Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3 ABSTRAK Telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas tentang upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X MIA-1 tahun ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 6 Banjarmasin pada konsep ekosistem melalui model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM). Ketuntasan klasikal siswa pada pembelajaran Biologi tahun 2012/2013 tergolong rendah yaitu sebesar 77,14%. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2014. Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar siswa; mengetahui respon siswa dan guru terhadap kegiatan pembelajaran konsep Ekosistem melalui penerapan model PBM. Penelitian ini menggunakan Kurikulum 2013, dirancang dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA-1 SMA Negeri 6 Banjarmasin dengan jumlah 35 siswa, terdiri dari 13 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Data hasil penelitian berupa aktivitas siswa dan guru, hasil belajar siswa, lembar observasi dan angket. Analisis data hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pada aktivitas siswa dari 8 parameter pengamatan, hanya ada 1 parameter yang mengalami penurunan, yaitu waktu siswa untuk berkelompok sesuai arahan guru. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran sudah berkurang dominansinya, hanya 1 parameter mengalami penurunan, yaitu memantau siswa dalam menyajikan hasil karya. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, pada siklus I dari 0% (pretes) menjadi 42,86% (postes), dan siklus II dari 10% (pretes) menjadi 87,14% (postes), dan hasil produk PBM (akuarium dan poster) tergolong kategori sangat baik. Penilaian kinerja kelompok, perilaku berkarakter, keterampilan sosial, dan psikomotor siswa selama pembelajaran menunjukkan kategori baik. Penerapan model PBM terlaksana dengan baik. Respon siswa dan guru menunjukkan respon yang positif. Kata kunci : Aktivitas, hasil belajar, ekosistem, PBM 20
PENDAHULUAN Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliah (SMA/MA) tahun 2013 di Kotamadya Banjarmasin sudah mulai diterapkan tahun ajaran 2013/2014 di 5 (lima) SMA, yaitu SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 7 Banjarmasin. Tuntutan pelaksanaan Kurikulum 2013 sebenarnya hampir sama dengan KTSP 2006 yang diajarkan sebelumnya, perbedaannya hanya pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Pembelajaran harus menggunakan pendekatan saintifik, dimana siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dihadapkan pada kenyataan ilmiah yang sebenarnya. Peranan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Penilaian Kurikulum 2013 mencakup semua aspek, yaitu kognitif, afektif dan pisikomotor, serta lebih mengutamakan pada kreatifitas siswa. Berdasarkan informasi dari seorang guru Biologi kelas X SMA Negeri 6 Banjarmasin, diperoleh bahwa pembelajaran masih sering menggunakan metode ceramah, aktivitas siswa masih rendah/ kurang pada saat guru melaksanakan pembelajaran secara klasikal, sehingga pencapaian tujuan pembelajaran masih belum optimal. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada tahun 2012/2013 hanya mencakup 77,14%. Pada pencapaian kompetensi tertentu diperlukan penguasaan terhadap cara pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa belajar secara aktif, mengkonstruksikan pengetahuannya, kemudian menerapkan model tersebut di dalam pembelajarannya. Untuk membelajarkan berbagai konsep kepada siswa sehingga dia dapat mengingat lebih lama dan menggunakan konsep tersebut, guru dapat membuka wawasan berpikir dan beragam pada seluruh siswa. Sehingga siswa dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dalam kehidupan nyata. Salah satu cara untuk mengetahui masalah tersebut, dan untuk mewujudkan serta mencapai keberhasilan dalam pembelajaran, maka guru harus memilih pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran yang tepat dan cocok untuk siswa, dalam situasi dan kondisi kegiatan 21
pembelajaran tersebut. Salah satunya adalah dengan pembelajaran melalui model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM). Model PBM bertujuan merangsang terjadinya proses berpikir tingkat tinggi dalam situasi yang berorientasi masalah. Selain itu PBM merupakan bentuk implementasi pembelajaran kontekstual di dalam kelas. Adapun Kompetensi Inti yang dapat diperoleh siswa melalui model pembelajaran yang menekankan pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) yaitu KI 3 dan KI 4. Hasil penelitian Janah (2012) yang menerapkan model PBM pada pembelajaran Biologi kelas X di SMA PGRI 6 Banjarmasin ada konsep Ekosistem, melaporkan bahwa Aktivitas siswa meningkat pada siklus I sebesar 84,92%, pada siklus II sebesar 92,83%, dengan kategori baik. Hasil belajar terjadi peningkatan pada Siklus I ke sebesar 52,7% dan peningkatan hasil LKS selama proses belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 9,09%. Siswa memberikan respon yang positif sebesar 70,5%. Penelitian tentang penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah di SMAN 6 Banjarmasin belum pernah di laporkan. Pembelajaran konsep Ekosistem dalam silabus Kurikulum 2013 nampaknya dapat di lakukan dengan pembelajaran berdasarkan masalah. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA-1 SMA Negeri 6 Banjarmasin Pada Konsep Ekosistem Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Tahap pelaksanaan tindakan dirancang 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pada siklus II berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu (1) Orientasi siswa pada masalah; (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar; (3) Membimbing pengalaman individu/ 22
kelompok; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Hasil penelitian tergolong data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian pretes dan postes serta hasil selama proses pembelajaran berupa nilai soal LKS. Sedangkan data kualitatif dilakukan secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumusan sebagai berikut (Susilo,dkk: 2011): Ketuntasan Individual Skor = Keterangan: Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan 75%. Ketuntasan klasikal: Jika 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan individual 75%. Indikator kuantitatif terdiri dari (a) Siswa mencapai ketuntasan secara individual (skor 75%) dan ketuntasan secara klasikal jika 85% ditetapkan oleh sekolah, Ketuntasan Klasikal = x 100% dan (b) Hasil selama proses pembelajaran dinilai dari soal LKS. Data kualitatif adalah apabila aktivitas siswa telah menunjukkan kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 yang dianalisis dengan acuan sebagai berikut: (a) Penilaian produk/ hasil karya berdasarkan Kunandar (2013), menunjukkan peningkatan lebih baik dari siklus I ke siklus II (Keterangan: Sangat baik=16-20; Baik=11-15; Cukup=6-10; dan Kurang=1-5), (b) Aktivitas siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II dalam pengelolaan kelas oleh guru dalam pembelajaran (Trianto, 2009), (c) Aktivitas guru Biologi dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan peningkatan kualitas (Trianto, 2009), (d) Pengamatan kinerja kelompok, perilaku berkarakter, keterampilan sosial, psikomotor, dan penilaian keterampilan sosial menunjukkan peningkatan lebih baik pada pembelajaran siklus I ke siklus II (Arikunto, 2010), dan (e) Respon siswa dan guru Biologi terhadap pembelajaran dengan rentang nilai 1-50% yang menyatakan sangat tidak setuju dan setuju adalah negatif dan 51-100% yang menyatakan sangat setuju dan setuju adalah positif. Pada pembelajaran ini menunjukkan persentase jawaban positif yang tinggi (Susilo, dkk 2011). 23
Interval Nilai Persentase Penilaian Proses HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II yang tergambar dalam bentuk grafik sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1 berikut ini. 20 10 0 a b c d e f g h a b c d e f g h Siklus I 7.98 6.93 17.29 18.40 16.87 16.93 8.78 6.88 5.50 7.14 18.41 18.51 17.19 17.46 8.83 6.98 Parameter Aktivitas Siswa Gambar 1.Grafik ringkasan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II Keterangan parameter: a. Keaktifan siswa dalam berkelompok sesuai dengan pembagian oleh guru. b. Keaktifan siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai LKS dengan baik. c. Keaktifan siswa menemukan/ merumuskan permasalahan yang dibimbing oleh guru. d. Keaktifan siswa menyumbangkan ide/pendapat dalam merumuskan permasalahan. e. Keaktifan siswa memecahkan permasalahan yang dimunculkan. f. Keaktifan siswa membuat karya sesuai dengan LKS. g. Keaktifan siswa mempersentasikan LKS dan karya yang mereka buat. h. Keaktifan siswa memberi pendapat dalam menyimpulkan materi. Hasil Pengamatan Kinerja Kelompok Hasil penilaian kinerja kelompok yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh siswa sendiri dan guru. Hasil penilaian proses siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. 100 50 0 74.65 Siklus I Rata -rata Penilaian Proses 93.00 Keterangan: Baik sekali = 76%-100% Baik = 51-75% Cukup = 26-50% Kurang baik = 25% (Arikunto, 2010) Gambar 2. Ringkasan data penilaian kinerja kelompok siklus I dan siklus II 24
Hasil Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus I dan Aktivitas guru pada pembelajaran terdapat pada Gambar 3 di bawah ini yang terdiri dari siklus I dan siklus II. 30 25 20 15 10 5 0 A B C D E F G Siklus I Parameter Keterangan Parameter : A = Guru membimbing dalam membagikan kelompok, B = Menjelaskan materi dan LKS yang diajarkan, C = Meorientasikan siswa pada masalah, D = Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, E = Guru memantau siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya,, F=Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah,dan G= Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Gambar 3. Ringkasan data aktivitas guru pada pembelajaran siklus I dan II Hasil Ringkasan Pengelolaan Pembelajaran RPP pada Siklus I dan Siklus II Ringkasan pengelolaan pembelajaran RPP pada siklus I dan siklus II yang terlihat pada Gambar 4 di bawah ini. 4 3.5 3 2.5 Siklus I Keterangan 1= Tidak baik 2= Kurang baik, 3= Baik, dan 4= Sangat baik East 3.13 3.6 Gambar 4. Ringkasan data pengelolaan pembelajaran RPP siklus I dan siklus II Hasil Postes pada Siklus I dan Hasil belajar berupa postes yang terdapar pada Gambar 5 berikut iniyang terdiri dari siklus I dan siklus II. 25
Persentase Persentase Nilai Nilai Produk/ Ketuntasan Klasikal karya LKS 100 80 60 40 20 0 Siklus I 42.86 Hasil Postes 87.14 Keterangan: Ketuntasan: Jika siswa mencapai nilai 75 (ketentuan dari sekolah). Ketuntasan klasikal : Jika 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual Gambar 5. Ringkasan data ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil posttest siklus I dan II Lembar Kerja Siswa (LKS) Hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari kemampuan siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan mengerjakan LKS yang dikerjakan secara berkelompok. Pada siklus I dan siklus II ringkasannya terdapat pada gambar 6 di bawah ini. 90 85 80 75 70 65 75.57 Siklus I Rata -rata Persentase Nilai LKS 86.87 Gambar 6. Ringkasan hasil selama proses pembelajaran (LKS) siklus I dan siklus II Produk/ Hasil Karya Hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari kemampuan siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan mengerjakan produk/ hasil karya yang dikerjakan secara berkelompok. Pada siklus I dan siklus II ringkasannya terdapat pada gambar 7 berikut ini. 17 16 15 14 13 16.17 14.17 Siklus I Rata -rata Nilai Produk/ hasil karya Keterangan : Sangat baik = 16-20 Baik = 11-15 Cukup = 6-10 Kurang = 1-5 26
Persentase Perilaku Berkarakter Persentase Perilaku Berkarakter Gambar 7. Ringkasan hasil selama proses pembelajaran (produk/ hasil karya) siklus I dan siklus II Hasil Perilaku Berkarakter pada Siklus I dan Hasil penilaian perilaku berkarakter pada siklus I dan siklus II ringkasannya pada Gambar 8 berikut ini. 92.38 86.90 74.76 73.81 Keterangan kategori penilaian: Baik sekali = 76%-100% Baik = 51-75% Cukup = 26-50% Kurang baik = 25% (Arikunto, 2010) Siklus Aktif I Keberanian Rata-rata Siklus I dan II Gambar 8.Ringkasan pengamatan perilaku berkarakter siklus I dan siklus II Hasil Keterampilan Sosial pada Siklus I dan Hasil penilaian keterampilan sosial pada siklus I dan siklus II yang terdapat pada ringkasannya pada Gambar 9 di bawah ini. 100 80 60 40 20 0 Siklus I 84.29 86.66 55.25 16.85 A B Rata-rata Siklus I dan II A= Bertanya B= Menyumbangkan ide/ pendapat Keterangan kategori penilaian: Baik sekali = 76%-100% Baik = 51-75% Cukup = 26-50% Kurang baik = 25% (Arikunto, 2010) Gambar 9.Ringkasan pengamatan keterampilan sosial siklus I dan siklus II Hasil Psikomotor pada Siklus I dan Hasil penilaian psikomotor dilakukan oleh siswa sendiri dan guru. Hasil penilaian psikomotor siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini. 27
Persentase Penilaian Proses 100 50 0 93.61 74.89 Siklus I Rata -rata Penilaian Psikomotor Keterangan: Baik sekali = 76%- 100% Baik = 51-75% Cukup = 26-50% Kurang baik = 25% (Arikunto, 2010) Gambar 10.Ringkasan data penilaian psikomotor pembelajaran siklus I dan siklus II Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Respon siswa terhadap pembelajaran berdasarkan masalah ringkasannya pada Gambar 11 di bawah ini. 100 50 0 Persentase Respon Siswa Sangat setuju Setuju Ragu -ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Gambar 11.Ringkasan respon siswa terhadap pembelajaran berdasarkan masalah Respon Guru Biologi Terhadap Pembelajaran Respon guru terhadap pembelajaran berdasarkan masalah ringkasannya pada Gambar 12 di bawah ini. 100.00 50.00 0.00 Persentase Respon Siswa Sangat setuju Setuju Ragu -ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Gambar 12. Ringkasan respon guru terhadap pembelajaran berdasarkan masalah 28
Pembahasan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah Aktivitas siswa pada pembelajaran konsep Ekosistem dengan penerapan model PBM pada umumnya menunjukkan variasi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebagaimana terlihat pada Gambar 2 di atas. Diantara 8 (delapan) parameter aktivitas siswa yang teramati, ada 1 (satu) yang menurun yaitu siswa berkelompok sesuai pembagian oleh guru dan parameter lainnya meningkat. Peningkatan aktivitas siswa diduga disebabkan karena diterapkannya model pembelajaran berdasarkan masalah yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam menyelesaikan LKS dan karya/produk yang mereka hasilkan. Serta adanya upaya perbaikan pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus II. Peningkatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa dominansi guru dalam proses pembelajaran telah berkurang yang berdampak positif terhadap peran siswa dalam pembelajaran. Menurut Rusman (2010) keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran seperti pada hasil penelitian yang didapatkan oleh Ridhana (2013) dalam hasil penelitiannya menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah. Penilaian Kinerja Kelompok Hasil perhitungan dari penilaian proses menunjukkan bahwa rata-rata penilaian proses pada siklus I dengan kategori baik. Penilaian proses pada siklus II dengan kategori baik sekali. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan proses siswa. Berdasarkan kategori penilaian diketahui bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya sehingga setiap siklus secara keseluruhan mengalami peningkatan proses pembelajaran. 29
Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah Aktivitas guru pada pembelajaran konsep Ekosistem dengan penerapan model PBM pada umumnya menunjukkan pluktuasi. Diantara 7 aktivitas guru yang teramati, ada 6 aktivitas siswa yang menunjukkan penurunan. Sementara, pada parameter 5 (guru membimbing siswa dalam mengembangkan dan menyajikan hasil karya) aktivitas guru meningkat karena peran guru disini memang harus ditingkatkan agar produk/karya yang dihasilkan oleh siswa harus lebih baik dan meningkat dari setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah berusaha mengoptimalkan pengelolaan pembelajaran kelas sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Peran guru sebagai pengelola kelas adalah merencanakan, mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar, memimpin yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa (Sanjaya, 2006). Pengelolaan Pembelajaran RPP pada siklus I dan II Pengelolaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II tergolong dalam kategori baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto (2009) bahwa optimalnya proses pembelajaran di kelas menandakan bahwa guru sudah bertindak efektif. Hasil Belajar (Postes) Hasil ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil pretes pada siklus I maupun siklus II masih belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan ( 85%), karena nilai ketuntasan klasikalnya pada siklus I ini 0% dan pada siklus II sebesar 10,00%, sementara ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil postes pada siklus I juga masih belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan karena nilai ketuntasannya hanya sebesar 42,86%, belum tuntasnya pembelajaran pada siklus I ini disebabkan penggunaan pembelajaran melalui pembelajaran berdasarkan masalah yang masih baru bagi siswa dan guru, sehingga dalam pelaksanaannya belum optimal dan siswa belum termotivasi belajar. Pada siklus II hasil postesnya sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan ( 85%) karena ketuntasannya sebesar 87,14%. Pada siklus II guru telah mampu menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah dengan baik, sehingga pembelajaran ini dapat 30
meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil pretes dan postes. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II ini dikarenakan bahwa sudah terbiasanya siswa dengan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah tersebut. Peningkatan ketuntasan hasil belajar tentu saja dapat dijadikan indikator bahwa proses pembelajaran tersebut sudah berjalan cukup efektif, karena menurut Trianto (2009) untuk mengetahui keefektifan mengajar adalah dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran, dan hasilnya adalah ketuntasan belajar yang diperoleh siswa tinggi. Lembar Kerja Siswa (LKS) Hasil selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat berdasarkan hasil dalam mengerjakan LKS secara berkelompok. Rata-rata hasil selama proses pembelajaran pada siklus I sebesar 75,57%, sedangkan pada siklus II sebesar 86,87%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II meningkat dan sudah berjalan dengan baik. Hasil belajar merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan proses belajar (Sanjaya, 2009). Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa tergantung pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru (Sudjana, 2012). Produk/ Hasil Karya Siklus I pertemuan 1 produk/ hasil karyanya adalah membuat akuarium dengan nilai sebesar 12,14 (kategori Baik). Siklus I pertemuan 2 produk/ hasil karyanya adalah membuat rantai makanan dengan nilai sebesar 14,17 (kategori baik). pertemuan 1 produk/ hasil karyanya adalah membuat poster daur biogeokimia salah satu unsur (daur nitrogen, karbon dan oksigen) dengan nilai adalah 15,29 (kategori sangat baik). pertemuan 2 produk/hasil karyanya adalah membuat poster daur biogeokimia salah satu unsur (daur 31
sulfur, daur air dan daur posfor) dengan nilai adalah 16,17 (kategori sangat baik). Berdasarkan hasil dari siklus I dan siklus II mengalami kenaikan dari tiap siklusnya yaitu siklus I dengan kategori baik sebesar 13,16 dan pada siklus II dengan kategori sangat baik sebesar 15,73. Menurut Suprijono (2013), pembelajaran berdasarkan masalah menuntut peserta didik mengontruksikan hasil produk yang dapat berupa paper yang dideskripsikan atau yang salah satunya dapat berupa model fisik maupun poster. Penilaian Perilaku Berkarakter Penilaian perilaku berkarakter meliputi parameter keaktifan dan keberanian. Perilaku berkarakter siswa pada siklus I dan mengalami peningkatan. Penilaian karakter pada siklus I dan siklus II dengan kinerja keberanian siswa diperoleh rata-rata pada siklus I sebesar 73,81% dengan kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan, dimana rata-rata kinerja keberanian siswa yang diperoleh adalah sebesar 86,90% dengan kategori baik sekali. Terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Menurut Trianto (2009) diskusi kelompok dapat menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa serta dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir. Penilaian Keterampilan Sosial Dalam penelitian ini, penilaian keterampilan sosial meliputi bertanya dan menyumbang ide/pendapat. Hasil penilaian keterampilan sosial siswa pada siklus I dan siklus II dengan kinerja bertanya diperoleh rata-rata pada siklus I sebesar 55,23% dengan kategori baik dan pada siklus II adalah sebesar 84,29% dengan kategori baik sekali. Penilaian keterampilan sosial pada siklus I dan siklus II dengan kinerja menyumbang ide/ pendapat diperoleh rata-rata pada siklus I sebesar 57,14% dengan kategori baik, dan pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 86,66% dengan kategori baik sekali. Terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pembelajaran berdasarkan masalah ini diberikan guru untuk dikerjakan secara berkelompok terutama mengerjakan lembar kerja siswa yang mana diharapkan dapat meningkatkan rasa sosial siswa. Untuk mencapai hasil 32
belajar itu pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur rewardnya (Suprijono, 2013). Penilaian Psikomotor Rata-rata penilaian psikomotor pada siklus I dengan kategori baik. Penilaian proses pada siklus II dengan kategori baik sekali. Hasil penilaian secara keseluruhan menunjukkan bahwa psikomotor siswa mengalami peningkatan. Penilaian ini sebagai bahan refleksi bagi siswa untuk menilai kemampuan mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Berdasarkan kategori penilaian diketahui bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya sehingga setiap siklus secara keseluruhan mengalami peningkatan proses pembelajaran. Respon Siswa Pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah Hasil angket siswa dari 35 orang siswa kelas X MIA 1 diketahui predikat predikat sangat setuju dengan persentase 22,34%, predikat setuju dengan persentase 58,44%, dan predikat ragu-ragu dengan persentase 18,96%. Menurut Slameto (2010), minat merupakan faktor internal yang mempengaruhi belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya kecenderungan serta kegairahan siswa dalam belajar, dan minat ini sangat besar pengaruhnya terhadap pembelajaran. Respon Guru Terhadap Pembelajaran Berdasarkan Masalah Proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah mendapat respon positif dari guru Biologi SMA Negeri 6 Banjarmasin. Hal ini karena komponen pembelajaran yang digunakan membantu dalam proses pembelajaran. Rencana pembelajaran mudah dilaksanakan, dan menjadikan siswa lebih mudah memahami proses pembelajaran secara nyata, lebih efektif dan kreatif. 33
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA-1 SMA Negeri 6 Banjarmasin Pada Konsep Ekosistem Melalui Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) dapat disimpulkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, kecuali 1 (satu) parameter yang mengalami penurunan melalui model pembelajaran berdasarkan masalah; (2) Aktivitas guru dalam pembelajaran mengalami penurunan dominansi, kecuali 1 (satu) parameter yang mengalami peningkatan yaitu pada parameter; (3) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan melalui model pembelajaran berdasarkan masalah; (4) Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dilihat dari hasil siklus I 42,86% (postes) dan pada siklus II 87,14% (postes); (5) Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan respon yang positif; dan (6) Respon guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah pada konsep Ekosistem menunjukkan respon yang positif. Saran Berdasarkan hasil penelitian disarankan (1) Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran Biologi; (2) Dalam menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah, guru hendaknya membagi dan mengatur anggota kelompok untuk mempunyai peran dan tugas sesuai dengan keterampilan dan kemampuan siswa dalam kelompok agar peran dan tugas siswa bisa berjalan dengan lancer; dan (3) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi waktu dan pengelolaan pembelajaran harus benar-benar dipersiapkan sebaik-baiknya. 34
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Aditya Media. Yogyakarta. Janah, Noor. 2012. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah. PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin. (tidak dipublikasikan). Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ridhana, Muhammad. 2013. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 8 Banjarmasin pada konsep Hereditas melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM). PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin. (tidak dipublikasikan). Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi kedua. Rajagrafindo Persada. Jakarta Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Kencana. Jakarta. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Edisi Revisi Cetakan Ke-Lima. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosda Karya. Bandung. Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Susilo, Herawati, Husnul, Yuyun. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru Dan Calon Guru. Banyumedia Publishing. Malang. Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta 35