggi konsentrasi pektin lebih pekat agar volume pemberian tetap sama, hal tersebut mengakibatkan terjadinya kejenuhan dalam saluran pencernaan sehingga mengganggu absorpsi 7

ISSN: 1412-0917 pektin. Kemungkinan lain diakibatkan adanya suatu sifat homeostatis dari tubuh yakni asupan pektin tidak diserap melebihi kapasitas kemampuan tubuh. Selain itu, kolesterol yang ada dalam tubuh tidak semuanya direduksi karena kolesterol sendiri berperan penting dalam membantu pembentukan hormon atau vitamin D, membangun membran sel (stabilitas, kekentalan dan transport transmembran), memecah karbohidrat dan protein (Simatupang, 1997 : 5). Berdasarkan rata-rata kadar kolesterol darah dari dua perlakuan didapatkan hasil 131,98 mg/dl (perlakuan dengan pektin kulit jeruk bali) dan 128,5 mg/dl (perlakuan dengan pektin kulit pisang ambon). Hasil tersebut menunjukan bahwa pektin yang berasal dari kulit jeruk lebih baik dalam menurunkan kolesterol darah dibandingkan pektin kulit pisang, walaupun perbedaannya relatif kecil. Hal tersebut bisa disebabkan karena kandungan pektin diantara keduanya berbeda, dimana kandungan pektin dalam pisang adalah 0,94% sedangkan pada jeruk jenis lemon adalah 2,90% (Baker,1997). Korelasi kadar kolesterol dengan berat hati kuat dan berkolerasi positif yang berarti kadar kolesterol rendah berat hati rendah (2 dan 4). Hal tersebut diduga karena hati sebagai organ tempat penyimpanan kolesterol. Oleh karena itu, berkurangnya kolesterol dalam hati mengakibatkan hati akan mengambil kolesterol dari darah (Guyton & Hall, 1997: 1031). Berat organ hati menurun karena kadar kolesterol yang ada dalam darah berkurang sehingga hati akan mengambil kolesterol dari darah sedikit. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penurunan kadar kolesterol total darah akibat pemberian pektin jeruk bali berhubungan dengan berat hati mencit. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang diperoleh dari perlakuan pemberian pektin kulit jeruk bali dan kulit pisang ambon dalam berbagai konsentrasi terhadap kadar kolesterol darah pada mencit (Mus musculus) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pektin kulit jeruk bali lebih baik di dalam menurunkan kadar kolesterol darah dibandingkan dengan pektin kulit pisang. 2. Konsentrasi (dosis) pektin kulit jeruk bali yang paling banyak menurunkan kadar kolesterol darah pada mencit adalah pada konsentrasi 10%. 3. Konsentrasi (dosis) pektin kulit pisang ambon yang paling banyak menurunkan kadar kolesterol darah pada mencit adalah pada konsentrasi 20%. 4. Adanya hubungan yang positif antara kadar kolesterol darah dengan berat hati. Semakin rendah kadar kolesterol darah maka semakin rendah berat hati. Sebaliknya, semakin tinggi kadar kolesterol darah maka semakin tinggi berat hati. 8

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Baker, G. L. (1948). High-polymer pectin and their esterification. Adv, Food Res 1, 395. Fernandez, et al. (1994). Citrus pectin and cholesterol interact to regulate hepatic cholesterol homeostasis and lipoprotein metabolism A dose - response study in guinea pigs. Am Journal Clinic Nutrition 59, 869-878. Garcia-Diez, et al. (1995). Pectin Feeding Influences Fecal Bile Acid Excretion, Hepatic Bile Acid and Cholesterol Synthesis and Serum Cholesterol in Rats. The Journal of Nutrition, 126, 1766-1771. Guyton, A.C. dan Hall. (1997). Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Kurnia, K. (2007). Apel mengatasi Berbagai Macam Penyakit. [Online]. Tersedia : http://indo-emirates.org/portal [8 Agustus 2008] Oetoro, S. (2007). Cara Cerdas Menyikapi Kolesterol. [Online]. Tersedia: http://www.medicastore.com/kolesterol/ [02 Juli 2008] Simatupang, A. (1997). A review : Cholesterol, Hypercholesterolemia and the Drugs Against it. Artikel Cermin Dunia Kedokteran No.116. Wolthuis,et al. (1980). Influence of dietary fiber from vegetables and fruits, bran or citrus pectin on serum lipids, fecal lipids, and colonic function. The American Journal of clinical nutrition, 33, 1745-1756. [online]. Tersedia : www.ajcn.org [9 september 2007]. 9