Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

Stadion Bola Basket di Balikpapan

Perpustakaan Nasional di Surabaya

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

FASILITAS AGROWISATA BUAH DURIAN DI WONOSALAM, JOMBANG

Fasilitas Rekreasi Olahraga Keluarga di Surabaya

PASAR TRADISIONAL MODERN SURABAYA

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Stadion dan Fasilitas Pelatihan Sofbol di Surabaya

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

GEDUNG PAGELARAN MUSIK ROCK DI SURABAYA

DAFTAR ISI. REDESAIN STADION OLAHRAGA TEMANGGUNG TugasAkhir 120

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

ARENA SIRKUIT INLINE SPEED SKATE

Pelabuhan Wisata dengan Fasilitas Kuliner di Manado

Canopy: Journal of Architecture

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Penitipan dan Pelatihan Anjing Trah di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

GELANGGANG OLAHRAGA TIPE A, SEMARANG

SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN

BAB VI KONSEP. Gambar 6.2 Penempatan Akses Masuk Sumber : Gregorius,

SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN DI BANGKALAN, MADURA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Canopy: Journal of Architecture

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Fasilitas Pembinaan Pemuda Remaja Gereja Kristen Indonesia di Surabaya

MALL DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN KONSEP CITY WALK

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

WISATA PASAR IKAN PUGER DI JEMBER

BAB VI HASIL RANCANGAN. Banyak Kota batu, merupakan perancangan kawasan wisata yang memiliki dua

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN DAN PERSIAPAN UMROH DAN HAJI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LUWUK

Fasilitas Pendidikan Tata Busana Kebaya di Surabaya

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

GEDUNG PERTUNJUKAN SENI TEATER TRADISIONAL JAWA DI SURABAYA

KONSEP DESAIN MARKAS KOMANDO DAN PELATIHAN TIM SAR PANTAI PARANGTRITIS. 6.1 Konsep Transformasi Karakter SAR Pantai Pada Bangunan

Hotel Resor di Labuan Bajo

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

Pusat Modifikasi Mobil di Surabaya

SEMARANG INLINE SPEED SKATE ARENA

Resor Wisata Kuliner Lombok di Pantai Nipah

Grha Kerajinan Batu Marmer di Tulungagung

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

L2

Nama Matakuliah STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN - 1

KATA PENGANTAR. Semarang, April Penyusun. iii

Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR :

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Vihara Buddha Theravada di Surabaya

BAB 5 HASIL RANCANGAN

MUSEUM FESYEN DI SURABAYA

BAB V HASIL RANCANGAN

Taman Seni dan Pusat Pelatihan Kebudayaan Tradisional Jawa Timur di Kediri

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL RANCANGAN. digunakan adalah High-Tech Expression yaitu hith tech yang tidak hanya

Rumah Susun Kali Jagir di Surabaya

Stadion dan Fasilitas Pelatihan Atlet Renang di Surabaya

Perancangan Fasilitas Pelatihan Taekwondo di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. aktifitas olahraga, hal itu disebabkan karena kurangnya fasilitas yang ada.

BAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

PASAR MODERN DAN TERMINAL (TIPE C) BRATANG

Fasilitas Edukasi Wisata Tanaman Hias Di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

AKADEMI FASHION DI JEMBER

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya Penulis Agnes Tanso dan Dosen Pembimbing Ir. Bisatya M Maer Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: nyz_annyez@yahoo.com ; bw_maer@yahoo.com Gambar 1 : Fasade Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga ABSTRAK Gedung olahraga ini merupakan pusat aktifitas pembinaan atlit PB.Suryanaga sekaligus tempat pertandingan bulutangkis nasional maupun internasional. Proyek ini dibuat untuk memfasilitasi PB. Suryanaga secara lengkap dari sisi pelatihan dan pembinaan, sekaligus memenuhi kebutuhan gedung olahraga bulutangkis bertaraf internasional yang belum ada di Surabaya. Struktur bentang lebar menjadi permasalahan utama yang dipecahkan. Dalam proyek ini struktur bentang dirancang bukan hanya sebagai sruktur bangunan tapi juga memberi estetika pada bangunan. selain itu, Kenyamanan pengunjung merupakan standart utama yang harus terpenuhi dalam setiap gedung olahraga. Untuk itu proyek ini dirancang agar pengunjung tertarik datang dan merasa nyaman berada di dalamnya. Dalam perancangannya, estetika dan struktur bangunan menerapkan konsep desain yang diadopsi dari bentuk pohon yang mengelilingi tapak dan dijadikan sebagai karakteristik bangunan ini. Sehingga teori Culture Pragmatic menjadi dasar perancangan dari proyek ini. Kata kunci : Culture Pragmatic, gedung olahraga, pusat pembinaan PB.Suryanaga, struktur bentang lebar.

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 2 Latar Belakang Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Pembinaan dan Gedung Olahraga Proses perancangan dimulai dengan menciptakan kenyamanan, karena keyamanan di gedung olahraga memiliki standart yang harus dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan akan dua fungsi bangunan yang berbeda (Sebagai tempat pembinaan dan Gedung pertandingan bulutangkis) maka area gedung dabagi menjadi; Area Fasilitas Pembinaan, Area Fasilitas Pertandingan, dan Area Maintenance Gambar 2 : Salah satu bentuk pelatihan atlit bultangkis. Sumber : Dokumen Pribadi Ketidaklengkapan fasilitas pembinaan di PB.Suryanaga merupakan salah satu faktor yang menghambat kemajuan atlit di PB. Suryanaga sendiri sehingga dibutuhkan fasilitas pembinaan lengkap. Gambar 4 : Lantai 1 merupakan area pertandingan (kuning), dan fasilitas pembinaan (ungu) Gambar 3 : Pertandingan Bulutangkis Olimpiade Sumber : Olimpiade Beijing in Frame Ketidak tersediaan gedung olahraga bulutangkis di Surabaya sangat disayangkan karena bulutangis merupakan olahraga yang populer di Indonesia, namun selama ini pertandingan hanya dilangsungkan di Jakarta. Mengingat Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta, maka ada baiknya bila Surabaya memiliki sebuah gedung olahaga Bulutangkis bertaraf Internasional. Dengan begitu pariwisata di Surabaya akan meningkat. Gambar 5 : Lantai 2 merupakan area tribun penonton dan fasilitas untuk pertandingan (kuning), serta fasilitas yaitu kantor PB. Suryanaga (ungu) Permasalahan Desain Tentu terdapat permasalahan dalam setiap ide perancangan. Dalam hal ini, permasalahan yang muncul adalah Pemenuhan kebutuhan fasilitas Pembinaan serta kenyamanan pengunjung, Bentang Struktur yang besar, dan estetika bangunan. Permasalahan ini menjadi acuan dalam desain. Gambar 6 : Lantai 3 merupakan area tribun penonton (kuning) dan area maintenance (ungu)

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 3 Memanfaatkan Kelemahan Lingkungan Lingkungan merupakan faktor mendasar yang mempengaruhi penataan bangunan bahkan bentukan bangunan. Lingkungan sekeliling tapak memiliki keunikan tersendiri ; sekeliling tapak dikelilingi oleh pohon tinggi yang menghalangi view dari luar tapak ke dalam. Pohon-pohon tersebut berjejer di sekeliling tapak sehingga menjadi pengarah pada jalan. Kelemahan itu diangkat menjadi pemecahan bentuk desain, sehingga perancangan ruang luar dan eksterior merupakan respon dari kelemahan lingkungan. STRUKTUR - Pohon Asem Londo memiliki ciri khas batang pohon yang pendek, ranting pohon yang dan kecil, serta daun yang lebat. Daun Ranting Pohon Batang Pohon Gambar 8 : Bentuk Pohon Asem Londo yang terlihat Daun Ringan, ditopang oleh ranting Ranting Pohon Kecil, Panjang, Kokoh Batang Pohon Kokoh, Berat, Pendek Gambar 7 : Pohon Asem Londo yang mengelilingi tapak Semiotik Nature Pragmatic Acuan perancangan diambil dari teori Semiotik Nature Pragmatic ; "Bentukan Arsitektur sebagai tanggapan atas kondisi alam di sekitarnya" Kelemahan pada tapak dijadikan ciri khas pada struktur bangunan dan ruang luar. Struktur bangunan mengadopsi bentuk dan ciri pohon yang terlihat ; batang pohon, ranting dan daun. Gambar 9 : Struktur Dinding dan Atap Gedung Olahraga Bagian belakangan Gedung Olahraga ini didesain lebih tinggi karena alasan utilitas bangunan dimana terdapat area maintenance yang membutuhkan ruang tinggi. Gambar 10 : Fasade Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 4 PENGARAH SIRKULASI - Kemudahan sirkulas masuk dan keluar kendaraan merupakan faktor utama yang dipertimbangkan dalam desain. Repetisi pohon disekeliling seakan-akan memberi arah pada kendaraan yang melewati sekeliling tapak. Agar terlihat menyatu dengan kondisi di luar tapak, maka sirkulasi kendaraan di dalam tapak pun diarahkan oleh pohon. Gambar 13 : Pohon yang mengarahkan pejalan kaki berjalan Gambar 11: Pohon Asem Londo sebagai pengarah kendaraan. Gambar 14 : Pohon yang mengarahkan kendaraan masuk ke dalam tapak Gambar 15 : Pohon yang mengarahkan kendaraan keluar dari tapak Bagian belakang bangunan lebih tinggi dari pohon yang mengelilingi tapak, sehingga terlihat jelas dari bundaran ITS. Gambar 12 : Layout plan yang menunjukan sirkulasi kendaraan di dalam tapak. Gambar 16 : Bangunan dilihat dari bundaran ITS

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 5 STRUKTUR BENTANG LEBAR Struktur bentang lebar menjadi permasalahan utama yang harus dipecahkan ketika bentuk pohon diaplikasikan pada bentuk bangunan. Material struktur, penyaluran beban struktur serta finishing struktur merupakan faktor penting untuk memenuhi kriteria struktur bentang lebar yang sesuai dengan konsep desain. KOLOM - mengadopsi bentuk Batang dan Ranting yang kokoh dan berat sehingga material beton menjadi pilihan struktur kolom pada bangunan. Jarak antar kolom yang kecil lebih efektif digunakan pada material beton. TRIBUN - dibutuhkan kekokohan pada tribun mengingat getaran yang terjadi pada tribun penonton sangat besar. Untuk itu material beton digunakan sebagai struktur tribun LANTAI - Lantai arena menggunakan beton karena arena pertandingan membutuhkan lantai yang kokoh. dilapisi bahan rubber dan finishing parket kayu membuat lantai menjadi empuk dan cocok untuk lapangan latihan maupun pertandingan bulutangkis. ATAP - Mengadopsi bentuk daun yang ringan dan ditopang oleh dahan pohon, maka struktur yang memenuhi persyaratan bentang dan ringan adalah kabel. dengan diperkuat oleh compression ring, beban disalurkan pada kolom beton. Metal kalzip digunakan sebagai penutup atap karena ringan dan sesuai dengan bentuk atap bangunan. Gambar 18 : Penyaluran beban struktur ESTETIKA STRUKTUR Struktur bukan hanya sebagai penahan beban namun juga menjadi estetika dari bangunan, interior maupun eksterior. Gambar 19 : Kolom menjadi pengarah pada selasar, mengarahkan pengunjung ke gate-gate tribun Atap Kabel Baja Gambar 20 : kabel pada struktur atap terkesan ringan dan membentuk jaring seperti raket bulutangkis Tribun Beton Kolom Beton Gambar 17 : Potongan bangunan Lantai Parket kayu Gambar 21 : Fasade Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga, terlihat ranting-ranting pohon yang menjadi ciri khas bangunan

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 6 KESIMPULAN Perancangan Gedung Olahraga Bulutangkis dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga ini memanfaatkan kelemahan lingkungan dan memanfaatkannya sebagai ciri khas dari bangunan, Dengan didukung oleh teori Nature Plagmatis bangunan ini mengangkat lingkungan sebagai titik awal mendesain dengan tetap mengutamakan fungsi dan kenyamanan pengunjung. [15] Tata Cara Perencanaan Teknik Bangungan Gedung Olahraga, Edited by Departemen Pekerjaan Umum. Bandung : Yayasan LPMB 1994 [16] Time-Saver Standarts, Edited by De Chiara, Joseph. New York : McGraw-Hill, Inc., 1984 [17] Walalangi, Willy F. (2012). Personal Interview DAFTAR PUSTAKA [1] Asdirat Sports Venue Jakarta. (1982). Buku Petunjuk Sports Venue Gelora Senayan [2] Building Planning and Design Standart, Edited by Sleeper, Harold R., 1955. [3] Ching, Francis D.K and Adams, Cassandra (2001). Building Construction Illustrated/Third Edition. : John Wiley & Sons, Inc. [4] Handbook of Sports and Recreational Building Design, 2 Indoor Sports. Edited by John, Geraint, and Heard, Helen. London : The Architectural Press, 1981 [5] John, Geraint (2007). Stadia Fourth Edition : Architectural Press [6] Kalzip_Installation-Manual. pdf (2008) http//:www.kalzip.com [7] Limantoro, Hendra (2012). Personal Interview [8] Moore, Fuller. (1998). Understanding Structures. New York : McGraw-Hill, Inc. [9] Neufert, Ernest. (2002). Data arsitek jilid 2. Jakarta : Erlangga [10] Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. (2007). Lampiran II : Rencana tata ruang wilayah kotamadya daerah tingkat II Surabaya [11] Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (1978). Pedoman PBSI [12] Roy Suryo (2012). Personal Interview [13] Schodek, Daniel L. (1980). Structures. [14] Sheard, Rod. (2001). Sports Architecture : Great Britain : Spon Press