PEDOMAN MEKANISME DAN PROSEDUR PENGELOLAAN DANA DAN KEGIATAN FASILITAS PENDUKUNG PNPM MANDIRI (PSF) Joint Management Committee Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri 2009 1
SAMBUTAN Kemiskinan di Indonesia merupakan permasalahan lintas sektoral dan mendesak yang memerlukan langkah-langkah penanganan secara sistemik, terpadu dan menyeluruh. Untuk itu, dalam rangka mempercepat upaya pengurangan kemiskinan, Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. PNPM Mandiri merupakan kerangka kebijakan payung bagi programprogram penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat ini, masyarakat baik di perdesaan maupun perkotaan diharapkan dapat langsung berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan mereka agar terentas dari kemiskinan. Dengan kerangka kebijakan PNPM Mandiri ini diharapkan dapat dilakukan harmonisasi prinsip dasar, pendekatan, strategi, sasaran, serta berbagai mekanisme dan prosedur pembangunan berbasis masyarakat sehingga proses peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan dengan lebih sinergis, efektif dan efisien. Untuk mendukung harmonisasi dan kualitas pelaksanaan PNPM Mandiri, Pemerintah bekerjasama dengan berbagai donor, telah membentuk Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri, atau disebut juga dengan PNPM Support Facility (PSF). Melalui PSF, diselenggarakan dialog dan koordinasi berbagai hibah dan bantuan teknis dari berbagai donor. Mengingat pemanfaatan dana hibah dan pelaksanaan kegiatannya mengacu kepada mekanisme dan prosedur yang beragam baik yang diatur oleh Pemerintah maupun berbagai donor, maka diperlukan pedoman pengaturannya. Untuk itu, telah disusun PSF Operational Manual yang mengatur mekanisme kerjasama dari donor dan pengelolaannya ke dalam manajemen PSF. Selain itu, telah disusun pula agenda tentatif PSF dalam PSF Portfolio. Selanjutnya, untuk mensinkronkan tata kelola PSF dengan berbagai peraturan internal 2
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) Pemerintah Indonesia disusun Buku Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan PSF ini. Buku pedoman ini disusun setelah melalui proses diskusi yang panjang oleh Tim Teknis PSF, dengan arahan dan masukan dari berbagai pihak. Dengan adanya pedoman ini maka pengelolaan kegiatan-kegiatan PSF dalam mendukung PNPM Mandiri dan upaya pengurangan kemiskinan lainnya diharapkan dapat berjalan secara transparan dan akuntabel. Jakarta, Maret 2009 Deputi Meneg PPN/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM selaku Ketua Joint Management Committee Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri Prasetijono Widjojo, MJ. 3
DAFTAR ISI SAMBUTAN KETUA JMC PSF... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN... 6 1.1 Latar Belakang... 6 1.2 Tujuan... 7 1.3 Ruang Lingkup... 7 1.4 Definisi/Pengertian Umum... 8 BAB II LINGKUP, JENIS DAN PEMETAAN KEGIATAN... 13 2.1 Lingkup dan Jenis Kegiatan... 13 2.2 Kriteria dan Pemetaan Kegiatan... 13 BAB III KAIDAH PELAKSANAAN... 16 3.1 Landasan Hukum... 16 3.2 Pengusulan Kegiatan... 17 3.3 Penilaian Usulan Kegiatan... 23 3.4 Mekanisme Pengambilan Keputusan... 24 3.5 Pelaksanaan Kegiatan... 25 3.5.1 Kegiatan yang Dilaksanakan Langsung oleh K/L... 25 3.5.2 Kegiatan K/L yang Pelaksanaannya Ditugaskan kepada Bank Dunia... 28 3.5.3 Kegiatan yang Dilaksanakan oleh Sekretariat PSF... 31 3.5.4 Kegiatan yang Dilaksanakan oleh CSO... 32 4
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) BAB IV MONITORING DAN EVALUASI... 33 BAB V PELAPORAN... 34 5.1 Laporan Perkembangan Pelaksanaan... 34 5.2 Laporan Bank Dunia kepada Pemerintah Indonesia melalui JMC... 34 5.3 Laporan Terpadu (Consolidated Report)... 35 BAB VI REVIU DAN AUDIT... 36 6.1 Kegiatan yang Dilaksanakan Langsung oleh K/L... 36 6.2 Kegiatan K/L yang Pelaksanaannya Ditugaskan kepada Bank Dunia... 36 6.3 Kegiatan yang Dilaksanakan oleh Sekretariat PSF... 37 6.4 Pelaksanaan Kegiatan oleh CSO... 37 BAB VII PENUTUP... 38 5
1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau PNPM Mandiri merupakan program nasional penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri Inti dan PNPM Mandiri Penguatan. PNPM Mandiri Inti terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Program Pengembangan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) dan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW). Sedangkan PNPM Mandiri Penguatan adalah program Penanggulangan Kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat untuk bidang/ sektor tertentu, yang dilaksanakan oleh berbagai Kementerian dan Lembaga (K/L). Pada tahun 2008, PNPM Mandiri melingkupi 4.768 kecamatan, dan pada tahun 2009 menjangkau seluruh kecamatan yang ada di Indonesia, yakni 6.408 kecamatan. Sebagai program berskala besar, baik dari sisi jumlah anggaran maupun cakupan lokasinya, PNPM Mandiri memerlukan harmonisasi dan sinkronisasi yang kuat di antara program-program yang ada di dalamnya, beserta para pelaksana PNPM yang berasal dari Kementerian atau Lembaga yang berbeda. Untuk keperluan tersebut, pemerintah Indonesia telah membentuk Tim Pengendali PNPM Mandiri yang bertugas memberi arah dan landasan kebijakan terhadap pelaksanaan PNPM dalam kerangka program penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan. Selain itu, untuk mendukung harmonisasi dan sinkronisasi programprogram PNPM Mandiri tersebut, pemerintah Indonesia juga telah membentuk kerjasama dengan para donor dalam wadah multidonor trust fund yaitu PNPM Support Facility (PSF). PSF dibangun untuk meningkatkan 6
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) efisiensi pengelolaan dan kerjasama dengan berbagai donor sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan harmonisasi dan sinkronisasi PNPM Mandiri, serta efektivitas program penanggulangan kemiskinan. Untuk mengatur pengelolaan PSF telah disusun Pedoman Umum PSF, dan ruang lingkup kegiatan yang dikerjasamakan dituangkan ke dalam PSF Portfolio. Kedua Buku tersebut merupakan penjabaran dari pola pengelolaan PSF yang oleh pemerintah Indonesia untuk sementara ini dikerjasamakan dengan Bank Dunia sebagaimana dituangkan dalam Memorandum of Understanding tentang PSF antara Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia. Selanjutnya, untuk keperluan pengelolaan secara internal oleh pemerintah Indonesia, maka perlu disusun pedoman mekanisme dan prosedur pengelolaan dana dan kegiatan PSF. 1.2. TUJUAN Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan ini secara spesifik bertujuan untuk: 1. Memberi landasan tata kelola dana dan kegiatan PSF sejak perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi pelaporan, reviu dan audit. 2. Memperjelas fungsi, peran dan wewenang unit-unit yang ada dalam PSF dalam pengelolaan kegiatan PSF. 3. Mengarahkan agar pengelolaan dana dan kegiatan PSF berlandaskan pada kaidah-kaidah tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). 1.3 RUANG LINGKUP Pedoman ini mencakup definisi/pengertian umum, mekanisme pengelolaan program atau kegiatan dalam PSF, dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring-evaluasi, pelaporan, reviu dan audit. 7
Pedoman ini juga memuat tentang fungsi, peran dan wewenang masingmasing unit dalam PSF dan instansi pengusul baik K/L maupun CSO dalam pengusulan, pelaksanaan, pengelolaan dan monitoring program atau kegiatan. 1.4. DEFINISI/PENGERTIAN UMUM Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan: 1. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas dan keandalan informasi pelaksanaan kegiatan/program. 2. Bank Dunia adalah lembaga donor multilateral, yang berperan sebagai sebagai trustee atau administrator sekretariat PSF. Bank Dunia sebagai donor berbeda dengan perannya sebagai administrator PSF. 3. Organisasi Masyarakat Sipil atau Civil Society Organization, yang selanjutnya disingkat CSO, adalah organisasi non-pemerintah yang bersifat nirlaba yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam bidang sosial kemasyarakatan. 4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DIPA, adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh masingmasing Satuan Kerja, berfungsi sebagai dokumen perencanaan, pelaksanaan, pengendalian/pengawasan,evaluasi/ pelaporan, serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah. 5. Daftar Rencana Pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri Jangka Menengah, selanjutnya disingkat DRPHLN-JM, atau biasa disebut blue book adalah daftar rencana kegiatan pembangunan yang layak dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri untuk periode 5 tahun, yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. 8
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) 6. Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat DRPPHLN, dan biasa disebut sebagai green book, adalah daftar rencana kegiatan pembangunan prioritas yang layak dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri. 7. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja kegiatan. 8. Hibah luar negeri, yang selanjutnya disebut hibah, adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali. 9. Tim Pengarah PSF atau Join Management Committee, yang selanjutnya disebut JMC, adalah salah satu tim atau unit dalam PSF yang memiliki tugas pokok menetapkan kebijakan dan prioritas penggunaan dana yang dikelola oleh PSF dalam rangka mendukung efektivitas, penajaman dan perluasan penyelenggaraan PNPM Mandiri secara keseluruhan. Tim Pengarah dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim Pengendali PNPM Mandiri No 10/ KEP/ MENKO/ KESRA/ III/ 2008. 10. Kegiatan adalah seluruh kegiatan yang termasuk dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau PNPM Mandiri yang dimuat dalam Multi Donor Trust Fund yaitu PNPM Support Facility (PSF). 11. PSF Operations Manual, yang selanjutnya disingkat Manual, adalah pedoman implementasi program dan kegiatan PSF serta sebagai informasi bagi donor untuk menyalurkan dukungannya kepada PSF. 12. Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri atau Grant Agreement, yang selanjutnya disebut NPHLN, adalah naskah perjanjian atau naskah lain yang disamakan yang memuat kesepakatan mengenai hibah luar negeri antara pemerintah dan pemberi hibah luar negeri. 9
13. Pelaksanaan adalah suatu bentuk kegiatan dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 14. Pelaporan merupakan penjelasan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja kegiatan yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan PHLN. 15. Pemantauan adalah suatu pengamatan dan/atau pencermatan yang dilakukan secara terus menerus atau berkala untuk menyediakan informasi tentang status perkembangan suatu program/kegiatan, serta mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan merumuskan tindak lanjut yang dibutuhkan. 16. Pengelolaan Hibah adalah rangkaian kegiatan hibah luar negeri yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan. 17. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 18. PSF Portfolio, yang selanjutnya disebut Portfolio, adalah daftar kegiatan dan rencana pembiayaan program dan atau kegiatan dalam PSF, yang ditetapkan oleh Tim Pengarah PSF. 19. PNPM Support Facility, yang selanjutnya disingkat PSF, adalah suatu mekanisme baru yang dibangun oleh pemerintah Indonesia dan donor dalam mendukung PNPM Mandiri. Melalui PSF, seluruh dukungan donor terhadap PNPM dikoordinasikan dan diharmonisasikan sehingga dapat berjalan lebih efektif dan efisien. 20. Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Renja K/L, adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode 1 (satu) tahun. 10
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) 21. Reviu adalah penelaahan bukti-bukti suatu kegiatan/program untuk memastikan bahwa kegiatan/program tersebut telah dilaksanakan sesuai ketentuan, standar, rencana dan norma yang telah ditetapkan. 22. Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disingkat RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian/Lembaga yang merupakan penjabaran Rencana Kerja Kementerian/Lembaga yang bersangkutan untuk periode 1 (satu) tahun. 23. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disebut RPJM, adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun. 24. Tim Sekretariat PSF, yang selanjutnya disebut Sekretariat, adalah salah satu tim atau unit dalam PSF yang memiliki tugas utama mengelola keuangan yang diterima dari para donor berdasarkan keputusan Tim Pengarah PSF. 25. Tim Teknis PSF, yang selanjutnya disebut Tim Teknis, adalah salah satu tim atau unit dalam PSF yang memiliki tugas utama membantu Tim Pengarah dalam merumuskan konsep koordinasi kebijakan operasional perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian PSF. Tim Teknis dibentuk berdasarkan Keputusan Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan UKM Bappenas selaku Ketua Tim Pengarah PSF No 150/D.III/07/2008. 26. Window adalah mekanisme pemanfaatan dana dalam PSF. PSF memiliki 4 (empat) windows. 27. Window 1 adalah mekanisme pemanfaatan dana PSF berupa bantuan dana langsung kepada kementerian/lembaga melalui proses DIPA. 28. Window 2 adalah mekanisme pemanfaatan dana PSF untuk kegiatan koordinasi dan pengawasan. Bantuan melalui window ini ditujukan 11
untuk kementerian atau lembaga yang melaksanakan proses perencanaan dan pengawasan seperti Bappenas, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Badan Pusat Statistik, Badan Pemeriksa Keuangan dan Departemen Keuangan. 29. Window 3 adalah mekanisme pemanfaatan dana PSF untuk organisasi masyarakat sipil yang bergerak dalam bidang pengentasan kemiskinan pada tingkat masyarakat akar rumput. 30. Window 4 adalah mekanisme pemanfaatan dana PSF untuk penyediaan tenaga ahli yang diperlukan dalam mendukung PNPM Mandiri. 12
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) LINGKUP, JENIS DAN PEMETAAN KEGIATAN 2 2.1 LINGKUP DAN JENIS KEGIATAN Lingkup kegiatan PSF adalah sebagaimana tertuang di dalam PSF Portfolio. Sesuai dengan jenisnya, kegiatan dalam PSF meliputi: 1. Kegiatan yang terkait dengan co-financing PNPM, sebagaimana tercakup dalam Window 1 2. Kegiatan yang terkait dengan dukungan pengelolaan PNPM Mandiri (melalui technical secretariat) sesuai dengan pelimpahan pengelolaan PSF dari Pemerintah Indonesia ke Bank Dunia dan kegiatan yang terkait dengan fasilitasi dan dukungan untuk harmonisasi dan sinkronisasi PNPM. Kegiatan ini tercakup dalam Window 2. 3. Kegiatan yang terkait dengan partisipasi CSO dalam mendukung pelaksanaan dan harmonisasi PNPM, sebagaimana tertuang dalam Window 3. 4. Kegiatan yang bersifat bantuan teknis, yang tertuang di dalam Window. 2.2 KRITERIA DAN PEMETAAN KEGIATAN Berdasarkan lembaga pelaksanaannya, kegiatan dalam PSF Portfolio dapat dikelompokkan ke dalam: 1. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat PSF atau dalam hal ini Bank Dunia sebagai pengelola trust fund PSF sesuai kesepakatan di dalam MOU PSF. 2. Kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L, terdiri dari: a. Tim Pengendali (melalui Kementrian Koordinator Kesra dan Bappenas) b. K/L pelaksana PNPM Mandiri 13
Dalam pelaksanaannya, kegiatan yang dikelola oleh K/L dapat dilaksanakan langsung oleh K/L atau dikuasakan pelaksanaannya kepada Bank Dunia (executed by the WB on behalf of the GOI). 3. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Civil Society Organization (CSO) sebagaimana tercakup dalam Window 3. Dengan adanya beragam kegiatan tersebut, maka disusun kriteria sebagai dasar penentuan pelaksanakegiatan PSF. Kriteria tersebut adalah: sifat kegiatan, jangka waktu kegiatan, dan fleksibilitas/dinamika kegiatan serta kompetensi pelaksananya. Dalam Tabel 1 disarikan kriteria dan pemetaan kegiatan dimaksud. 14
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) Tabel 1. Kriteria dan Pemetaan Kegiatan Kriteria Bank GOI (K/L) CSO Dunia Langsung WB On oleh K/L behalf of K/L Sifat Sebagai Tupoksi K/L Tupoksi K/L Merupakan peran kegiatan pelaksana/ Berkaitan de- dan kontribusi pengelola ngan pelaksa- CSO dalam trust fund naan di kegiatan pemberlapangan dayaan masyarakat atau penanggulangan kemiskinan lainnya. Jangka - > 1 tahun < 1 tahun - Waktu Kemam- - Kemampuan Kapasitas K/L saat Mampu melaksapuan mencukupi dan yang sama sudah nakan dan me- Lembaga pengelolaan ke- penuh dengan miliki track record giatan yang ada berbagai kegia- baik. tidak melebihi tan lainnya. kapasitas mana- Agar efektif, pe- Untuk kegiatan jemen K/L. laksanaan sehari pelaksanaannya hari dilimpahkan dilakukan oleh ke WB dan con- CSO lokal/ substansi nasional. tetap pada K/L. K/L memerlukan keahlian tertentu/ spesifik yang dimiliki oleh WB untuk melaksanakan kegiatan. Waktu pelaksanaan terlalu pendek untuk mengikuti proses DIPA Jenis- Coordinati- Window I: Cojenis on support, financing PNPM kegiatan Operation Mandiri (peme- Support Window III: taan/ Supervison Donor TA Kecuamapping) and Moni- li yang sudah Window II Window III toring, and masuk dalam Special kolom Pelak- Studies. sana WB (kolom sebelah kiri) 15
3 KAIDAH PELAKSANAAN 3.1 LANDASAN HUKUM Seperti telah disebutkan sebelumnya, seluruh dana PSF merupakan hibah yang sebagian besar berasal dari pemerintah negara-negara sahabat kepada Pemerintah Indonesia, yang secara administratif dikelola oleh Bank Dunia. Sebagaimana halnya dengan dana hibah yang lain, dana PSF juga terikat pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Beberapa peraturan yang menjadi acuan dalam pedoman ini adalah: 1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; 4. Peraturan Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Nomor PER.005/ M.PPN/06/2006 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan Serta Penilaian Kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan/ atau dana hibah luar negeri; 5. Peraturan Menteri Keuangan No. 52/PMK.010/2006 tentang Tata Cara Pemberian Hibah kepada Daerah; 6. Peraturan Menteri Keuangan No. 143/PMK.05/2006 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; dan 7. Peraturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/ Satuan Kerja 8. Peraturan Menteri Keuangan No. 06/PMK.02/2009 tentang Tata Cara Perubahan Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dan Perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran tahun 2009. 16
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) 9. Keputusan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim Pengendali PNPM Mandiri No. 10/ KEP/ MENKO/ KESRA/ III/ 2008 tentang Tim Pengarah PSF. 10. Keputusan Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenaga-kerjaan dan UKM Bappenas selaku Ketua Tim Pengarah PSF No.150/D.III/07/2008 tentang Pembentukan Tim Teknis PSF. 11. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan No. 67 tahun 2006 tentang Tata Cara Pembukuan dan Pengesahan atas Realisasi Hibah Luar Negeri Pemerintah yang Dilaksanakan secara Langsung. 12. Cooperation Agreement antara Pemerintah Indonesia dan World Bank tentang Multidonor Support Facility for the National Program for Community Empowerment (PNPM). Selain itu, pelaksanaan juga memperhatikan Operations Manual, yang sudah disekapati oleh Joint Management Committee (JMC), serta kaidah-kaidah dalam Paris Declaration on Aid Effectiveness. 3.2 PENGUSULAN KEGIATAN A. Usulan Kegiatan oleh K/L Pengusulan kegiatan dari K/L ditujukan secara resmi kepada Deputi Kemiskinan, Ketenegakerjaan dan UKM selaku Ketua JMC PSF. Apabila usulan kegiatan dari K/L telah disetujui oleh JMC, menteri atau pejabat atas nama menteri atau pimpinan lembaga mengajukan permintaan hibah kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, yang disertai surat persetujuan JMC atau yang mewakili, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Nomor PER.005/M.PPN/06/2006. Surat usulan tersebut disertai dengan: a. Kerangka Acuan (TOR) kegiatan; b. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) dan rencana implementasi anggaran; 17
c. Rencana Pengadaan Barang dan Jasa. Selaras dengan tujuan utama PSF, usulan kegiatan harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: a. Sesuai dengan lingkup program PNPM Mandiri sebagaimana digambarkan dalam Window 1, 2, 3 dan 4. b. Memiliki urgensi dan prioritas yang tinggi terkait dengan pelaksanaan PNPM Mandiri secara keseluruhan. Selain itu, sejalan dengan Peraturan Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Nomor PER.005/M.PPN/06/2006 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan Serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman dan/atau Dana Hibah Luar Negeri, usulan kegiatan hendaknya: a. Kegiatan harus mempertimbangkan kemampuan pelaksanaan. b. Hasil kegiatan dapat dioperasikan oleh sumberdaya dalam negeri dan dapat diperluas untuk kegiatan lainnya. c. Usulan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga tersebut. d. Waktu pengusulan kegiatan harus menyesuaikan dengan waktu tahun anggaran pemerintah dan e. Siklus penyusunan DRPHLN-JM atau disebut blue book dan DRPPHLN atau green book Mekanisme pengusulan kegiatan dari K/L kepada PSF ditunjukkan pada Bagan 1 berikut ini: 18
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) Bagan 1. Mekanisme Pengusulan dan Penilaian Kegiatan oleh K/L kepada PSF K/L PSF Bappenas Dept. Keuangan Tidak Proposal Kegiatan Diterima JMC Ditelaah Tim Teknis dan Sekretariat PSF Persetujuan JMC Pemenuhan Kelengkapan Rencana Kerja Ya Mekanisme Pengajuan berdasarkan Kepmen Bappenas No. 005/2006 Grant Agreement Pagu Indikatif DIPA/ REVISI DIPA Untuk kegiatan-kegiatan tertentu yang bersifat mendesak dan tidak memungkinkan untuk mengikuti siklus penyusunan DIPA sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1, K/L dapat mengajukan usulan kegiatan kepada JMC untuk dilakukan oleh Bank Dunia dengan penugasan dari K/L. Mekanisme usulan mengacu pada Bagan 2. Kegiatan yang diusulkan tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Memiliki tingkat urgensi yang sangat tinggi dalam konteks mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri; b. Tidak atau belum direncanakan sebelumnya, sehingga tidak cukup 19
waktu untuk memasukkannya ke dalam dokumen anggaran K/L sesuai dengan prosedur yang berlaku; c. Memerlukan fleksibilitas yang tinggi dalam pelaksanaannya, misalnya merupakan kegiatan lintas sektoral dan K/L; d. Memiliki durasi pelaksanaan yang sangat singkat, yakni kurang dari satu tahun, sehingga tidak sesuai dengan jadwal waktu perencanaan penganggaran yang dilakukan sebelum tahun anggaran berjalan. Untuk kegiatan yang termasuk dalam kriteria tersebut, usulan kegiatan dari K/L meliputi: a. Kerangka Acuan Kerja; b. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan; c. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) dan rencana implementasi anggaran; d. Penjelasan bahwa kegiatan tersebut perlu segera dilaksanakan dan tidak memungkinkan untuk mengikuti prosedur pengganggaran berdasarkan tahun anggaran pemerintah. 20
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) Bagan 2. Mekanisme Pengusulan dan Penilaian Kegiatan yang Dilakukan oleh Bank Dunia atas Penugasan Pemerintah K/L PSF Bank Dunia Bappenas Dept. Keuangan Tidak Proposal Kegiatan Diterima JMC Ditelaah Tim Teknis dan Sekretariat PSF Persetujuan JMC Pemenuhan Kelengkapan Ya Mekanisme Pengajuan berdasarkan Kepmen Bappenas No. 005/2006 Grant Agreement Penyusunan Rencana Kerja Pelaporan Kegiatan Pemberian mandat kepada Bank Dunia Registrasi Hibah Pelaporan pengunaan hibah B. Usulan Kegiatan oleh Sekretariat PSF Pihak Bank Dunia atau dalam hal ini Sekretariat PSF mengajukan usulan kegiatan kepada Tim Teknis PSF sebagaimana ditunjukkan oleh Bagan 3. Usulan yang diajukan oleh Sekretariat PSF dilengkapi dengan: a. Kerangka Acuan Kerja; b. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan; dan 21
c. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) dan rencana implementasi anggaran Bagan 3. Mekanisme Pengusulan dan Penilaian Kegiatan yang Dikelola oleh Sekretariat PSF Sekretariat PSF Tim Teknis JMC Proposal Penilaian dan Rekomendasi Penilaian Tidak Persetujuan Ya Rencana Kerja C. Usulan Kegiatan oleh CSO Sedangkan untuk kegiatan yang diusulkan oleh CSO, waktu pengusulan disesuaikan dengan tahun anggaran Bank Dunia dan rapat tahunan JMC. Mekanisme usulan ditunjukkan oleh Bagan 4. Untuk kegiatan yang akan dilaksanakan oleh CSO, maka usulan rencana kegiatan terdiri dari: a. Kerangka Acuan Kerja; b. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan; c. Profile CSO yang menunjukkan pengalaman dalam bidang pemberdayaan masyarakat; d. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) dan rencana implementasi anggaran 22
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) Bagan 4. Mekanisme Pengusulan dan Penilaian Kegiatan oleh CSO kepada PSF CSO PSF Tidak Proposal Kegiatan Diterima JMC Ditelaah Tim Teknis dan Sekretariat PSF Persetujuan JMC Ya Pemenuhan Kelengkapan Grant Agreement dengan Bank Dunia Rencana Kerja 3.3 PENILAIAN USULAN KEGIATAN Seluruh usulan kegiatan, baik yang berasal dari K/L, CSO maupun Bank Dunia akan dinilai oleh JMC. Penilaian tersebut dilakukan setidaknya berdasarkan lingkup PSF, yakni: a. Penilaian substansi usulan kegiatan, terutama adalah kesesuaian usulan kegiatan dengan PNPM Mandiri; b. Penilaian teknis usulan kegiatan, yakni kemampuan pelaksana instansi pelaksana, rencana pelaksanaan kegiatan; 23
c. Penilaian rencana pembiayaan usulan kegiatan Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Nomor PER.005/M.PPN/06/2006 usulan dari K/L akan dinilai meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Kesesuaian usulan kegiatan dengan sasaran program RPJM; b. Kelayakan teknis dan ekonomi c. Kapasitas pelaksanaan instansi pelaksana. 3.4 MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN Berikut ini adalah mekanisme pengambilan keputusan atas penilaian usulan kegiatan PSF: A. Kegiatan yang Diusulkan oleh K/L a. Setelah proses penilaian, Tim Sekretariat dan Tim Teknis memberikan usulan kepada JMC untuk dilakukan penilaian, selambat-lambatnya 4 (empat) minggu setelah usulan dari K/L diterima. Rekomendasi disampaikan dalam forum rapat JMC untuk diputuskan. Keputusan atas usulan yang diterima disampaikan kepada lembaga pengusul dan diproses sesuai ketentuan yang relevan, seperti dijelaskan dalam gambar 1 untuk usulan dari K/L dan gambar 3 untuk usulan dari CSO. b. Apabila disebabkan satu dan lain hal sehingga tidak dapat dilakukan rapat JMC untuk mengambil keputusan, maka keputusan dapat diambil oleh Ketua dan Wakil Ketua JMC setelah berkomunikasi dengan para anggota melalui berbagai sarana komunikasi yang sesuai seperti telepon, email dan lain-lain. c. Untuk kegiatan yang diusulkan oleh Sekretariat PSF maka Sekretariat PSF mengajukan rencana kegiatan tahunan kepada JMC melalui Tim Teknis PSF. 24
Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan Dana dan Kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri (PSF) d. Tim Teknis akan mengkaji proposal yang diajukan, melakukan penilaian, memberikan rekomendasi, dan menyampaikannya kepada JMC PSF selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah usulan diterima. 3.5 PELAKSANAAN KEGIATAN 3.5.1 Kegiatan yang Dilaksanakan Langsung oleh K/L 1) Pencatatan Kegiatan dan Dana Untuk kegiatan yang akan dilaksanakan oleh K/L, maka prosedur pencatatan kegiatan dan dana harus mengikuti Peraturan Menteri Keuangan No 143/PMK.05/2006, Peraturan Menteri Keuangan No 57/ PMK.05/2007 dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No 67 tahun 2006, yakni: a. Kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan dana hibah harus tercatat dalam DIPA K/L pelaksana; b. Penarikan hibah luar negeri dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. Realisasi penarikan hibah luar negeri harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam DIPA; d. Perubahan alokasi anggaran harus melalui revisi DIPA. 2) Pengadaan Barang dan jasa Berdasarkan Keputusan Presiden No 80 tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Lampiran I Bab IV Bagian B Butir 2b, disebutkan bahwa: Pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dan dilakukan setelah penandatanganan NPLN/grant agreement, pelaksanaannya harus mengikuti 25
ketentuan ketentuan (guidelines) dari pemberi pinjaman dan atau ketentuan-ketentuan lain yang disepakati oleh pemerintah RI dengan pemberi pinjaman dalam NPLN/grant agreement beserta dokumen persiapan maupun dokumen-dokumen proyek dalam rangka pelaksanaan proyek terkait. Namun demikian, mengacu pada Penjelasan atas butir keputusan tersebut dinyatakan bahwa Proses Penyusunan Naskah Pinjaman/Hibah Luar Negeri (NPHLN) harus berpedoman pada Keputusan Presiden ini, yang artinya dalam proses negosiasi hibah harus diupayakan secara maksimal agar ketentuan pengadaan barang dan jasa menggunakan peraturan pengadaan pemerintah Republik Indonesia. Berikut ini adalah mekanisme pengelolaan anggaran dan kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L. 26