HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN OBESITAS PADA ANAK KELAS 2 DI SD MUHMMADIYAH MLANGI SLEMAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang yang optimal (golden periode)terutama untuk pertumbuhan jaringan otak,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KARAKTERISTIK KELUARGA PADA SISWA SD ANTARA PROGRAM FULL DAY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat,

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN MENU SEIMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

Hubungan antara Kebiasaan Makan perhari, Asupan Karbohidrat dan Asupan. Serat dengan Persentase Lemak Tubuh pada Mahasiswa dan Dosen Prodi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

INTISARI. Tujuan: Mengetahui hubungan antara sikap orang tua tentang jenis karbohidrat terhadap konsumsi karbohidrat pada anak yang obese

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan giziyang

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menurunkan prevalensi kurang gizi sesuai Deklarasi World Food Summit 1996

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

Transkripsi:

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Indah Permata Sari 201510104382 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Indah Permata Sari 201510104382 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Indah Permata Sari 201510104382 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas AisyiyahYogyakarta Oleh : Pembimbing : Dwi Prihatiningsih, S.Kep., Ns, M.Ng. Tanggal : Tanda Tangan :

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGAKARTA TAHUN 2016 1 Indah Permata Sari 2, Dwi Prihatiningsih 3 INTISARI Latar Belakang : Kegemukan (overweight) dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya. Prevalensi overweight meningkat secara tajam setiap tahunnya sehingga diperlukan upaya penanganan overweight. Pencegahan overweight dapat dilakukan sejak dini, yaitu sejak dari balita. Beberapa langkah dapat diambil untuk menangani overweight pada balita, salah satunya melibatkan peran orang tua. Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam penanganan kegemukan. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan peran ibu dalam pemberian makanan terhadap overweight pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan di Yogyakarta. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Cross Sectional. Sebanyak 40 responden diberikan pertanyaan mengenai peran ibu dalam membentuk pola makan untuk balita dalam bentuk kuisioner. Pertanyaan pada penelitian ini di uji validitas dan reliabilitas dan data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji Spearman rank. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setengah dari responden memiliki balita dalam kategori overweight (50%) sebanyak 20 balita dan secara keseluruhan peran ibu dalam pemberian makanan pada balita overweight masuk dalam kategori cukup (47,5%) serta terdapat hubungan keeratan antara peran ibu dalam pemberian makanan dengan overweight pada balita dengan nilai p 0,00 (<0,05). Simpulan dan Saran : Terdapat hubungan keeratan antara peran ibu dalam pemberian makanan dengan overweight pada balita. Kepada Responden diharapkan memperhatikan asupan zat gizi, pembuatan makanan dengan variasi bentuk agar balita mau makan sayur dan buahan, pola pemberian makan pada balita sehingga tidak terjadi kegemukan atau overweight pada balita. Kata Kunci : Peran ibu, Pemberian makanan, Overweight, Balita Kepustakaan : 34 buku, 12 jurnal, 3 website, 11 skripsi Jumlah halaman : x, 64 halaman, 10 tabel, 1 gambar, 14 lampiran 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Universitas Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta

A. Pendahuluan Kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (Soetjiningsih, 2012). Sedangkan menurut Subardja (2006), overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan berat badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau nonlemak. World Health Organization (WHO) (2012) menyatakan Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian di dunia. Tidak kurang 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh overweight dan obesitas. Para ahli berkeyakinan bahwa kegemukan pada usia anak akan menimbulkan masalah yang berkelanjutan pada usia remaja dan dewasa, yaitu penyakit hipertensi, stroke, diabetes dan berbagai kelainan atau penyakit kronis lainnya (Yatim, 2007). Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam penanganan anak kegemukan (Wong, 2009). Peran orang tua terutama ibu mendorong anaknya untuk makan mempunyai hubungan yang kuat pada perilaku makan dan berat badan anak (Olieveria, et al. 2008 dalam Niken 2015). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun (2012) dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan kegemukan dan obesitas pada anak sekolah meliputi promosi, penemuan dan tatalaksana kasus yang dalam pelaksanaannya melibatkan anak, orangtua, guru, komite sekolah dan stakeholder. B. Metode Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan Cross Sectional, dimana data yang menyangkut variabel independen yaitu peran ibu dalam pemberian makanan dan variabel dependen yaitu overweight pada balita dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan peran ibu dalam pemberian makanan terhadap overweight pada balita di Wilayah kerja Puskesmas Mergangsan Yogyakarta tahun 2016. Subyek penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan tahun 2016, dengan kriteria ibu pendidikan minimal SD dan ibu yang mempunyai balita yang bersedia menjadi

responden. Tekhnik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada bulan Juni 2016 sampai Juli 2016. Teknik sampling menggunakan Simple Random Sampling dengan sampel didapatkan 40 responden. Skala data kedua variabel menggunakan skala data ordinal. Analisis data menggunakan Spearman Rank dengan SPSS. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Univariat Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Hasil Penilitian di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan, di KotaYogyakarta Tahun 2016. No. Karakteristik Frekuensi Persentase 1. Umur a. <25 tahun b. 26-35 tahun c. 36-45 tahun 2. Pendidikan a. SMP b. SMA/K c. Diploma 3. Pekerjaan a. Ibu Rumah Tangga b. Swasta c. Wiraswasta d. Pegawai Negeri Sipil 4. Penghasilan keluarga a. 500ribu-1,3 juta b. >1,3 juta 18 16 6 11 26 3 25 8 4 3 17 23 45 % 40 % 15 % 27,5 % 65 % 7.5 % 62.5 % 20 % 10 % 7.5 % 42.5 % 57.5 % Dari tabel 4.1 terlihat bahwa berdasarkan umur, responden yang paling banyak adalah kelompok umur <25 tahun yaitu sebanyak 18 responden (45%). Responden berdasarkan pendidikkan paling banyak adalah berpendidikan SMA/K, yaitu 26 orang (65%). Berdasarkan pekerjaan, lebih dari setengah responden berpekerjaan sebagai ibu rumah tangga, yaitu 25 orang (62,5%) serta berdasarkan penghasilan, responden paling banyak berpenghasilan >1,3 juta, yaitu 23 orang (57,5 %).

Analisis Bivariat a. Distribusi Frekuensi Peran ibu dalam pemberian makanan pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan di Kota Yogyakarta tahun 2016. Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Peran Ibu Dalam Pemberian Makanan Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan di Kota Yogyakarta Tahun 2016. No Kategori Peran Ibu dalam Pemberian Makanan pada Balita Frekensi (N) Persentase (%) 1 Baik 7 17,5 % 2 Cukup 19 47,5 % 3 Kurang 14 35 % Total 40 100% Berdasarkan hasil pada tabel 4.2 peran ibu dalam pemberian makanan pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan sebagian besar masuk dalam kategori cukup (47,5%) atau sebanyak 19 responden. b. Distribusi Frekuensi Overweight Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan di Kota Yogyakarta Tahun 2016. Tabel.1.3. Distribusi Frekuensi Overweight Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan di Kota Yogyakarta tahun 2016 No. Kategori berat badan balita Jumlah Persentase (%) 1. Sangat kurus 1 2,5% 2. Kurus 4 10% 3. Normal 15 37,5% 4. Overweight 20 50% Total 40 100% Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa prosentase kategori berat badan balita paling banyak adalah overweight yaitu sebanyak 20 balita (50%). Jumlah ini lebih besar dari kategori berat badan balita yang lain. Analisis dilanjutkan dengan melihat korelasi peran ibu dalam pemberian makanan terhadap overweight pada balita, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

c. Korelasi peran ibu dalam pemberian makanan terhadap overweight pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan di kota Yogyakarta tahun 2016. Pada analisis ini pertama mencari korelasi antara peran ibu dalam pemberian makanan terhadap overweight pada balita dengan membuat cross tabulation sehingga dapat dilihat korelasi antara peran ibu dengan overweight pada balita. Selanjutnya dilakukan analisis untuk melihat hubungan keeratan antara peran ibu dengan overweight pada balita denngan menggunakan analisis Spearman Rank dalam program SPSS for Windows, hasil yang didapatkan dikatakan ada hubungan keeratan apabila nilai probabilitas antara peran ibu dengan overweight adalah P<0,05. Tabel 1.4 Cross tabulation korelasi antara peran ibu dalam pemberian makananan terhadap overwight pada balita. Status balita Variabel Kategori Sangat Total Kurus Normal Overweight kurus Peran Ibu Baik 0 0 7 0 7.0%.0% 100.0%.0% 100 % Cukup 1 4 8 6 19 5.3% 21.1% 42.1% 31.6% 100% Kurang 0 0 0 14 14.0%.0%.0% 100.0% 100% Total 1 4 15 20 40 2.5% 10.0% 37.5% 50.0% 100% Tabel 1.5 Hubungan Keeratan Antara Peran Ibu dalam Pemberian Makananan Terhadap Overwight Pada Balita Berdasarkan Analisis SPSS Peran ibu Overweight Pearson Correlation Peran ibu 1.000 1.000 Overweight 0,000 0,000 Dari tabel 4.4 dapat diketahui terdapat hubungan antara peran ibu dalam pemberian makanan dengan overweight pada balita yaitu sebagian besar berperan cukup. Peran ibu dalam kategori kurang mempunyai persentase paling tinggi dalam kejadian overweight pada balita yaitu sebesar 50% atau

20 balita dari responden dibanding peran ibu dalam kategori baik dan cukup. Kemudian tabel 4.5 diketahui bahwa antara peran ibu dengan overweight mempunyai nilai korelasi 0,000. Kriteria yang digunakan yaitu hubungan antar variabel tidak terjadi apabila nilai signifikansi >0,05 dan terdapat hubungan apabila nilai signifikansi <0,05. Karena nilai signifikansi antara peran ibu dan overweight 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa antara peran ibu dan overweight terdapat hubungan keeratan. Selanjutnya dilakukan analisis distribusi frekuansi tiap peran ibu. Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Tiap Peran Ibu dalam Pemberian Makanan terhadap Overwight Pada Balita. No. Kategori Peran Ibu Baik Cukup Kurang f % f % f % 1. Membentuk pola makan 15 37,5 7 17,5 18 45 2. Menciptakan situasi 15 37,5 8 20 17 42,5 menyenangkan 3. Membuat makanan menarik 14 35 4 10 22 55 Total 40 100 40 100 40 100 Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa peran ibu dalam membentuk pola makan terhadap overweight sebagian besar masih kurang, yaitu sebesar 45% ibu mempunyai peran yang sedikit dalam membentuk pola makan balitanya. Kemudian peran ibu dalam menciptakan situasi yang menyenangkan dan membuat makanan menarik juga masuk dalam kategori kurang dengan prosentase masing-masing yaitu 42,5 dan 55%. Pembahasan 1. Peran Ibu dalam Pemberian Makanan Berdasarkan hasil analisis peran ibu dalam pemberian makanan terhadap overweight pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan secara keseluruhan masuk dalam kategori cukup (47,5%). Sesuai dengan Lindsay dkk (2006) peran orang tua mempengaruhi terjadinya overweight dan obesitas dalam berbagai cara pada jenjang perkembangan anak yang berbeda, dimulai dari bayi hingga remaja.

Dalam penelitian ini terdapat 3 indikator peran ibu dalam pemberian makanan pada balita. Pada hasil penelitian sudah dipaparkan bahwa peran ibu dalam membentuk pola makan anak sebagian besar masuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 18 ibu atau 45% responden masih berperan kurang dalam membentuk pola makan pada balita. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan pola makan berhubungan dengan pengaturan makanan yang seimbang dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Dengan demikian pola makan yang sehat berhubungan dengan aneka ragam makanan yang dapat memenuhi zat gizi yang diperlukan sesuai dengan usia anak (Susanto, 2008). Sebanyak 42,5% ibu mempunyai peran yang kurang dalam menciptakan situasi yang menyenangkan pada saat memberikan makanan pada balitanya dibandingkan dengan yang sudah baik maupun cukup dalam menciptakan situasi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan beberapa perilaku kurang tepat dapat menyebabkan kegemukan, salah satunya yaitu kebiasaan makan secara terburu-buru (tergesa-gesa), hal ini akan menyebabkan efek yang kurang menguntungkan bagi pencernaan dan dapat mengakibatkan cepat merasa lapar kembali. Padahal jika makan dikunyah lebih lama selain kelezatan makanan dapat dinikmati, juga dapat membuat lama waktu makan (Purwati dkk, 2007). Berdasarkan hasil yang didapatkan peran ibu dalam membuat makanan yang menarik terhadap overweight pada balita sebagian besar masuk dalam kategori kurang (55%) atau sebanyak 22 ibu. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan penyajian makanan salah satu hal yang dapat menggugah selera makan anak. Penyajian makanan dapat dibuat menarik baik dari variasi bentuk, warna dan rasa (Uripi, 2008). Didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kaplan (2011) membuat bentuk atau struktur makanan mempengaruhi terjadinya kebiasaan jangka panjang pada anak untuk mengkonsumsi makanan tersebut dan berkontribusi pada berat badan yang normal atau overweight dan obesitas.

2. Overweight Berdasarkan hasil yang didapatkan kategori berat badan balita paling banyak adalah Overweight pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan di kota Yogyakarta tahun 2016 yaitu sebanyak 20 balita (50%).. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dkk (2011) yang menyatakan bahwa orang tua membentuk pola makan, aktivitas fisik dan kebiasaan anak-anaknya, dan pada akhirnya mempengaruhi berat badan anak mereka dalam berbagai cara. Kegemukan atau overweight terjadi akibat asupan energi lebih tinggi dari pada energi yang dikeluarkan. Penyebab gizi lebih pada anak bermacam macam, demikian pula teori terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan tersebut, gizi-lebih umumnya terjadi jika suplai energi melebihi kebutuhan energi individu anak. Gizi-lebih berkaitan dengan pengaruh berbagai faktor, antara lain daya beli yang cukup atau berlebih, makanan berenergi tinggi dan rendah serat seperti beberapa jenis fast food, kurangnya aktivitas fisik, kurangnya pengetahuan tentang gizi dan lain lain (Samsudin, 2008). 3. Hubungan Peran Ibu terhadap Pemberian Makanan terhadap Overweight pada Balita Hasil dari cross tabulation dan didapatkan bahwa sebagian besar responden berperan cukup (47.5%). Dari hasil tersebut juga dapat dilihat bahwa semakin kurang peran ibu dalam pemberian makanan terhadap balita maka semakin banyak anak yang mengalami overweight, hasil yang didapat yaitu sebanyak 20 balita (50%) balita mengalami overweight. Hubungan keeratan antara peran ibu dalam pemberian makanan terhadap overweight dengan menggunakan analisis Spearman Rank dalam program SPSS for Windows, hasil yang didapatkan menunjukkan nilai probabilitas antara peran ibu dengan overweight adalah 0,00 (P<0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara peran ibu dengan overweight pada balita yang berarti terdapat hubungan keeratan antara peran ibu dengan overweight pada balita. Selain itu dilihat dari koefisien korelasi, antara peran ibu dan overweight menunjukkan nilai 1,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang semakin dekat. Hasil analisis SPSS tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Kurnia di wilayah Puskesmas Leuwimunding (2014) dimana pola

asuh pemberian makan pada balita, tingkat konsumsi energi dan protein balita berhubungan dengan overweight pada balita umur 7-9 bulan. Hal ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa peran orang tua membentuk pola makan, aktivitas fisik dan kebiasaan anak-anaknya, dan pada akhirnya mempengaruhi berat badan anak mereka dalam berbagai cara (Kaplan et al., 2011). D. Simpulan dan Saran Adanya hubungan keeratan antara peran ibu dalam pemberian makanan dengan overweight pada balita (p=0,00). Kepada Responden diharapkan memperhatikan asupan zat gizi, pembuatan makanan dengan variasi bentuk agar balita mau makan sayur dan buahan, pola pemberian makan pada balita sehingga tidak terjadi kegemukan atau overweight pada balita.

DAFTAR PUSTAKA Fitria, K. 2014. Faktor Resiko Overweight Pada Usia 7-59 Bulan. Skripsi Kaplan, C. T. Liverman, and V. I. Kraak, eds. 2011. Preventing Childhood Obesity: Health in the Balance. Washington: National Academies Press Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi. 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Lindsay, Sussner, Kim, dkk, 2006. The Role Of Parents In Preventing Childhood Obesity. Harvard Journal School of Public Health. Volume 16 Olieveria, S. 2008. Parent-Child Relationship in Nutrient Intake : the Framingham Children Study. The American Journal of Clinical Nutrition, 56:593-8. Purwati S, dkk, 2007. Perencanaan Menu untuk Penderita Kegemukan, Cetakan Kedelapan. Penebar Swadaya, Jakarta Samsudin. 2008. Gizi lebih pada anak dan masalahnya. Jakarta: Risalah Widyakarya Pangan dan Gizi V. LIPI Uripi. 2008. Menu Sehat Untuk Balita. Jakarta : Puspa Swara Soetjinigsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Sri, dkk. 2011. Persepsi Ibu, Guru dan Tenaga Kesehatan Tentang Obesitas Pada Anak Taman Kanak-Kanak. Skripsi Subardja. 2006. Obesitas Primer pada Anak: Diagnosis, Patogenesis, dan Patofisiologi. Bandung : PT. Kiblat Buku Utama Susanto, M. 2008. Kontribusi Pola Konsumsi Makan, Pendidikan Ibu dan Tanggapan Pada Media Massa Terhadapstatus Gizi Balita Di Surakarta (Kasus Sosial di Kecamatan Serengan). Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Wong T. 2009. Development Of a Parent-Focused Intervention. Medical College Of Virginia. World Health Organization. 2012. Childhood overweight and obesity on the rise. Diunduh dari: http://www.who.int/dietphysicalactivity/childhood/en/ Yatim. 2007. Gangguan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah. Jakarta : Pustaka Obor Populer