BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

Universitas Sumatera Utara

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TUGAS AKHIR WINDA WAHYUNI SILITONGA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PT SOCFIN INDONESIA. Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di hutan belantara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejarah PT. ATMINDO Medan di mulai sekitar tahun 1920-an, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

BAB II LANDASAN TEORI

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Namun pada Tahun 2013 PT. Fetty Mina Jaya yang di bawah naungan monrad grup

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. WARU KALTIM PALANTATION (WKP) KEC. WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA PROVINSI. KALIMANTAN TIMUR

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. HUTAN HIJAU MAS KECAMATAN SEGAH KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. TELEN PRIMA SAWIT DESA BATU BALAI KECAMATA MUARA BENGKAL KALIMANTAN TIMUR.

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. dan sebagian besar masyarakatnya hidup dengan cara bertani. Akan tetapi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan berdasarkan Akte Notaris William Leo No.45 tanggal 07 Desember 1930 dan merupakan perusahaan yang mengelola perusahaan perkebunan di daerah Sumatera Utara,Aceh Selatan dan aceh Timur. Pada tahun 1965 berdasarkan penetapan Presiden No. 6 Tahun 1965, keputusan Presiden Kabinet Dwikora No. A/d/50/1965, Instruksi Mentri Perkebunan No.20/MPR/M.Perk/65 dan No. 29/MPR/M.Perk/65. No SK100/M.Perk/1965 maka perkebunan yang di kelola perusahaan PT Socfindo Medan SA berada dibawah pengawasan Pemerintah RI. Pada tahun 1966 diadakan serah terima surat hak milik perusahaan oleh pimpinan PT. Socfindo Medan SA Kepada Pemerintah RI sesuai naskah serah terima Tanggal 11 Januari 1960 No.1/Dept/66 dan dasar penjualan perkebunan dan harta PT. Socfindo Medan SA tersebut. Pada tanggal 29 April 1968 dicapai suatu persetujuan antara pemerintahan RI (Diwakili Menteri Perkebunan) dengan Plantation Nort Sumatera SA (pemilik saham PT. Socfindo SA) dengan tujuan mendirikan suatu perusahaan perkebunan Belgia dengan komposisi modal 40% dan 60%. Pada tanggal 17 juni 1968, Presiden (dengan keputusan No. B- keputusan No. 94/kpts/OP/6/1968 tanggal 17 juni 1968). Menyetujui terbentuknya

perusahaan patungan antara Pemerintah RI dengan pengusaha Belgia. Perusahaan patungan ini dinamai PT. Socfin Indonesia atau disingkat dengan PT Scfindo. Pendiri perusahaan ini dikukuhkan dengan akte notaris Chairil Bahri di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1968 dan Akte perubahan tanggal 12 Mei 1968 No. J.A 5/1202/1 Tanggal 13 September 1969. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan berdasarkan Akte No. 10 tanggal 13 September 2001 oleh Notaris Ny. R. Arie Soetarjo. Mengenai Perubahan pemengan saham dengan komposisi modal menjadi 90% pengusaha Belgia dan 10% Pemerintah Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputin hal sebagai berikut: 1. Mengusahakan perkebunan kelapa sawit, karet dan lain-lain, tanaman serta pengolahannya. 2. Mengadakan rehabilitasi, perkebunan serta modernisasi perkebunan dan pembibitan, instalasi dan alat-alatnya sampai saraf yang mutahir. 3. Mendirikan dan mengusahakan perusahaan atau kehutanan. 4. Melakukan ekspor dan penjualan lokal hasil perkebunan dan hasil hutan tersebut diatas. PT. Socfin Indonesia berdasarkan akte pendiriannya, berkedudukan di Medan Jl. K.L Yos Sudarso P.O. Box : 1254 Medan 20001. 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao adalah merupakan salah satu cabang PT. Socfin yang menghasilkan kelapa sawit. Areal perkebunan ini terletak pada

tiga kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara yang terbagi atas tiga divisi. Tabel 2.1. Pembagian Area Perkebunan di Kabupaten Serdang Bedagai Divisi Daerah Kecamatan Luas (Ha) I Pelintahan Kecamatan Sei Rampah 759 II Mata Pao Kecamatan Teluk Mengkudu 829 III Tanjung Buluh Kecamatan Perbaungan 730 Sumber: PT. Socfin Indonesia Matapao PT. Socfin Indonesia kebun Matapao hanya mengolah buah kelapa sawit (Tandan Buah Sawit / TBS ) untuk dijadikan crude palm oil (CPO) dan inti kelapa sawit (Palm Kernel) dengan kapasitas pabrik 12 ton TBS/jam. 2.3. Lokasi Perusahaan PT. Socfin Indonesia kebun Matapao teletak di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, lebih kurang 57 Km dari kota Medan, dengan batas-batas : a. Sebelah Timur dengan Kecamatan Sei Rampah b. Sebelah Selatan dengan PTP V Tanah Raja c. Sebelah Barat dengan Kecamatan Perbaungan d. Sebelah Utara dengan Selat Malaka Adapun yang menjadi dasar pemilihan lokasi perusahaan perkebunan Serdang Bedagai adalah : 1. Dekat dengan areal perkebunan (bahan baku) 2. Tenaga kerja mudah diperoleh 3. Dekat dengan jalan raya/utama, sehingga memudahkan pendistribusian produk.

2.4. Daerah Pemasaran Pemasaran hasi-hasil produksi PT.Socfin Indonesia kebun Matapao dikelola oleh kantor pusat PT. Socfin Indonesia dimana bila ada pelanggan yang akan membeli CPO dan inti sawit maka pihak pelanggan yang akan membeli CPO dan inti sawit harus berurusan dengan kantor pusat Socfin Indonesia. Nantinya, pihak kantor pusat yang akan memerintahkan kepada kebun Matapao untuk mengeluarkan produksinya sebanyak yang dibutuhkan oleh pelanggan/konsumen. Minyak sawit dan inti sawit merupakan barang setengah jadi yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut. Oleh karena itu segmen pasarnya adalah industri-industri yang menghasilkan produk berupa minyak goreng, alkohol, margarine, sabun, kosmetik, gliserol, dan lain sebagainya. Hasil produksi PT. Socfin Indonesia dipasarkan kepada industri pengolahan CPO dan PK untuk proses selanjutnya. Perusahaan yang menjadi konsumen PT. Socfin Indonesia adalah PT. Musim Mas. Persaingan merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan. Untuk meningkatkan pasar maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan teknologi yang digunakannya dalam menghasilkan produk 2.5. Proses Produksi Proses Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang merupakan aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan. Dimulai dari

keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk tertentu, proses produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Selanjutnya dari keinginan untuk mencari suatu teknik dalam membuat produk yang efektif dan efisien, kemudian sampai pada permasalahan tentang langkah-langkah perencanaan dan pengendalian semua langkah produksi tersebut yang lebih efisien. Tentunya hal ini juga dilakukan oleh Pabrik PT. Socfin kebun Matapao agar dapat menghasilkan produk yang berupa crude palm oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) yang mempunyai kualitas tinggi dan berani bersaing pada pasar terbuka. Setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk meningkatkan produktivitasnya, sehingga diperlukan pemahaman terhadap proses produksi yang ada agar dapat mempermudah dalam menganalisis kerja perusahaan guna perbaikan sistem kerja. 2.5.1. Standar Mutu Produk Jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh cara memanen buah. Pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan kandungan asam lemak bebas (ALB), dimana bila kadar ALB dalam minyak sawit tinggi akan menimbulkan bau tengik pada minyak sehingga mutunya menjadi rendah. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak yang maksimal dan kadar ALB yang rendah, yang dicapai pada keadaan kematangan

buah tertentu. Standard Mutu CPO pada PT. Socfin indonesia kebun Matapao adalah dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Standar Mutu CPO PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao No. Kriteria Batas Toleransi (%) 1 Moisture 0,15 2 FFA 2,3 3 Impurities 0,05 4 Extraction of own FFB 23,02 5 Extraction of own + 3 parties FFB 22,22 Standard Mutu kernel pada PT. Socfin indonesia adalah dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Standar Mutu Kernel PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao No. Kriteria Batas Toleransi (%) 1 Moisture 7 2 Broken kernel 30 3 Dirt content 7 4 Extraction of own FFB 4.36 5 Extraction of own + 3 parties FFB 4.46 Salah satu cara pengawasan mutu bahan baku adalah melakukan sortasi panen di pabrik. Sortasi panen adalah kegiatan menyortir TBS yang berasal dari lapangan (afdeling) yang masuk ke pabrik dan disorlase di tempat penumpukan buah. Tujuannya adalah untuk memperoleh data derajat kematangan tiap-tiap fraksi TBS yang diterima sehingga dapat diketahui bahan baku tersebut layak diolah atau tidak. Bahan baku yang layak diolah adalah buah kelapa sawit yang telah cukup tua/matang. Kriteria yang digunakan sebagai pertanda bahwa buah

kelapa sawit telah cukup matang ialah bila brondolan yang lepas dari buah kelapa sawit tersebut minimal 5 brondol. 2.5.2. Bahan yang Digunakan Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada pabrik kelapa sawit PT. Socfin kebun Serdang Bedagai adalah tandan buah segar (TBS) yang diperoleh dari tiga (3) afdeling yang membudidayakan tanaman kelapa sawit di lingkungan Kebun Serdang Bedagai dan dari pihak ketiga. Jenis Buah pada kebun Serdang Bedagai adalah berasal dari jenis tenera (persilangan dari varietas Dura dengan Psifera). Hasil persilangan ini diharapkan akan lebih baik. Dura memiliki cangkang yang lebih besar tetapi serabut relatif tipis sedangkan Psifera mempunyai cangkang yang kecil/tipis tetapi serabutnya tebal 2.5.3. Uraian Proses Proses produksi yang dilakukan pada PT. Socfin Indonesia dalam mengolah tandan buah segar menjadi CPO dan inti kernel sawit adalah sebagai berikut: 1. Tandan Buah Segar Sawit Tandan buah Segar (TBS) yang telah dipanen dari kebun diangkut ke lokasi Pabrik pengolahan Minyak Sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukan ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut harus

ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing Brigde) untuk mengetahui jumlah Tonase dari TBS yang diterima oleh Pabrik. 2. TBS yang telah ditimbang kemudian diterima oleh bagian Loading ramp, untuk dilakukan penyortiran. Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara TBS yang layak diolah atau tidak. 3. Kualitas buah/ TBS yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangan nya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah pada stasiun penerimaan TBS (Loading Ramp/ penampungan TBS). Kematangan TBS mempengaruhi terhadap rendemen minyak dan ALB (Asam Lemak Bebas / FFA = Free Fatty Acid). 4. Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukkan ke dalam lori rebusan yang terbuat dari plat besi/ baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke dalam Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2,6 sampai 3,0 Kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak CPO. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah sawit mudah lepas dari tandannya (berondolan) dan memudahkan pemisahan daging buah sawit dari cangkang dan inti. Tujuan perebusan antara lain a. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas. b. Mempermudah proses pembrodolan pada threser. c. Menurunkan kadar air. d. Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.

5. Tandan buah yang sudah selesai direbus dimasukan ke dalam Threser, yang berfungsi untuk memisahkan antara berondolan sawit dengan janjangan/ tandannya, dengan menggunakan Hoisting Crane atau Fruit Elevator. Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan, sehingga buah tersebut terlepas. Tujuan mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan. Alat yang digunakan pada mesin ini adalah drum berputar (rotari drum thresher). 6. Buah yang sudah terlepas (berondolan) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan ke dalam digester atau peralatan pengaduk. Tujuan dari penggunaan Digester adalah untuk memisahkan daging buah sawit terlepas dari biji (nut) nya. Dalam proses pengadukan digester ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80 90 C. Fungsi digester: a. Melumatkan daging buah. b. Memisahkan daging buah dengan biji. c. Mempersiapkan Feeding Press. d. Mempermudah proses di Press. e. Membantu menaikkan temperatur pada Screw Press. Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press. Daging buah dari

digester yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa (twin screw press) kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (Screw Press) untuk memisahkan minyak keluar dari biji dan Serat (fibre). 7. Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang lubang press cage minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel. Minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, untuk dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan menggunakan Vibrating Screen. Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper). 8. Depericarper adalah alat yang disertai kipas penghisap (blower) yang digunakan untuk menghisap fiber sehingga terpisah dari nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. 9. Nut polishing drum adalah suatu drum yang berputar yang mempunyai platplat pembawa yang dipasang miring pada dinding bagian dalam. Di ujung nutpolishing drum terdapat lubang-lubang penyaring sebagai tempat keluarnya nut yang kemudian ditransfer melalui nut elevator masuk ke nut silo. Biji yang telah dipisah dari ampasnya masuk ke dalam nut polishing

drum dan putaran drum tersebut biji-biji akan dipolis untuk melepaskan seratserat yang masih tinggal pada biji oleh plat-plat yang ada pada dinding dan porosnya. 10. Nut silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada ripple mill. Kebersihan dari pada nut silo harus sangat diperhatikan kerana dapat mempengaruhi terhadap output nut silo. 11. Ripple mill berfungsi untuk memecahkan cangkang dan inti Ripple mill memecahkan nut dengan cara menjepit nut diantara ripple dan rotor bar. 12. LTDS berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti serat dan membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. 13. Vibrating kernel berfungsi untuk menyaring kernel dengan tujuan untuk memisahkan inti kernel dengan biji kernel bulat (biji kernel yang belum terpecah cangkangnya). 14. Dryer kernel berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi. Pengeringan dilakukan dengan cara menghembus udara panas ke steam heater oleh blower ke dalam Dryer. 15. Winowing berfungsi untuk memisahkan inti dengan cangkang dengan cara hisapan. 16. Kernel Bin berfungsi sebagai tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar untuk diproduksi dan agar uap air yang terkandung di dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam storage tidak lembab yang menyebabkan timbulnya jamur pada inti.

2.6. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan hubungan kerja antara dua orang atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungannya satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Socfin Indonesia kebun Matapo adalah struktur organisasi lini dan fungsional dimana pembagian kerja dibagi atas fungsinya masing-masing. Struktur orgnanisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. 2.6.2. Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan adanya personil yang memegang jabatan tertentu, seperti terdapat dalam struktur organisasi di mana masing masing personil mempunyai tugas dan wewenang yang seimbang dan jelas. Tanggung jawab yang diberikan harus seimbang dengan wewenang yang diterima. Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya setiap pemangku jabatan memiliki gambaran dan batasan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Uraian tugas dan tanggung jawab struktur organisasi pada PT. Socfin Indonesia kebun Matapao dapat dilihat pada Lampiran 1. 2.6.3. Tenaga Kerja Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, PT. Socfin Indonesia kebun Matapao memiliki sejumlah tenaga kerja yang statusnya berbeda-beda menurut pandangan manajemen perusahaan. Tenaga kerja yang bekerja di PT. Socfin Indonesia dibagi atas 3 golongan, yaitu : 1. Staff 2. Karyawan Bulanan (KB) / Pegawai 3. Karyawan Harian Tetap (KHT) / buruh Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh PT. Socfin Indonesia kebun Matapao adalah berjumlah 7 orang staff dan 585 orang karyawan (KB dan KHT) dengan perincian seperti yang terlihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.4. Perincian Jumlah Tenga Kerja PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao No Daerah Kerja Jumlah (orang) 1 Afdeling /Div. I Pelintahan 118 2 Div. II Mata Pao 151 3 Div. III Tanjung Buluh 113 4 Pengolahan Minyak Sawit 58 5 Pengolah Inti 8 6 Pegawai Kantor Pabrik 8 7 Bagian Tukang Pabrik 15 8 Bagian Bengkel Transport 8 9 Bagian Supir/Masinis/Operator 11 10 Pegawai Lain-lain 12 Sumber: PT. Socfin Indonesia Matapao

2.6.4. Waktu Kerja Sistem penjadwalan jam kerja pada PT. PT. Socfin Indonesia kebun Matapao terbagai atas 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Bagian Kantor Untuk bagian ini hanya ada satu shift dengan uraian sebagai berikut: Hari senin sampai kamis dan sabtu Pukul 07:00 12:00 Pukul 12:00 14:00 Pukul 14:00 16:00 : kerja aktif : istirahat : kerja aktif Hari Jumat Pukul 07:30 12:00: kerja aktif 2. Bagian Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit dan kernel diatur berdasarkan shift: Shift I pukul 07:00 19:00 Shift II pukul 19:00-07:00 2.6.5. Sistem Pengupahan Tenaga Kerja / Karyawan Sistem pengupahan tenaga kerja/ karyawan PT. Socfin Indonesia kebun Matapao disesuaikan dengan jenis tenaga kerjanya, yaitu : a. Karyawan Harian Tetap (KHT)

Pengupahan tenaga kerja dan pengawas ini dilakukan 2 kali dalam sebulan (Tgl 5 dan 19) dengan upah berdasarkan upah minimum regional (UMR), dimana perharinya mendapatkan sebesar ± Rp. 55.000,- (termasuk beras). b. Pegawai Staff Pengupahan dilakukan berdasarkan tingkat/golongannya. 2.6.6. Kesejahteraan Umum Karyawan Kesejahteraan bagi pegawai dan karyawan pabrik merupakan hal yang sangat penting. Produktivitas kerja seorang karyawan sangat dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraannya. PT. Socfin kebun Matapo telah memikirkan hal tersebut. Kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada para karyawan antara lain : 1. PT. Socfin kebun Matapo telah memiliki klinik dan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi para staff dan karyawan. 2. Perusahaan menyediakan perumahan untuk semua staff dan karyawan/pegawainya yang berada di lokasi perkebunan di sekitar pabrik. 3. Fasilitas untuk beribadah juga disediakan oleh perusahaan dengan adanya mesjid dan gereja yang berada di sekitar lingkungan pabrik. 4. Fasilitas Transportasi. 5. Sarana pendidikan/sekolah bagi anak karyawan. 6. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan tunjangan hari raya. 7. Air listrik untuk keperluan ruman tangga. 8. Mendapat jatah beras tiap bulan dan sarana olahraga.