TINJAUAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN TIMBUNAN RINGAN MORTAR-BUSA PADA OPRIT JEMBATAN DI PULAU BINTAN, KEPULAUAN RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
Jakarta, 04 Agustus Narasumber : Yudian Budi Krishna, ST, MSi

TEKNOLOGI MATERIAL RINGAN MORTAR-BUSA UNTUK JALAN DIATAS TANAH LUNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

TEKNOLOGI CORRUGATED-MORTAR BUSA PUSJATAN (CMP)

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018

DRAFT SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 7.16 MATERIAL RINGAN MORTAR-BUSA

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 44/SE/M/2015 TENTANG

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 41/SE/M/2015 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

Perkerasan kaku adalah struktur yang terdin dan pelat (slab) beton semen yang

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Jenis-jenis Perkerasan

Daur ulang campuran dingin dengan bahan pengikat foam bitumen. DR.Djoko Widajat, MSc Balai Bahan dan Perkerasan Jalan, PUSJATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Perencanaan TIMBUNAN RINGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari pembebanan pada perkerasan ketanah dasar (subgrade) tidak melampaui

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

STANDAR LATIHAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mekanis beton busa. Penelitian dilakukan dengan mengontrol specific gravity

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

PERBANDINGAN KARAKTER ASPAL PORUS MENGGUNAKAN AGGREGATE GRAVEL DAN KERIKIL MERAPI DENGAN AGGREGATE KONVENSIONAL (268M)

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada

BAB I : Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ANALISIS MATERIAL RINGAN DENGAN MORTAR BUSA PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN JALAN

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara


KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

: STUDI PENELITIAN HUBUNGAN KEKUATAN TEKAN BETON DENGAN SLUMP GUNAWAN NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PENENTUAN DESAIN CAMPURAN MATERIAL RINGAN DENGAN MORTAR BUSA PADA OPRIT JEMBATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang berkembang seperti saat ini pembangunan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGGUNAAN LAPIS PONDASI AGREGAT YANG DISTABILISASI SEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. baja. Pilihan menggunakan beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan beton

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Konstruksi Oprit dengan Pile Slab 4. Metode Pelaksanaan 5. Analisa Biaya 6. Penutup

Transkripsi:

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN TIMBUNAN RINGAN MORTAR-BUSA PADA OPRIT JEMBATAN DI PULAU BINTAN, KEPULAUAN RIAU Bengkulu, 25 Agustus 2016 Narasumber : Yudian Budi Krishna, ST, MSi

LATAR BELAKANG Terdapat kondisi tanah dasar yang sangat lunak pada Bantaran Laut wilayah Kabupaten Bintan khususnya ruas Lintas Barat dan dari pengalaman pada pekerjaan penanganan op rit jembatan sebelumnya dimana terdapat keruntuhan pada tanah dasar. Berdarkan kajian dari PUSJATAN Kementeriaan PUPR membuat kami memutuskan untuk menggunakan teknologi timbunan ringan Mortar-Busa pada Jembatan Ekang, Jembatan Anculai dan Jembatan Kang Boy. Adapun alasan dari penggunaan teknologi ini yaitu dari sisi biaya yang digunakan lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan pile slab dan waktu pelaksanaan lebih cepat.

TEKONOLOGI TIMBUNAN RINGAN MORTAR-BIASA Kriteria material ringan Mortar-Busa : Mempunyai berat yang ringan sehingga nilai densitas (density) dari material campuran atau mortar tersebut mempunyai berat isi 5-12 kn/m³. Mempunyai nilai flow (flowability), yang diindikasikan untuk memudahkan pelaksanaan dilapangan, nilai flow berkisar 180±20 mm. Mempunyai kemudahan pelaksanaan, dapat memadat sendiri karena berperilaku seperti mortar beton dimana material campuran tersebut mengeras sesuai dengan waktu pemeraman (curring) yang ditetapkan. Mempunyai kuat tekan yang cukup tinggi sesuai untuk jenis konstruksi penggunaannya, misalnya kuat tekannya dalam umur 14 hari mencapai 1000 kn. UCS (kuat tekan bebas / unconfined compresive strength)

PERENCANAAN TIMBUNAN RINGAN MORTAR-BUSA PERENCANAAN TANAH LUNAK H > 20 m REKOMENDASI PUSJATAN TIMBUNAN RINGAN MORTAR BUSA PILE SLAB /PONDASI TIANG YES EFISIEN : - BIAYA -WAKTU NO PELAKSANAAN

PERENCANAAN TIMBUNAN RINGAN MORTAR-BUSA Struktur Oprit Jembatan dan Lapisan tanah setempat, H.tot Oprit = ± 2.5 meter H.tot Lapis Tanah Asli = 22 meter Aspal Lapis Aus ( 4 cm) Aspal Lapis Antara (6 cm) Timb. Material Ringan 2000 Kpa ( 30 cm) Timb. Material Ringan 800 Kpa (1,5 1,9 cm) Timb. Berbutir ( 30 cm) Timb. Pilihan (0 72 cm) Lap. Pasir (5 m) Lap. Lunak (10 m) Pasir ( cm) Muka Air Tanah Lap. Lempung Berpasir (2 m) Lap. Pasir Halus (5 m)

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK PRA KONSTRUKSI Gambar 1. Penyelidikan Geoteknik Pra Konstruksi Sebagai Dasar Pelaksanaan

PELAKSANAAN PEKERJAAN OPRIT JEMBATAN KANGBOY (1)

PELAKSANAAN PEKERJAAN OPRIT JEMBATAN KANGBOY (2)

1. Bagan alir pelaksanaan timbunan material ringan dengan mortar-busa

Komposisi Timbunan Ringan Mortar Busa Pada Salah Satu Pekerjaan Jembatan Komposisi timbunan ringan Mortar-Busa UCS (kuat tekan bebas / unconfined compresive strength) 800 KPa/m3 : Semen PCC Berat : 270 Kg Pasir Bersih Berat : 210 Kg Air Bersih Berat : 135 Kg Foam Agent (1:30) berat : 1, 82 Lt Total berat material ringan mortar-busa untuk 1 m3 yaitu : 669,47 Kg Komposisi timbunan ringan Mortar-Busa UCS (kuat tekan bebas / unconfined compresive strength) 2000 KPa/m3 : Semen PCC Berat : 300 Kg Pasir Bersih Berat : 260 Kg Air Bersih Berat : 195 Kg Foam Agent (1:30) berat : 1, 49 Lt Total berat material ringan mortar-busa untuk 1 m3 yaitu : 891,34 Kg

DOKUMENTASI PEKERJAAN OPRIT JEMBATAN DI KAB.BINTAN (1) 1a. Pengerjaan Tim.Pilihan 1b. Pengerjaan Tim.Pilihan 2. Pembuatan Bekisting 3. Pembuatan Foam

DOKUMENTASI PEKERJAAN OPRIT JEMBATAN DI KAB.BINTAN (2) 4. Pencampuran Mortar-Busa 5. Pengujian Flow (nilai flow berkisar 18±2 cm) 6. Pengujian UCS (kuat tekan bebas / unconfined compresive strength) 7. Pekerjaan Tim. Ringan Mortar-Busa 800 KPa

DOKUMENTASI PEKERJAAN OPRIT JEMBATAN DI KAB.BINTAN (2) 8. Pekerjaan Tim. Ringan Mortar-Busa 2000 KPa 9. Tim. Ringan Mortar-Busa 2000 Kpa 100% 10. Pengerjaan Aspal 100% 11. Pengerjaan Marka

KONDISI SETELAH FUNGSIONAL (1) 1. Jembatan Kang Boy A1. Oprit Arah Tanjung Pinang A2. Oprit Arah Tanjung Pinang B1. Oprit Arah Tanjung Uban B2. Oprit Arah Tanjung Uban

KONDISI SETELAH FUNGSIONAL (2) 2. Jembatan Anculai A1. Oprit Arah Tanjung Pinang A2. Oprit Arah Tanjung Pinang B1. Oprit Arah Tanjung Uban B2. Oprit Arah Tanjung Uban

KONDISI SETELAH FUNGSIONAL (2) 3. Jembatan Ekang A1. Oprit Arah Tanjung Pinang A2. Oprit Arah Tanjung Pinang B1. Oprit Arah Tanjung Uban B2. Oprit Arah Tanjung Uban

CATATAN Tinggi oprit harus dibawah H kritis rencana, Oprit harus kedap air : Hujan Muka air banjir Bila terjadi sliding segera dilakukan penimbunan pada sisi kanan dan kiri oprit (conterweight) hal ini untuk mengurangi terjadi penurunan yang cepat,

TERIMA KASIH