BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND POZOLAN (PPC) UNTUK PERENCANAAN BETON STRUKTURAL DENGAN f c = 25 MPa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB IV METODE PENELITIAN

MEYDI PUTRA RAMADHAN

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON MUTU K500

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH GRADASI AGREGAT GABUNGAN PADA PERILAKU BETON

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON TERHADAP KUAT TARIK BELAH. DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

Tugas Akhir STUDI PENGARUH KADAR LUMPUR PADA BETON NORMAL DAN MUTU TINGGI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Berat Tertahan (gram)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

1.2. TUJUAN PENELITIAN

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR PENGARUH LARUTAN TEBU 0,03 % SEBAGAI RETARDER ALAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERSEMBAHAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TUGAS AKHIR

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Viscocrete Kadar 0 %

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah padat (sludge) dalam agregat halus (10%, 20%, 30%) sementara variabel terikat dalam penelitian ini yaitu air content, berat jenis, kuat tekan dan kuat tarik pada beton, serta workabilitas. Sampel tiap variasi dalam penelitian ini adalah 9 benda uji silinder (6 untuk uji tekan ; 3 untuk uji tarik) (ASTM C31) dengan mutu K-300 dan diuji pada umur beton 28 hari. Hasil pengujian dibandingkan dengan beton normal (variasi sludge 0%). 3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan Bahan yang menjadi objek penelitian ini adalah limbah padat (sludge) PT. Cerah Sempurna, Semarang. Bahan lain yang digunakan adalah semen, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air. Pada Gambar 3.1 dapat dilihat perbandingan visual dari limbah padat (sludge) dan agregat halus. (a) Gambar 3.1 (a) Sludge, (b) Aggregat halus (b) 20

3.2.2. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian berasal dari Laboratorium Bahan dan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang. 3.2.3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juli 2007. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang. 3.3. Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis dan pembahasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini. 21

START TAHAP PERSIAPAN PERMASALAHAN STUDI PUSTAKA LIMBAH PADAT (SLUDGE) PEMERIKSAAN BAHAN CAMP UJI KARAKTERISTIK PASIR + SLUDGE KERIKIL SEMEN ANALISIS FISIK & KIMIA UJI KARAKTERISTIK PASIR + SLUDGE UJI KARAKTERISTIK KERIKIL UJI KARAKTERISTIK SEMEN UJI FISIK PASIR + SLUDGE UJI FISIK KERIKIL UJI FISIK SEMEN MIX DESIGN PEMBUATAN BETON& WORKABILITAS KOMPOSISI SLUDGE : 10 %, 20 %, 30 % TAHAP PELAKSANAAN PERAWATAN BETON UJI STRUK BETON : 1. ANALISIS BERAT, BERAT JENIS 2. KUAT TEKAN, KUAT TARIK ANALISIS STRUKTUR & LINKUNGAN TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN ANALISIS STRUKTUR : 1. ANALISIS BERAT, BERAT JENIS 2. KUAT TEKAN, KUAT TARIK 3. WORKABILITAS 4. POLA RETAK & LEKATAN - STUDI LITERATUR - STANDAR : 1. SNI 2. PBI 3. ASTM 4. PP NO. 74/ 2001 KESIMPULAN & SARAN SELESAI Gambar 3.2 Diagram alir tahapan penelitian 22

3.3.1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap limbah padat yang meliputi pemeriksaan fisik dan kimia, serta pemeriksaan bahan campuran. Pemeriksaan bahan campuran yang dilakukan yaitu : 1. Analisis Agregat Halus (Pasir) Analisis yang dilakukan pada pasir sesuai PBI 1971 yaitu analisa saringan, kadar air asli, kadar air Saturated Surface Dry (SSD), kadar lumpur, berat isi asli dan SSD, berat jenis asli dan SSD. 2. Agregat campuran sludge dan pasir Analisis yang dilakukan sesuai PBI 1971 yaitu analisa saringan, kadar air asli, kadar air Saturated Surface Dry (SSD), kadar lumpur, berat isi asli dan SSD, berat jenis asli dan SSD. 3. Analisis Semen Portland Analisis yang dilakukan terhadap semen portland sesuai ASTM yaitu analisis berat jenis semen, konsistensi normal dan pengikatan awal. Pada Tahap ini juga dilakukan mix design dengan metode DOE setelah semua data yang diperlukan pada pemeriksaan bahan campuran diperoleh. Perhitungan mix design dapat dilihat lampiran. 3.3.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan penelitian yaitu : 1. Pembuatan beton dan pengujian workabilitas Pembuatan adukan beton dilakukan sesuai SK. SNI. T 28 1991 03 dan harus memperhatikan hal hal sebagai berikut : a. Menakar seluruh campuran yang dibutuhkan, baik semen, pasir, kerikil & sludge dan air sesuai dengan mix design, seperti pada Gambar 3.3. b. Pembuatan adukan harus memperhatikan waktu, karena suhu panas di siang hari dapat mempengaruhi hasil adukan. 23

Camp. sludge & pasir Kerikil Semen Air Gambar 3.3 Persiapan material Pengukuran nilai slump sesuai ASTM C143, ditunjukkan seperti pada Gambar 3.4. d3 d2 d1 Gambar 3.4 Pengukuran nilai slump 24

Pengukuran nilai slump merupakan nilai rata rata tiga pengukuran yaitu d1, d2, d3 dirumuskan sebagai berikut : d rata-rata = (d1 + d2 + d3) /3 (3 1) keterangan : d rata-rata = nilai slump rata-rata d1 = pengukuran slump titik pertama d2 = pengukuran slump titik kedua d3 = pengukuran slump titik ketiga Adapun cara pembuatan benda uji silinder ditunjukkan Gambar 3.5. (a) (b) 25

(c) Gambar 3.5 (a) Pemasukan adukan beton ke dalam cetakan, (b) Pemadatan adukan dalam cetakan, (c) Adukan setelah diratakan 2. Perawatan (curing) Perawatan benda uji dilakukan dengan cara memakai terpal basah, seperti pada Gambar 3.6. Perawatan beton ini bertujuan untuk menjamin proses hidrasi semen dapat berlangsung dengan sempurna, sehingga retak-retak pada permukaan beton dapat dihindari serta mutu beton yang diinginkan dapat tercapai. Gambar 3.6 Perawatan benda uji 26

3. Pengujian Sampel Beton Pengujian Berat Jenis Pengujian berat jenis beton dilakukan dengan cara sebagai berikut : (a) (b) (c) Gambar 3.7 Pengujian berat jenis beton, (a) Penimbangan sampel beton, (b) sampel beton dimasukkan ke dalam air raksa, (c) Penimbangan air raksa yang tumpah 27

Adapun perhitungannya dirumuskan sebagai berikut : γ = w w 1 2 13.6 Keterangan : (3 2) γ : berat jenis w 1 w 2 : berat sampel beton (gram) : berat air raksa (gram) 13.6 : berat jenis air raksa Pengujian Kuat Tekan Beton Pengujian kuat tekan beton yang dilakukan pada umur beton 28 hari, langkah-langkah pengujiannya ditunjukkan seperti gambar berikut : (a) (b) 28

(c) Gambar 3.8 (a) Proses Capping, (b) Penimbangan benda uji, (c) Sebelum pengujian kuat tekan, (d) Sesudah pengujian kuat tekan Adapun rumusan perhitungan kuat tekan adalah sebagai berikut : F A (d) P = F / A (3 3) Gambar 3.9 Perhitungan kuat tekan Keterangan : P : Kuat tekan (MPa) F : Gaya tekan (N) A : Luas (mm 2 ) 29

Pengujian Kuat Tarik Beton Pengujian kuat tarik beton yang dilakukan pada umur beton 28 hari, langkah-langkah pengujiannya ditunjukkan seperti gambar berikut : (a) ( b) Gambar 3.9 (a) Pengujian kuat tarik beton, (b) Benda uji sesudah pengujian Adapun rumusan perhitungan kuat tarik adalah sebagai berikut : Pu ft = 2Pu µ Ld (3 4) d L Pu Gambar 3.11 Perhitungan kuat tarik Keterangan : ft : kuat tarik (MPa) L : tinggi benda uji (mm) Pu : gaya (N) d : diameter benda uji (mm) π : phi 30

3.3.3. Tahap Analisis dan Pembahasan Pada tahap analisa dan pembahasan ini hal-hal yang dibahas yaitu : 1. Hasil dan analisis material 2. Hasil pengujian parameter 3. Pengolahan dan analisis data Data yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tekan, kuat tarik, berat, berat jenis, workabilitas serta kandungan udara beton selanjutnya diolah menggunakan analisis statistik dengan program SPSS 14.0. Uji statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut : Statistika Deskripsi Statistika deskripsi lebih berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data statistik yang diperoleh dari sensus, survei, atau pengamatan lainya umumnya masih acak, dan tidak terorganisir dengan baik. Data-data tersebut harus disusun dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau persentasi grafik sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan (Statistik Inferensia). Statistika Inferensia Data yang diperoleh dari hasil perhitungan kuat tekan, kuat tarik, slump test dan air content dengan parameter variasi persentase kadar limbah (sludge) dengan agregat halus (pasir) selanjutnya diolah menggunakan analisis statistik. Uji statistik dapat dilakukan sebagai berikut : A. Uji Normalitas Uji Normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Metode ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan untuk 1 sampel dari suatu populasi atau uji keselarasan data yang berskala minimal ordinal dan untuk mengetahui apakah data tersebut terdistribusi normal. Metode Kolmogorov-Smirnov diharapkan dapat menentukan metode pengambilan keputusan selanjutnya. 31

Hipotesis untuk kasus ini : a. H o = F (x) = F o = (x), dengan F (x) sebagai fungsi distribusi populasi yang diwakili oleh sampel, dan F o = (x) adalah fungsi distribusi suatu populasi terdistribusi normal dengan µ = rerata masing-masing kadar limbah (sludge) terhadap pasir dan σ = standar deviasinya. b. H 1 = F (x) F o (x), atau distribusi populasi tidak normal. Batasan pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0,05 : H o diterima Jika probabilitas < 0,05 : H o ditolak B. Analisis Varian (Anova) Analisis tersebut untuk memisahkan komponen-komponen variasi dalam suatu set hasil penelitian, yaitu digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata kuat tekan, kuat tarik, dan workabilitas beton yang signifikan dalam perlakuan variasi kadar limbah dalam agregat halus. Dengan uji ini diharapkan dapat mengetahui seberapa jauh nilai pengamatan di sekitar nilai rerata (Arif Pratisto, 2005). Dalam analisis variansi digunakan uji F. Statistik F dicari menggunakan software SPSS dengan persamaan berikut : MS p F = (3-5) MS e Keterangan : MSp = mean square antar perlakuan MSe = mean square error (dalam perlakuan) Untuk mencari mean square diperlukan sumsquare. Dalam desain randomisasi lengkap, sumsquare total (SSt) sumsquare perlakuan (SSp) dan sumsquare error (SSe). Hipotesis untuk kasus ini : H 0 = semua rerata populasi identik H 1 = semua rerata populasi adalah tidak identik 32

Dasar pengambilan keputusan adalah berdasar perbandingan F hitung dengan F tabel. Dasar pengambilan keputusan sama dengan uji F (ANOVA) : 1) Jika statistik hitung (angka F out) > statistik tabel (tabel F), H 0 ditolak 2) Jika statistik hitung (angka F out)< statistik tabel (tabel F), H 0 diterima Sedangkan statistik tabel bisa dihitung pada tabel F 1) Tingkat signifikasi (α) adalah 5 % 2) Numerator adalah (df1 = jumlah variabel kadar limbah 1) 3) Denumerator adalah (df2 = jumlah sampel jumlah variabel kadar limbah) Berdasarkan uji di atas dirumuskan kesimpulan, jika hipotesa diterima, berarti ada beda antara rata-rata dari populasi atau sering disebut perbedaan mean tidak signifikan. Jika hipotesa ditolak maka tidak terdapat perbedaan antara rata-rata dari populasi, yang digambarkan dalam grafik sebagai berikut : H 0 diterima H 0 ditolak F Tabel F Hitung Gambar 3.10 Kriteria Pengujian Sumber : Sugiyono, 2006 C. Post Hoc Test Setelah diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variasi limbah yang dipakai, masalah yang akan dibahas adalah mana saja kelompok variasi limbah yang berbeda dan mana yang tidak berbeda. Masalah ini akan dibahas pada analisis Bonferroni -Tukey dan Tamhane dalam post hoc test. 33

a. Tukey Test -Bonferroni Test dan Tamhane s Berdasarkan nilai probabilitas : 1) Jika probabilitas > 0,05 ; H 0 diterima 2) Jika probabilitas < 0,05 ; H 0 ditolak Keputusan : Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak atau perbedaan rata-rata produktivitas variasi limbah benar-benar nyata. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H 0 diterima atau perbedaan rerata produktivitas variasi limbah tidak nyata b. Homogensi Subset Homogensi subset bertujuan untuk mencari grup mana yang mempunyai perbedaan rerata yang tidak berbeda secara signifikan. Hasil uji Tukey dan Bonferroni dengan homogensi Subset selalu saling melengkapi (Arif Pratisto, 2005). D. Koefisien Korelasi (r) Koefisien korelasi yaitu nilai yang menyatakan kuat tidaknya hubungan antar variabel (Sugiyono, 2006). Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit 0.00 dan paling besar 1.00, dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Interval koefisien korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan 0.0 0.199 Sangat rendah 0.2 0.399 Rendah 0.4 0.599 Sedang 0.6 0.799 Kuat 0.8 1.00 Sangat kuat E. Koefisien Determinasi (R 2 ) Harga koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi variabel bebas (x 1 ;x 2 ) terhadap naik turunnya nilai variabel tidak bebas (y). Harga koefisien determinasi merupakan nilai kuadrat dari koefisien korelasi (R 2 ) (Sugiyono, 2006). 34

F. Analisis Regresi Untuk mengetahui persentase limbah dalam agregat kasar (kerikil) efektif maka digunakan pendekatan secara analisis regresi, dimana persamaan ini menurut Sugiyono (2006) untuk menghitung suatu perkiraan atau persamaan regresi yang akan menjelaskan hubungan antara dua variabel. 4. Pengamatan Benda Uji 5. Penarikan Kesimpulan & saran Tahap selanjutnya setelah analisis dan pembahasan maka dari keseluruhan penelitian ditarik kesimpulan serta saran yang dapat diberikan. 35