PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia di permukaan bumi tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS 5 A SDN TANGGUL WETAN 02 JEMBER

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknelogi menyebabkan

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DEMONTRASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

BAB II LANDASAN TEORI

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SUBTEMA HEWAN DAN TUMBUHAN DI LINGKUNGAN RUMAHKU KELAS IV SD NEGERI 3 JEUMPA KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

PENGGUNAAN MEDIA PETA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN PKn SD DI PROGRAM STUDI S1 PGSD

I. PENDAHULUAN. proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERBEDAAN KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL ANTARA MEDIA MODEL DAN MEDIA VIDEO. Ansik Khoiriyah* dan Ninis Nur Hidayah** ABSTRAK

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

PENGELOAAN SUMBER BELAJAR MASYARAKAT. Oleh: Fitta Ummaya Santi Pendidikan Luar Sekolah UNY

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pengisi

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program studi Pendidikan Biologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE SIMULASI DIKELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 29 SAOK LAWEH KEC. KUBUNG KAB. SOLOK

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SUMBER BELAJAR. Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita

ROSO SUGIYANTO. Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Palangka Raya

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM TATA SURYA MELALUI INKUIRI ILMIAH SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 04 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Hal ini

Transkripsi:

PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd. PENDAHULUAN Kurikulum berbasis kompetensi memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat disekitar sekolah, baik yang direncanakan untuk kepentingan belajar (learning resources by design) maupun yang dimanfaatkan (learning resources by utilization). Kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan guru dapat berinovasisalah satunya dalam memanfaatkan sumber belajar. Salah satu kompetensi yang diharapkan dari lulusan sekolah menengah adalah siswa mampu berpikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif, memecahkan masalah, serta mampu berkomunikasi melalui berrbagai media. SUMBER BELAJAR Secara sederhana sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan, dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini nampak adanya beraneka ragam sumber belajar yang masing-masing memiliki kegunaan tertentu yang mungkin sama atau bahkan berbeda dengan sumber belajar lainnya. Proses pembelajaran dengan sumber-sumber yang konkrit lebih menjalin keberhasilan daripada secara abstrak. Keuntungan yang diperoleh adalah belajar menjadi lebih produktif serta dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa karena sumber-sumber yang konkrit mampu mneyajikan kondisi belajar lebih alami (Djohar, 1984: 5). Djohar (1985: 12-1) menyatakan bahwa alam sekitar atau laboratorium dapat digunakan sebagai tempat eksplorasi obyek dan gejala alam serta tempat pengembangan kreatifitas siswa. Dalam hal ini siswa harus berperan aktif sedangkan guru berperan diantara siswa dan obyek belajar. Berbagai sumber belajar yangdapat digunakan dalam pembelajaran pada kurikulum berbasis kompetensi antara lain :

1. Laboratorium yang didisain (Laboratorium by design) untuk mendukung proses pembelajaran disekolah perlu adanya laboratorium yang disesuaikan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Idealnya setiap mata pelajaran disekolah memiliki laboratorium tersendiri karena setiap mata pelajaran memiliki karakteristik ilmu yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Tetapi hal itu sangat sulit diwujudkan karena keterbatasan dana dan sarana pendukung yang lain. untuk mengatasi hal itu satu laboratorium dapat digunakan untuk beberapa mata pelajaran yang serumpun. Didalam laboratorium yang penting adalah adanya media instruksional yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Apabila didalam laboratorium tidak ada media belajar tentunya manfaat laboratorium itu menjadi berkurang. Kenyataannya banyak laboratorium yang belum dilengkapi dengan media pembelajaran karena terbatasnya kemampuan sekolah untuk melengkapi laboratorium dengan peralatan atau media yang diperlukan. Untuk mengatasi kondisi ini di dalam KBK guru dapat mengembangkan inovasinya sehingga guru dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih menarik dan kreatif. Guru dapat mengajak siswa untuk membuat media pembelajaran guna melengkapi peralatan/media sumber belajar di laboratorium tersebut sekaligus memberikan konsep kepada siswa. Dengan adanya kreativitas guru menggali potensi siswa diharapkan siswa dapat lebih mengaktualisasikan kemampuannya. Didalam pembuatan media atau memilih media untuk proses pembelajaraan sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: a. ketepatan dengan tujuan pembelajaran; di dalam pembuatan dan pemanfaatan media sebaiknya didasarkan pada tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakan sebagai media pengajaran. b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat penting untuk dibuat media karena akan bermanfaat bagi siswa untuk memudahkan belajarnya. c. Kemudahan memperoleh media; media yang dibuat sebaiknya dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, murah harganya dan ada disekitar kita serta mudah cara membuatnya

d. Ketrampilan guru dalam menggunakannya; media yang dibuat sebaiknya bukan media yang justru mempersulit guru untuk mengajar tetapi yang memudahkan guru untuk mengajar. e. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; media yang dibuat disesuaikan dengan taraf berfikir siswa sehingga siswa tidak kesulitan untuk mencerna media yang ditugaskan dan dapat menyelesikan dengan baik. f. Penugasan bisa kelompok atau mandiri; penugasan pembuatan media dapat kelompok atau mandiri sesuai dengan tingkat kesulitan media yang akan di buat serta kompetensi siswa yang akan diungkap. Beberapa macam jenis media yang kita kenal antara lain: 1) media grafis; bagan, diagram, grafik, poster, kartun, dan komik 2) media fotografi 3) media proyeksi; OHT, slide dan film strip 4) media audio; casette recorder 5) media tiga dimensi; model, realia. 2. Laboratorium yang digunakan (Laboratorium by utilization) Penggunaan media sebenarnya dimaksudkan untuk memvisualisasikan fakta, konsep, gagasan, kejadian,peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan sebenarnya untuk membantu proses pembelajaran di dalam kelas. Tetapi pendidikan didalam kelas tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan dimasyarakat, agar pendidikan itu lebih relevan dengan kebutuhan atau permsalahan di dalam masyarakat perlu mengakrabkan peserta didik dengan lingkungan sehingga interaksi keduanya dapat berjalan dengan baik. Lebih spesifik lagi pembelajaran hendaknya membekali subjek belajar untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya di luar kelas. Untuk itu kerja lapangan dalam pembelajaran sangat membantu subjek belajar. Cara ini lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses pembelajaran antara lain :

1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi. 2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. 3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat. 4) Kegiatan siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain. 5) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain. 6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan. Oleh sebab itu lingkungan sekitar harus dioptimalkan sebagai media dalam pembelajaran dan lebih dari itu dapat dijadikan sumber belajar bagi para siswa. Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa disekolah hampir bisa dipelajari dari lingkungnan seperti ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, bahasa, kesenian, keterampilan, olah raga kesehatan, kependudukan, ekologi, dan lain-lain. Beberapa kekurangan dan kelemahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran didalam lingkungan berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar. Misalnya : 1) Kegiatan kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. 2) Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. Kesan ini keliru sebab kunjungan ke kebun sekolah untuk

mempelajari keadaan tanah, interaksi antar makhluk hidup, komunitas, dll. dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan langsung bisa kembali ke sekolah. 3) Adanya pandangan guru bahwa kegiatan pembelajaran hanya terjadi didalam kelas. Tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam pelajaran baik secara individual maupun kelompok salah satunya dengan mempelajari lingkungan. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar : 1) metode survey; siswa mengunjungi lingkungan dan mempelajari proses yang ada di sana sebagai bagian dari proses pembelajarannya. 2) praktek lapangan; metode ini banyak di gunakan oleh sekolah-sekoleh kejuruan untuk memberikan kompetensi terhadap siswanya sesuai dengan jurusan/keahlian yang digelutinya. 3) Field trip atau karyawisata; kunjungan wisata keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu. Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncanakan objek yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta waktu mempelajarinya. Karya wisata tidak harus dilakukan ditempat yang jauh. 4) Mengundang nara sumber; cara ini merupakan kebalikan dari cara sebelumnya. Pada cara ini kita datangkann seorang tokoh yang ahli dalam bidang tertentu untuk memberikan penjelasan di dalam kelas. 5) Proyek pelayanan; melalui cara ini siswa diajak untuk melakukan aktivitas yang bisa membelajarkan dirinya dan bermanfaat bagi masyarakat. Cara-cara diatas selain bermanfaat bagi siswa juga bagi sekolah untuk menjalin kerja sama yang baik dengan masyarakat. Hubungan masyarakat dengan sekolah sangat penting karena masyarakat akan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pengembangan dan kemajuan sekolah. PENUTUP Pemanfaatan laboratorium dan lingkungan di dalam proses pembelajaran sangat bergantung kepada motivasi guru untuk memanfatkan laboratorium dan lingkungan sekitar serta kreativitas guru dalam melakukan proses pembelajaran dengan siswa.

DAFTAR PUSTAKA Nana Sudjana. 2002. Media Pengajaran. Bandung : Sinar bagu Algesindo E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Udin S. Winatapura. 1993. Strategi Belajar Mengajar IPA. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

DAFTAR HADIR PPM No. NAMA NIP INSTANSI TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. Yogyakarta, Januari 2004 Ketua Tim PPM

DAFTAR HADIR PPM No. NAMA NIP INSTANSI TANDA TANGAN 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. Yogyakarta, Januari 2004 Ketua Tim PPM