TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

Pemanfaatan: pangan, farmasi, kosmetik. Komoditas unggulan. total luas perairan yang dapat dimanfaatkan 1,2 juta hektar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

BAB I PENDAHULUAN. menjaga keseimbangan ekosistem perairan (Komarawidjaja, 2005).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. makmur. Untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara material dan

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Rumput laut atau seaweeds adalah tanaman air dikenal dengan istilah alga atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

I. PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa jenis, diantaranya kangkung air (Ipomoea aquatica

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam. perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah sumber daya alam pertanian dengan intensif. maka itu pilihan terakhir karena usaha di bidang lainnya gagal.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. jenis jamur yang dapat serta banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur UKDW

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

Bencana Baru di Kali Porong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali di terjemahkan seaweed bukan sea grass yang sering di sebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan

I. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. Perkebunan merupakan sektor yang strategis bila dilihat dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditi hortikultura merupakan produk yang berpeluang, baik untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

Transkripsi:

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT DISUSUN OLEH : NAMA : ANANG SETYA WIBOWO NIM : 11.01.2938 KELAS : D3 TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013

TEKNOLOGI BUDIDAYA RUMPUT LAUT BAB I (Abstrak) Indonesia ssebagai Negara agrearis yang memiliki laut yang lebih banyak dari daratan nya pastilah memiliki peluang hasil laut yang lebih banyak, salah satunya penghasil rumput laut. dan perikanan yang cukup potensial untuk pengembangan budidaya, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi sumberdaya ini adalah melalui penerapan paket teknologi spesifik yang sesuai menurut tipe agroekologi setiap wilayah pengembangan. Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu dari tiga komoditas utama program revitalisasi perikanan yang diharapkan berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jenis ini banyak dibudidayakan karena permintaan pasar yang tinggi, teknologi produksinya relatif murah, siklus pruduksi yang relatif singkat serta penanganan pasca panen relatif mudah dan sederhana. Teknologi budidaya memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha meningkatkan produksi rumput laut, memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta kebutuhan pasar dalam dan luar negeri, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya serta menjaga kelestarian sumberdaya hayati perairan. Kegiatan budidaya ini sangat memungkinkan untuk dilaksanakan karena ditunjang oleh perairan pantai Indonesia yang tersebar luas dan mempunyai teluk dengan kondisi perairan yang relatif tenang. Keadaan demikian sangat potensial untuk pengembangan budidaya rumput laut. Makalah ini menguraikan secara rinci penanganan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii meliputi, aspek pemilihan lokasi, teknologi metode budidaya, pemeliharaan, perawatan, penanggulangan hama dan penyakit, serta panen dan pascapanen.

BABII (ISI) Sebagai negara agrearis Indonesia negara kepulauan, jadi ndonesia memiliki perairan pantai yang sangat baik dan juga memiliki posisi strategis serta berpeluang sebagai pusat perdagangan komoditi. Melihat peluang tersebut, maka diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan sumberdaya hayati perairan yang masih rendah produktifitasnya. Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam mencapai produksi perikanan terbesar pada tahun 2015. Rumput laut merupakan komoditas yang produksinya sangat besar bahkan sekitar 30 persen dari total produksi perikanan budidaya adalah rumput laut. Pada tahun 2009 produksi rumput laut secara nasional telah mencapai 2.963.556 ton. Dengan produksi sebesar itu rumput laut menyumbangkan volume produksi nasional sebesar hampir 2/3 dari total produksi nasional yang volumenya sebesar 4.708.565 ton. Rumput laut merupakan salah satu dari tiga komoditas utama program revitalisasi perikanan yang diharapkan berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada akhir tahun 2009, rumput laut ditargetkan produksi meningkat menjadi 1,9 juta ton (Kappaphycus alvarezii. 1,5 juta ton) dengan sasaran pengembangan areal budidaya seluas 1.500.000 hak. serta penyerapan tenaga kerja sekitar 255.000 orang (Anonim, 2005). Jenis ini banyak dibudidayakan karena permintaan pasar yang tinggi, teknologi produksinya relatif murah, siklus pruduksi yang relatif singkat serta penanganan pasca panen relatif mudah dan sederhana. Kegiatan budidaya rumput laut tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang besar, sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu rumah tangga dan anak-anak. Dalam memproduksi rumput laut ini sering muncul kegagalan-kegagalan yang dialami oleh pembudidaya rumput laut. Kegagalan yang dialami terdiri dari kegagalan panen maupun penjualan. Untuk menanggulangi permasalahan (kegagalan) panen tersebut, perlu memperhatikan faktor-faktor berikut : lokasi budidaya, teknik budidaya, manajemen budidaya, bibit, musim.

Jenis rumput laut 1.Kelompok alga merah /Red Seaweed (Rhodophyceae) 2.Kelompok alga coklat/brown Seaweed (Phaeophyceae) 3.Kelompok alga hijau/green Seaweed (Chlorophyceae) Rumput laut sering digunakan dan yang sering dicari adalah rumput laut untuk bahan membuat agar gracilaria sp adalah rumput laut yang termasuk pada kelas alga merah (Rhodophyta). Harga rumput laut biasanya mencapai Rp16 ribu per kg. Persyaratan umum Tahap awal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan budidaya gracilaria dalam tambak, antara lain adalah keadaaan tambak yang akan digunakan (termasuk dasar tambak sebagai substrat), kualitas air dalam tambak dan sekitarnya, serta bibit tanaman baik mengenai jenis dan kualitasnya. Kandungan gizi rumput laut Rumput laut memiliki kandungan esensial yang sangat lengkap, yaitu air, protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, abu, enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K), makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium, selenium serta mikro mineral semacam zat besi, magnesium dan natrium. Sangat cocok untuk negara agreari, diantaranya hasil rumput laut Perkembangbiakan gracilaria pada garis besarnya melalui dua cara, yaitu : 1.Tidak kawin # vegetasi, yaitu dengan cara penyetekan; # konyugasi, yaitu dengan cara peleburan dinding sel sehingga terjadi pencampuran protoplasma dari dua atau lebih thalli; # penyebaran spora yang terdapat pada kantung spora (carpospora, cystocarp).

2. Kawin # Perkawinan antara gamet-gamet yang dihasilkan dari gametofit yang merupakan hasil germinasi dari spora. Kualitas Air 1. Salinitas air berkisar antara 12o/oo - 30o/oo dan yang ideal sekitar 15o/oo - 25o/oo, 2. Suhu air berkisar antara 180C sampai 300C dan yang ideal sekitar 200C sampai 250 C. 3. PH air dalam tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang ideal sekitar 6,8 sampai 8,2. 4. Air tidak mengandung lumpur sehingga kekeruhan (turbidity) air masih cukup bagi tanaman untuk menerima sinar matahari. Cara Tanam # Tambak yang keadaan dan kualitas airnya sudah memenuhi syarat dibersihkan dari kotoran. # Tambak dikuras dengan mengeluarkan dan memasukan air laut pada saat pasang- surut sehingga air yang ada dalam tambak merupakan air segar (baru). # Bibit ditanam dengan cara menebarkannya secara merata di dalam tambak pada saat keadaan cuaca cukup teduh, yaitu pada pagi hari atau sore hari. # Kepadatan bibit untuk 1 (satu) hektar (ha) Dan Panen dapat dilakukan setelah tanaman berusia sekitar 45 sampai 60 hari (akan sangat tergantung pada kesuburan lokasi penanaman). Bab III (Refrensi) http://benihikan.net/kabar/10-sepuluh-provinsi-penghasil-rumput-laut-terbesar-diindonesia/ http://kenshuseidesu.tripod.com/id49.html