METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan. terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SDN2 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton. Bandar lampung pada semester II tahun 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 17 anak yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tindakan kelas ini. Peneliti mengacu pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. pengamatan, dan refleksi (Aunurrahman, dkk., 2009: 3-7).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian yang dipilih adalah SD Negeri 1 Gedong Air,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

23 III. METODE PENELITIAN 1.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Sumberejo Kemiling Jalan Imam bonjol Gg. Bayur No.51Kemiling Bandar Lampung 3. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester ganjiltahun pelajaran 2013/2014. 4. Lama Penelitian Lama penelitian ini direncanakan selama 2 siklus. 1.2 Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom action research)

24 IDENTIFIKASI SIKLUS I PERENCANAAN REFLEKSI OBSERVASI TINDAKAN SIKLUS II PERENCANAAN TINDAKAN SIMPULAN REFLEKSI OBSERVASI Gambar 1: Alur pelaksanaan tindakan kelas (Suharsimi:2007) 1. Tahap Perencanaan Tindakan Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. b) Menetapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). c) Menentukan skenario pembelajaran. d) Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan. e) Menyusun lembar kerja siswa. f) Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan. g) Menyiapkan analisis soal-soal tes.

25 2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan kelas menerapkan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Adapun urutan kegiatan direncanakan sebagai berikut: a) Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan yaitu apersepsi dan memberikan motivasi. b) Membagi kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 siswa sehingga terbagi kelompok belajar. c) Di dalam kelompok siswa belajar sesuatu yang baru dengan cara melakukan kegiatan yang sudah dirancang oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran. d) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. e) Menggunakan metode yang telah disiapkan peneliti untuk menjelaskan konsep-konsep materi yang akan dipelajari. f) Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan. g) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu: kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus. 3. Pengamatan terhadap tindakan Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawyaitu aktivitas siswa selama pembelajaran. Peneliti terlibat langsung

26 sebagai pengamat dan dibantu teman sejawat. Instrumen yang akan digunakan untuk menghimpun data hasil belajar siswa dengan memberikan angket pada setiap pembelajaran. Sedangkan untuk memperoleh data dan hasil belajar siswa diperoleh dari ulangan-ulangan pada setiap siklus. 4. Refleksi terhadap tindakan Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi yang mencakup analisis dan penilaian. Dari hasil refleksi kemungkinan muncul permasalah yang perlu mendapat perhatian, sehingga peneliti melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta refleksi ulang. Tahapan ini akan dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai permasalahan sudah bisa diatasi dengan siklus, rencana, tindakan, observasi dan refleksi. 1.3 Teknik Pengambilan Data Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung dari respon siswa. 1. Alat pengumpulan data a) Instrumen observasi Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan kegiatan mengajar guru.

27 b) Tes hasil belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi mengurutkan bilangan. 2. Jenis data Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. a) Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini diperoleh dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis menggunakan rumus : Keterangan : : nilai rata-rata kelas : jumlah semua nilai siswa : banyak siswa (Suharsimi, 2010:264) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

28 Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat, Agip(2006:41). Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam % adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa Tingkat Keberhasilan Arti 80 Sangat tinggi 60-79 Tinggi 40-59 Sedang 20-39 Rendah 20 Sangat rendah (Sumber: Agip, 2006:41) b) Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang diambil dari kegiatan observasi aktivitas. Data observasi untuk mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan semua prilaku siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dan II.Nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus : Keterangan : NP R : nilai yang dicari atau diharapkan : skor observasi yang bersangkutan

29 Sm : skor maksimal observasi 100 : bilangan tetap (Agip, 2006:42) 1.4 Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan akhir. Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat didalamnya sudah sesuai dengan kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data yang dilakukan adalah: a) Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan siklus 1. Baik data kualitatif maupun data kuantitatif dengan menggunakan rumus : b) Menganalisis data dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan dalam bentuk tabel. c) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, dan siklus II.

30 1.5 Prosedur Penelitian Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa penelitian tindakan kelas berjalan melalui siklus-siklus dalam sebuah spiral, di mana setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan yang terus berulang dan meningkat. Sejalan dengan itu maka prosedur pelaksanaan penelitian ini diwujudkan dalam bentuk tahapan-tahapan siklus yang berkesinambungan dan berkelanjutan, di mana untuk setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan langkah yang secara garis besar adalah: (1) membuat perencanaan tindakan /perbaikan;(2) implementasi atau pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan;(3) melakukan observasi atau pengamatan atas tindakan perbaikan yang dilakukan; dan (4) melakukan refleksi, termasuk didalamnya analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan, sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya, prosedur pelaksanaan penelitian ini bisa dipaparkan sebagai berikut: Siklus 1: a. Perencanaan Tindakan 1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran. 2. Mempersiapkan skenario pembelajaran. 3. Mempersiapkan soal untuk model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

31 b. Implementasi atau pelaksanaan tindakan 1) Guru memberikan penjelasan tentang materi mengurutkan bilangan. 2) Guru memberikan pokok bahasan yang berbeda-beda pada setiap kelompok. 3) Masing-masing kelompok mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang pokok bahasan yang diberikan guru. 4) Masing-masing ketua kelompok mengunjungi kelompok lain untuk memahami pokok bahasan yang diberikan guru pada kelompok tersebut. 5) Ketua kelompok kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan tentang pokok bahasan yang diterimanya dari kelompok yang dikunjungi. 6) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 7) Masing-masing siswa menjawab soal evaluasi secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dengan model pembelajaran tipe Jigsaw. 8) Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan. 9) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu: kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus. c. Observasi atau pengamatan terhadap tindakan Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan. Untuk mengamati hal berikut ini: 1. Jumlah siswa yang aktif dan tidak aktif

32 2. Ketepatan waktu 3. Kendala yang dihadapi 4. Kondisi yang mendukung d. Refleksi Analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan, sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut pada siklus berikutnya. Siklus II a. Perencanaan tindakan 1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran. 2. Mempersiapkan skenario pembelajaran. 3. Mempersiapkan mempersiapkan soal untuk pembelajaran Jigsaw. b. Tindakan 1. Guru dan siswa berdiskusi untuk mengkoreksi PR tentangmengurutkan bilangan. 2. Guru memberikan penjelasan tentang cara mengurutkan bilangan 3. Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa untuk tiap kelompok.

33 4. Guru menjelaskan materi lanjutan sesuai indikator yang dibuat, dan memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk memahami materi yang berbeda-beda. 5. Perwakilan dari setiap kelompok mengunjungi kelompok lain untuk bertanya tentang materi yang sudah mereka pahami. 6. Perwakilan dari masing-masing kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan materi yang disampaikan oleh teman kelompok lain. 7. Guru memberi beberapa soal (LKS) yang dikerjakan siswa bersama kelompoknya. 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil jawabannya ke depan kelas. 9. Guru dan siswa mendiskusikan jawaban yang diberikan. c. Observasi Observasi dilakukan bersamaaan dengan tindakan. Untuk mengamati hal berikut ini: 1. Jumlah siswa yang aktif dan tidak aktif 2. Ketepatan waktu 3. Kendala yang dihadapi 4. Kondisi yang mendukung

34 d. Refleksi Analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan, sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut pada siklus berikutnya. 3.6 Indikator Keberhasilan Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah apabila hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi mengurutkan bilangan telah menunjukan peningkatan pada setiap siklusnya. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawini jika >75 % siswa memperoleh nilai tes formatif KKM (kriteria ketuntasan minimal) 60.