BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya perkembangan dalam dunia usaha sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. investasi di Indonesia serta ketidak stabilan mata uang dollar terhadap rupiah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka dari satu tempat ke tempat yang lain sesuai dengan tujuan masing-masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), dan koperasi. Agar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat dan tajam. Sektor food and beverages

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan tersendiri di bidang bisnis dan memaksa pemimpin-pemimpin perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian setiap Negara saling berhubungan dan memiliki tingkat ketergantungan yang mutualis. Artinya kondisi perekonomian sebuah Negara akan berdampak pada perkembangan perekonomian Negara lain yang pada akhirnya akan berdampak pada perkembangan perekonomian dunia secara menyeluruh. Mesti badai krisis ekonomi dan keuangan beberapa waktu lalu hanya melanda kawasan Asia terutama kawasan Asia Tenggara, namun kejadian itu cukup membuat beberapa Negara maju seperti Amerika, Inggris, Jepang dan masih banyak lagi terpaksa harus bekerja keras mengeluarkan tenaga, pikiran, hingga dana untuk mencari jalan keluar mengatasi krisis tersebut. Dan ketika Negara lain mulai menampakkan tanda tanda akan pulihnya perekonomian mereka dari krisis, ternyata Indonesia masih tetap bertahan. Dalam kondisi tersebut masih banyak perusahaan menengah ke bawah bisa bertahan walaupun dalam kondisi keuangan yang tidak stabil. Semakin lama Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yaitu dengan meningkat 5% pertahunnya. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia di dongkrak pula oleh Koperasi, BUMS dan BUMN. Koperasi adalah badan usaha

yang beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang - bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Sedangkan BUMN sendiri sekarang ada 3 macam yaitu Perjan, Perum dan Persero. Perjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan pada masyarakat, Sehingga selalu merugi. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk memeliharanya sesuai dengan Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN. Contoh Perjan: PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI. Perum adalah perjan yang sudah diubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan tetapi sudah profit oriented. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual

sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah menjadi persero. Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Berbeda dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Contoh perusahaan yang mempunyai badan usaha Persero yaitu Telekomunikasi. Perkembangan industri ini sangat menarik minat para investor untuk menanamkan investasinya. Sehingga mereka menilai bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu sektor tempat menanamkan modal yang mempunyai prospek bagus ke depan dan mampu memberikan return yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya penggunaan sarana telekomunikasi yang sangat diperlukan oleh berbagai kalangan, besarnya peluang pasar yang sangat menjanjikan bagi perkembangan industri juga merupakan alasan mengapa para investor tertarik untuk melakukan investasi. Karena para investor dalam menanamkan modal yang dimilikinya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa depan, sehingga investasi tersebut sangat menarik untuk dilakukannya. Pada saat ini perusahaan telekomunikasi semakin meningkat pesat, ditandai dengan semakin banyaknya sarana operator baru bermunculan dengan beragam jenis dan fitur-fitur penunjang sebagai unggulan produk

mereka. Melihat perkembangan seperti ini memberikan peluang yang sangat besar bagi para investor, karena besarnya tingkat permintaan dan selera konsumen yang sekarang umumnya tingkat mobilitasnya tinggi, juga terjangkaunya sarana telekomunikasi disegala kalangan membuat konsumen dapat menikmati produk jasa telekomunikasi lebih dari satu operator. Sebagai perusahaan yang mempunyai prospek bagus ke depan dan mampu memberikan return yang maksimal, maka perlu melakukan penilaian kinerja keuangan pada perusahaan. Hal tersebut merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh menejemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja keuangan perlu dilibatkan analisa dampak keuangan komulatif dan ekonomi dari keputusan serta mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Penilaian kinerja suatu perusahaan terdiri atas tiga aspek, yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Penilaian ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep 100 /MBU/2002 tentang penilaian kinerja perusahaan BUMN. Melakukan analisis kinerja keuangan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas operasi perusahaan dalam mencapai tujuannya dan menilai kinerja perusahaan dapat menggunakan analisis rasio, yang dimulai dengan mencari hubungan berbagai pos dalam laporan keuangan, dengan menggunakan laporan keuangan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah,

prosentase, dan trendnya. Rasio tersebut akan menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, analisis rasio juga dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut diperbandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah future oriented. Oleh karena itu, peneliti harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Sehingga kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan peneliti dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan. Rasio keuangan secara individu akan membantu dalam menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, dalam menganalisa dan menilai kondisi keuangan, kemajuan-kemajuan suatu potensi di masa yang akan datang faktor utama yang umumnya mendapat perhatian khusus oleh peneliti adalah: 1) Likuiditas, yang mampu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih; 2) Solvabilitas, yang mampu menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik keuangan jangka pendek atau jangka panjang; 3) Rentabilitas atau profitabilitas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu; 4) Aktivitas, yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada perusahaan tersebut. Rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Untuk menilai prestasi atau kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio profitabilitas yaitu yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya serta akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen dan memberikan gambaran tentang pengelolaan perusahaan yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yaitu return on investment (ROI), dimana rasio ini merupakan teknik analisis yang lazim digunakan oleh pimpinan untuk mengukur efektivitas operasional perusahaan secara menyeluruh (komprehensif) (Munawir, 2007 : 89). Sedangkan variabel bebas yang mempengaruhi return on investment (ROI) meliputi Current ratio yaitu rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Suatu perusahaan apabila aktiva lancar yang dimiliki

perusahaan lebih kecil dibanding hutang lancar, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengoperasikan perusahaannya. Hal ini dikarenakan modal kerja yang terlalu banyak dan mengakibatkan banyak dana yang menganggur, sehingga dapat menurunkan laba. Debt to Equity Ratio (DER) adalah salah satu dari rasio leverage, dari sudut pandang manajemen keuangan, merupakan salah satu rasio yang banyak dipakai untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Rasio leverage membawa implikasi penting dalam pengukuran risiko finansial perusahaan. Kebijakan pendanaan yang tercermin dalam debt equity ratio (DER) sangat mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh perusahaan. (Ang, 1997) menyatakan bahwa semakin tinggi DER akan mempengaruhi besarnya laba yang dicapai oleh perusahaan. Total assets turnover (TATO) merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Semakin tinggi angka perputaran aktiva, semakin efektif perusahaan mengelola asetnya. Maka semakin besar TATO akan semakin baik karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan. Profitabilitas yang meningkat karena dipengaruhi oleh TATO sangat dimungkinkan bahwa keduanya mempunyai hubungan yang positif. Rasio perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menujukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau

adanya saldo kas yang terlalu besar. Net profit margin menunjukkan rasio antara laba setelah pajak dengan penjualan, yang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Rasio ini juga dibandingkan dengan rata-rata industri. Semakin tinggi net income yang dicapai oleh perusahaan dalam menghasilkan laba bersihnya. Dengan meningkatnya NPM menunjukkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan dan keuntungan yang dieroleh perusahaan meningkat pula. Sehingga hubungan antara NPM dengan kinerja perusahaan adalah positif. Semakin tinggi nilai NPM maka semakin efisien biaya yang dikeluarkan, berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa laporan keuangan sangat diperlukan oleh berbagai pihak dengan berbagai kepentingan, demikian pula bagi perusahaan telekomunikasi, khususnya yang berhubungan dengan rasio keuangan yang tentu saja sangat membantu sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi peningkatan kinerjanya. Mengingat pentingnya laporan keuangan ditambah belum ada penelitian yang dilakukan di Perusahaan Telekomunikasi ini, maka penulis tertarik untuk mengkaji rasio keuangan tersebut sebagai bahan tulisan skripsi, khususnya yang berkaitan dengan rasio profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan stabilitas. Adapun judul skripsinya adalah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia (Tahun 2010 2012).

1.2 Rumusan Masalah berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Working Capital Turnover dan Net Profit Margin secara simultan terhadap Kinerja Keuangan (ROI) Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI? 2. Variabel manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap Kinerja Keuangan (ROI) Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Suatu penelitian dilakukan tentunya memiliki tujuan, adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Working Capital Turnover dan Net Profit Margin secara simultan terhadap Kinerja Keuangan (ROI) Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI. b. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap Kinerja Keuangan (ROI) Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

1.3.2 Manfaat Penelitian a. Bagi Mahasiswa - Meningkatkan pemahaman dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah. - Untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan informasi yang didapat dari perusahaan. b. Bagi Perusahaan atau Subjek Penelitian Sebagai masukan dan informasi juga sebagai bahan pertimbangan investor maupun calon investor mengenai pengaruh faktor makro dan faktor mikro terhadap resiko investasi saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. c. Bagi Lembaga Pendidikan (Fakultas Ekonomi) Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna sebagai bahan bacaan di perpustakaan serta untuk referensi mahasiswa.