TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT DISUSUN OLEH : NAMA : ANANG SETYA WIBOWO NIM : 11.01.2938 KELAS : D3 TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013
TEKNOLOGI BUDIDAYA RUMPUT LAUT BAB I (Abstrak) Indonesia ssebagai Negara agrearis yang memiliki laut yang lebih banyak dari daratan nya pastilah memiliki peluang hasil laut yang lebih banyak, salah satunya penghasil rumput laut. dan perikanan yang cukup potensial untuk pengembangan budidaya, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi sumberdaya ini adalah melalui penerapan paket teknologi spesifik yang sesuai menurut tipe agroekologi setiap wilayah pengembangan. Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu dari tiga komoditas utama program revitalisasi perikanan yang diharapkan berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jenis ini banyak dibudidayakan karena permintaan pasar yang tinggi, teknologi produksinya relatif murah, siklus pruduksi yang relatif singkat serta penanganan pasca panen relatif mudah dan sederhana. Teknologi budidaya memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha meningkatkan produksi rumput laut, memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta kebutuhan pasar dalam dan luar negeri, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya serta menjaga kelestarian sumberdaya hayati perairan. Kegiatan budidaya ini sangat memungkinkan untuk dilaksanakan karena ditunjang oleh perairan pantai Indonesia yang tersebar luas dan mempunyai teluk dengan kondisi perairan yang relatif tenang. Keadaan demikian sangat potensial untuk pengembangan budidaya rumput laut. Makalah ini menguraikan secara rinci penanganan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii meliputi, aspek pemilihan lokasi, teknologi metode budidaya, pemeliharaan, perawatan, penanggulangan hama dan penyakit, serta panen dan pascapanen.
BABII (ISI) Sebagai negara agrearis Indonesia negara kepulauan, jadi ndonesia memiliki perairan pantai yang sangat baik dan juga memiliki posisi strategis serta berpeluang sebagai pusat perdagangan komoditi. Melihat peluang tersebut, maka diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan sumberdaya hayati perairan yang masih rendah produktifitasnya. Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam mencapai produksi perikanan terbesar pada tahun 2015. Rumput laut merupakan komoditas yang produksinya sangat besar bahkan sekitar 30 persen dari total produksi perikanan budidaya adalah rumput laut. Pada tahun 2009 produksi rumput laut secara nasional telah mencapai 2.963.556 ton. Dengan produksi sebesar itu rumput laut menyumbangkan volume produksi nasional sebesar hampir 2/3 dari total produksi nasional yang volumenya sebesar 4.708.565 ton. Rumput laut merupakan salah satu dari tiga komoditas utama program revitalisasi perikanan yang diharapkan berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada akhir tahun 2009, rumput laut ditargetkan produksi meningkat menjadi 1,9 juta ton (Kappaphycus alvarezii. 1,5 juta ton) dengan sasaran pengembangan areal budidaya seluas 1.500.000 hak. serta penyerapan tenaga kerja sekitar 255.000 orang (Anonim, 2005). Jenis ini banyak dibudidayakan karena permintaan pasar yang tinggi, teknologi produksinya relatif murah, siklus pruduksi yang relatif singkat serta penanganan pasca panen relatif mudah dan sederhana. Kegiatan budidaya rumput laut tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang besar, sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu rumah tangga dan anak-anak. Dalam memproduksi rumput laut ini sering muncul kegagalan-kegagalan yang dialami oleh pembudidaya rumput laut. Kegagalan yang dialami terdiri dari kegagalan panen maupun penjualan. Untuk menanggulangi permasalahan (kegagalan) panen tersebut, perlu memperhatikan faktor-faktor berikut : lokasi budidaya, teknik budidaya, manajemen budidaya, bibit, musim.
Jenis rumput laut 1.Kelompok alga merah /Red Seaweed (Rhodophyceae) 2.Kelompok alga coklat/brown Seaweed (Phaeophyceae) 3.Kelompok alga hijau/green Seaweed (Chlorophyceae) Rumput laut sering digunakan dan yang sering dicari adalah rumput laut untuk bahan membuat agar gracilaria sp adalah rumput laut yang termasuk pada kelas alga merah (Rhodophyta). Harga rumput laut biasanya mencapai Rp16 ribu per kg. Persyaratan umum Tahap awal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan budidaya gracilaria dalam tambak, antara lain adalah keadaaan tambak yang akan digunakan (termasuk dasar tambak sebagai substrat), kualitas air dalam tambak dan sekitarnya, serta bibit tanaman baik mengenai jenis dan kualitasnya. Kandungan gizi rumput laut Rumput laut memiliki kandungan esensial yang sangat lengkap, yaitu air, protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, abu, enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K), makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium, selenium serta mikro mineral semacam zat besi, magnesium dan natrium. Sangat cocok untuk negara agreari, diantaranya hasil rumput laut Perkembangbiakan gracilaria pada garis besarnya melalui dua cara, yaitu : 1.Tidak kawin # vegetasi, yaitu dengan cara penyetekan; # konyugasi, yaitu dengan cara peleburan dinding sel sehingga terjadi pencampuran protoplasma dari dua atau lebih thalli; # penyebaran spora yang terdapat pada kantung spora (carpospora, cystocarp).
2. Kawin # Perkawinan antara gamet-gamet yang dihasilkan dari gametofit yang merupakan hasil germinasi dari spora. Kualitas Air 1. Salinitas air berkisar antara 12o/oo - 30o/oo dan yang ideal sekitar 15o/oo - 25o/oo, 2. Suhu air berkisar antara 180C sampai 300C dan yang ideal sekitar 200C sampai 250 C. 3. PH air dalam tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang ideal sekitar 6,8 sampai 8,2. 4. Air tidak mengandung lumpur sehingga kekeruhan (turbidity) air masih cukup bagi tanaman untuk menerima sinar matahari. Cara Tanam # Tambak yang keadaan dan kualitas airnya sudah memenuhi syarat dibersihkan dari kotoran. # Tambak dikuras dengan mengeluarkan dan memasukan air laut pada saat pasang- surut sehingga air yang ada dalam tambak merupakan air segar (baru). # Bibit ditanam dengan cara menebarkannya secara merata di dalam tambak pada saat keadaan cuaca cukup teduh, yaitu pada pagi hari atau sore hari. # Kepadatan bibit untuk 1 (satu) hektar (ha) Dan Panen dapat dilakukan setelah tanaman berusia sekitar 45 sampai 60 hari (akan sangat tergantung pada kesuburan lokasi penanaman). Bab III (Refrensi) http://benihikan.net/kabar/10-sepuluh-provinsi-penghasil-rumput-laut-terbesar-diindonesia/ http://kenshuseidesu.tripod.com/id49.html