BAB I PENDAHULUAN. Yayasan Yatim Mandiri Surabaya. Menurut salah satu staff program. Yayasan Yatim Mandiri Cabang. Surabaya yang bernama Aan Khunaefi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau lembaga yang maju dan dapat bertahan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren yang dikenal berbasis Entrepreneur. Hal ini bisa dibuktikan dengan

PENGARUH KOORDINASI DAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA CV. PERMATA 7 WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan

KOORDINASI MASALAH-MASALAH PENCAPAIAN KOORDINASI EFEKTIF PENGERTIAN KOORDINASI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

Permasalahan Umum yang Sering Terjadi pada Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I. saling tergantung dengan melakukan tugas-tugas terspesialisasi dalam suatu. pembagian kerja (Friedson 1976; Durkheim 1984). Friedson (1976:310)

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya teknologi komunikasi sehingga mendorong perkembangan arus

Konsep Sistem dan Sistem Informasi pada Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. televisi pada dewasa ini mendorong semakin pesatnya persaingan dalam usaha pada

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dituntut untuk selalu tetap dapat eksis menghadapi kemajuan. lebih dahulu agar resiko kegagalan relatif kecil.

BAB I PENDAHULUAN. baru. Persaingan bisnis yang ketat seperti saat ini membuat pelaku bisnis

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 6 TAHUN 1988 TENTANG KOORDINASI KEGIATAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Konsep Sistem dan Sistem Informasi pada Organisasi dan Manajemen Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebijakan baru pemerintah Indonesia, tentang teknologi komunikasi akan

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

BAB II LANDASAN TEORITIS. sebuah organisasi adalah prinsip koordinasi, karena sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai bentuk tantangan dan resiko. Oleh karena itu, suatu. tersebut akan dapat berjalan dengan maksimal.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB II TEORI KOORDINASI

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Dan Forum CSR Kab. Rembang

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner dalam bukunya Sudarsono (2002:65), Organisasi. merupakan suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 (IAI,2015) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta harus mencantumkan

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1988 Tentang : Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia yang semakin maju dan moderen saat ini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 1982

pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis ke SKB, seminar, lokakarya, studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik.

BAB II URAIAN TEORITIS. meningkatkan efektivitas kerja pada perusahaan penerbangan PT. Mandala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

PENGERTIAN SISTEM DAN ANALISIS SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan

KONSEP SISTEM. Chairul Furqon, S.Sos., MM.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Roda Express Sukses Mandiri. Perusahaan ini merupakan perusahaan jasa yang

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN telah menghasilkan perubahan iklim pemerintahan. Akuntabilitas dan

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar dapat mempertahankan pelanggan yang ada. 1. mempertahankan organisasinya, untuk memperkenalkan program-program

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi

Organizations & Structures

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kesuksesan sebuah lembaga tidak lepas dari yang namanya koordinasi. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala cabang Yayasan Yatim Mandiri Surabaya. Menurut salah satu staff program Yayasan Yatim Mandiri Cabang. Surabaya yang bernama Aan Khunaefi, keberhasilan koordinasi sebuah lembaga terutama lembaga Yatim Mandiri Cabang Surabaya adalah karena adanya satu kesatuan antara staff program, staff landing, dan marketing atau semua sistem yang ada di cabang Surabaya. 1 Di dalam sistem koordinasi sendiri adalah suatu kumpulan bagian saling berhubungan dan bergantungan serta diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu keseluruhan. Proses pengintegrasian tujuantujuan dan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan yang terpisah (unit-unit) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingg terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud itu anatara lain dengan memberikan instruksi, perintah, mengadakan pertemuan- 1 Hasil wawancara dengan staff program Landing Aan Khunaefi 2 November 2015 1

pertemuan dalam mana diberikan penjelasan-penjelasan, bimbingan atau nasihat, mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran. Dalam sistem akan diterima masukkan (inputs) yang kemudian diubah atau diproses untuk menghasilkan keluaran (outputs). Karakteristik pandangan sistem adalah saling berhubungan antara bagian-bagiannya. Organisasi yang lebih besar adalah suatu sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem 2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka mengakui adanya saling hubungan (interaction) yang dinamis antara sistem dengan lingkungan. Organisasi memperoleh bahan baku dan sumber daya manusia dari lingkungan, dan kehidupan organisasi tergantung pada langganan dan konsumen yang ada di lingkungan untuk menyerap hasil keluaran/outputs. Pendekatan sistem koordinasi terdiri atas: 1. Pendekatan antardisiplin (interdisciplinary approach). Pendekatan ini didasarkan pada prinsip pembagian habis tugas. Setiap satuan kerja mengembangkan satuan kerjanya sesuai dengan spesialisasinya, yang merupakan disiplin ilmuaih tersendiri. Berkat berkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu spesialisasi yang merupakan suatu disiplin ilmiah tersendiri dapat maju dengan 2 A.M. Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta: Gramedia, 1996), hal 8-9 M. Manullang, Dasar-dasar manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992), hal 23 2

pesatnya, sekalipun demikian sasaran yang akan dicapai tidak mungkin dapat diselesaikan sendiri tanpa bantuan disiplin-disiplin yang lain. Karena itu diperlukan koordinasi dan hubungan kerja yang bersifat antar atau multidisiplin. 2. Pendekatan multifungsional (multifunctional approach). Pendekatan ini didasarkan pada prinsip fungsional. Setiap instansi pemerintahan secara teknis fungsional di bidangnya. Wewenang dan tanggung jawab fungsional menggambarkan adanya kejelasan tentang setiap instansi pemerintah, siapakah yang harus bertanggung jawab dan siapa pula yang memprakarsai kerja sama dengan instansi pemerintah lainya. Prinsip fungsionalisasi mengimplikasikan bahwa suatu instansi pemerintah hanyalah melakukan sebagian fungsi dibidangnya, sehingga dalam menyelesaikan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan diperlukan pendekatan sistem yang bersifat antarfungsi atau multifungsi. 3. Pendekatan lintas sektoral (cross sectoral approach). Sebagaimana diketahui pembangunan nasional yang dilakukan adalah pembangunan masyarakat Indonesia. Dengan demikian pembangunan itu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia Indonesia dengan berbagai masalahnya. 3 3 I. GK. Manila, Praktek Manajemen Pemerintahan Dalam Negeri (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), hal 47-50 3

Sistem koordinasi merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu lembaga atau perusahaan. Jadi peneliti akan melakukan penelitian di Yayasan Yatim Mandiri Cabang Surabaya tentang bagaimana sistem koordinasi yang ada di dalamnya yang menjadikan keberhasilan sampai saat ini. B. Rumusan Masalah Penelitian ini terfokus pada Sistem Koordinasi di lembaga Yatim Mandiri untuk mempertahankan tingkat koordinasi. Dari fokus ini, terumuskan masalah penelitian, yaitu: 1. Bagaimana sistem koordinasi di lembaga Yatim Mandiri Cabang Surabaya? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sistem koordinasi di lembaga Yatim Mandiri Cabang Surabaya itu sendiri D. Manfaat Penelitian Manfaat penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoristis a. Bagi penulis atau peneliti 1) Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sistem koordinasi yang ada di Lembaga Yatim Mandiri Cabang Surabaya. Seperti yang telah dijelaskan dalam mata kuliah mengenai sistem koordinasi. 4

2) Untuk melatih cara berpikir yang praktis, sistematis, obyektif dan ilmiah serta sebagai sarana untuk memperluas cakrawala ilmu penulis terhadap kesuksesan dan keberhasilan lembaga atau perusahaan. b. Bagi Akademis Hasil penelitian ini akan memperkaya pemikiran bagi lembaga akademis, untuk menambah bahan bacaan tentang sistem koordinasi di Lembaga Yatim Mandiri Cabang Surabaya serta dapat dipakai atau dijadikan refrensi bagi mahasiswa lain. 2. Manfaat Praktis a. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Lembaga Yatim Mandiri Cabang Surabaya agar menjadikan lembaga menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Dan selalu lebih baik dalam menerapkan sistem koordinasi di internal lembaga. E. Definisi Konsep 1. Sistem Pengertian sistem adalah pendekatan sistem terhadap manajemen memandang organisasi sebagai sistem yang merupakan satu kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan. Pendekatan ini tidak melihat bagian ini satu persatu secara terpisah, tetapi memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan sebagian dari sistem yang lebih besar yaitu lingkungan organisasi 5

itu. Teori sistem ini menyatakan satu kegiatan dari satu organisasi berpengaruh terhadap kegiatan dari setiap bagian lainnya. Untuk menerapkan konsep ini, seorang manajer harus berhubungan dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan satuan dia bertugas. Sebagai satu pendekatan, konsep teori sistem yang umum menampilkan berbagai konsep kunci yaitu: a. Subsistem (Subsystems) yang merupakan bagian dari suatu sistem yang selanjutnya merupakan subsystems pula dari satu sistem yang lebih luas dan besar. b. Sistem (System), yang berarti bahwa keseluruhan lebih besar dari tumpukan bagian-bagian. c. Sinergi (Synergy) yaitu keseluruhan itu lebih besar daripada hasil penjumlahan bagian-bagiannya. Kerjasama dan saling berhubungan, bagian-bagian yang saling terpisah didalam suatu organisasi akan menjadi lebih produktif dibandingkan kalau mereka bertindak sendiri-sendiri. d. Sistem terbuka dan tertutup (Open and Closed System) dipandang terbuka kalau sistem itu berhubungan dengan dunia luarnya dan dianggap tertutup kalau yang berlangsung sebaliknya. e. Batas Sistem (System Boundary) dalam arti bahwa antara satu sistem dan sistem lain terdapat batas yang berbeda antara sistem 6

terbuka dan tertutup. Yang terbuka, batas itu lebih luwes dan kecenderungan setiap organisasi dewasa ini menuju ke situ. f. Arus (Flow) yaitu terjadinya arus informasi, material dan energi termasuk manusia sebagai masukan kemudian diproses dengan transformasi sebagai througputs dan keluar menghasilkan keluaran berupa barang dan jasa. g. Umpan balik (Feedback), yang penting bagi pengendalian sistem yaitu berupa informasi yang kembali kearah orang atau peralatan yang memulai arus jalannya proses sistem yang mungkin diperlukan untuk perbaikan selanjutnya. 4 2. Koordinasi Pengertian koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. 4 Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar (Jakarta: Rineka Cipta,1993), hal 58-59 7

Kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan organisasi berbeda dalam kebutuhan integritas. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksanannya. Bila tugastugas tersebut memerlukan aliran informasi antar satuan, derajat koordinasi yang tinggi adalah paling baik. Derajat koordinasi yang tinggi ini sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutn dan tidak dapat diperkirakan, faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menerapkan tujuan yang tinggi. 3. Panti Asuhan Pengertian Panti Asuhan adalah suatu lembaga pelayanan professional yang bertanggung jawab memberikan pengasuhan dari pelayanan pengganti fungsi orang tua kepada anak terlantar. Sedangkan anak terlantar itu sendiri adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. a) Panti asuhan Adapun tujuan panti asuhan sebagai berikut: 1. Terwujudnya hak atau kebutuhan anak yaitu kelangsungan hidup tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi. 8

2. Terwujudnya kualitas pelayanan atas dasar standar professional. a. Dikelola oleh tenaga pelaksanaan yang memenuhi standar profesi. b. Terlaksananya manajemen kasus sebagai pendekatan pelayanan yang memungkinkan anak memperoleh pemenuhan kebutuhan yang berasal dari keanekaragaman. c. Meningkatkannya kualitas kehidupan sehari-hari dilingkungan panti yang memungkinkan anak berintegrasi dengan masyarakat secara serasi dan harmonis. d. Meningkatkan kepedulian masyarakat sebagai melawan sosial. 3. Terwujudnya jaringan kerja dan informasi pelayanan kesejahteraan secara berkelanjutan baik horizontal maupun vertikal. b) Fungsi Panti Asuhan Panti Asuhan melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak atas dasar pendekatan pekerjaan sosial. Atas dasar ini mereka funsi panti asuhan adalah. 9

1. Sebagai pelayanan kesejahteraan anak. Panti asuhan melaksanakan pelayanan pengganti fungsi orang tua. 2. Sebagai sumber data, informasi, dan konsultasi kesejahteraan anak. 3. Sebagai lembaga rujukan. Panti asuhan melaksanakan rujukan baik bagi keluarga, masyarakat, pemerintah maupun pihak lain. 4. Sebagai lahan pengabdian masyarakat dibidang pelayanan kesejahteraan anak. Panti asuhan merupakan lembaga yang memberikan peluang kepada masyarakat untuk melaksanakan pengabdian khususnya pelayanan kesejahteraan anak. 5 F. Sistematika Pembahasan Sistem pembahasan dalam skripsi ini dapat di uraikan sebagai berikut: a. Pada BAB I ini berisi tentang pendahuluan yang mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan. b. Pada BAB II yaitu penelitian terdahulu yang relevan dan Kerangka Teori, penelitian dimana di bahas mengenai kajian tentang sistem, koordinasi, sistem koordinasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya. 5 Departemen Sosial RI Acuan Umum Pelayanan Sosial Anak di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA, 2004) hal 6 10

c. Pada BAB III ini akan di jelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas data, teknik analisis data. d. Pada BAB IV berisikan hasil penelitian. Diantaranya adalah gambaran umum objek penelitian, penyajian data, pembahasan hasil penelitian (analisis data). Gambaran umum objek penelitian adalah menggambarkan tentang situasi dan kondisi di dalam lapangan. Penyajian Data adalah berisikan tentan data-data yang bersangkutan dengan jawaban dari rumusan masalah. Pada bab ini pembaca akan mengetahui hasil pembahasan penelitian tentang topik yang diteliti sedangkan analisis data yakni menganalisis dari data-data yang sudah terkumpul. e. Pada BAB V berisikan tentang penutup. Terdiri dari beberapa sub bab yakni kesimpulan yang merupakan merumuskan ulang menyimpulkan jawaban rumusan masalah penelitian. Selain itu berisikan saran dan rekomendasi, juga penjelasan singkat tentang keterbatasan penelitian dan kemudian di lanjutkan dengan bagian akhir yang berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, pedoman wawancara dan lain-lainnya. 11