STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR EKOWISATA. Chafid Fandeli *)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia. World

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaaan sumber daya dan keanekaragaman hayati berupa jenis-jenis satwa maupun

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya mencari kesenangan berubah menjadi desakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian , 2014 Pengembangan Ekowisata Di Bumi Perkemahan Kiara Payung Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

STUDI KELAYAKAN API ABADI MRAPEN SEBAGAI OBYEK WISATA DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pariwisata untuk peningkatan kesejahteraan. Geography is the study and science

BAB I PENDAHULUAN. hati. Karena kegiatannya banyak mendatangkan keuntungan pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

STUDI EVALUASI KINERJA PENGELOLAAN KAWASAAN MARGARAYA DAN MARGASATWA TINJOMYO - SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh : LUTFI HANIFAH L2D

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Gunung Galunggung (Studi Kasus : Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya)

TINJAUAN PUSTAKA. dihutan belantara, tetapi telah terkait dengan konsep pelestarian hutan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri bagi masing-masing kelompok wisatawan. Terlebih lagi, kegiatan wisata

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap

KAJIAN WUJUD KESIAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBUTUHAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA AGRO BANGUNKERTO, SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

Transkripsi:

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D 098 432 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004

ABSTRAK Pariwisata saat ini telah berkembang lebih dari sekedar melakukan perjalanan ke suatu tempat atau lokasi, namun berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan adanya kecenderungan pada kegiatan yang berkaitan dengan alam serta keperdulian terhadap lingkungan. Kecenderungan baru dalam bidang pariwisata ditandai dengan semakin banyak wisatawan yang tertarik mengunjungi daerah-daerah terpencil yang jarang dijamah wisatawan masal seperti arung jeram, safari, kemping, mendaki gunung hingga tinggal di pondokan desa terpencil. Belantara tropika di seluruh kepulauan Indonesia merupakan suatu tujuan ekowisata yang memiliki nilai khas budaya yang tinggi serta keunikan alam yang merupakan potensi pengembangan wisata yang harus dikelola dengan baik. Kawasan Wisata Kopeng merupakan salah satu tujuan ekowisata Kecamatan Getasan yang terdiri dari: Penginapan Kartika Wisata, Bumi Perkemahan Umbul Songo, dan pos Pendakian Gunung Merbabu di dusun Tekelan. Pengelolaan obyek yang ada di Kawasan Wisata Kopeng cenderung berdiri sendiri-sendiri dan kurang melibatkan peranserta masyarakat dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata baik dari segi promosi maupun penyediaan sarana prasarana penunjang sehingga dinilai kurang kompetitif. Oleh karena itu perlu adanya penentuan strategi pengembangan yang dapat memaksimalkan potensi wisata yang ada serta mampu mengenalkan Kawasan Wisata Kopeng pada khalayak yang lebih luas. Potensi Kawasan Wisata Kopeng mencakup kegiatan di sektor pariwisata dan sektor pertanian. Salah satu bentuk pemanfaatan potensi yang ada adalah dengan menentukan strategi pengembangan kawasan Kopeng yang berbasis pada potensi wisata alam dan pertanian. Hasil yang diharapkan dari penentuan strategi pengembangan Kawasan Wisata Kopeng adalah untuk meningkatkan nilai kompetitif Kawasan Wisata Kopeng terhadap kluster lain yang ada di Kabupaten Semarang, selain itu juga dapat memaksimalkan potensi wisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal dalam kegiatan ekowisata. Tahapan analisis yang dilakukan dalam penentuan strategi pengembangan kawasan wisata Kopeng mencakup identifikasi potensi obyek wisata yang ada dengan menggunakan anaisis klasifikasi serta kecenderungan perkembangan untuk mengetahui kondisi produk dan pasar wisata dengan menggunakan analisis BCG. Penggalian potensi dan peluang yang dikombinasikan dengan memperhatikan kelemahan yang dimiliki juga ancaman dari lingkungan sekitar, memberikan suatu konsep, inovasi dalam mengembangkan kawasan wisata Kopeng. Perpaduan matriks SWOT yang telah dilakukan akan menghasilkan strategi yang pada akhirnya di kaji ulang dengan menggunakan pertimbangan pakar/nara sumber dengan analisis SMART sehingga didapatkan prioritas strategi pengembangan. Temuan studi yang didapat setelah melakukan analisis pada wilayah studi menunjukkan bahwa Kawasan wisata Kopeng merupakan potensi wisata tinggi yang menawarkan beragam aktivitas ekowisata namun memiliki kelemahan yaitu pangsa pasar yang masih rendah akibat kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemerintah setempat, oleh karena itu dalam mencapai tujuan yang diharapkan, perlu adanya perubahan dan perbaikan permintaan wisata yang dilakukan dengan promosi kepada khalayak yang lebih luas melalui promosi bersama atau terpadu, selain itu juga perlu adanya promosi melalui atraksi tambahan mingguan dalam mengatasi turunnya pengunjung pada waktu bukan musim liburan serta pemberdayaan masyarakat setempat dalam kegiatan wisata Kopeng.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu andalan penerimaan ekonomi negara berkembang pada umumnya, karena melibatkan sektor lain di luar pariwisata dan secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian tertentu. Saat ini pariwisata telah berkembang lebih pesat bukan hanya sekedar berekreasi namun juga berinteraksi, dan melakukan aktivitas seperti olahraga hiking, camping maupun outbound yang sedang marak. Perubahan paradigma wisata saat ini cenderung pada wisata yang natural atau kembali ke alam bebas, keperdulian masyarakat terhadap konservasi dan pelestarian alam serta suasana yang lebih berbeda dengan tempat tinggal darimana wisatawan tersebut berasal. Ekoturisme telah melanda dunia perjalanan dan konservasi seperti tsunami, tetapi secara pasti berasal dari perubahan yang perlahan-lahan, bukan secara mendadak. Akar dari ekoturisme terletak pada wisata alam dan wisata ruang terbuka. Para pengunjung yang beramai-ramai datang ke Yellowstone dan Yosmite seabad yang lalu adalah ekoturis pemula (Western dalam Lindberg dan Hawkins,1995:7). Pengunjung mulai peka terhadap dampak yang ditimbulkan secara ekologis dan keprihatinan terhadap penduduk lokal. Wisata-wisata khusus seperti safari, pengamatan burung, dan jalur-jalur alami terpadu merupakan pengembangan dari aktifitas sebelumnya. Kelompok kecil yang sedang tumbuh inilah yang kemudian disebut dengan ekoturisme dan tengah mengangkat seluruh industri perjalanan menjadi lebih peka terhadap lingkungan. Belantara tropika basah di seluruh kepulauan Indonesia merupakan suatu tujuan untuk wisata ekologis yang memungkinkan untuk mendapatkan manfaat yang sebesarbesarnya aspek ekologis, sosial, budaya dan ekonomi bagi masyarakat, pengelola dan pemerintah. Salah satu bentuk pemanfaatan ini adalah pencanangan Taman Nasional di sejumlah gunung, Hutan Raya dan beberapa Taman Wisata di Indonesia. Ekowisata telah berkembang tidak hanya sekedar untuk melakukan pengamatan burung dan satwa liar, mengendarai kuda, penelusuran jejak di hutan belantara, tetapi telah terkait dengan konsep pelestarian hutan dan pemberdayaan penduduk lokal. Ekowisata ini 1

2 kemudian merupakan suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Ekowisata tidak dapat dipisahkan dengan konservasi. Oleh karenanya, ekowisata disebut sebagai bentuk perjalanan yang bertanggungjawab (Fandeli,2000:1). Dewasa ini semakin banyak yang tertarik mendatangi daerah-daerah terpencil yang jarang dijamah turis masal sehingga lebih bersifat avonturir (adventure tourisme) seperti arung jeram, safari, kemping, mendaki gunung, dan sebagainya. Para wisatawan juga banyak yang tertarik dengan kehidupan yang bernuansa pertanian atau pedesaan yang pada akhirnya dikenal sebagai wisata pedesaan (Eko Budiharjo dalam Tata Loka,1998:4). Kawasan wisata Kopeng merupakan salah satu tujuan wisata Kabupaten Semarang yang terdiri dari: Penginapan Kartika Wisata, Bumi Perkemahan Umbul Songo, dan Pos Pendakian Gunung Merbabu di dusun Tekelan. Data yang diperoleh dari Kabupaten Semarang Dalam Angka menunjukan bahwa wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata Kopeng lebih kecil jika dibandingkan dengan obyek wisata lainya yang ada di Kabupaten Semarang. TABEL 1.1 PERBANDINGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI OBYEK WISATA KOPENG DAN BANDUNGAN NO OBJEK WISATA JUMLAH PENGUNJUNG 2002 2001 2000 1999 1. Gedong Songo 75.973 74.923 47.172 39.038 2. Tirto Argo 69.014 57.365 54.768 36.735 3. Bandungan 65.018 51.609 68.970 69.668 4. Kartika Wisata 58585 27.566 33.436 21.087 5. Umbul songo 8.470 48.323 49.869 47.616 6. Pendakian Merbabu 973 1.290 1.472 1.305 Sumber : Kabupaten Semarang Dalam Angka Tahun 2002 Promosi wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Semarang memang sudah cukup banyak, bahkan sampai berskala internasional, tetapi upaya promosi yang menyentuh langsung obyek wisata di kawasan Kopeng yang belum dilakukan. Pengenalan Kopeng ke media publik perlu dilakukan dalam rangka mensejajarkan pengaruh Obyek Wisata Kopeng kepada khalayak yang lebih luas (Studio Perencanaan Wilayah UNDIP,2003:8).

3 Berdasarkan data yang diperoleh dari RTRW Kabupaten Semarang Tahun 2000 menunjukkan sebagian besar lokasi wisata kopeng berada pada kawasan konservasi dan zona kawasan lindung, sehingga perlu pertimbangan yang cermat dalam menata pariwisata kawasan Kopeng. Kawasan wisata Kopeng merupakan cikal bakal dari wisata terpadu yang diharapkan mampu memberikan nilai ekonomis lebih bagi masyarakat. Kawasan wisata Kopeng menawarkan beragam aktivitas ekoturisme dari sekedar berlibur dan menikmati pemandangan juga disediakannya tempat berkemah dan kegiatan pendakian gunung Merbabu. Pemanfaatan pariwisata Kopeng diharapkan juga mampu menjadi salah satu tempat konservasi lingkungan maupun budaya dan menjadi nilai tambah yang dapat dirasakan bagi masyarakat sekitar secara ekonomis maupun non ekonomis, karena kebanyakan pengusahaan wisata belum memberikan dampak yang menyeluruh terhadap masyarakat. Berdasarkan pemikiran tersebut, studi ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi lebih lanjut potensi wisata serta menentukan strategi pengembangan kawasan wisata Kopeng. 1.2 Identifikasi Permasalahan Pengunjung yang datang ke kawasan wisata Kopeng lebih kecil dibandingkan kawasan wisata alam lain yaitu Bandungan yang meliputi: Gedong Songo, Jimbaran, pendakian gunung Ungaran. Dengan atraksi wisata yang ditawarkan relatif sama, maka kebanyakan pengunjung cenderung memilih lokasi yang lebih dekat dari pada harus ke Kopeng, hal ini ditambah juga dengan terbatasnya moda angkutan yang langsung menuju lokasi wisata maupun yang menghubungkan antar obyek sehingga tiap obyek berdiri sendiri-sendiri, wisatawan hanya bisa berkunjung ke satu tujuan wisata saja karena belum diterapkannya sistem wisata terpadu yang menghubungkan objek wisata dengan yang lainnya. Promosi yang dilakukan oleh pemerintah setempat masih kurang mengangkat potensi Kopeng pada pasar yang lebih luas dan sistem pelayanan yang belum menekankan pada kepuasan pelanggan. Minimnya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan objek wisata kawasan Kopeng menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung. Berdasarkan potensi yang dimiliki jika