BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
: Lumpur Geothermal, Pengganti Semen, Kuat Tekan Mortar, Bahan Ajar Mortar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

Scanned by CamScanner

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

JUNAIDI ABDILLAH I WAYAN DODY SEPTIANTA

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 55% dari ampas tebu yang dihasilkan tersebut dimanfaatkan oleh pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B1 AB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping )

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan pembangunan secara

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2010 hingga 2014 kabupaten karo dilanda bencana meletusnya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

Masyita Dewi Koraia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISASI SIFAT MORFOLOGI DAN UNSUR KIMIA BATAKO DARI LIMBAH ABU BATUBARA DAN LIMBAH INDUSTRI KARET (RUBBER SLUDGE)

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

KAJIAN KARAKTERISTIK MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN TAILING DAN ADDITIVE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beton merupakan material konstruksi yang sangat handal, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan

PENGARUH PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DALAM CAMPURAN BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BATAKO TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pembangunan infrastruktur bidang teknik sipil berkembang sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut merupakan upaya memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia yang jumlahnya juga semakin meningkat. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237.641.326 jiwa menurut sensus penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistika. Pembangunan tempat tinggal ataupun bangunan pendukungnya tak lepas dari penggunaan mortar (campuran bahan semen dan pasir). Mortar pada pembuatan batako ataupun paving sebagai bahan konstruksi kebutuhan papan manusia, mengandung semen yang berperan sangat penting sebagai perekat antar material-material penyusunnya. Pemakaian semen pada tahun 2014 bisa mencapai 64 juta ton (Tempo.co, Maros. Minggu 22 Desember 2014), yang menunjukkan bahwa pemakai semen di Indonesia sangat luar biasa banyaknya. Padahal, dalam produksi semen, pabrik-pabrik semen mengeluarkan emisi gas rumah kaca yang efeknya berdampak pada kelangsungan hidup makhluk hidup. Selain itu juga menimbulkan kebisingan dan getaran mekanik dari rangkaian produksi semen yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat setempat. Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B 3. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. 1

2 Oleh karena itu, sangat bermanfaat apabila ada material lain yang dapat menggantikan semen sebagai material penyusun konstruksi bangunan, mampu berperan sama halnya seperti semen namun lebih ramah lingkungan, tidak menimbulkan polutan dan tidak menimbulkan limbah perusak lingkungan hidup. Dari pemikiran tersebut muncul mulai diteliti produksi alam yang ramah lingkungan, mampu mengganti semen dengan bahan lain yang produksi dan pemakaiannya tidak menimbulkan pencemaran. Dari penelitian Fatmah Mahmud (2007), didalamnya menyebutkan bahwa penggunaan semen dapat digantikan dengan bahan lain yang bersifat pozzolan. Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina, dengan bentuknya yang halus bercampur dengan air maka senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi secara kimiawi sama dengan kalsium hidroksida (senyawa hasil reaksi antara semen dan air) pada suhu kamar membentuk senyawa kalsium aluminat hidrat yang mempunyai sifat seperti semen. Material yang bersifat pozzolan diantaranya abu terbang atau fly ash (Surya Sebayang, 2010); tras (Mahmud Fatmah, 2007); batu bara (Fauna Adibroto, Yelvi,2008); abu serabut kelapa (Bing Santosa, 2009); dan lumpur lapindo (Raden Syam Mustopa dan Doty Dewi Risanti, 2013). Dari bahan-bahan material tersebut, sebagian besar adalah material yang sumbernya tidak dapat diperbaharui. Maka secara tidak langsung dapat diambil kesimpulan bahwa keberlangsungan material tersebut ada batasannya. Ketika sumber pozzolan semakin menipis, perlu dicari sumber alam lain untuk menggantikannya. Lebih utama lagi sumber alam yang dapat diperbaharui, tidak ada batasan waktu pemakaiannya. Salah satunya lumpur panas bumi, yang merupakan limbah alam dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Menurut Nanang Nurdiyanto (2010), lumpur panas bumi atau biasa disebut lumpur geothermal yang berasal dari PLTP Dieng mempunyai sifat pozzolan karena mengandung mineral silika alumina sehingga dapat digunakan sebagai pengganti semen namun pemanfaatannya belum maksimal, bahkan masih terlalu asing bagi orang awam.

3 Geothermal atau panas bumi adalah salah satu energi terbarukan (renewable energy). Menurut hasil penelitian Muhammad Waziz Wildan Kusmono (2014: 1) Keluaran geothermal dapat berupa uap kering (superheated steam), uap jenuh (saturated steam), dua fase air dan uap (two phase). Geothermal Dieng adalah salah satu lokasi geothermal di Indonesia, tepatnya di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu material keluaran geothermal yaitu lumpur (sludge), berupa uap kering (superheated steam) yang kini sedang dilakukan banyak penelitian sebagai bahan subtitusi semen dalam konstruksi. Lumpur geothermal merupakan serbuk yang berasal dari limbah padat geothermal yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP). Endapan lumpur yang dihasilkan pada tempat pengendapan PLTP Dieng setiap bulannya mencapai 165 ton. Jumlah tersebut cukup besar dan pada umumnya hanya dibiarkan begitu saja di tempat pengendapan. Penelitian bahan galian pada lapangan panas bumi Dieng dilakukan Kelompok Program Penelitian Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, pada bulan April 2008, diantaranya melakukan analisisi kandungan logam pada lumpur hasil endapan yang berasal dari PLTP. Penelitian tersebut menyimpulkan limbah padat geothermal mengandung unsur logam yang beberapa diantaranya logam berat, antara lain Si, Cu, Pb, Zn, Mn, Fe, Cd, As, Sb, Au, Ag, Hg, dan Se. Sludge yang dibiarkan tanpa penanganan lebih lanjut, berpotensi sebagai sumber pencemaran. Salah satu upaya untuk mengantisipasinya adalah dengan mengolah kembali limbah sludge menjadi materi yang bermanfaat. Pemanfaatan limbah sludge sebagai bahan subtitusi pembuatan mortar merupakan salah satu alternatif yang dapat diaplikasikan dengan memvariasikan komposisi dari limbah sludge dan pasir. Berdasarkan paparan diatas, yaitu inovasi mortar dengan pemanfaatan lumpur geothermal perlu dikenalkan dalam materi kuliah khususnya mata kuliah Teknologi Beton. Mata kuliah Teknologi Beton merupakan mata kuliah wajib yang

4 harus ditempuh di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan. Dengan suplemen tentang pemanfaatan lumpur geothermal sebagai pengganti sebagian semen untuk membuat mortar ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari material konstruksi terbarukan yang sedang dibutuhkan di era modern seperti saat ini. Di dalam mata kuliah Teknologi Beton terdapat kompetensi mengenai mortar yang membahas tentang material-material penyusun, cara pembuatan dan pengaplikasian, pengembangan bahan bangunan kemudian mengetahui kelemahan dan kekurangan dari setiap pengembangan tersebut. Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai Pemanfaatan Lumpur Geothermal (Geothermal Sludge) Pengganti Sebagian Semen Terhadap Kuat Tekan Mortar Sebagai Suplemen Bahan Ajar Mata Kuliah Teknologi Beton Semester III Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan UNS. Dengan mengganti sebagian jumlah semen menggunakan lumpur geothermal dalam adukan mortar ini diharapkan memperoleh campuran yang menghasilkan kuat tekan maksimal dan dapat digunakan sebagai material bangunan, sehingga diperoleh material penyusun mortar baru melalui uji sampel mortar yaitu memanfaatkan sumber energi terbarukan yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan nantinya. Serta ilmu ini dapat membantu dalam mempelajari mata kuliah Teknologi Beton. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan antara lain: 1. Munculnya inovasi-inovasi baru dalam bidang teknik sipil. 2. Indonesia banyak menggunakan semen sebagai bahan material konstruksi bangunan. 3. Produksi semen tidak ramah lingkungan karena menimbulkan polutan dan pencemaran lainnya. 4. Muncul pemikiran tentang pemakaian konstruksi dengan material yang ramah lingkungan.

5 5. Banyak gunung berapi di Indonesia sehingga Indonesia kaya akan sumber energi panas bumi. 6. Salah satu limbah produksi panas bumi adalah lumpur geothermal (geothermal sludge). 7. Pemafaatan lumpur geothermal masih sangat sedikit sekali, belum ada upaya maksimal pemanfaatan lumpur geothermal untuk bahan bangunan. 8. Belum diketahui hubungan penggantian semen dengan lumpur geothermal terhadap kuat tekan mortar. 9. Belum diketahui nilai presentasi optimal lumpur geothermal sebagai pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan mortar. 10. Belum ada materi dalam mata kuliah Teknologi Beton tentang pemanfaatan lumpur geothermal untuk pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan mortar. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah di atas tidak meluas, maka peneliti perlu memberikan batasan batasan permasalahan yang akan menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kuat tekan mortar dengan menggunakan lumpur geothermal untuk mengganti sebagian semen. Batasan-batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengujian kuat tekan mortar dengan subtitusi semen dengan lumpur geothermal. 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I yang dapat diaplikasikan untuk segala jenis konstruksi. 3. Metode pencampuran mortar dengan menggunakan FAS mendekati 0,485 sesuai SNI 15-2049-2004. 4. Agregat halusnya pasir yang lolos ayakan nomor 4 dengan diameter 4,75. 5. Variasi penggunaan lumpur geothermal pada campuran yaitu 0%, 10%, 20% dan 30% dari total berat semen yang digunakan.

6 6. Perbandingan pc:ps = 1:2,75 sesuai SNI 03-6825-2002. 7. Umur mortar untuk pengujian kuat tekan adalah 28 dan 56 hari. 8. Benda uji mortar yang digunakan adalah kubus dengan ukuran 50x50x50 mm. 9. Tidak dilakukan peninjauan secara mendalam mengenai reaksi kimia yang terjadi pada campuran bahan-bahan yang digunakan. 10. Lumpur geothermal yang digunakan berasal dari lapangan PLTP Dieng lolos ayakan nomor 200 (diameter 0,075 mm) agar sama seperti butiran semen. 11. Bahan hasil rekayasa teknologi dan hasil penelitian tentang mortar dengan bahan tambah lumpur geothermal ditujukan sebagai suplemen bahan ajar mata kuliah Teknologi Beton pada semester III program studi Pendidikan Teknik Bangunan UNS. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka dapat diambil perumusan masalah seperti berikut: 1. Bagaimana hubungan penggantian sebagian semen dengan menggunakan lumpur geothermal dengan variasi 0%, 10%, 20% dan 30% terhadap kuat tekan mortar? 2. Apakah kuat tekan mortar dengan persentase 0%, 10%, 20% dan 30% lumpur geothermal pada umur 56 hari meningkat dari kuat tekan mortar umur 28 hari? 3. Berapa persentase penambahan lumpur geothermal optimal yang menghasilkan kuat tekan maksimal pada mortar? 4. Suplemen bahan ajar apa yang dihasilkan dari hasil penelitian ini? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui hubungan lumpur geothermal sebagai pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan mortar.

7 2. Untuk mengetahui peningkatan kuat tekan mortar dengan persentase 0%, 10%, 20% dan 30% lumpur geothermal pada umur 28 hari dan 56 hari. 3. Untuk mengetahui persentase lumpur geothermal yang optimal untuk mencapai kuat tekan maksimal mortar. 4. Untuk menghasilkan suplemen bahan ajar pada mata kuliah Teknologi Beton tentang kuat tekan mortar dengan pemanfaatan lumpur geothermal sebagai bahan pengganti sebagian semen. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini penting untuk dilaksanakan karena dapat memberikan informasi yang dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan penelitian baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan informasi dalam bidang ilmu sipil terutama pengetahuan bangunan bahan konstruksi yaitu lumpur geothermal sebagai bahan pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan mortar. b. Memberikan informasi untuk memanfaatkan lumpur geothermal yang berasal dari sumber energi terbarukan panas bumi sebagai alternatif bahan bangunan. c. Sebagai suplemen bahan ajar mata kuliah Teknologi Beton. d. Sebagai pembanding, pertimbangan dan pengembangan pada penelitian sejenis yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan manfaat secara fungsional yaitu munculnya alternatif material konstruksi bangunan dengan pemanfaatan lumpur geothermal sebagai pengganti sebagian semen. b. Peluang pemanfaatan lumpur geothermal yang merupakan limbah panas bumi sehingga tercipta lapangan pekerjaan baru.

8 c. Memperkaya materi Teknologi Beton, khususnya tentang hubungan lumpur geothermal sebagai bahan pengganti sebagian semen yang tepat serta menghasilkan kuat tekan maksimal. d. Sebagai suplemen bahan ajar perkuliahan khususnya mata kuliah Teknologi Beton untuk program Pendidikan Teknik Bangunan UNS. e. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan tentang unsur konstruksi dengan pemanfaatan lumpur geothermal sebagai bahan pengganti sebagian semen.