BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin, material, dan. yang beriman dan berilmu pengetahuan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Kesempurnaan, kemuliaan, serta kebahagiaan tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan demikian, pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidikan. Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri ada. Manusia pertama dalam pandangan Islam adalah Nabi Adam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Pendidikan juga merupakan suatu upaya yang baik untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik fisik, mental, maupun spritual. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaanya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. 1 Dalam agama Islam, pada dasarnya pendidikan juga ditandai akan sebuah kesadaran bahwa setiap muslim wajib menuntut ilmu dan tidak boleh mengabaikannya. Firman Allah Swt dalam Q.S. al-mujadalah ayat 11 sebagai berikut. ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل ه ل ك م و إ ذ ا ق يل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع الل ه ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و الل ه ب ا ت ع م ل ون خ ب ري 1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 22 1

2 Ayat di atas menjelaskan bahwa penguasaan dan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai kemajuan dan kemuliaan dalam diri seseorang. Semakin jelaslah bahwa orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Penjelasan ayat di atas sama halnya juga dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan sebagai berikut. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, maka pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal meliputi pendidikan yang diselenggarakan di sekolah yang terdiri dari Madrasah Ibtidayah (MI) atau yang sederajat, Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau yang sederajat, dan Madrasah Aliyah (MA) atau yang sederajat serta Perguruan Tinggi (PT). Pendidikan nonformal meliputi kursus-kursus keahlian dan keterampilan pada bidang tertentu. Pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Pada lembaga pendidikan formal yang salah satunya adalah 2 DPR RI, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 3

3 Madrasah Ibtidayah, dalam pembelajarannya di berikan berbagai mata pelajaran dan salah satu mata pelajaran tersebut adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan masyarakat. Ilmu pengetahuan alam di madsarah ibtidayah berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat pengetahuan alam dalam kehidupan sehari-hari, serta bertujuan: 1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 3. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 4. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 5. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Allah Swt. 3 Pendidikan ilmu pengetahuan alam menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan diarahkan untuk mencari tau dan berbuat sehingga dapat mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Dalam paradigma konstruktivisme, pembelajaran IPA dipahami sebagai proses membangun aktifitas siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dengan cara membuat hubungan atau keterkaitan antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan yang sedang dipelajari melalui interaksi dengan yang lain (kontektual). 4 3 Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Ibtidayah (Standar Kompetensi), (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 206 4 Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 42

4 Pada hakikatnya pembelajaran IPA ditinjau dari tiga segi, yaitu IPA sebagai produk, proses, dan pengembangan sikap. Ketiganya saling terkait, sehingga guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus mengandung ketiga hal tersebut. Umumnya anak-anak tingkatan usia SD atau MI (7 sampai 12 tahun) memiliki sifat-sifat khas, yaitu berpikir atas dasar pengalaman yang nyata dan belum dapat membayangkan hal-hal yang masih belum dapat terlihat. Berdasarkan kenyataan itu dalam pembelajaran IPA perlu dirancang dan dilaksanakan suatu pendekatan, metode dan strategi pembelajaran yang dapat membantu anak didik terlibat dalam proses belajar dan mengalami secara langsung hal-hal yang dipelajarinya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yaitu melalui pembelajaran inkuiri, pembelajaran inkuiri merupakan salah satu dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik. Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. 5 Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa, karena dengan hal tersebut guru dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa agar bisa mengemukakan pendapat mereka masing-masing mengenai permasalahan yang sedang dipertanyakan. 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 196

5 Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 6 Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Gulo mengatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan inkuiri, diperkirakan para siswa akan memiliki keterampilan konseptual, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang sangat bermanfaat dalam menghadapi masalah-masalah rumit di dalam kehidupannya. Penggunaan pendekatan belajar yang tepat merupakan salah satu faktor bagi pencapaian pembelajaran efektif. 7 Berdasarkan penelitian Ida Marlina dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Cahaya Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas V MIN Pemurus Dalam Banjarmasin, menyatakan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat meningkatkan proses dan hasil belajar serta aktifitas siswa. Hasil observasi awal yang penulis lakukan di MIN Kertak Hanyar II Kabupaten Banjar, diperoleh bahwa kesulitan siswa dalam memahami dan mempelajari mata pelajaran IPA disebabkan umumnya guru setempat masih menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan latihan dalam menyampaikan maupun menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut cenderung membuat siswa menjadi bosan dalam mengikuti kegiatan belajar di 6 Mahmuddin, Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran, http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/10/ 2005), h. 171 7 Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press,

6 kelas sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang perhatian terhadap mata pelajaran IPA. Hal lain yang menjadi perhatian penulis ketika melakukan observasi di MIN Kertak Hanyar II Kabupaten Banjar adalah sekolah tersebut memiliki halaman cukup luas, yang mana dapat dilakukannya kegiatan belajar di luar kelas sehingga menumbuhkan keaktifan siswa dan di dalam perpustakaan juga terdapat alat peraga KIT pembelajaran IPA serta buku-buku pelajaran IPA yang dapat membantu dalam proses belajar-mengajar. Kedinamisan pembelajaran di kelas akan terlihat manakala siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru dan juga terlihat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Hal tersebut dapat terlaksana melalui metode, strategi, maupun pendekatan pembelajaran yang tepat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di MIN Kertak Hanyar II melalui pendekatan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran, agar dapat membantu guru yang mengajar mata pelajaran IPA ketika proses pembelajaran berlangsung untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil penelitian tersebut akan disusun dalam bentuk skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Siswa MIN Kertak Hanyar II Kabupaten Banjar

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA melalui pendekatan inkuri terbimbing pada siswa MIN Kertak Hanyar II Kabupaten Banjar. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri terbimbing pada siswa MIN Kertak Hanyar II Kabupaten Banjar. C. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul di atas, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang dipergunakan sebagai berikut: 1. Pendekatan merupakan suatu tindakan atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan oleh guru agar kompetensi-kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai lebih efektif dan efisien. 2. Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing ini guru tidak melepas begitu saja kegiatan yang dilakukan oleh siswa, namun guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa. Oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus.

8 3. Aktivitas yaitu keaktifan jasmani dan rohani yang keduanya harus dihubungkan. Dalam hal belajar, aktivitas berhubungan dengan kegiatan menulis, mencatat, berpikir, mengingat, membaca, latihan, dan praktik. Aktivitas belajar merupakan segala sesuatu yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. D. Alasan Memilih Judul Beberapa alasan yang melatarbelakangi sehingga terpilihnya judul di atas adalah: 1. Melalui pendekatan inkuiri terbimbing ini diharapkan dalam proses pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa MIN Kertak Hanyar II kabupaten Banjar. 2. Agar guru dapat melaksanakan dan menggunakan model pendekatan inkuiri terbimbing ini dalam proses belajar-mengajar di sekolah. 3. Sebagai calon pendidik, penulis merasa perlu mengetahui peran dan tugas guru dalam pembelajaran, di antaranya upaya guru dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran IPA. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Upaya meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA melalui pendekatan inkuri terbimbing pada siswa MIN Kertak Hanyar II Kabupaten Banjar.

9 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri terbimbing pada siswa MIN Kertak Hanyar II Kabupaten Banjar. F. Signifikansi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya: 1. Masukan bagi guru untuk menambah ragam metode, strategi, maupun pendekatan pembelajaran sehingga banyak pilihan. 2. Dapat menumbuhkan semangat bekerja sama antar siswa, meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. 3. Sebagai bahan informasi untuk pengembangan penggunaan pendekatan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA di MIN Kertak Hanyar II. G. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teoritis yang berisi pengertian belajar dan aktivitas belajar, pembelajaran IPA di madrasah ibtidayah, pendekatan inkuiri terbimbing

10 dalam pembelajaran, dan faktor-faktor yang mempengaruhi upaya meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri terbimbing. Bab III Metode penelitian yang berisi jenis dan pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, data, sumber data, dan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian yang berisi deskripsi lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V Penutup yang berisi simpulan dan saran.