BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB IV PEMBAHASAN. Negeri 3 Satu Atap Kedungjati berjumlah 177 siswa. Untuk kelas VIII berjumlah. Kedungjati A B

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan ingin melakukan hal-hal untuk dan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137.

PENGARUH PEMINATAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 GURAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komprehensif sebelum mengambil keputusan menentukan pilihan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan program pendidikan, khususnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

http//:

2016 PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN GENDER:

BAB I PENDAHULUAN. membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. Kemampuan belajar itu

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar (SD) pada hakekatnya merupakan lingkungan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhibbu Abivian, 2013

SKRIPSI OLEH: DEWI ENDAH PUSPITA RINI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB II LANDASAN TEORI

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia pekerjaan. Bidang pekerjaan semakin spesifikasi, sehingga dirasakan semakin banyak yang mempersyaratkan kemampuan yang lebih tinggi dan terampil. sementara itu persaingan untuk memasuki dunia kerja semakin ketat dan kompetitif. Apabila seseorang tidak mempersiapkan diri secara baik dan maksimal maka akan tersisih dalam persaingan didunia pekerjaan dan akhirnya menjadi pengangguran. Masa remaja adalah masa yang menentukan dalam perkembangan seseorang, baik perkembangan psikologis ataupun biologis. Pada masa remaja terbentuk pola tingkah laku dan aktivitas yang berhubungan dengan kelanjutan hidupnya, hal ini terlihat dari salah satu tugas perkembangan remaja yaitu memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan (Sukadji, 2000). Salah satunya adalah dalam memilih jurusan/program pendidikan lanjutan. Apabila remaja memilih jurusan pendidikan sesuai dengan minat, kemampuan dan kepribadian, maka remaja tersebut dapat dikatakan memiliki perencanaan karir. Agar individu dapat memperoleh jabatan atau pekerjaan yang memuaskan dan sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya, maka diperlukan perencanaan 1

karir secara matang. Salah satu tugas sekolah adalah upaya membantu siswa dalam merencanakan pendidikan dalam hal ini sekolah lanjutan dan pemilihan jabatan atau pekerjaan dimasa mendatang secara tepat. Meskipun demikian, kemajuan pendidikan tidak cukup untuk mengurangi pengangguran apabila individu dalam pemilihan sekolah lanjutan atau jenis pekerjaan yang mereka ambil salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Peran guru khususnya guru BK atau konselor memberikan layanan BK untuk membantu siswa dalam mengoptimalkan perkembangan individual termasuk dukungan dalam perencanaan karir siswa (Wibowo, 2011). Perencanaan karir bagi seseorang merupakan sarana untuk menyadari akan peluang atau kesempatan dalam memilih sekolah lanjutan ataupun pekerjaan, sehingga seseorang mampu untuk mengidentifikasi tujuan karir yang dipilih dan untuk diraihnya. Menurut Wibowo (2011) dalam memilih pekerjaan serta merenacanakan karir tidak cukup hanya saran atau nasehat yang baik bagi siswa, sebab mereka juga memiliki keterbatasan dalam merencanakan karirnya, seperti: (a) gagasan yang ditanamkan oleh keluarga dan masyarakat akan apa yang dianggap sebagai pilihan dan pekerjaan yang tepat, (b) kenyataan ekonomi yang kurang sehingga dapat menghambat mereka dalam mengikuti pendidikan yang mereka pilih, (c) kurangnya fasilitas pendidikan, (d) bakat, (e) minat. Selain itu karir juga sangat berkaitan dengan kepribadian seseorang. Individu tentunya menginginkan karir yang sesuai dengan karakternya. Jika individu merupakan tipe orang yang aktif, mungkin ia mengharapkan pekerjaan yang berhubungan dengan orang banyak. Begitu juga sebaliknya, jika ia adalah orang yang pemalu, mungkin 2

akan tidak nyaman jika harus berhubungan dengan banyak orang. Intinya, kepribadian pun dapat mempengaruhi pemilihan karir. Hal ini sesuai dengan yang diungkap oleh Dahlan (2010) mengungkapkan bahwa, semakin terdapat kecocokan antara diri dan tuntutan tugas, jabatan atau pekerjaan yang dilakukan, semakin dekat kecenderungan seseorang akan berhasil dan menemukan kepuasan dalam tugasnya. Dengan perencanaan karir yang matang maka siswa diharapkan bisa mendorong dirinya untuk terus belajar dan berusaha mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar siswa mampu mencapai hasil yang ingin dicapainya. Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam proses belajar yaitu dapat memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Namun, tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi, ada pula siswa yang tingkat motivasinya rendah sehingga mereka kurang semangat dalam belajar. Motivasi sebagai penggerak dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar siswa. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsipprinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterapkan dalam aktivitas belajar mengajar atau dalam kehidupan sehari-hari. 3

Sekolah diharapkan dapat mengembangkan dan memotivasi seluruh siswanya untuk terus belajar agar dapat berpikir dan memecahkan persoalanpersoalan sendiri secara teratur, sistematis serta kritis. Maka dari itu peranan sekolah sangatlah penting dalam menunjang serta membantu siswa untuk mengetahui segala persiapan, pengetahuan, informasi dan bimbingan yang berkaitan dengan kegiatan belajar maupun perencanaan karir siswa yang sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai. Pada kenyataannya, banyak siswa yang memilih sekolah lanjutan atau karir yang mereka ingin capai tanpa mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakat. Mereka cenderung mengikuti pilihan orang tua atau teman dengan dasar popularitas pekerjaan. Masalah dalam perencanaan dan pemilihan karir merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting bagi remaja dan dapat mempengaruhi keseluruhan masa depan seseorang, termasuk dalam hal memilih sekolah lanjutan atau jurusan pendidikan yang tepat. Siswa diharapkan dapat memilih dan merencanakan karir sesuai dengan minat, harapan, cita-cita, dan kemampuannya. Siswa yang terlibat memilih suatu sekolah lanjutan atau jurusan pendidikan dengan mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakatnya cenderung dapat memilih jurusan pendidikan atau sekolah lanjutan yang tepat. Pemilihan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, minat dan bakat siswa dapat mengakibatkan siswa termotivasi dalam belajar. Namun sebaliknya, apabila siswa yang memilih suatu jurusan pendidikan tanpa mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakatnya. Misalnya cenderung mengikuti pilihan orang tua, teman, dengan dasar populariras pekerjaan atau identifikasi dengan orang tua. Kesalahan 4

pemilihan pendidikan dapat mengakibatkan kerugian waktu, financial dan kegagalan dalam belajarpun dapat terjadi, ini dikarenakan mereka tidak termotivasi untuk belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan agar kegagalan dalam belajar tidak terjadi, dan kemampuan siswa dapat dikembangkan secara optimal. Siswa yang memiliki kemandirian dalam memilih sekolah lanjutan atau jurusan pendidikan dengan memperkirakan kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, mempertimbangan segala sesuatu baik kemampuan, minat, harapan dan cita-cita tanpa mengikuti pilihan orang tua atau teman cenderung dapat memilih jurusan pendidikan atau karir yang tepat untuk dirinya, sehingga mengakibatkan siswa tersebut termotivasi untuk belajar dan membuat keputusan yang berhubungan dengan karir yang sesuai untuk dirinya. Penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2009) hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir pada siswa di SMA N 1 Sukawati menunjukkan koefisien korelasi sebesar rxy = 0,471 dengan p (Sig): 0, 007 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir pada siswa di SMA N 1 Sukawati. Penelitian yang dilakukan oleh Tyas dkk (2012) tentang hubungan antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali diperoleh koefisien korelasi dari motivasi belajar dengan kematangan karir sebesar 0, 279 dengan p (sig): 0, 001 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara 5

motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali. Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2009) dan Tyas dkk (2012), penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012) tentang hubungan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak dengan hasil koefisien korelasi sebesar -0,194 dengan p (sig): 0,118 (p> 0, 05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak. Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati, sebagian besar siswa malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar saat berlangsung di kelas dan hasil wawancara terhadap beberapa siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati ada beberapa siswa yang tidak ingin melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau sederajat. Alasannya, para siswa sudah malas untuk belajar dan belum tahu atau belum punya gambaran tentang karirnya kedepan. Anggapan para siswa meskipun tidak sekolah di jenjang pendidikan tinggi bisa bekerja dan bisa menghasilkan uang, sebaliknya belum tentu orang yang sekolah tinggi dapat bekerja dan menghasilkan uang. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis bermaksud melakukan studi lanjut mengenai hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati. 6

1.2. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka dapat dirumuskanpermasalahan penelitian sebagai berikut: Adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati. 1.4. Manfaat penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Apabila hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir, dengan demikian motivasi belajar perlu mendapat perhatian dari guru khususnya guru BK. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi dibidang bimbingan dan konseling khususnya yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dan perencanaan karir siswa. Apabila penelitian ini berhasil, maka mendukung temuan dari Sukma (2009) dengan judul hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir pada siswa SMA N 1 Sukawati. 7

Sebaliknya bila hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang lebih dominan terhadap motivasi belajar maupun perencanaan karir siswa. Apabila penelitian ini tidak berhasil maka mendukung temuan dari Puspitasari (2012) dengan judul hubungan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak. 1.4.2. Manfaat Praktis a) Bagi guru Bimbingan dan Konseling Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pertimbangan bagi guru khususnya guru Bimbingan dan Konseling dalam penggunaan layanan bimbingan dan konseling khususnya bidang bimbingan belajar dan karir untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar dan perencanaan karir yang matang. b) Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat memiliki dan meningkatkan motivasi belajar sehingga siswa dapat merencanaan karir yang sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai. 8

c) Bagi Penulis Hasil penelitian diperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik tentang motivasi belajar dengan perencanaan karir yang matang demi karir yang dicita-citakan. 9