BAB I PENDAHULUAN. Manusia diberi kodrat oleh Allah untuk hidup berpasang-pasangan sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENOLAKAN PETUGAS KUA ATAS WALI NIKAH MEMPELAI HASIL HUBUNGAN DI LUAR NIKAH

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini. Salah satu jalan dalam mengarungi kehidupan adalah dengan

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB V ANALISIS DATA. A. Analisis Data Terhadap Pendapat Ulama Muhammadiyah di Banjarmasin Tentang Hukum Kawin Hamil Karena Zina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Alamat : Jl. AES Nasution Gang Samudin Rt 11 Rw 02

BAB I PENDAHULUAN. semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti firman Allah

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

ار ا خ ط ب ا خ ذ ك ى ا ي ر اأ ة ف ق ذ ر أ ر ب غ ض ي ا ذ ع ا ن ك اح ا ف ه ف ع م. )ر ا اح ذ اب دا د(

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keduniaan bermunculan dengan pesat. Maka dengan demikian perlu adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Islam mengajarkan berbagai macam hukum yang menjadikan aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

PENETAPAN /Pdt.P/2014/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pasal 18B ayat 2 Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN WANITA HAMIL OLEH SELAIN YANG MENGHAMILI. Karangdinoyo Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 0051/Pdt.P/PA.Gs/2010 TENTANG WALI ADLAL KARENA PERCERAIAN KEDUA ORANG TUA

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAKAN WALI MUJBIR MENIKAHKAN WANITA HAMIL KARENA ZINA DENGAN PRIA YANG TIDAK MENGHAMILI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kasus yang terbanyak di Pengadilan tersebut.hal ini berdasarkan

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB IV USIA PERKAWINAN OLEH BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAWA TIMUR

Pertama, batas kepatutan untuk suami yang melakukan masa berkabung

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan. maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.s. Yasin: 36).

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keselamatan hidup dunia maupun akhirat. Dari keluarga yang. perkawinan yang sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN WALI HAKIM OLEH KEPALA KUA DIWEK JOMBANG TANPA UPAYA MENGHADIRKAN WALI NASAB

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. penerus yang akan melanjutkan garis keturunannya. Untuk melakukan hubungan. biologisnya tersebut maka pernikahan adalah jalannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB IV ANALISIS TERHADAP METODE IJAB QABUL PADA MASYARAKAT SUKU SAMIN

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. istri, dan juga anak serta terjadinya proses reproduksi. sebuah keruntuhan yang besar ketika hubungan antara saudara kandung tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. perceraian. Selanjutnya persoalan yang terjadi di Indonesia telah diatur bahwa

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

BAB IV. A. Pendapat Tokoh Agama Tentang Pernikahan Ayah dengan Anak Tiri Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang indah ini, Allah Swt menciptakan makhlukmakhluk

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk hidup yang hidupnya berpasang-pasangan

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I TENTANG TATA CARA RUJUK SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PERATURAN MENTERI AGAMA NO.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberi kodrat oleh Allah untuk hidup berpasang-pasangan sesuai dengan tuntunan agama. Dengan adanya kodrat pada diri manusia tersebut maka bukan tidak mungkin manusia memerlukan adanya ikatan hubungan sebagai salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Masing-masing memiliki pasangan dan berupaya bertemu dengan pasangannya. Tidak ada satu naluri yang lebih dalam dan dorongannya melebihi naluri dorongan pertemuan dua lawan jenis. Itulah ciptaan dan pengaturan Ilahi. 1 Allah swt berfirman dalam surah Yasiin (36) ayat 36: سه و م ا ل.) س: 63 ) س ب ح ن ال ذ ى خ ل ق ا ل ز و ج ك ل ه ا م ا ت ن ب ت ا ل ر ض و م ن أ ن ف Artinya: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.(q.s. yasinn:36). 2 Pada dasarnya perkawinan mempunyai tujuan yang luhur, oleh karenanya maka syara mengajak dan menganjurkan manusia yang telah mampu untuk memasuki gerbang pintu perkawinan. 3 Perkawinan mempunyai beberapa tujuan, untuk memperoleh ketenangan hidup yang penuh cinta dan kasih sayang, sekaligus memenuhi kebutuhan 1 M.Quraish Shihab,Perempuan,Tangerang;Lentera Hati,2013. Hal 126 2 Departemen Agama RI,Al-Qur an dan Tafsirnya(Edisi yang Disempurnakan) Jilid VIII (Jakarta;Lentera Abadi,2010), h.350 3 Dahlan Idhamy, Azas-azas Fiqh Munakahat Hukum Keluarga Islam,Surabaya:Pustaka Al-ikhlas,1984. Hal 13 (1)

2 biologis yang merupakan sarana untuk meneruskan dan memelihara keturunan, menjaga kehormatan dan juga untuk ibadah. 4 Selain itu tujuan perkawinan adalah untuk mencegah perzinahan agar tercipta ketentraman dan ketenangan bagi yang bersangkutan, keluarga dan masyarakat. 5 Di zaman yang katanya modern seperti sekarang ini banyak sekali kasus kawin hamil pranikah, penyebabnya tentu karena pergaulan bebas yang kelewat batas,keluar jauh dari garis-garis yang disyariatkan oleh Islam. 6 Faktanya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja, pada usia dini sudah terjebak dalam perilaku reproduksi tidak sehat, diantaranya adalah seks pra nikah. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja, pada usia dini sudah terjebak dalam perilaku reproduksi tidak sehat, diantaranya adalah seks pra nikah. Data dinas kesehatan kota banjarmasin tercatat ada 148 kasus seks pranikah selama tahun 2011. Yang lebih parah lagi, mayoritas dari kasus tersebut dialami siswi smp. Secara rinci kasus-kasus seksual remaja di Banjarmasin ialah: 1. Kehamilan di luar nikah 220 kasus 2. persalinan remaja 325 kasus 4 Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan 1: dilengkapi Perbandingan UU Negara Muslim Kontemporer (Yogyakarta:ACADEMIA & TAZAFFA, 2005), h.37-54 5 K. N. Sofyan Hasan dan Warkum Sumitro, Dasar-dasar Memahami Hukum Islam di Indonesia (Surabaya:Usaha Nasional, 1994), h. 113 6 Kang Mujib, Hukum Kawin dengan Wanita Hamil Diluar Nikah, Kang Mujib, http://bloginfo.heck.in/hukum-kawin-dengan-wanita-hamil-diluar-nikah.xhtml,di akses 11 desember 2014, 15.30)

3 3. seks pranikah 148 kasus 4. infeksi saluran produksi 30 kasus 5. Infeksi menular seksual 30 kasus 7 Ada pergeseran nilai mengenai hubungan seksual sebelum nikah. Hal ini utamanya terjadi pada kaum wanita. Bila sebelumnya ada anggapan bahwa hubungan seksual hanya dilakukan jika ada hubungan emosional yang dalam dengan lawan jenis, namun saat ini kondisi tersebut telah berubah. 8 Selain itu, banyak orang tua yang berpandangan salah dalam menyelesaikan masalah aib seperti hamil diluar nikah karena perzinahan. Mereka berpandangan jika anak atau keluarga mereka ada yang hamil sebelum menikah, mereka menikahkannya tanpa memperhatikan hukum yang sebenarnya. Padahal para Imam Mazhab serta organisasi Islam lainnya masing-masing berselisih pendapat mengenai hukum kawin hamil, dikarenakan menjaga kemurnian dan kesucian nasab menjadi masalah yang diperselisihkan namun berbeda dengan kebiasaan yang terjadi dimasyarakat termasuk di Kota Banjarmasin. Islam tidak menghendaki seorang muslim masuk dalam genggaman perempuan pezina. Islam juga menjaga seorang Muslimah agar tidak jatuh ketangan laki-laki pezina. Islam tak menghendaki umatnya (muslim dan muslimah) hidup dengan pengaruh karakter dan kebiasaan yang rendah yakni: 7 http://bkkbn.kalsel.go.id diakses 21 Februari 2015 pukul 21.30 8 Kang Mujib, Hukum Kawin dengan Wanita Hamil Diluar Nikah, Kang Mujib, http://bloginfo.heck.in/hukum-kawin-dengan-wanita-hamil-diluar-nikah.xhtml,di akses 11 desember 2014, 15.30)

4 diliputi oleh jiwa yang tidak sehat, bergaul dengan tubuh yang penuh dengan bakteri-bakteri dan berbagai macam cacat serta penyakit. 9 Islam dalam segala hukumnya,perintahnya, larangan-larangannya dan peringatan-peringatannya menjelaskan ia tidak menginginkan manusia tidak menjadi bahagia, tidak dapat menaikkan dirinya mencapai tingkat yang luhur yang dikehendaki oleh Allah agar dapat ditempuh oleh manusia. 10 Melihat bahaya yang ditimbulkan oleh praktek zina merupakan bahaya yang tergolong besar dan praktek tersebut juga bertentangan dengan aturan universal yang diberlakukan untuk menjaga kejelasan nasab keturunan, menjaga kesucian dan kehormatan diri, mewaspadai hal-hal yang menimbulkan permusuhan serta perasaan benci di antara manusia disebabkan pengrusakan terhadap kehormatan istri, wanita, saudara wanita dan ibu mereka. Hal ini jelas dapat merusak tatanan kehidupan. Melihat hal itu, pantaslah bahaya praktek zina itu setingkat di bawah praktek pembunuhan. Uraian diatas sudah jelas menekankan tentang pandangan hukum Islam tentang zina serta kawin hamil karena zina,namun ada baiknya penulis dan masyarakat tau bagaimana pendapat organisasi Islam yang ada di Indonesia ini mengenai masalah kawin hamil karena zina tersebut. Organisasi Islam yang sangat dikenal masyarakat di Indonesia ini diantaranya ialah Muhammadiyah dan. NU adalah dua organisasi Islam terbesar di 9 Muhammad Nashiruddin Al-albani..Fiqih Sunnah Jilid 3.(Jakarta:Cakrawala publishing,2008), hal 326 10 Sayyid Sabiq. Fikih Sunnah Jilid 6.(Bandung:Al-Ma arif, 1993), hal 128

5 Indonesia dengan mengantongi jumlah massa masing-masing puluhan juta. Keduanya mempunyai pengalaman kesejarahan amat kaya. Dan proses sejarah semakin mengutuhkan NU dan Muhammadiyah sebagai dua sosok organisasi sosial keagamaan yang disegani. Yang pertama sering disebut oleh para pengamat sejarah sebagi sebuah organisasi yang mewakili golongan Muslim tradisional, sedang yang kedua sering dikatakan sebagai sebuah perkumpulan yang mewakili kelompok Muslim modernis. Dua Organisasi tersebut memang menarik untuk diteliti pendapatnya apalagi tentang pendapat kawin hamil yang marak terjadi di Negara ini. Selain sering berbeda pendapat dalam menentukan awal ramadhan maupun awal syawal, kedua organisasi tersebut juga memiliki latar belakang Mazhab yang berbeda serta metode yang berbeda dalam menentukan suatu hukum,misalnya dalam hukum kawin hamil yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam bidang keagamaan, Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam yang memutuskan tidak terikat dengan suatu mazhab tertentu, baik dalam merumuskan ketentuan-ketentuan agama maupun dalam menafsirkan al-qur an dan Sunnah. Untuk merumuskan ketentuan-ketentuan hukum baru tersebut muhammadiyah mendirikan Majelis Tarjih. Dalam memutuskan suatu masalah, maka lajnah Tarjih menggunakan dalil-dalil al-qur an dan Sunnah maqbullah (yang dapat diterima otensitasnya), namun tidak menutup jalan ijtihad. Sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini,yakni tentang hukum kawin hamil karena zina maka Majelis Tarjih Muhammadiyah berpendapat bahwa wanita yang hamil karena zina hanya boleh

6 dikawinkan dengan lelaki yang menghamilinya serta rukun dan syarat-syaratnya terpenuhi. Untuk menetapkan hukum perkawinan wanita hamil dengan laki-laki yang menyebabkan kehamilannya dapat dilakukan qias, yaitu dengan mengqiaskannya kepada perkawinan (rujuk) bekas suami dengan bekas istrinya yang sedang hamil yang sedang dalam masa iddah. Laki-laki yang menghamili perempuan itu dapat disamakan dengan laki-laki yang merujuki istrinya dalam keadaan hamil. Perempuan yang dalam keadaan hamil dapat disamakan dengan wanita yang dalam iddah karena hamil, demikian pula sperma yang dikandung oleh kedua perempuan yang sedang hamil itu adalah sperma dari laki-laki yang menyebabkan kehamilannya, sehingga faraj kedua wanita itu adalah tempat menyemaikan benih dari kedua laki-laki itu. Faraj perempuan yang sedang ditaburi benih seorang lakilaki tidak boleh ditaburi benih laki-laki lain. 11 Tidak ada satu manusiapun yang tidak membenci perzinaan. tidak seorang pun dapat rela menerima anak kandungnya, saudara perempuannya, atau ibunya dibuahi oleh siapapun tanpa melalui ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku. 12 NU (Nahdlatul Ulama) adalah sebuah organisasi Islam terkenal di Indonesia yang mempunyai basis kuat di daerah pedesaan, terutama di jawa dan madura, dimana organisasi ini berusaha memelihara tradisi keagamaan yang diwariskan oleh kaum ulama dari dahulu sampai sekarang. 11 Tim PP Muhammadiyah Majlis Tarjih, Tanya Jawab Agama Jilid 3, (Yogyakarta; Yaysan Pers Muhammadiyah Suara Muhammadiyah, 2004), h. 181 12 M.Quraish Shihab,Perempuan,(Tangerang;Lentera Hati,2013). Hal 250

7 Mengenai masalah dalam penelitian ini,yakni tentang hukum kawin hamil karena zina NU berpendapat sendiri tentang fenomena ini. Dari Situs Resmi Lembaga Bathsul Nahdatul Diniyah dikatakan bahwa Wanita yang hamil dari zina tidak mempunyai iddah, sehingga dia boleh dikawini oleh laki-laki yang berzina dengannya atau laki-laki lain dalam keadaan hamil. 13 Kawin hamil merupakan fenomena yang semakin marak di masyarakat akhir-akhir ini. Bahkan seolah-olah kawin hamil telah menjadi bagian dari budaya yang berkembang dalam masyarakat. Seandainya pada setiap perkawinan, Pegawai Pencatat Nikah mencatat pasangan yang kawin hamil, pasti akan diperoleh data yang dapat membuat masyarakat tercengang. Persentase perkawinan yang dicatat mungkin di dominasi oleh kawin hamil. Namun yang menjadi persoalan adalah banyak masyarakat yang belum tahu tentang hukum kawin hamil tersebut. Dari masalah di atas penulis tertarik untuk meneliti masalah bantaran sungai ini dengan judul "Hukum kawin hamil karena zina menurut ulama Muhammadiyah dan ulama Nahdhatul Ulama di Banjarmasin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah tersebut di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana hukum kawin hamil karena zina menurut Ulama Muhammadiyah dan Ulama Nahdhatul Ulama di Banjarmasin? 13 m.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,11-id,43632-lang,id-c,syariaht,menikahi+ Perempuan +yang+hamil-.phpx(di akses 10 mei 2015)

8 2. Bagaimana persamaan dan perbedaan hukum kawin hamil karena zina menurut Ulama Muhammadiyah dan Ulama Nahdhatul Ulama di Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1. Hukum kawin hamil karena zina menurut Ulama Muhammadiyah dan Ulama Nahdatul Ulama di Banjarmasin. 2. Persamaan dan perbedaan hukum kawin hamil karena zina menurut Ulama Muhammadiyah dan Ulama Nahdathul Ulama di Banjarmasin. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan kontribusi pemikiran dalam Hukum Islam terutama mengenai masalah hukum kawin hamil karena zina, 2. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap masyarakat Muslim dalam menentukan Hukum Islam khususnya tentang hukum kawin hamil karena zina di Indonesia, 3. Sebagai bahan sumbangan pemikiran terhadap masyarakat untuk mengurangi angka persentasi penyebab perkawinan karena hamil diluar nikah, 4. Sebagai sumbangan pemikiran untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya dalam khasanah keilmuan hukum Islam. E. Definisi Operasional Kawin Hamil ialah kawinnya seseorang perempuan dalam keadaan hamil.

9 Secara umum,hamil bisa terjadi pada keadaan dalam pernikahan yang sah dan hamil juga bisa terjadi diluar pernikahan yang sah. Yang dimaksud kawin hamil dalam penelitian ini ialah sebuah perkawinan yang dilakukan oleh seorang perempuan yang hamil diluar nikah dan belum terikat perkawinan baik perempuan itu gadis atau seorang janda dengan seorang laki-laki yang menghamilinya ataupun laki-laki yang bukan menghamilinya. F. Kajian Pustaka Buku-buku atau bahan pustaka yang mengupas masalah kawin hamil pada umumnya, masih relatif langka. Namun dari penjajakan awal, terdapat beberapa bahan pustaka yang relevan dan memiliki kaitan erat dengan bahan rujukan proposal judul ini, di antaranya: Jurnal Hukum No. 1 Vol. 17 Januari 2010: 143-168, Tentang Anak Hasil Zina Menurut Para Imam Mazhab, Mengatakan bahwa pandangan hokum Islam tentang akad nikah wanita hamil akibat zina adalah sah selama yang mengawini wanita yang hamil tersebut adalah laki-laki yang menghamilinya. Jurnal Hukum dan Pemikiran No.2 Tahun 6 Juli- Desember 2006 tentang Perkawinan Wanita Hamil: Persfektif Empat Imam Mazhab dan Kompilasi Hukum Islam Oleh H. Fathurrachman Azhari mengatakan bahwa pendapat dari keempat imam mazhab tersebut terbagi pada dua kelompok. Satu kelompok, yaitu Imam Hanafi dan Imam Syafi I membolehkan perkawinan wanita hamil. Kelompok kedua, imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal Melarang hal

10 tersebut. Sedangkan menurut KHI bahwa wanita hamil dapat melangsungkan perkawinan dengan laki-laki yang menghamilinya. Sedangkan beberapa skripsi ditemukan antara lain: Skripsi Jurusan Akhwal Al-Syaksiyah IAIN Antasari Banjarmasin 2008 Tentang "Persepsi KUA Tentang Status Perkawinan Wanita yang Dinikahi Oleh Mahramnya Karena Hamil di Luar Nikah di Kota Banjarmasin" oleh Nurul Mawaddah NIM:0301115699 Skripsi Jurusan Akhwal Al-syaksiyah IAIN Antasari Banjarmasin 2010 Tentang "Keabsahan Nikah Hamil Antara Orang yang Berbeda Agama di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah" oleh Ely Haryati NIM:0601117264 Adapun perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalah penelitian yang sebelumnya tidak membahas pendapat ulama Muhammadiyah dan ulama Nahdhatul Ulama Cabang di Banjarmasin. G. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari empat bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, sistematika penulisan. Bab II Landasan teori yang menguraikan tentang: Hukum kawin hamil karena zina menurut para Imam Mazhab, Laki-laki yang diperbolehkan kawin dengan

11 wanita hamil, Kedudukan anak hasil perzinahan menurut hukum Islam, dan Hukum kawin hamil serta kedudukan anak hasil perzinahan menurut Kompilasi Hukum Islam BAB III Metode Penelitian yang menguraikan tentang jenis, sifat dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisi data dan prosedur penelitian. BAB IV Hukum kawin hamil karena zina menurut ulama Muhammadiyah dan ulama Nahdathul Ulama di Banjarmasin yang menguraikan hukum kawin hamil karena zina menurut ulama Muhammadiyah yang meliputi identitas responden serta pendapat responden tentang hukum kawin hamil karena zina. Serta menguraikan tentang hukum kawin hamil karena zina menurut ulama Nahdlatul Ulama yang meliputi identitas responden serta pendapat responden mengenai hukum kawin hamil karena zina. BAB V Analisis data yang menguraikan tentang: analisis data terhadap pendapat ulama Muhammadiyah di Banjarmasin tentang hukum kawin hamil karena zina dan analisis data terhadap pendapat ulama Nahdathul Ulama di Banjarmasin tentang hukum kawin hamil karena zina. Bab VI Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.