1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang kwh-meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya pemakaian energi listrik pada suatu bangunan atau gedung [1]. Berdasarkan sistem pembayarannya, kwh-meter yang ada di Indonesia saat ini dapat digolongkan menjadi dua model, yaitu kwh-meter prabayar dan kwh-meter pascabayar. kwh-meter prabayar menerapkan sistem pembayaran di awal pemakaian dalam bentuk pulsa listrik (token) untuk membatasi pemakaian energi listrik, sedangkan kwh-meter pascabayar merupakan kwh-meter yang menerapkan sistem pembayaran di setiap akhir bulan dalam bentuk rekening atau tagihan listrik setelah pelanggan memakai energi listrik selama satu bulan [2]. Besarnya pemakaian energi listrik dapat diperoleh dari angka yang tertera pada bagian kwh-meter yang disebut dengan stand kwh-meter (angka stand kwh-meter) [3]. Angka tersebut menunjukkan pemakaian energi listrik dengan satuan kwh (kilowatt-hour) sehingga sering juga disebut dengan angka kwh [4]. Pada kwh-meter prabayar, angka tersebut menunjukkan sisa pemakaian energi listrik. Jika angka kwh sudah mendekati nilai nol, maka alarm akan berbunyi dan jika angka kwh sudah bernilai nol, maka aliran listrik akan terputus secara otomatis. Hal tersebut membuat keberadaan angka kwh pada kwh-meter prabayar tidak terlalu diperhatikan. Berbeda halnya dengan angka kwh pada kwh-meter pascabayar, angka tersebut menunjukkan besarnya pemakaian energi listrik sejak awal pemasangan kwh-meter. Untuk mendapatkan besarnya pemakaian listrik bulanan, angka kwh pada bulan ini akan dikurangkan dengan bulan sebelumnya. Hal tersebut membuat keberadaan angka kwh pada kwhmeter pascabayar sangat penting karena angka tersebut harus dicatat setiap bulannya. Proses pencatatan angka kwh pada kwh-meter pascabayar pada setiap bulan akan dilakukan oleh petugas baca meter (cater) dan kegiatan pencatatan tersebut sering juga disebut dengan pembacaan kwh-meter. 1

2 Saat ini sebagian besar proses pembacaan kwh-meter di Indonesia sudah dibantu dengan menggunakan kamera. Sayangnya, proses penginputan angka kwh pada dokumen Rute Baca Meter (RBM) tercetak dan aplikasi tagihan listrik masih dilakukan secara manual. Pada proses manual, petugas akan membaca angka kwh yang tertera di stand kwh-meter dan menginputkannya pada dokumen RBM tercetak secara manual. Setelah itu, petugas akan mengambil citra kwhmeter menggunakan kamera sebagai bukti pada proses verifikasi. Dokumen RBM yang sudah terisi angka kwh selanjutnya dibawa ke kantor untuk diverifikasi dan diinputkan pada aplikasi secara manual untuk pembuatan tagihan listrik [5]. Beberapa permasalahan yang timbul dari proses pembacaan kwh-meter manual adalah kurang adanya pengawasan petugas dalam pengambilan data angka kwh, proses pembacaan kwh-meter yang dapat memakan waktu cukup lama, dan besarnya kemungkinan kesalahan dalam penginputan angka kwh pada RBM tercetak ataupun aplikasi karena jumlah data angka kwh yang banyak [6]. Permasalahan tersebut, khususnya kesalahan penginputan angka kwh, sering dikeluhkan oleh pelanggan. Hampir semua keluhan tagihan listrik ditimbulkan dari buruknya kualitas pembacaan kwh-meter yang dapat mengakibatkan angka kwh yang tercatat pada tagihan listrik tidak sesuai dengan angka yang tertera pada stand kwh-meter. Angka kwh pada tagihan listrik dapat lebih besar (kelebihan angka kwh) atau lebih kecil (kekurangan angka kwh) dari angka kwh pada kwh-meter. Bahkan, kekurangan angka kwh yang dibiarkan terjadi berbulan-bulan dapat membuat tagihan listrik melambung sangat tinggi ketika angka kwh pada tagihan listrik benar-benar disesuaikan dengan angka kwh pada kwh-meter (Angka kwh tumpuk). Data keluhan pelanggan pada PLN Ranting Bandarjaya dari Bulan Juni sampai dengan September 2010 menunjukkan jumlah keluhan selama 4 bulan tersebut mencapai 185 keluhan yang terdiri dari 127 keluhan akibat kelebihan angka kwh (68,6%), 11 keluhan akibat kekurangan angka kwh (6,0%), dan 47 keluhan akibat angka kwh tumpuk (25,4%) [4]. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 9 2

3 Tahun 2011 tentang ketentuan pelaksanaan tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan perseroan (persero) PT. PLN [7], kesalahan pembacaan kwhmeter menjadi salah satu indikator mutu pelayanan tenaga listrik yang disediakan oleh PLN (pasal 13.l). PLN wajib memberi kompensasi jika kesalahan pembacaan kwh-meter melebihi 10% di atas nilai tingkat mutu yang ditetapkan (pasal 16:1.d). PLN juga wajib meningkatkan dan merealisasikan tingkat mutu pelayanan (pasal 14:1). Dengan demikian, kualitas pembacaan kwh-meter merupakan salah satu yang perlu ditingkatkan agar keluhan pelanggan yang berkaitan dengan tagihan listrik dapat berkurang. Permasalahan proses pembacaan kwh-meter manual dapat diminimalisir dengan menerapkan otomasi pada proses pembacaan kwh-meter. Beberapa penelitian sudah mengembangkan sebuah sistem yang dapat melakukan proses pembacaan angka kwh pada kwh-meter secara otomatis. Sistem otomasi yang banyak dikembangkan adalah Automatic Meter Reading (AMR). Sistem AMR umumnya terdiri dari sebuah kontroler dan sensor arus serta dilengkapi dengan perangkat telekomunikasi seperti saluran tegangan rendah [8][9], Zigbee [10][11] atau seluler [12][13]. Sistem AMR ini diintegrasikan pada kwh-meter pelanggan untuk membaca angka kwh dan mengirimkannya pada database sistem secara otomatis setiap jangka waktu tertentu. Petugas baca meter hanya bertugas untuk memonitor dan mengawasi proses pembacaan angka kwh tersebut melalui komputer. Keuntungan sistem ini adalah kemudahan dalam mengakses angka kwh karena petugas baca meter tidak perlu berkeliling dari rumah ke rumah. Pengawasan terhadap petugas baca meter juga menjadi lebih mudah dan kesalahan penginputan dapat diminimalisasi. Sistem AMR saat ini sebenarnya sudah mulai diimplementasikan di Indonesia, tetapi sistem ini lebih dikhususkan untuk pelanggan dengan daya listrik lebih dari 41,5 kva [14]. Pelanggan dengan daya listrik kurang dari 41,5 kva oleh PLN lebih diprioritaskan menggunakan kwh-meter prabayar untuk penggantian kwh-meter atau pemasangan baru daripada mengintegrasikan kwh-meter pascabayar dengan sistem AMR. Menurut PLN, kwh-meter prabayar tidak 3

4 direpotkan dengan pembacaan kwh-meter [15]. Hal tersebut membuat sistem AMR akan sulit untuk diimplementasikan di Indonesia seutuhnya. Namun, kebutuhan akan proses pembacaan kwh-meter yang otomatis masih sangat diperlukan agar keluhan tagihan listrik dari pelanggan dapat diminimalisasi dan kualitas pembacaan kwh-meter dapat ditingkatkan. Selain itu, sampai saat ini jumlah pengguna kwh-meter pascabayar masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengguna kwh-meter prabayar karena kwh-meter pascabayar telah jauh lebih lama digunakan di Indonesia dibandingkan dengan kwh-meter prabayar yang baru dikenalkan pada tahun 2000-an. Berdasarkan data jumlah pelanggan di Rayon Kota Yogyakarta pada Bulan Maret 2013, jumlah pengguna kwh-meter pascabayar adalah pelanggan (86%) dan jumlah pengguna kwh-meter prabayar adalah pelanggan (14%) [16]. Berdasarkan hal tersebut, sistem otomasi yang lain perlu dikembangkan sebagai alternatif untuk proses pembacaan kwh-meter tersebut. Sistem otomasi yang lain dapat dikembangkan dengan memanfaatkan citra kwh-meter yang diambil oleh petugas baca meter. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan mengacu pada tahapan untuk mendeteksi dan mengenali plat nomor kendaraan karena angka kwh pada stand kwh-meter dan plat nomor memiliki karakteristik yang hampir sama, yaitu sebuah objek yang berbentuk persegi panjang dan tersusun dari beberapa karakter yang harus dikenali nilainya. Tahapan yang umum pada pendeteksian dan pengenalan plat nomor kendaraan adalah tahap pendeteksian lokasi atau posisi plat nomor, tahap segmentasi karakter plat nomor, dan tahap pengenalan karakter plat nomor [17]. Tahap pendeteksian lokasi dan segmentasi dilakukan dengan menggunakan teknik pengolahan citra, sedangkan tahap pengenalan angka dilakukan dengan menggunakan teknik pengenalan pola. Beberapa penelitian sudah mengembangkan sistem otomasi tersebut [6][18] [21]. Namun, sistem otomasi yang sudah dikembangkan pada penelitian sebelumnya masih dibatasi dengan kondisi pencahayaan yang tidak merata dan kemiringan posisi stand kwh-meter pada citra kwh-meter. Pencahayaan yang 4

5 tidak merata membuat objek stand kwh-meter dan objek-objek lain tidak dapat dipisahkan dengan baik pada citra biner, sedangkan kemiringan posisi stand kwhmeter berpengaruh pada tahap pendeteksian lokasi dan segmentasi. Kedua kondisi tersebut tidak dapat dihindari dalam proses pengambilan citra kwh-meter karena kondisi pencahayaan yang tidak merata disebabkan oleh posisi kwh-meter yang umumnya berada di luar gedung atau bangunan sehingga sinar matahari sangat mempengaruhi pencahayaan dan kondisi kemiringan posisi stand kwh-meter disebabkan oleh letak kwh-meter yang umumnya berada pada tempat agak tinggi sehingga sulit untuk mendapatkan posisi stand kwh-meter yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengembangkan sistem otomasi tersebut agar faktor pencahayaan dan kemiringan posisi stand kwh-meter tidak terlalu membatasi sistem otomasi tersebut. Penelitian ini akan menggunakan local thresholding atau disebut juga adaptive thresholding untuk mengatasi permasalahan pencahayaan yang tidak merata. Metode ini umumnya digunakan untuk mengolah citra dokumen dengan kualitas yang buruk karena pencahayaan tidak merata agar tulisan pada dokumen tersebut dapat dipisahkan dengan background [22] [24]. Local thresholding juga dapat digunakan untuk memisahkan objek stand kwh-meter dengan objek lain yang pada citra kwh-meter. Penelitian ini akan menggunakan kombinasi vertical edge detection dan operasi morfologi untuk tahap pendeteksian lokasi dan proyeksi vertikalhorisontal untuk tahap segmentasi. Vertical edge detection banyak digunakan untuk mendeteksi lokasi plat nomor karena karakter yang ada pada plat nomor umumnya tersusun secara horisontal sehingga tepi akan banyak terjadi secara horisontal dan operasi morfologi banyak digunakan untuk meminimalisir objek yang tidak diperlukan pada citra sehingga proses pendeteksian menjadi lebih mudah dan akurasi proses pendeteksian posisi plat nomot dapat ditingkatkan [25] [27], sedangkan proyeksi vertikal dan horisontal banyak digunakan untuk segmentasi karakter angka dan huruf pada dokumen atau plat nomor karena sederhana tetapi cepat dan efisien [17][28] [32]. Metode-metode tersebut 5

6 digunakan untuk mengatasi permasalahan kemiringan posisi stand kwh-meter pada citra kwh-meter saat tahap pendeteksian dan segmentasi. Penelitian ini akan menggunakan Support Vector Machine (SVM) untuk tahap pengenalan angka. Klasifier SVM terbukti memiliki akurasi yang paling tinggi dibandingkan k-nearest Neighbor (k-nn) dan probabilistic Neural Network (PNN) untuk mengenali huruf Gumurkhi [33]. Selain itu, SVM juga terbukti memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dalam hal solusi yang dicapai karena JST menemukan solusi berupa local optimal sedangkan SVM menemukan solusi yang global optimal [34] Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Permasalahan pada pembacaan kwh-meter manual perlu diminimalisir dengan menerapkan otomasi pada proses pembacaan kwh-meter 2. Sistem otomasi yang banyak dikembangkan, yaitu AMR, sulit diimplementasikan di Indonesia sehingga sistem otomasi yang lain dibutuhkan sebagai alternatif untuk membantu proses pembacaan kwh-meter 3. Pembacaan kwh-meter di Indonesia saat ini sudah dibantu dengan kamera untuk mengambil citra kwh-meter dan citra kwh-meter tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sistem otomasi yang lain 4. Pengembangan sistem otomasi berbasis pengolahan citra yang sudah dilakukan sebelumnya masih dibatasi oleh faktor pencahayaan yang tidak merata dan kemiringan posisi stand kwh-meter pada citra kwh-meter 5. Bagaimana cara mengolah citra kwh-meter agar angka kwh yang tertera pada bagian stand kwh-meter dapat diperoleh tanpa dipengaruhi faktor pencahayaan dan kemiringan posisi stand kwh-meter pada citra kwh-meter 6. Bagaimana cara mengenali angka kwh yang tertera pada bagian stand kwhmeter sehingga nilai angka kwh dapat terbaca 6

7 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Sistem otomasi yang dirancang pada penelitian ini robust terhadap berbagai kualitas citra kwh-meter 2. Kualitas citra kwh-meter pada penelitian ini hanya dinilai dari kondisi pencahayaan dan kemiringan posisi stand kwh-meter pada citra kwh-meter secara visual 3. Data citra kwh-meter yang digunakan pada penelitian ini hanya berupa data citra kwh-meter yang diambil dari database PLN 4. Ukuran data citra kwh-meter yang digunakan untuk merancang sistem otomasi hanya citra kwh-meter berukuran 320 x 240 piksel 1.4. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian untuk mengembangkan sistem otomasi ini telah dilakukan sebelumnya. Tabel 1.1 menunjukkan perbandingan metode-metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Metode-metode yang akan digunakan untuk sistem otomasi yang akan dirancang pada penelitian ini adalah grayscaling dan local thresholding untuk prapengolahan, kombinasi operasi morfologi dan vertical edge detection untuk tahap deteksi posisi, proyeksi vertikal dan horisontal untuk tahap segmentasi area angka, dan support vector machine (SVM) dengan input adalah ciri statistik area angka untuk tahap pengenalan angka. Grayscaling merupakan metode yang umum digunakan pada pengolahan citra. Metode ini akan mengubah citra berwarna menjadi citra abu-abu. Penelitian sebelumnya juga menggunakan grayscaling untuk prapengolahan. 7

8 Tabel 1.1. Hasil penelitian sebelumnya Peneliti Metode Hasil Prapengolahan: grayscaling, edge detection, median filter, operasi morfologi (closing & opening) Ardianto, dkk [6] Gunawan, dkk [18] Merischapu tri dan Sudiarso [19] [21] Tahap deteksi posisi: connected component labeling dan penentuan nilai centroid Prapengolahan: grayscaling, global thresholding Tahap deteksi posisi: smearing Tahap segmentasi area angka: connected component labeling Tahap pengenalan angka: template matching Tahap deteksi posisi: segmentasi global Tahap segmentasi karakter: segmentasi lokal Prapengolahan, tahap deteksi posisi, dan tahap segmentasi tidak dijelaskan dengan rinci Tahap pengenalan angka: Jaringan Syarat Tiruan (JST) bertipe kohonen, yaitu Self Organizing Map (SOM) pada penelitian I dan JST Back Propagation (BP) pada penelitian II Algoritme yang diusulkan hanya digunakan untuk mendeteksi posisi stand kwh-meter Stand kwh-meter yang berhasil dideteksi posisinya adalah 47% dari 317 citra kwh-meter Faktor yang mempengaruhi: jarak pengambilan citra dan kaca penutup buram Sistem tidak berhasil pada citra kwhmeter yang tidak dilatih sistem Faktor yang mempengaruhi: posisi pengambilan citra, kemiringan stand kwh-meter, dan noise pada citra kwhmeter akibat kaca penutup yang buram, angka pada stand kwh-meter yang tidak sejajar atau bayangan akibat pencahayaan yang tidak merata Akurasi rata-rata proses pembacaan tiap set citra kwh-meter adalah 66% dari 52 citra untuk SOM dan 72,4% dari 110 citra untuk BP Akurasi rata-rata proses pembacaan tiap karakter adalah 85% dari 205 angka untuk SOM dan 94,66% untuk BP Faktor yang mempengaruhi: letak kwhmeter pada tempat tinggi, pencahayaan yang tidak merata, pergerakan angka pada kwh-meter, kemiringan citra, dan jarak pengambilan citra Dengan asumsi perpindahan setiap rumah adalah 40 detik, jumlah rumah yang dapat dicatat setiap jam dengan sistem otomasi ini adalah 74 rumah/jam untuk metode SOM dan 81 rumah/jam untuk metode BP 8

9 Local thresholding sering juga disebut dengan adaptive thesholding. Local thresholding umumnya digunakan untuk mengolah citra dokumen yang memiliki kualitas buruk [22] [24]. Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut, salah satu faktor yang menyebabkan stand kwh-meter gagal dideteksi dan dikenali adalah kualitas kwh-meter yang buruk karena kondisi pencahayaan yang tidak merata. Kondisi ini membuat proses prapengolahan tidak dapat memisahkan objek stand kwh-meter dan objek lain dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode local thresholding untuk memisahkan objek stand kwh-meter dan objek lain dengan lebih baik walaupun kondisi pencahayaan pada citra kwh-meter tidak merata. Vertical edge detection banyak digunakan untuk mendapatkan posisi plat nomor kendaraan [28][29]. Hal tersebut karena plat nomor kendaraan terdiri dari beberapa karakter yang tersusun secara horisontal sehingga plat nomor mempunyai banyak perubahan intensitas secara horisontal. Stand kwh-meter juga mempunyai karakteristik yang sama dengan plat nomor, yaitu mempunyai angka yang tersusun secara horisontal sehingga perubahan intensitas akan banyak terjadi pada secara horisontal. Metode ini banyak dikombinasikan dengan operasi morfologi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik karena operasi morfologi dapat digunakan untuk meminimalisir bagian yang tidak diperlukan [25] [27]. Penelitian ini menggunakan metode-metode tersebut untuk mendeteksi posisi stand kwh-meter pada citra kwh-meter walaupun posisi stand kwh-meter tersebut dalam kondisi miring. Proyeksi horisontal dan vertikal merupakan jenis histogram proyeksi. Metode ini digunakan untuk memisahkan bagian plat nomor pada citra berdasarkan hasil deteksi posisi [29][30] dan melakukan segmentasi karakter yang tertera plat nomor [17][28][31][32]. Metode ini dipilih karena sederhana, tetapi cepat dan efisien, terutama dalam mendapatkan karakter plat nomor walaupun posisi plat nomor dalam keadaan miring. SVM merupakan metode yang digunakan sebagai pengklasifikasi (klasifier). Metode ini memiliki akurasi yang sangat tinggi dan sudah banyak diaplikasikan pada banyak pada berbagai bidang, salah satunya untuk pengenalan 9

10 karakter [33]. Dalam pengenalan karakter, input yang dapat digunakan untuk proses pengenalan adalah ciri statistik dan ciri struktural [35]. Namun, ciri yang digunakan untuk sistem ini hanya ciri statistik saja. Berdasarkan metode-metode yang akan digunakan pada penelitian ini, keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini akan membuktikan bahwa metode-metode tersebut dapat memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah merancang sebuah sistem berbasis citra yang dapat secara otomatis mendeteksi dan mengenali angka kwh yang tertera pada stand kwh-meter melalui citra kwh-meter tanpa dibatasi dengan kondisi pencahayaan dan kemiringan posisi stand kwh-meter pada citra kwh-meter. Sistem tersebut akan dapat mendeteksi lokasi atau posisi stand kwhmeter pada citra kwh-meter, memisahkan angka-angka yang terdapat di dalam stand kwh-meter tersebut, dan kemudian mengenali masing-masing angka tersebut, walaupun pencahayaan pada citra kwh-meter tersebut tidak merata atau posisi objek stand kwh-meter pada citra kwh-meter berada dalam kondisi miring. Hasil pembacaan tersebut akan disimpan pada database sistem sehingga citra kwh-meter tersebut tidak hanya menjadi bukti pada proses verifikasi, tetapi juga dapat membantu mempercepat petugas dalam membaca angka kwh dan menginputkan angka kwh pada RBM Manfaat Penelitian Sistem yang dirancang pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk membantu petugas baca meter dalam melakukan proses pembacaan kwh-meter. Kesalahan penginputan data yang dilakukan petugas (human error) diharapkan dapat diminimalisir karena petugas baca meter hanya perlu mengambil citra kwh-meter dan melakukan verifikasi hasil pembacaan sebelum data tersebut tercatat pada database RBM yang terdapat dalam sistem. Selain itu, sistem yang otomatis diharapkan dapat lebih mempercepat petugas 10

11 dalam melakukan proses pembacaan kwh-meter. Dengan demikian, kinerja petugas baca meter dan juga kualitas pembacaan kwh-meter diharapkan menjadi menjadi meningkat Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan gambaran secara umum pada setiap bab terkait penulisan penelitian. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi uraian singkat mengenai latar belakang, perumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka dan landasan teori membahas tentang penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dan teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI Metodologi menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian meliputi alat dan bahan, jalannya penelitian, perancangan sistem, dan cara analisis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan berisi tentang hasil perancangan sistem setiap tahap dan hasil evaluasi sistem secara keseluruhan. Selanjutnya hasil tersebut dibahas apakah sudah menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran berisi kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya. Selanjutnya kekurangan yang ada dituliskan sebagai saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. 11

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan energi listrik merupakan suatu kebutuhan atau tuntutan hidup yang tidak dapat dipisahkan untuk memenuhi menunjang aktivitas sehari hari. Di Indonesia,

Lebih terperinci

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR Naser Jawas STIKOM Bali Jl. Raya Puputan, No.86, Renon, Denpasar, Bali Email: naser.jawas@gmail.com ABSTRAK Meter air adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dibidang transportasi darat khususnya kendaraan bermotor, semakin membantu masyarakat penggunanya, sehingga menjadikan kendaraan bermotor sebagai

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem parkir khususnya untuk parkir mobil di tempat-tempat pusat perbelanjaan di Indonesia pada umumnya sudah menerapkan sistem otomatis. Setiap mobil yang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian yang wajib dimiliki oleh kendaraan bermotor resmi di Indonesia adalah bagian plat nomor. Plat nomor ini memberi informasi tentang dari mana asal wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan yang pesat dalam jumlah kendaraan dikota besar memiliki dampak terhadap kebutuhan parkir di tempat-tempat umum seperti di rumah sakit, kantor, pusat perbelanjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya air yang digunakan oleh pelanggan. Alat ini biasa diletakkan di rumah-rumah yang menggunakan penyediaan air

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan adalah sebutan bagi alat transportasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kendaraan dapat digerakkan dengan mesin, tenaga manusia, tenaga

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535

TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 Diajukan Sebagai Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini bagi sebagian masyarakat kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini bagi sebagian masyarakat kendaraan bermotor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini bagi sebagian masyarakat kendaraan bermotor jenis mobil ataupun sepeda motor tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder, melainkan telah menjadi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak lahir, balita masih belum mengenal apapun yang dilihatnya. Dalam pertumbuhannya, balita mulai dapat mengenali sesuatu. Proses pengenalan pada balita dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi dalam kehidupan. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi dalam kehidupan. Listrik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi dalam kehidupan. Listrik menjadikan manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak dan perlindungan konsumen merupakan salah satu hal yang menarik untuk dibahas, karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini sangatlah pesat. Berbagai ragam jenis informasi dapat diakses dari berbagai jenis media. Image digital merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah Implementasi Algoritma Template Matching dan Feature Extraction untuk Pengenalan Pola Angka Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia

BAB I PENDAHULUAN. (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Road Map penurunan susut energi telah ditetapkan melalui Visi PT. PLN (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia (WCS / World Class

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan syaraf tiruan merupakan bidang ilmu yang banyak digunakan dalam melakukan pengenalan pola suatu obyek. Banyak obyek yang dapat digunakan untuk pengenalan pola

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Secara umum penelitian pengenalan plat nomor kendaraan terdiri dari tiga tahapan [1][7][11], yaitu deteksi plat nomor kendaraan, segmentasi karakter,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS)

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS) Inung Wijayanto¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan energi harus dilakukan dengan bijaksana, terlebih untuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan energi harus dilakukan dengan bijaksana, terlebih untuk sumber 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu aspek penting dalam aktivitas manusia. Pemanfaatan energi harus dilakukan dengan bijaksana, terlebih untuk sumber energi tidak terbarukan

Lebih terperinci

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING )

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) 3.1 Pengertian AMR (Autaomatic Meter Reading) Automatic Meter Reading (AMR) adalah sistem pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran meter elektronik atau ME

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang memiliki peranan penting dalam pembangunan negara khususnya dibidang energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Phalaenopsis atau yang biasa disebut dengan anggrek bulan mempunyai banyak jenis. Ada 26 jenis yang sudah dikenali di Indonesia. Anggrek dapat diklasifikasikan berdasarkan

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING)

BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING) BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING) 3.1. Pengertian AMR (Automatic Meter Reading) AMR (Automatic Meter Reading) adalah teknologi pembacaan meter elektronik secara otomatis. Umumnya, pembacaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN),

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia, segala aspek kehidupan menggunakan listrik sebagai sarana penunjangnya, baik untuk keperluan bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Perkembangan ekonomi yang semakin maju dan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Perkembangan ekonomi yang semakin maju dan pertambahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Perkembangan ekonomi yang semakin maju dan pertambahan penduduk yang sangat pesat menyebabkan kebutuhan akan tenaga listrik meningkat dari tahun ke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biometrik adalah salah satu teknologi cangih yang banyak dipakai untuk menjadi bagian dari system keamanan di berbagai bidang. Biometrik ini bahkan sudah digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menjadi umpan bagi para ahli untuk mencetuskan terobosan-terobosan baru berbasis teknologi canggih. Terobosan ini diciptakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL Andri STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aplikasi seperti digunakan untuk sistem pengawasan (monitoring

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aplikasi seperti digunakan untuk sistem pengawasan (monitoring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendeteksi yang menitik beratkan pada konteks deteksi keberadaan dan arah pergerakan merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk berbagai macam aplikasi seperti

Lebih terperinci

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 417, 2016 KEMEN-ESDM. PT. PLN. Penyaluran Tenaga Listrik. Pelayanan. Biaya. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun di IT Telkom mengakibatkan semakin banyak buku buku Tugas Akhir yang dibuat. Dengan semakin banyaknya buku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang revelan dengan penelitian yang akan. antara metode Kohonen Neural Network dengan metode Learning ng Vector

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang revelan dengan penelitian yang akan. antara metode Kohonen Neural Network dengan metode Learning ng Vector BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori o i serta hasil penelitian yang revelan dengan penelitian yang akan an dilakukan. an. A. Tinjauan an Pustaka Prabowo, o, Sarwoko

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deteksi Dari citra setting yang telah direkam, dengan menggunakan software Paint Shop Pro v.6, diketahui nilai RGB dari tiap laser yang terekam oleh kamera CCD. RGB yang dicantumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ (Area Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya BAB I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan kebudayan. Berbagai kebudayaan tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN POSISI PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI MATEMATIKA

PENDETEKSIAN POSISI PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI MATEMATIKA PENDETEKSIAN POSISI PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI MATEMATIKA Nanang Trisnadik *), Achmad Hidayatno, and R. Rizal Isnanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi berlangsung dengan begitu pesat, salah satu buktinya adalah penggunaan teknologi komputer pada berbagai perusahaan, baik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN Teguh Triantoro, F. Rizal Batubara, Fahmi Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Meteran Air Meteran air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung,

Lebih terperinci

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( )

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( ) Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Andry Jonathan (1122041) Email: andry.jonathan1234@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Saat ini kehidupan manusia tidak lepas dari transportasi, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Saat ini kehidupan manusia tidak lepas dari transportasi, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini kehidupan manusia tidak lepas dari transportasi, manusia selalu berpindahpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena hal tersebut semua manusia membutuhkan

Lebih terperinci

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS Egi Badar Sambani 1), Neneng Sri Uryani 2), Rifki Agung Kusuma Putra 3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Universitas Indonesia

1.1 Latar Belakang. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian tugas akhir, pernyataan permasalahan yang timbul dari latar belakang tersebut, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, tahapan

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 PENGENALAN KARAKTER ANGKA DARI SEGMENTASI CITRA PLAT NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE SOMs Winda Marlia

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Silviana Utari, Tjut Awaliyah, M.Kom, Irma Anggraeni, M.Kom

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini komputer memiliki peran yang cukup besar dalam membantu menyelesaikan pekerjaan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB III PENANGANAN KOMPLAIN DI PT PLN (PERSERO) RAYON GOMBONG Analisis Penanganan Komplain di PT PLN (Persero) Rayon Gombong

BAB III PENANGANAN KOMPLAIN DI PT PLN (PERSERO) RAYON GOMBONG Analisis Penanganan Komplain di PT PLN (Persero) Rayon Gombong BAB III PENANGANAN KOMPLAIN DI PT PLN (PERSERO) RAYON GOMBONG 3.1. Analisis Penanganan Komplain di PT PLN (Persero) Rayon Gombong Pengumpulan data mengenai upaya penanganan komplain PT. PLN Rayon Gombong

Lebih terperinci

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini, pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi sistem meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk melakukan perancangan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video

Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video Ety Sutanty dan Ari Rosemala Jurusan Sistem Informasi, Universitas Gunadarma Depok, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 14 BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 1. Bagaimana cara PLN mengitung besarnya tagihan rekening listrik?. Apa perbedaan energi dan daya listrik? 3. Apa yang akan terjadi, jika suatu peralatan listrik dipasang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu dari 8 Fakultas yang ada di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mempunyai

Lebih terperinci

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1 DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ Muhammad Imron Rosadi 1 Prodi Teknik Informatika, Universitas Yudharta Pasuruan Purwosari 67162 Pasuruan Jawa Timur 1 Email : Imron_uyp@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian maupun pembuatan aplikasi mengenai pengenalan karakter / pengenalan pola ataupun yang berhubungan dengan Jaringan Syaraf Tiruan terlebih dengan metode Backpropagation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meniru sistem visual manusia (human vision).

BAB I PENDAHULUAN. untuk meniru sistem visual manusia (human vision). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat, terutama pada teknologi komputer sehingga membuat pekerjaan pengolahan data dapat ditangani dengan lebih cepat dan tepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gita Desyalita,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gita Desyalita,2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di

Lebih terperinci

KLASIFIKASI JENIS MOBIL BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET MULTI SCALE DAN METODE K NEAREST NEIGHBOR

KLASIFIKASI JENIS MOBIL BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET MULTI SCALE DAN METODE K NEAREST NEIGHBOR Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) KLASIFIKASI JENIS MOBIL BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET MULTI SCALE DAN METODE K NEAREST NEIGHBOR Bertha Yulizar¹, Bambang Hidayat², Tody Ariefianto Wibowo³ ¹Teknik Telekomunikasi,,

Lebih terperinci

DETEKSI NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE CONNECTED COMPONENT DAN SVM

DETEKSI NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE CONNECTED COMPONENT DAN SVM DETEKSI NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE CONNECTED COMPONENT DAN SVM Aris Budianto 1, Teguh Bharata Adji 2, Rudy Hartanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur menuntut perusahaan untuk untuk memiliki daya saing tinggi, baik itu skala nasional maupun internasional. Kegiatan ekspor dan impor

Lebih terperinci

Terkait dengan klasifikasi trafik jaringan komputer, beberapa penelitian telah dilakukan dengan fokus pada penerapan data mining. Penelitian tentang

Terkait dengan klasifikasi trafik jaringan komputer, beberapa penelitian telah dilakukan dengan fokus pada penerapan data mining. Penelitian tentang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini komunikasi data pada jaringan internet telah mencapai kemajuan yang sangat pesat, ditandai oleh pemakaiannya yang lebih beragam dan teknologi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Prosesor Intel (R) Atom (TM) CPU N550

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksinya parasit malaria terhadap sel darah merah. Parasit malaria tergolong jenis parasit dari genus Plasmodium,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan tersebut. Lembaga keuangan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi salah satu hal yang sangat penting. Dengan begitu banyaknya kasus-kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi salah satu hal yang sangat penting. Dengan begitu banyaknya kasus-kasus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Melihat perkembangan yang terjadi di masyarakat, keamanan sekarang telah menjadi salah satu hal yang sangat penting. Dengan begitu banyaknya kasus-kasus seperti

Lebih terperinci

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE KOHONEN SOM

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE KOHONEN SOM PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE KOHONEN SOM Didik Styawan 1, Catur Supriyanto 2 Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11, Semarang Jawa Tengah 50131 E-mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang !! "(!

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang !! (! "( BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda tangan (signature) adalah sebuah tanda (sign) atau symbol yang merupakan versi miniatur dari pemiliknya. Tanda tangan bukanlah sembarang tanda atau symbol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. citra keluaran dengan informasi yang siap digunakan. meningkatkan efisiensi dan akurasi, serta meminimalisasi kesalahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. citra keluaran dengan informasi yang siap digunakan. meningkatkan efisiensi dan akurasi, serta meminimalisasi kesalahan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada bidang kedokteran cukup pesat. Dalam bidang pencitraan biologis, penggunaan kardiologi dan mammografi telah diaplikasikan secara luas di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa ketergantungan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa ketergantungan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa ketergantungan akan kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak pilihan dalam pemenuhan kebutuhan listrik selain PLN.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, terutama di kota-kota besar. Pada tempat-tempat yang ramai dikunjungi, untuk memudahkan dokumentasi

Lebih terperinci

Pengenalan Karakter Plat Nomor Mobil Secara Real Time

Pengenalan Karakter Plat Nomor Mobil Secara Real Time IJCCS, Vol.7, No.1, January 2013, pp. 35 ~ 44 ISSN: 1978-1520 35 Pengenalan Karakter Plat Nomor Mobil Secara Real Time Ikhwan Ruslianto* 1, Agus Harjoko 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

PENGERTIAN KWH METER, JENIS-JENIS DAN PRINSIP KERJANYA

PENGERTIAN KWH METER, JENIS-JENIS DAN PRINSIP KERJANYA PENGERTIAN KWH METER, JENIS-JENIS DAN PRINSIP KERJANYA A. Pengertian KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet

Lebih terperinci

KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR

KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR Lauw Lim Un Tung, Henny Oktavia Electrical Engineering Dept., PETRA Christian University Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, INDONESIA Phone +62(31)-8439040 ext.1363,

Lebih terperinci

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG Nama : Tri Anggun Mulyati NPM : 45209750 Jurusan : D3 Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Aris Budi

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR Eko Subiyantoro, Yan Permana Agung Putra Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar No.1790, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Tingkat Mutu. Pelayanan. Biaya. Penyaluran. Tenaga Listrik. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Parkir adalah kegiatan manusia sehari-hari. Setiap pemilik kendaraan haruslah memarkir kendaraannya jika dibawa dalam beraktifitas. Dalam hal ini dikebanyakan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya, mulai dari aktivitas rumah tangga,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

PENGENALAN PLAT KENDARAAN SECARA WAKTU NYATA MENGGUNAKAN FRAMEWORK AFORGE.NET

PENGENALAN PLAT KENDARAAN SECARA WAKTU NYATA MENGGUNAKAN FRAMEWORK AFORGE.NET PENGENALAN PLAT KENDARAAN SECARA WAKTU NYATA MENGGUNAKAN FRAMEWORK AFORGE.NET Relung Satria D. *), Rizal Isnanto, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran, dan warna ketika suatu citra digambarkan meskipun dalam ruang 2D (dua

BAB I PENDAHULUAN. ukuran, dan warna ketika suatu citra digambarkan meskipun dalam ruang 2D (dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu citra memiliki beragam bentuk tekstur dan warna yang berbeda. Citra dapat dikenali dengan mudah oleh manusia dikarenakan manusia sudah memiliki persepsi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali objek 3 dimensi. Sistem penglihatan manusia dapat membedakan berbagai macam objek 3 dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendarahan Otak adalah suatu kondisi dimana terdapat darah di jaringan otak baik itu di dalam otak (Intracerebral) maupun diantara lapisan-lapisan pelindung otak (Cranial

Lebih terperinci

Fitur Bentuk Pada Citra. Achmad Basuki, Nana R PENS-ITS, 2008

Fitur Bentuk Pada Citra. Achmad Basuki, Nana R PENS-ITS, 2008 Fitur Bentuk Pada Citra Achmad Basuki, Nana R PENS-ITS, 008 Materi Fitur Bentuk Deteksi Tepi Histogram Proyeksi Histogram Sudut Aplikasi Pengenalan Angka Fitur Bentuk Fitur bentuk adalah fitur dasar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu biomedikal telah mendorong banyak penelitian dilakukan untuk menghasilkan alat bantu diagnosa berbasis komputer. Salah satunya yaitu pendeteksian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrositmemiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia listrik untuk umum di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai terjadinya krisis energi

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Cahya Hijriansyah 1, Achmad Solichin 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB IV PEMANFAATAN PEMASANGAN AUTOMATIC METER READING (AMR) UPAYA MENEKAN SUSUT ENERGI DI PT PLN (PERSERO) AREA CIKUPA

BAB IV PEMANFAATAN PEMASANGAN AUTOMATIC METER READING (AMR) UPAYA MENEKAN SUSUT ENERGI DI PT PLN (PERSERO) AREA CIKUPA BAB IV PEMANFAATAN PEMASANGAN AUTOMATIC METER READING (AMR) UPAYA MENEKAN SUSUT ENERGI DI PT PLN (PERSERO) AREA CIKUPA 4.1 Kondisi Pelanggan Di PT PLN (Persero) Area Cikupa Cikupa adalah kawasan yang berkembang

Lebih terperinci