POTENSI DEEP SEATED COAL DI INDONESIA. Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

EXECUTIVE SUMMARY PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI TAHUN 2015

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM CEKUNGAN TARAKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINJAUAN TERHADAP BITUMEN PADAT DAN GAS METAN BATUBARA DI INDONESIA

PENELITIAN SUMUR GEOLOGI UNTUK TAMBANG DALAM DAN CBM DAERAH SRIJAYA MAKMUR DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROVINSI SUMATERA SELATAN SARI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

TINJAUAN AWAL ALOKASI PEMANFAATAN SUMBER DAYA BATUBARA KALORI RENDAH DI SUMATERA PREVIEW ON RESOURCE ALLOCATION FOR LOW CALORIE COALS IN SUMATERA

Oleh: Sigit Arso W., David P. Simatupang dan Robert L. Tobing Pusat Sumber Daya Geologi Jalan Soekarno Hatta No. 444, Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI. Eddy R. Sumaatmadja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI

PENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH BAYUNG LINCIR, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROPINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. fosil, dimana reservoir-reservoir gas konvensional mulai mengalami penurunan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Tarakan terletak di timur laut Kalimantan. Cekungan ini terdiri. dari 4 Subcekungan, yaitu Tidung, Tarakan, Berau dan

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BAGIAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya energi yang cukup besar seperti minyak bumi, gas, batubara

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu harapan baru bagi pelaksanaan. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh

By : Kohyar de Sonearth 2009

POTENSI BATUBARA DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INVENTARISASI BATUBARA BERSISTEM DAERAH SENYIUR, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (LEMBAR PETA I816-24

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam diantaranya sumberdaya batubara. Cekungan Barito merupakan

PENYELIDIKAN GEOFISIKA BATUBARA DENGAN METODA WELL LOGGING DI DAERAH MUSI BANYUASIN, MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN ( LEMBAR PETA

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya memiliki status plug and abandon, satu sumur menunggu

I.2 Latar Belakang, Tujuan dan Daerah Penelitian

LESSON LEARN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UNDER- GROUND COAL GASIFICATION DI INDONESIA. Subijanto* dan Herdiana Prasetyaningrum **

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis tinggi. Supriatna et al., 1995 menyebutkan formasi formasi berumur

PENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH MUARA LAKITAN, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA SELATAN

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH BATUSAWAR DAN SEKITARNYA, KABUPATEN TEBO DAN BATANGHARI, PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari lebih jauh akan manfaat terhadap satu bahan galian yang

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

FASIES BATUBARA FORMASI WARUKIN ATAS DAERAH TAPIAN TIMUR, KP PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari alam dan lingkungannya. Manusia selalu

KANDUNGAN GAS METANA BATUBARA DAERAH NIBUNG, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROVINSI SUMATERA SELATAN. Oleh: Sigit Arso W.

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Cekungan Kutai. Cekungan Kutai dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian barat

Robert L. Tobing, David P. Simatupang, M. A. Ibrahim, Dede I. Suhada Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

INVENTARISASI BATUBARA BERSISTIM DI DAERAH SUNGAI SANTAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

MASALAH DAN PENANGGULANGAN SEMBURAN GAS PADA PENGEBORAN SUMUR BML-1 DAERAH MUARA LAWAI, KABUPATEN LAHAT, SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN

S A R I. Oleh : Asep Suryana dkk Sub Direktorat Batubara, DIM

Bab II Kondisi Umum Daerah Penelitian

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD

I.1 Latar Belakang I.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Hal 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DENGAN OUTCROP DRILLING DAERAH MUARA SELAYA, PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

SURVEI TINJAU ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH TALANG KARANGAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MUARA ENIM PROPINSI SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

KAJIAN POTENSI TAMBANG DALAM PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI DAERAH SUNGAI MERDEKA, KAB. KUTAI KARTANEGARA, PROV. KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Struktur Geologi dan Sebaran Batubara daerah Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi Kalimantan Timur

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Sumatera Selatan termasuk salah satu cekungan yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

Daftar Pustaka of Single and Multi Component Methane, carbon Dioxide, and Nitrogen Isotherms for U.S. Coals, Proceeding of International Coalbed

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENYELIDIKAN BATUBARA DI DAERAH NUNUKAN TIMUR, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB III LANDASAN TEORI

STRATIGRAFI REGIONAL CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas Indonesia

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH AMPAH DAN SEKITARNYA KABUPATEN BARITO TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

memiliki hal ini bagian

Transkripsi:

POTENSI DEEP SEATED COAL DI INDONESIA Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono Pusat Sumber Daya Geologi - Badan Geologi Asep_suryana01@yahoo.com S A R I Indonesia memiliki potensi batubara bawah permukaan yang cukup signifikan. Lapisan batubara ini berada pada kedalaman lebih dari 100 meter di bawah permukaan (deep seated coal). Potensi tersebut berada pada Cekungan Sumatera Selatan, Kutai, Barito, Pasir, Tarakan dan Ombilin. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dengan mempertimbangkan faktorfaktor terkait. Kata kunci : batubara, deep seated coal, underground coal 1. PENDAHULUAN Saat ini batubara merupakan salah satu komoditas yang menjadi sumber energi alternatif di luar minyak dan gas bumi di Indonesia. Nilai produksi batubara setiap tahunnya terus meningkat. Umumnya, penambangan batubara dilakukan dengan metode tambang terbuka. Namun, metode ini diperkirakan akan semakin sulit dilakukan di masa mendatang. Hal ini disebabkan oleh semakin dalamnya lapisan batubara sehingga nilai stripping ratio akan semakin tinggi. Masalah lain yang kemungkinan akan timbul antara lain kestabilan lereng bukaan tambang dan keberadaan air tanah. Oleh karena itu, pemerintah menyarankan untuk mengaplikasikan metode penambangan bawah tanah (underground mining) pada pelaku pengusaha tambang batubara. Pengembangan batubara bawah tanah tentu harus didukung oleh informasi mengenai potensi deep seated coal. Yang dimaksud dengan deep seated coal pada tulisan ini adalah sumber daya batubara yang terletak jauh di bawah permukaan, sehingga tidak memungkinkan untuk ditambang secara terbuka. 2. METODOLOGI Penyusunan potensi deep seated coal dilakukan dengan cara berikut ini: Membuat ekstrapolasi sebaran lapisan batubara berdasarkan data hasil pengeboran dangkal. Melakukan pengeboran dalam pada daerah terpilih yang diperkirakan memiliki lapisan batubara yang cukup tebal pada kedalaman lebih dari 300 meter dari permukaan. Menyusun peta zonasi deep seated coal. Menghitung potensi deep seated coal. Faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan potensi deep seated coal ini hanyalah faktor Keyakinan Geologi (Geological Assurance). Sedangkan faktor lain terkait dengan perencanaan tambang seperti aspek geoteknik, geohidrologi, serta faktor hukum dan sosialbudaya, tidak turut dipertimbangkan. Sumber data yang digunakan berasal dari hasil penyelidikan Pusat Sumber Daya Geologi (data primer) yang dikompilasikan dengan data hasil penyelidikan beberapa perusahaan batubara. 18

3. POTENSI DEEP SEATED COAL Umumnya, endapan batubara lebih banyak tersebar di Pulau Sumatera dan Kalimantan dibandingkan pulau-pulau lainnya di Indonesia. Secara administratif, wilayah yang memiliki banyak potensi batubara dalam Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara. Secara geologis, wilayah potensial batubara yang akan dibahas pada tulisan ini termasuk pada Cekungan Sumatera Selatan, Cekungan Kutai, Cekungan Barito, Cekungan Pasir dan Cekungan Tarakan. a. Cekungan Sumatera Selatan Cekungan Sumatera Selatan terletak di bagian tenggara Pulau Sumatera, mencakup wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung dan Jambi (Gambar 1). Data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Batubara (Pusat Sumber Daya Geologi, 2013) menunjukkan bahwa sumber daya batubara Provinsi Sumatera Selatan untuk tambang terbuka sebesar 41,73% dari total sumber daya batubara Indonesia. Batubara pada Cekungan Sumatera Selatan umumnya dijumpai pada Formasi Muara Enim. Terdapat beberapa lapisan batubara pada formasi ini dengan sebaran yang kontinyu pada areal yang cukup luas. Penyelidikan potensi batubara di Cekungan Sumatera Selatan telah dilakukan secara intensif oleh Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) dengan melakukan kegiatan pengeboran pemboran sistematis di wilayah ini. Oleh karena itu, kerapatan data potensi batubara di Cekungan Sumatera Selatan cukup baik dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia. Pada beberapa daerah bahkan lapisan batubara masih dapat ditelusuri sampai kedalaman 700 meter di bawah permukaan. Namun, sesuai dengan yang sudah diutarakan sebelumnya, tulisan ini hanya menyajikan sumber daya batubara pada kedalaman 100 sampai 500 meter di bawah permukaan. Data yang disajikan juga hanya berasal dari wilayah Subcekungan Palembang Selatan, Subcekungan Palembang Tengah dan Subcekungan Palembang Utara. Sedangkan potensi batubara Subcekungan Jambi belum dimasukkan pada perhitungan ini, mengingat saat ini kegiatan pengeboran di wilayah Subcekungan Jambi masih berlangsung. Gambar 2 menunjukkan blok perhitungan potensi deep seated coal pada Cekungan Sumatera Selatan yang telah dilakukan. Besarnya potensi deep seated coal untuk tiap blok disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Sumber daya deep seated coal Cekungan Sumatera Selatan No. Lokasi Sumber daya (Ton) 1. Air Serelo 8.714.000 2. Arahan 1.545.002.000 3. Babat 2.437.063.000 4. Babattoman 192.205.000 5. Banjarsari 70.933.000 6. Bangko Selatan 162.236.000 7. Bayat 2.095.220.000 8. Benakat Minyak 781.727.000 9. Bunian 24.432.000 10. Kota Tengah 944.949.000 11. Kungkilan 347.783.000 12. Lubuk Mahang 1.239.642.000 13. Mesuji 472.468.000 14. Muara Lakitan 266.292.000 15. Musi Rawas 97.099.000 16. Nibung 862.166.000 17. Pagardewa 67.480.000 18. Sekayu 4.792.079.000 19. Sigoyang Benuang 2.644.859.000 20. Sungai Lilin 9.436.000 21. Sungai Pinang 2.062.299.000 22. Tanjung Lubuk 168.126.000 TOTAL 21.292.210.000 Potensi Deep Seated Coal di Indonesia ; Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono 19

Gambar 1. Cekungan Sumatera Selatan, terbagi menjadi Subcekungan Palembang Selatan, Subcekungan Palembang Tengah, Subcekungan Palembang Utara dan Subcekungan Jambi (Bishop, 2001). 20

Gambar 2. Blok perhitungan potensi deep seated coal di Cekungan Sumatera Selatan b. Cekungan Kutai Cekungan Kutai (Gambar 3) dikenal sebagai cekungan yang kaya akan sumber daya geologi, antara lain minyak dan gas bumi, batubara serta mineral. Endapan batubara tersebar cukup luas pada Cekungan Kutai. Terdapat lebih dari 3 formasi pembawa batubara dengan lapisan batubara yang cukup banyak. Penambangan batubara secara terbuka dilakukan hampir mencakup semua wilayah Cekungan Kutai. Hanya sedikit perusahaan yang menerapkan metode penambangan bawah tanah. Hal ini dikarenakan fakta bahwa banyak sekali lapisan batubara pada cekungan ini yang letaknya tidak jauh dari permukaan. Namun, lapisan batubara dangkal ini semakin lama semakin berkurang karena kegiatan penambangan yang intensif. Sudah saatnya penambangan batubara di Cekungan Kutai ini beranjak ke penambangan bawah tanah. Sumber daya batubara untuk tambang bawah tanah juga cukup menarik, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan peta yang menunjukkan tiap lokasi disajikan pada Gambar 4. Potensi Deep Seated Coal di Indonesia ; Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono 21

Gambar 3. Cekungan pengandung batubara di Kalimantan (modifikasi dari Badan Geologi, 2009) c. Cekungan Barito Cekungan Barito mencakup sebagian wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Berdasarkan ketersediaan data, perhitungan sumber daya deep seated coal pada cekungan ini lebih banyak dilakukan pada wilayah yang termasuk Provinsi Kalimantan Selatan. Perhitungan yang dilakukan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah hanyalah daerah Jangkang yang berdasarkan pada data hasil kegiatan pengeboran PSDG. Berdasarkan keyakinan geologi, tidak semua potensi di Cekungan Barito dihitung sampai kedalaman 500 meter dari permukaan. Dari 10 blok yang dihitung, 6 di antaranya hanya dihitung sampai kedalaman 300 meter dari permukaan, sedangkan sisanya tetap dihitung sampai kedalaman 500 meter dari permukaan. Sumber daya deep seated coal di Cekungan Barito disajikan pada Tabel 3, sedangkan lokasi setiap blok terdapat pada Gambar 5. d. Cekungan Pasir Cekungan Pasir terletak di sisi timur pulau Kalimantan (Gambar 3) yang berupa cekungan kecil dan memanjang. Tidak banyak data batubara yang berhasil dihimpun di cekungan ini, sehingga perhitungan sumber daya deep seated coal hanya dilakukan pada 2 blok (Tabel 4). 22

Tabel 2. Sumber daya deep seated coal Cekungan Kutai No. Lokasi Sumber daya (Ton) 1. Bontang 234.219.290 2. Sungai Santan 126.412.360 3. Marangkayu 109.415.757 4. Muara Wahau 5.777.575.000 5. Marah Haloq 776.610.638 6. Long Lees 859.377.196 7. Long Nah 405.755.654 8. Bukit Suharto 3.261.126.338 9. Buana Jaya 177.211.000 10. Embalut West 86.711.000 11. Loa Lepu 150.664.000 12. Loajanan South 22.760.000 13. Longiram 670.000 14. Melamuk 61.360.000 15. Pelakan 134.319.000 16. Pengadan 53.967.000 17. Senyiur Ritan 3.753.395000 18. Loa Payang 14.013.377 TOTAL 16.005.562.610 Secara geologis, kedua blok ini (Gambar 6) posisinya berada di dekat tepi cekungan, sehingga endapan batubara kurang berkembang dengan baik. e. Cekungan Tarakan Cekungan Tarakan merupakan cekungan sedimentasi kecil yang terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Gambar 3). Data batubara pada cekungan ini juga belum terlalu banyak dibandingkan cekungan lainnya, sehingga potensi deep seated coal hanya diketahui untuk 4 blok saja (Tabel 5 dan Gambar 7). Tabel 3. Sumber daya deep seated coal Cekungan Barito No. Lokasi Sumber daya (Ton) 1. Batulicin 46.312.000,00 2. Jorong 262.454.000,00 3. Tapin 17.738.000,00 4. Sebambam 160.715.456,20 Pularan* 5. Banjarbaru* 1.349.882,00 6. Rantau* 151.242.965.45 7. Tanjung* 95.606.845,17 8. Amuntai* 24.873.050,76 9. Satui Kintap* 127.728.322,00 10. Jangkang 16.567.200,00 TOTAL 904.587.721,58 * : perhitungan sumberdaya hanya pada kedalaman 100 300 meter di bawah permukaan Tabel 4. Sumberdaya Cekungan Pasir No. Lokasi Sumber daya (Ton) 1. Lolo 98.072.822 2. Liburdinding 31.408.474 TOTAL 129.481.296 Tabel 5. Sumber daya deep seated coal Cekungan Tarakan No. Lokasi Sumber daya (Ton) 1. Bulungan Berau 2.210.326.689 2. Langap 19.137.000 3. Sungai Krassi 162.963.838 4. Simenggaris 88.248.302 TOTAL 2.480.675.828 Potensi Deep Seated Coal di Indonesia ; Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono 23

Gambar 4. Blok perhitungan potensi deep seated coal di Cekungan Kutai Tabel 6. Sumber daya deep seated coal Cekungan Ombilin No. Lokasi Sumber daya (Ton) 1. Air Dingin 7.987.200 f. Cekungan Ombilin Potensi deep seated coal pada Cekungan Ombilin di Sumatera Barat (Tabel 6) berasal dari kegiatan pengeboran batubara (deep drilling) yang dilakukan oleh PSDG. Perhitungan sumber daya deep seated coal hanya dibatasi pada wilayah seluas 40 ha, mengingat daerah ini memiliki struktur geologi yang cukup kompleks, sehingga membatasi sebaran batubara. 24

Gambar 5. Blok perhitungan potensi deep seated coal di Cekungan Barito Potensi Deep Seated Coal di Indonesia ; Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono 25

Gambar 6. Blok perhitungan potensi deep seated coal di Cekungan Pasir 26

Gambar 7. Blok perhitungan potensi deep seated coal di Cekungan Tarakan 4. PENUTUP Terdapat 2 isu yang berkembang saat ini terkait pemanfaatan potensi deep seated coal, yaitu coal bed methane (CBM) dan gasifikasi bawah permukaan (underground coal gasification/ UCG). Pengembangan CBM difokuskan pada deep seated coal mengingat keterdapatan gas pada batubara akan lebih mudah terbebaskan pada lapisan yang dekat dengan permukaan. Namun tidak seluruh potensi deep seated coal sesuai diaplikasikan bagi pengembangan CBM. Hal ini dikarenakan terdapat berbagai persyaratan teknis yang membatasinya, di antaranya kedalaman ideal, ketebalan lapisan, tipe batubara, dan parameter lainnya. Untuk itu diperlukan studi lebih lanjut untuk pengembangan CBM. Akan halnya UCG, tidak berbeda jauh dengan CBM. Potensi deep seated coal ini tidak otomatis menjadi potensi UCG Indonesia. Berbagai pa- Potensi Deep Seated Coal di Indonesia ; Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono 27

Gambar 8. Blok perhitungan potensi deep seated coal di Cekungan Ombilin rameter teknis tentu harus dipertimbangkan dalam pengembangan UCG, tidak hanya mempertimbangkan pola sebaran lapisan batubara saja, tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan, misalnya ketebalan lapisan, kulitas batubara, karakter batuan pengapit lapisan batubara, serta faktor lainnya yang perlu didiskusikan dengan para pakar UCG. Potensi deep seated coal ini merupakan data awal yang dapat digunakan untuk merumuskan seberapa besar potensi UCG Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai faktor terkait. Penyelidikan potensi deep seated coal Indonesia belum berakhir di sini. Masih banyak wilayah lainnya di Indonesia yang belum tercakup dalam tulisan ini, di antaranya Subcekungan Jambi, Cekungan Barito di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, beberapa wilayah di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah serta Sumatera Barat. PSDG masih melakukan kegiatan pengeboran guna melengkapi data potensi batubara Indonesia. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menghaturkan terima kasih kepada Kepala PSDG yang telah mengizinkan penulis mempublikasi makalah ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dede Ibnu Suhada, ST. serta rekan-rekan kerja di Kelompok Penyelidikan Energi Fosil -PSDG yang turut membantu penyiapan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Badan Geologi, 2009, Peta Cekungan Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Gaya Berat dan Geologi. Skala 1:5.000.000, Bandung. Bishop, M.G., 2001, South Sumatra Basin Province, Indonesia: The Lahat/Talangakar- Cenozoic Total Petroleum System, US Geological Survey Open-File Report No. 99-50-S. Pusat Sumber Daya Geologi, 2013, Laporan Neraca Sumber Daya Energi Fosil, Bandung. 28