ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN TANAMAN HIAS PUCUK MERAH (OLEINA SYZYGIUM) PADA USAHA KEMBANG ASRI DI KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN TOMAT DIDESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA FLAMBOYAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH LEMBAH PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KABUPATEN KLATEN THE ANALYSIS OF FRESH MILK MARKETING IN KABUPATEN KLATEN

ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten

ANALISIS TATANIAGA KELINCI (Orictolagus, Spp.) DI KABUPATEN KARO ABSTRAK

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Sebuah Kasus di Industri Rumah Tangga di Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak)

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS PEMASARAN CENGKEH DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH KERITING DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

Distribusi Penjualan Telur Itik.Agnes Debora Hutabarat

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

SISTEM PENYALURAN BERAS KOMERSIL MELALUI SALURAN RUMAH PANGAN KITA DI PT XYZ LAMPUNG. Pangan Kita in PT XYZ Lampung)

ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS MARGIN PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO (Study kasus di Pasar Bersehati Calaca dan Pinasungkulan Karombasan)

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS MARGIN PEMASARAN DAGING AYAM RAS PETELUR AFKIR DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN DAIRI

MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN Ragil Saputro, Heru Irianto dan Setyowati

ANALISIS SALURAN PEMASARAN PRODUK SUSU BUBUK KEDELAI (Studi Kasus: Industri Sumber Gizi Nabati, Pekanbaru)

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALYSIS EFFICIENCY MARKETING SYSTEM OF FRESH LAYANG FISH (Decapterus russeli) ON PELABUHAN FISH AUCTION PLACE IN TEGAL CITY

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK MANIS. (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF SWEET ORANGE) Djoko Koestiono 1, Ahmad Agil 1

KERAGAAN PEMASARAN TAHU

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

ANALISIS PEMASARAN GETAH DAMAR DI DESA MALINO JAYA KECAMATAN SOYO JAYA KABUPATEN MOROWALI UTARA

IV. METODE PENELITIAN

Key Word PENDAHULUAN

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

EFFICIENCY MARKETING ANALYSIS OF HONEY BEE IN PASURUAN

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 3 (4) : 498-56, Agustus 215 ISSN : 2338-311 ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU Marketing Analysis Tempe on Home Industry "Multi Barokah" in Palu Iyut Nilawati Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu Email : iyut_nilawati@yahoo.com ABSTRACT Marketing is all the activities related to the business of marketing products, including related marketing agencies path before it reached the hands of consumers, tempeh is almost always through intermediaries. Path traversed by the products of producers with or without intermediaries to reach the consumers known to form marketing channels. Tempe sold with a simple form of marketing channels, starting from middlemen, retailers up to end consumers. This study aims to determine the form of marketing channels tempe on Home Industry "Multi Barokah" in the city of Palu, knowing the amount of margin and efficiency of marketing tempe on Home Industry "Multi Barokah" in Palu. Respondent committed intentionally (purposive) that one person led to the consideration that the respondents know everything related to the company, especially marketing. Determination respondents traders used assessment method (Tracing Method), in order to obtain each of 4 people middlemen and retailers. The results showed that there are three forms of marketing channels tempe on Home Industry "Multi Barokah" in Palu, a) Producers Middlemen Retailers Consumers, b) Producers Middlemen Consumers, c) Producers Retailers Consumers. margin on the first line of Rp.2. for the second line of Rp.1. and the total margin for the third channel of Rp.2.5 Part of the price received by producers in the first marketing channels by 8% for the second line of 88.89% and part of the price received by producers for the third marketing channels by 8%, it indicates that part of the price received by producers on both channels is greater than the first and third channels. The results showed also that the value of the first channel marketing efficiency 9.5% the second channel at 11.66% and the marketing efficiency value for the third channel of 7.27%. The value of the efficiency of the three marketing channels shows that the third channel is more efficient than the first and second channels. Key Words: Efficiency, margin, marketing, profit. ABSTRAK Pemasaran merupakan semua kegiatan yang berkaitan dengan usaha memasarkan produk, termasuk juga jalur lembaga pemasaran yang terkait sebelum sampai di tangan konsumen, tempe hampir selalu melalui perantara. Jalan yang dilalui oleh produk dari produsen dengan atau tanpa perantara hingga sampai kepada konsumen dikenal dengan bentuk saluran pemasaran. Tempe dijual dengan bentuk saluran pemasaran yang sederhana, yaitu mulai dari pedagang perantara, pedagang pengecer sampai kepada konsumen akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu, mengetahui besarnya margin dan efisiensi pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu. Penentuan responden dilakukan dengan sengaja (purposive) yaitu 1 orang pimpinan dengan pertimbangan bahwa responden mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan khususnya pemasaran. Penentuan responden pedagang digunakan metode penjajakan (Tracing Method), sehingga diperoleh masing-masing 4 orang pedagang perantara dan 4 orang 498

pedagang pengecer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 bentuk saluran pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu, a) Produsen Pedagang Perantara Pedagang Pengecer Konsumen, b) Produsen Pedagang Perantara Konsumen, c) Produsen Pedagang Pengecer Konsumen. margin pada saluran pertama sebesar Rp.2. untuk saluran kedua sebesar Rp.1. dan total margin untuk saluran ketiga sebesar Rp.2.5 Bagian harga yang diterima produsen pada saluran pemasaran pertama sebesar 8% untuk saluran kedua sebesar 88,89% dan bagian harga yang diterima produsen untuk saluran pemasaran ketiga sebesar 8%, hal ini menunjukkan bahwa bagian harga yang diterima produsen pada saluran kedua lebih besar dibanding dengan saluran pertama dan ketiga. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa nilai efisiensi pemasaran saluran pertama sebesar 9,5% saluran kedua sebesar 11,66% dan nilai efisiensi pemasaaran untuk saluran ketiga sebesar 7,27%. Nilai efisiensi dari ketiga saluran pemasaran tersebut menunjukkan bahwa saluran ketiga lebih efisien dibanding saluran pertama dan kedua. Kata Kunci: Efisiensi, keuntungan, margin, pemasaran. PENDAHULUAN Peranan industri kecil terhadap roda perekonomian suatu negara sangat besar, sistem pemasaran produk tersebut mencakup kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang ada dalam sistem pemasaran produk tersebut. Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh tingkat efisiensi dan efektivitas seluruh kegiatan fungsional sistem pemasaran tersebut, yang selanjutnya menentukan kinerja operasi dan proses pemasaran. Pemasaran mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi, hal ini dapat dilihat dalam menciptakan nilai guna dari suatu barang. Nilai guna yang diciptakan terjadi karena tempat, waktu, bentuk dan kepemilikan. Melalui fungsinya pemasaran memberikan nilai tambah dari suatu barang atau komoditi melalui peningkatan mutu dari barang tersebut. Sistem pemasaran pertanian merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk dari produsen awal ke tangan konsumsen akhir dan sebaliknya memperlancar aliran uang, menambah nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembagalembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem pemasaran komoditas. (Said dan Intan, 26). Peluang pasar tempe yang prospekti dapat mendorong dan memacu perajin tempe untuk lebih dapat memanfaatkan peluang pasar, tidak menutup kemungkinan kesempatan berusaha tempe ini mengundang orang-orang lain yang selama ini belum memahami dunia pertempean, dapat menyadarai dan memahami bahhwa bagaimanapun, usaha tempe kedelai ini akan menjanjikan keuntungan. Tempe akan mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya pendapatan, daya beli masyarakat, serta tumbuhnya kesadaran masyarakat akan kecukupan gizi. Hal ini terlihat dengan banyaknya industri tempe yang tersebar di Kota Palu dan sekitarnya. Tujuan umum penelitian ini ialah untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu dan mengetahui besar margin dan efisiensi pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanankan pada Industri Rumah Tangga Tempe Multi Barokah di Kota Palu. Lokasi penelitian ditentukan dengan sengaja (purposive). 499

Waktu pelaksanaan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 215. Penentuan Responden Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) dalam hal ini 1 orang pimpinan dengan pertimbangan bahwa responden mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan khususnya pemasaran. Penentuan responden lembaga pemasaran dilakukan dengan metode penjajakan (tracing method) dengan mengambil 4 orang pedagang perantara dan 4 orang pedagang pengecer, sehingga jumlah responden secara keseluruhan sebanyak 9 orang. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan mengadakan observasi dan wawancara langsung kepada pimpinan perusahaan dan beberapa lembaga pemasaran yang terkait dengan menggunakan daftar pertanyaan (qustionaire). Data sekunder diperoleh dari literature-literatur, Badan Pusat Statistik Provinsi maupun Daerah serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi. Model Analisis Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, untuk mengetahui atau menghitung besarnya margin pemasaran maka dapat digunakan rumus (Arinong 28). M = Hp - Hb Keterangan : M = Margin Pemasaran H p = Harga Penjualan H b = Harga Pembelian Sedangkan margin total pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Sobirin, 29). MT = M1 + M2 + M3+...+ Mn Keterangan : MT = Margin (Rp/Kg) M1,M2,M3...Mn = Margin dari setiap pemasaran (Rp/Kg) Untuk menghitung sebagian harga yang diterima oleh produsen digunakan rumus: Sf = Pf Pr Keterangan : Sf = Bagian harga yang diterima produsen Pf = Harga ditingkat produsen (Rp/Kg) Pr = Harga konsumen akhir (Rp/Kg) Untuk menghitung efisiensi pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah dari Produsen produsen di gunakan rumus (Ekasari dkk., 27). Keterangan : Eps TB TNP X 1% Eps = (TB/TNP) X 1% = Efisiensi Pemasaran = Biaya Pemasara = Nilai Produk yang dipasarkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Lembaga dan Saluran Pemasaran. Pemasaran hasil produksi pada dasarnya merupakan semua aktifitas yang dilakukan terhadap hasil industri rumah tangga mulai dari tingkat produsen sampai pada tingkat konsumen. Pemasaran hasil industri rumah tangga meliputi banyak fungsi yang dilaksanakan berbagai lembaga pemasaran yang berbeda-beda, kebanyakan hasil-hasil produk industri rumah tangga mengalir melalui bermacam-macam lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran yang terlihat dalam pemasaran tempe pada industri rumah tangga tempe Multi Barokah di Kota Palu sampai ke pedagang pengecer adalah sebagai berikut : 1. Saluran pertama, yang melibatkan empat lembaga pemasaran yaitu industri rumah tangga tempe Multi Barokah sebagai produsen menjual tempe kepada pedagan perantara kemudian menjual lagi ke pedagang pengecer lalu menjual kepada konsumen. 5

2. Saluran kedua, yaitu dari industri rumah tangga tempe Multi Brokah sebagai produsen menjual tempe kepada pedagang perantara kemudian kepada konsumen. 3. Saluran ketiga, yaitu dari industri rumah tangga tempe Multi Barokah sebagai produsen menjual tempe kepada pedagang pengecer kemudian kepada konsumen. Biaya Pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses perpindahan barang dari produsen ke konsumen akhir. Besar kecilnya biaya pemasaran untuk hasil produk tempe tergantung dari banyaknya kegiatan kelembagaan pemasaran dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalam proses pemasaran tersebut. Khususnya dalam pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu, biaya pemasaran mencakup sejumlah pengeluaran yang dilakukan untuk keperluan yang berhubungan dengan penjualan tempe dari industri maupun pedagang. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran akan mengeluarkan biaya-biaya yang berbeda-beda, besarnya biaya pemasaran akan mempengaruhi harga produk yang dipasarkan serta keuntungan yang diperoleh. Selanjutnya biaya dan keuntungan serta bagian harga yang diterima produsen untuk tiap-tiap saluran pemasaran. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya Nilai Penjualan dan Keuntungan yang diterima Masing-Masing Lembaga Pemasaran Tempe pasa Saluran Pertama, 215. No. Lembaga Pemasaran Harga A B C Produsen 1. Penjualan tempe 2 2. Harga Jual 8. 3. Nilai Penjualan 1.6. 4 Biaya Pemasaran : a. Tenaga Kerja 1.. b. Biaya Telepon 2. c. Biaya 12. 5. Keuntungan 1.48. Pedagang Perantara 1. Nilai Pembelian 1.6. 2. Harga Jual (Rp/Kg) 9. 3. Biaya Pemasaran: a. Transportasi 2. b. Retribusi 1. c. Tenaga kerja 1. 4. Nilai Penjualan 1.8. 5. Keuntungan 16. Pedagang Pengecer 1. Nilai Pembelian 1.8. 2. Harga Jual 1. 3. Biaya Pemasaran: a. Tenaga Kerja 1. b. Retribusi 2. c. Biaya 3. 4. Nilai Penjualan 2.. 5. Keuntungan 51

Tabel 1. menunjukkan bahwa harga pembelian tempe untuk produsen kepada pedagang perantara pada saluran pertama adalah Rp.8./kg dengan nilai pembelian Rp.1.6. sedangkan total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang perantara sebesar Rp.4. dimana biaya pemasaran yang dikeluarkan mencakup biaya transportasi Rp.2./hari, biaya tenaga kerja Rp.1./hari, dan biaya retribusi Rp.1./hari, kemudian pedagang pengecer membeli dari pedagang perantara seharga Rp.9./kg dengan nilai pembelian Rp.1.8. transaksi yang dilakukan dalam proses pembelian terjadi di tempat pedagang pengecer dengan sistem pembayaran tunai, dan harga jual pedagang pengecer kepada konsumen adalah Rp.1./kg dengan nilai penjualan Rp.2... biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer sebesar Rp.3./hari yang mencakup biaya tenaga kerja Rp.2./hari dan biaya retribusi Rp.1./hari. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Biaya, Nilai Penjualan dan Keuntungan yang diterima Masing-Masing Lembaga Pemasaran Tempe pada Saluran Kedua, 215. No. Lembaga Pemasaran Harga(Rp/Kg) A Produsen 1. Penjualan tempe (Kg) 1 2. Harga Jual (Rp/Kg) 8. 3. Nilai Penjualan 8. 4. Biaya Pemasaran: a. Tenaga Kerja 5. b. Biaya Telepon 25. c. Biaya 75. 5. Keuntungan 725. B Pedagang Perantara 1. Nilai Pembelian 8. 2. Harga Jual (Rp/Kg) 9. 3. Biaya Pemasaran: a. Transportasi 2. b. Tenaga Kerja 1. c. Biaya 3. 4. Nilai Penjualan 9. 5. Keuntungan 7. Tabel 2. menunjukkan bahwa harga penjualan tempe dari produsen kepada pedagang perantara pada saluran kedua adalah Rp.8./kg dengan nilai penjualan Rp.8. sedangkan total biaya yang dikeluarkan oleh produsen sebesar Rp.75. dimana biaya pemasaran yang dikeluarkan mencakup biaya tenaga kerja Rp.5./hari, dan biaya telpon Rp.25./hari, kemudian pedagang perantara menjual langsung kepada konsumen adalah Rp.9./kg dengan nilai penjualan Rp.9.. biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer sebesar Rp.3./hari yang mencakup biaya tenaga kerja Rp.2./hari dan biaya retribusi Rp.1./hari. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Biaya, Nilai Penjualan dan Keuntungan yang diterima Masing-Masing Lembaga Pemasaran Tempe pada Saluran Ketiga, 215. No. Lembaga Pemasaran Harga(Rp/Kg) A B Produsen 1. Penjualan tempe(kg) 55 2. Harga Jual (Rp/Kg) 1. 3. Nilai Penjualan 55. 4. Biaya Pemasaran: a. Tenaga Kerja 1. b. Biaya Telepon 1. c. Biaya 2. 5. Keuntungan 53. Pedagang Pengecer 1. Nilai Pembelian 55. 2. Harga Jual (Rp/Kg) 12.5 3. Biaya Pemasaran: a. Transportasi 2. b. Tenaga Kerja 1. c. Biaya 3. 4. Nilai Penjualan 687.5 5. Keuntungan 17.5 Tabel 3. menunjukkan bahwa harga penjualan tempe dari produsen kepada pedagang pengecer pada saluran ketiga adalah Rp.1./kg tempe dengan ukuran berat 1ons, dengan nilai penjualan Rp.55. sedangkan total biaya yang 52

dikeluarkan oleh produsen sebesar Rp.2. dimana biaya pemasaran yang dikeluarkan mencakup biaya tenaga kerja Rp.1./hari dan biaya telpon Rp.1./hari kemudian pedagang pengecer menjual langsung kepada konsumen adalah Rp.12.5/kg dengan nilai penjualan Rp.687.5. biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer sebesar Rp..3./hari yang mencakup biaya tenaga kerja Rp.2./hari dan biaya retribusi Rp.1./hari. Analisis Margin, Margin dan Bagaian Harga pada Pemasaran Tempe. Margin dan Bagaian Harga pada Pemasaran Tempe. Margin pemasaran didefinisikan dengan dua cara, yang pertama, margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayar konsumen akhir dan harga yang diterima produsen. Kedua, margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat dari permintaan dan penawaran dari jasa pemasaran. Pada analisis pemasaran yang menggunakan konsep margin pemasaran yang sering dipandang dari sisi harga. Dengan menganggap bahwa proses pemasaran terdapat beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam aktifitas pemasaran ini, maka dapat dianalisis distribusi margin pemasaran di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlihat. Selisih harga tersebut dapat merupakan biaya pelayanan yang meliputi biaya transportasi dan retribusi serta besarnya keuntungan yang diterima oleh pedagang dari setiap rantai pemasaran. Dengan demikian dapat diketahui bahwa setiap lembaga pemasaran mempunyai tingkat margin yang berbeda-beda. Pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu mempunyai tingkat margin pemasaran yang berbeda-beda pada setiap lembaga pemasaran. Tabel 4. menunjukkan bahwa harga jual produsen kepada pedagang perantara pada saluran pertama Rp.8./kg. pada saluran ini pedagang perantara melakukan penjualan ke pedagang pengecer dengan harga Rp.9./kg dan memperoleh keuntungan sebesar Rp.1./kg. Nilai margin yang diperoleh dari pedagang perantara ke pedagang pengecer adalah Rp.1./kg, sehingga total margin pemasaran yang diperoleh dari saluran pertama sebesar Rp.2./kg, persentase bagian harga yang diterima oleh produsen sebesar 8%. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 4. Tabel 5. menunjukkan bahwa harga pembelian pedagang perantara dari produsen sebesar Rp.8./kg, dengan harga penjualan kepada konsumen Rp.9./kg, sehingga keuntungan yang diterima pedagang perantara sebesar Rp.1./kg, nilai margin yang diperoleh produsen ke konsumen Rp.1./kg, sehingga total margin pemasaran yang diperoleh pada saluran kedua sebesar Rp.1./kg dan bagian harga yang diterima oleh produsen sebesar 88,89 %. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 5. Tabel 6. menunjukkan bahwa harga pembelian pedagang pengecer dari produsen sebesar Rp.1./kg tempe dengan ukuran berat 1ons, dengan harga penjualan kepada konsumen Rp.12.5/kg, sehingga margin yang diterima pedagang pengecer sebesar Rp2.5/kg, nilai margin yang diperoleh produsen ke konsumen Rp.2.5/kg, sehingga total margin pemasaran yang diperoleh pada saluran kedua sebesar Rp.2.5/kg dan bagian harga yang diterima oleh produsen sebesar 8 %. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 6. 53

Tabel 4. Harga, Margin dan Bagian Harga yang Diterima Produsen Tempe Multi Barokah Melalui Saluran Pertama, 215. No. Lembaga Pemasaran Harga Beli Harga Jual Margin Margin Bagian harga yang diterima produsen (%) 1 Produsen - 8. - 2 Pedagang perantara 8. 9. 1. 2. 8 3 Pedagang pengecer 9. 1. 1. 4 Konsumen 1. - - Tabel 5. Harga, Margin dan Bagian Harga yang Diterima Produsen Tempe Multi Barokah Melalui Saluran Kedua, 215. Harga Harga Margin Margin Bagian harga Lembaga No. Beli Jual yang diterima Pemasaran produsen (%) 1 Produsen - 8. - 2 Pedagang perantara 8. 9. 1. 1. 88,89 3 Konsumen 9. - - Tabel 6. Harga, Margin dan Bagian Harga yang Diterima Pemilik Industri Tempe Multi Barokah Melalui Saluran ketiga, 215. No. Lembaga Pemasaran Harga Beli Margin Harga Jual Margin Bagian harga yang diterima produsen (%) 1 Produsen - 1. - 2 Pedagang pengecer 1. 12.5 2.5 2.5 8 4 Konsumen 12.5 - - Analisis Efisiensi Pemasaran Tempe. nilai penjualan pada masing-masing saluran pemasaran terbesar terdapat pada saluran pemasaran yang pertama yaitu sebesar Rp.2.. sedangkan untuk total biaya yang tertinggi terdapat pada saluran yang pertama juga. Hal ini disebabkan karena saluran pemasaran pertama lebih panjang dari saluran pemasaran yang lain. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Biaya dan Nilai Penjualan Pada Masing-Masing Saluran Pemasaran, 215. No Saluran Pemasara n Volume penjuala n (kg) Harga jual Nilai Penjualan 1 Pertama 2 8. 2.. 2 Kedua 1 8. 9. 3 Ketiga 55 1. 687.5 Biaya 19. 15. 5. 54

Tabel 7. menunjukkan total biaya dan nilai penjualan pada masing-masing saluran pemasaran, dari ketiga saluran pemasaran yang terbesar total penjualan dan total biaya berada pada saluran pertama yaitu sebesar Rp.2.. dengan total biaya Rp.19.. Efisiesin pemasaran juga sangat dipengaruhi oleh efisiensi sistem transportasi yang menghubungkan lokasi produsen dan konsumen, karena biaya transportasi akan mempengaruhi harga penawaran. Sistem pemasaran yang tidak efisien, seperti yang terjadi pada hampir semua daerah produksi industri rumah tangga, menyebabkan posisi produsen yang kurang menguntungkan. Semakin tinggi biaya pemasaran menunjukan semakin rendahnya efisien sistim pemasaran, berikut data efisiensi pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Efisiensi Pemasaran Tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu, 215. No 1. 2. 3. Saluran Pemasaran Produsen Pedagang Perantara Pedagang Pengecer konsumen Produsen Pedagang Perantara Konsumen Produsen Pedagang Pengecer Konsumen Biaya Nilai Penjualan Efisiensi (%) 19. 2.. 9,5 15. 9. 11,66 5. 687.5 7,27 Tabel 8. menunjukkan bahwa pemasaran yang efisien terlihat pada saluran pemasaran yang ketiga dengan nilai efisiensi sebesar 7,27%, hal ini disebabkan karena total biaya pada saluran pemasaran yang ketiga lebih rendah dari total biaya pada saluran pemasaran yang pertama dan kedua. biaya pada saluran pemasaran pertama untuk produsen sebesar Rp.12. yang mencakup biaya tenaga kerja Rp.1. dan biaya telpon Rp.2. sedangkan total biaya untuk pedagang perantara sebesar Rp.4. yang mencakup biaya tranportasi Rp.2. biaya retribusi sebesar Rp.1. dan biaya tenaga kerja sebesar Rp.1. untuk pedagang pengecer total biaya sebesar Rp.3. yang mencakup biaya retribusi sebesar Rp.1. dan biaya tenaga kerja Rp.2. pada saluran pemasaran kedua untuk produsen total biaya pemasaran sebesar Rp.75. yang mencakup biaya tenaga kerja sebesar Rp.5. dan biaya transportasi sebesar Rp.25. untuk pedagang perantara total biaya pemasaran sebesar Rp.3. yang mencakup biaya transportasi sebesar Rp.1. biaya tenaga kerja sebesar Rp.2. sedangkan saluran pemasaran ketiga untuk produsen total biaya pemasaran sebesar Rp.2. yang mencakup biaya tenaga kerja Rp.1. biaya telpon Rp.1. untuk pedagang pengecer total biaya sebesar Rp.3. yang mencakup biaya transportasi Rp.2. biaya tenaga kerja Rp.1.. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada tiga bentuk saluran pemasaran tempe pada Industri Rumah Tangga Multi Barokah di Kota Palu dengan lembaga pemasaran yang terlibat adalah: a. Produsen Pedagang Perantara Pedagang Pengecer Konsumen b. Produsen Pedagang Perantara Konsumen c. Produsen Pedagang Pengecer Konsumen 2. Besarnya margin pemasaran tempe yang diperoleh untuk saluran pertama sebesar Rp.2. dan nilai efisiensi pemasaran sebesar 9,5%, dengan bagian harga yang diterima produsen 55

sebesar 8%, margin yang diperoleh untuk saluran pemasaran kedua yaitu sebesar Rp.1. dan nilai efisiensi pemasaran sebesar 11,66% dengan bagian harga yang diterima produsen sebesar 88,89% kemudian besarnya margin pemasaran tempe yang diperoleh untuk saluran ketiga sebesar Rp.2.5 dan nilai efisiensi pemasaran sebesar 7,27% dengan bagian harga yang diterima produsen sebesar 8%. Hal ini menunjukan bahwa saluran pemasaran yang ketiga lebih lebih efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran yang pertama dan kedua. Saran Untuk memasarkan produk tempe pada industrsi rumah tangga Multi Barokah sebaiknya pemilik industri menggunakan saluran ketiga dimana harga yang diterima produsen lebih besar dan biaya yang dikeluarkan relatif kecil serta perlunya perhatian pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan para industri rumah tangga dan pendapatan asli daerah dalam meningkatkan produksi tempe. DAFTAR PUSTAKA Arinong, R. 28. Analisis Saluran Pemasaran dan Hasil Margin Pemasaran Kakao. http:// www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 28 Februari 214. Ekasari, D. dan Zainuddin. 27. Analisis Margin Pemasaran Telur Itik di kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu, KabupatenGowa.http://www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 19 Februari 213. Said, E. Gumbira dan Intan, A. Harizt. 26. Manajemen Agribisnis. Ghalia. Indonesia. Jakarta. Sobirin. 29. Margin Pemasaran Kakao. http:// www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 28 Februari 214. 56