BAB I PENDAHULUAN. berasal dari persilangan kambing Ettawa (Jamnapari) dari India dan kambing

dokumen-dokumen yang mirip
Klasifikasi Wajah Kambing Peranakan Ettawa (PE) Jantan Berbasis Perseptron

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno,

IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meniru sistem visual manusia (human vision).

Sejarah Kambing. Klasifikasi Kambing. Filum : Chordota (Hewan Tulang Belakang) Kelas : Mamalia (Hewan Menyusui)

JURNAL SISTEM IDENTIFIKASI CITRA TANDA TANGA MENGGUNAKAN METODE 2D-PCA (TWO DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALISYS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas merupakan faktor penting dalam industri makanan modern karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbeda antara manusia satu dengan yang lain. Manusia mengenali

Klasifikasi Kecantikan Wanita Aceh Pada Citra Menggunakan Metode Adaptive Resonance Theory (ART1)

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI PENURUNAN KONDISI FUNGSI ORGAN GINJAL MELALUI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI PEMBUAT TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN HAAR WAVELET DAN ALGORITMA PROPAGASI BALIK LEVENBERG MARQUARDT

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP : Kelas :2D4 IT(B)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi image processing sekarang ini menyediakan

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

BAB II LANDASAN TEORI

ENKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) ATAS CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SISTEM IDENTIFIKASI KODE TANGAN MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN BACKPROPAGATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER HURUF HIJAIYAH UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) SKRIPSI

Grade Kambing Peranakan Ettawa pada Kondisi Wilayah yang Berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedelai adalah salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI SELF ORGANIZING MAP DALAM KOMPRESI CITRA DIGITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutfah (Batubara dkk., 2014). Sebagian dari peternak menjadikan kambing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Pengenalan Suara dengan menggunakan Metode Jaringan saraf Tiruan BackPropagation dan TESPAR. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang revelan dengan penelitian yang akan. antara metode Kohonen Neural Network dengan metode Learning ng Vector

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

Pengenalan Karakter Manusia Melalui Bentuk Wajah dengan Metode Back Propagation Jaringan Saraf Tiruan

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan pola merupakan permasalahan kecerdasan buatan yang secara

JURNAL TEODOLITA. VOL. 14 NO. 1, Juni 2013 ISSN DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengenalan Tanda Tangan melalui Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Saraf Tiruan Radial Basis Function

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

KLASIFIKASI CITRA ADENIUM MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN. berpikir untuk melakukan dan mengatasi segala permasalahan yang dihadapi dengan bantuan

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Arifin Tua Purba, S.Kom, M.Kom ( Politeknik Bisnis Indonesia )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan jenis kambing unggul yang berasal dari persilangan kambing Ettawa (Jamnapari) dari India dan kambing kacang dari Jawa. Persilangan tersebut menghasilkan kambing PE yang cenderung mirip dengan kambing Ettawa. Jika bentuk fisiknya lebih mirip kambing kacang dan badannya lebih kecil dari kambing PE, maka disebut kambing Bligon atau Jawa Randu. [1] Kambing PE lebih adaptif dengan kondisi di Indonesia dibandingkan kambing Ettawa. Sosok kambing PE yang gagah membuat banyak orang memeliharanya sebagai binatang kesayangan (Jawa: kelangenan). Bahkan disebut juga kualitas kambing PE menggambarkan kelas pemiliknya. Hal inilah yang kemudian mendorong berbagai pihak untuk menyelenggarakan kontes kambing PE. Kontes kambing PE berdasarkan standar ciri kambing Kaligesing yang berkualitas bagus. Dalam penilaian kualitas kambing, hal utama yang diperhatikan adalah bagian Wajah. Dengan hanya memperhatikan wajah, terutama panjang telinga dan warna wajah, para pedagang mampu menaksir harga kambing, yang artinya secara visual mereka dapat menentukan kualitas kambing tanpa memperhatikan bagian tubuh yang lain. Wajah kambing kualitas bagus memiliki panjang telinga minimal 30 cm dan wajah berwarna hitam/dominan hitam, kambing kualitas kurang bagus memiliki wajah berwarna hitam namun panjang telinga kurang dari 30 cm. Wajah 2

kambing kurang bagus juga memiliki warna wajah yang tidak dominan hitam meskipun telinga 30 cm. Untuk kelas wajah kambing tidak bagus, memiliki ciri panjang telinga kurang dari 30 cm dan warna wajah dominan putih/coklat. Di dalam kontes, ciri wajah kambing yang mendekati ciri kambing Ettawa bagus, itulah pemenangnya. Harga kambing yang menjadi juara kontes pun melonjak drastis, mencapai puluhan juta rupiah. Namun tidak selamanya para peternak dapat menikmati hasil dari mahalnya kambing jenis ini. Di luar kontes, para pedagang yang lebih berpengalaman dalam mengamati dan bernegosiasi seakan berwenang dalam menentukan harga dan kriteria kambing PE yang bagus. Hal ini disebabkan belum adanya alat maupun sistem yang dapat mengklasifikasi kambing PE. Selama ini, pengklasifikasian kambing PE masih menggunakan metode konvensional, yaitu melihat secara langsung/visual kambing PE dan mengukur secara manual. Metode konvensional ini masih memiliki banyak kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan manusia. Hal ini menyebabkan perbedaan pengukuran yang dilakukan oleh satu orang berbeda dengan orang lain sehingga dapat menimbulkan ketidakobjektifan dalam menentukan pemenang. Penelitian ini mencoba memberikan satu solusi dengan membuat suatu sistem yang mampu mengklasifikasi wajah kambing PE jantan kualitas bagus, kualitas kurang bagus, dan tidak bagus, berdasarkan ukuran panjang telinga, nilai kehitaman wajah dan kecoklatan wajah. Metode jaringan syaraf tiruan perseptron merupakan metode yang mampu mengklasifikasi dengan cara memilih suatu input data ke dalam kategori tertentu yang sudah ditetapkan [11]. Dari standar kualitas wajah kambing PE jantan yang 3

sudah diketahui, penggunaan metode Jaringan Syaraf Tiruan Perseptron diperkirakan mampu mengklasifikasi kambing PE jantan berkualitas bagus, kurang bagus, dan tidak bagus. 1.2 Perumusan masalah Dari uraian yang telah disebutkan di depan, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan yakni perlunya mengekstraksi ciri dan mengklasifikasi wajah kambing PE jantan. Perumusan masalah tersebut adalah: 1. Bagaimana cara mengklasifikasi wajah kambing PE jantan yang berkualitas bagus, kurang bagus, dan tidak bagus, berbasis Perseptron pada data yang berupa foto/citra. 2. Bagaimana penerapan klasifikasi wajah kambing PE jantan yang berkualitas bagus, kurang bagus, dan tidak bagus, berbasis Perseptron pada data yang berupa foto/citra 3. Bagaimana menguji dan menganalisis hasil uji rancangan perangkat-lunak untuk klasifikasi wajah kambing PE jantan yang berkualitas bagus, kurang bagus, dan tidak bagus, berbasis Perseptron 1.3 Keaslian penelitian Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, belum ditemukan penelitian tentang Klasifikasi wajah kambing PE jantan berbasis Perseptron. Hal ini dapat dilihat dari penelitian-penelitian yang ada seperti penelitian yang dilakukan oleh Afri Yudamson [3], dalam penelitiannya untuk 4

membedakan citra wajah asli dan citra wajah tidak asli berbasis perseptron dengan menggunakan metode ekstraksi ciri. Membandingkan antara nilai proyeksi vektor mata kanan-hidung terhadap vektor mata kiri-mata kanan dan nilai vektor mata kanan-mata kiri yang menjadi ciri untuk masingmasing citra, dengan metode Perseptron sebagai pengklasifikasinya. Dalam penelitiannya Achmad Hidayatno, R. Rizal Isnanto, dan Dian Kurnia Widya Buana [4], tentang Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Perambatan-Balik (Back Propagation), dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengidentifikasi tanda tangan menggunakan jaringan syaraf tiruan perambatan balik. Pengenalan tanda tangan yaitu akuisisi data citra tanda tangan sebagai masukan, segmentasi menggunakan mean clustering, ekstraksi ciri, dan pelatihan dengan JST perambatan balik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dian Sa adillah Maylawati [5], yang berjudul Pengenalan Karakter Manusia Melalui Bentuk Wajah dengan Metode Back Propagation Jaringan Saraf Tiruan, menjelaskan dua tahap yang dilakukan yaitu tahap pre proses dan tahap back propagation. Pada tahap Pre-proses, metode yang digunakan adalah PCA (Principal Component Analysis). Begitu pula dalam penelitian yang dilakukan oleh Hidayat Zayuman dan kawan-kawan [6] yaitu tentang pengenalan wajah manusia menggunakan analisis komponen utama (PCA) dan JST. Dalam penelitian ini akan dilakukan klasifikasi wajah kambing PE 5

jantan berbasis perseptron. Keaslian penelitian ini dapat dilihat dari : 1. Klasifikasi dengan objek adalah wajah kambing PE jantan 2. Ekstraksi ciri yang digunakan adalah deteksi tepi dan segmentasi 2. Ciri yang digunakan sebagai masukan adalah prosentase panjang telinga, nilai kehitaman wajah, dan nilai kecoklatan wajah. 3. Metode yang digunakan untuk klasifikasi adalah metode Perseptron 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan klasifikasi wajah kambing PE jantan yang berkualitas bagus, berkualitas kurang bagus, dan tidak bagus, berbasis Perseptron pada data yang berupa foto/citra. 2. Menerapkan klasifikasi wajah kambing PE jantan yang berkualitas bagus, berkualitas kurang bagus, dan tidak bagus, berbasis Perseptron pada data yang berupa foto/citra. 3. Menguji dan menganalisis hasil uji perangkat lunak klasifikasi wajah kambing PE jantan yang berkualitas bagus, kurang bagus, dan tidak bagus, berbasis Perseptron 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk membantu peternak dalam mengklasifikasi wajah kambing PE jantan yang berkualitas bagus, kualitas kurang bagus, dan tidak bagus, sehingga peternak dapat menentukan kisaran 6

harga jual kambing agar tidak dirugikan oleh pedagang yang lebih berpengalaman. Selama ini seringkali para pedagang bertindak subjektif dan berstandard ganda dengan memberikan keterangan bahwa kambing yang seharusnya berkualitas bagus dikatakan sebagai kambing yang berkualitas kurang bagus atau sebaliknya kambing yang seharusnya berkualitas kurang bagus dikatakan sebagai kambing berkualitas bagus. Hal ini biasa dilakukan oleh para pedangang agar kambing dagangannya berharga jual tinggi, dan harga kambing yang akan dibelinya berharga rendah dari harga seharusnya. Keterangan yang tidak pasti dan berstandard ganda ini menyebabkan para pedagang untung banyak dan para peternak yang kurang berpengalaman akan dengan mudah tertipu sehingga mengalami kerugian. Selain itu juga menyebabkan para peternak bingung dan tidak yakin ciri apa saja yang menyebabkan harga kambing berharga jual tinggi atau tidak. Untuk kontes kambing PE yang sering diadakan di beberapa daerah, biasanya yuri berasal dari Dinas Peternakan dan para pedagang yang sudah berpengalaman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari subjektifitas penilaian kontes kambing PE. Namun demikian, subjektifitas seringkali masih terjadi, manakala ada kepentingan-kepentingan dari orang-orang tertentu dan juga keterbatasan kemampuan yuri dalam penilaian karena masih menggunakan cara penilaian manual dan visual. Untuk mengurangi subjektifitas dan kesalahan penilaian tersebut, tepat kiranya jika dibuat suatu alat atau sistem yang mampu mengklasifikasi kambing sesuai standard yang ada (standard Kaligesing) baik untuk kontes 7

maupun untuk perdagangan kambing. Sehingga di ajang kontes kambing, tidak lagi terjadi subjektifitas dan kesalahanopenilaian. 8