BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi, yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Focus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Persalinan yang aman dan bersih merupakan pilar safe motherhood, bersih berarti bebas dari infeksi. Infeksi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan penyebab utama kematian ibu dan perinatal.persalinan terjadi dirumah sakit atau rumah bersalin yang telah menjalankan praktek pencegahan infeki dengan baik. Kurang lebih 150 tahun yang lalu semmelwis dan homles menyatakan bahwa demam dan sepsis puepuralis disebarkan dari seseorang perempuan kepada perempuan lain melalui tangan dokter (Sarwono,2008). Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan. (Buku Acuan APN, 2004) Paradigma baru terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi yang sering terjadi hal ini bermanfaat yang nyata dan mampu membantu upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pada sebagian besar persalinan Di indonesia
terjadi didesa atau fasilitas pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas, jika semua penolong persalinan dilatih agar kompeten untuk melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktip.( Buku Acuan APN, 2008) Menurut WHO tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal diindonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama perdarahan (28%), sebab lain yaitu eklamsi (24%) infeksi (11%), partus lama (5%). Sejak tahun 2011 sampai 2013 jumlah angka kematian ibu melahirkan mencapai 77 kasus dengan rincian sebanyak 22 kasus kematian ibu 96 orang per 100.000 kelahiran hidup) di tahun 2011. Angka tersebut melonjak menjadi 27 kasus kematian ibu (111 orang per 100.000 kelahiran hidup) di tahun 2012 lalu. Disusul tahun 2013, jumlahnya kematian ibu melahirkan menembus hingga 28 kasus kematian.tujuan Pembangunan Milenium menargetkan pada 2015 angka kematian ibu maksimal mencapai 102/100 ribu kelahiran.namun, angka kematian ibu berdasar Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun lalu masih mencapai 359/100 ribu kelahiran. Bidan memiliki peran penting untuk mencapai target millennium development goals (MDGS) Target Indonesia yang masuk dalam laporan Sowmmy untuk mengurangi Angka kematian ibu dari 109 menjadi 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada akhir 2015. Jumlah kematian ibu bersalin diwilayah kerja puskesmas hamparan perak medan pada tahun 2009 terdapat 1 kasus kematian ibu bersalin dan satu kasus kematian ibu nifas, tahun 2010 kasus kematian ibu 0, pada tahun 2011 terdapat 1
kasus kematian ibu bersalin sedangkan pada tahun 2012 kasus kematian 0 dan pada tahun 2013 kasus kematian 0 kasus. Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit.tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya. Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Buku Acuan APN, 2004 : 1-8). Mengingat bahwa infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina, air mani, cairan amnion dan cairan tubuh lainnya maka setiap petugas yang bekerja di lingkungan yang mungkin terpapar hal-hal tersebut mempunyai resiko untuk tertular bila tidak mengindahkan prosedur pencegahan infeksi (Klein susan,2009). Terjadinya infeksi adanya manipulasi dari penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada masuk kedalam rongga rahim, alat-alat yang tidak suci hama, infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya (Mochtar,1998 : 414). Tingginya kesakitan dan kematian ibu terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsi, sepsis/infeksi, dan komplikasi keguguran.dengan adanya hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi (PI) pada pertolongan persalinan.
B. Rumusan Masalah Adapun yang terjadi menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deliserdang tahun 2015. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui Perilaku Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas 2. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan. 2. Untuk mengetahui Sikap Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan. 3. Untuk mengetahui Tindakan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan.
D. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan kesehatan Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna bagi pelayanan kesehatan khususnya para tenaga kesehatan agar lebih dapat menerapakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan pada pelayanan. 2. Perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya khususnya mengenai perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan.