BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis bermaksud melakukan penelitian kontrastif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. negara lain yang menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan persamaan atau perbedaan antara diatesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I. yang mengkaji bahasa sebagai bahasa, bukan sebagai disiplin ilmu yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penggunaan bahasanya, karena bahasa Jepang hanya ada dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. tukar informasi dengan manusia lainnya. Dalam hal ini, keberadaan suatu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah ataupun aturan masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Oleh karena itu, memahami kosakata adalah hal yang terpenting

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Istilah Metode Penelitian terdiri dari dua kata, yaitu kata metode dan kata

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk memecahkan atau mencari jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian terdiri atas beberapa jenis, diantaranya adalah penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, ungkapan disebut dengan hyougen. Menurut Ishimori (1994:710),

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing, tata bahasa, kosakata dan huruf adalah

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi. Oleh karena itu, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. termasuk dalam disiplin ilmu karena dengan kegiatan penelitian dapat

2015 ANALISIS MAKNA KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA MIZU

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

THE ERROR ANALYSIS ON THE USE OF I-KEIYOUSHI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata majemuk diartikan sebagai

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. makna, fungsi dan penggunaan masing-masing dari diatesis kausatif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap bahasa di dunia ini pasti memilikinya. Meskipun suatu kata mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, maupun pada tataran leksikal (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 1995: 18). Begitu pula dengan bahasa Jepang, memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahasa asing lainnya, baik itu huruf, kosa kata, maupun struktur kalimat. Hal ini tentunya menjadi kesulitan bagi para pembelajar bahasa Jepang dan berdampak pada kesalahan pemakaian bahasa. Di antara dua bahasa yang berbeda, pasti ada titik persamaan dan perbedaannya. Titik persamaan akan mempermudah bagi pembelajar bahasa asing dalam menguasai bahasa tersebut, karena akan terjadi transfer positif. Transfer positif terjadi karena adanya kesamaan unsur atau kaidah bahasa ibu dengan bahasa asing, sehingga pembelajar akan mudah menguasai unsur bahasa tersebut. Sebaliknya, jika pembelajar memaksakan unsur bahasa ibu ke dalam unsur bahasa asing, atau sebaliknya, maka akan terjadi transfer negatif, sehingga melahirkan kesalahan berbahasa akibat pengaruh bahasa ibu atau interferensi (bogo kanshou) (Dedi Sutedi, 2009:31). Begitu pula dengan bahasa Jepang yang digunakan sehari-hari. Sering ditemui penggunaan verba dasu. Makna verba dasu dalam bahasa Jepang jika diterjemahkan ke

2 dalam bahasa Indonesia tidak hanya memiliki makna mengeluarkan, tetapi memiliki makna yang lebih luas. Perhatikan contoh kalimat berikut ini! (1) ポケットから財布を出す (Koizumi, 1989: 287) Poketto kara saifu wo dasu. Mengeluarkan dompet dari saku. (2) 私たちの先生は宿題をたくさん出します (Bunkachou, 1990:569) Watashitachi no sensei wa shukudai wo takusan dashimasu. Guru kami memberikan banyak tugas. Pada contoh kalimat (1) dapat diterjemahkan dengan jelas bahwa makna verba dasu adalah mengeluarkan. Verba dasu pada contoh kalimat (1) mengandung makna mengeluarkan suatu benda yang berada di bagian dalam ke bagian luar. Akan tetapi berbeda dengan makna verba dasu yang terdapat pada contoh kalimat (1), pada contoh kalimat (2) verba dasu tidak diartikan langsung dengan mengeluarkan dalam bahasa Indonesia. Makna verba dasu pada contoh kalimat (2) yaitu memberikan tugas. Yakni seorang guru yang memberikan banyak tugas kepada murid nya. Verba dasu pada contoh kalimat (2) tidak dapat diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia dengan mengeluarkan. Karena jika verba dasu pada kalimat (2) diterjemahkan dengan mengeluarkan, maka terjemahan kalimat tersebut menjadi guru kami mengeluarkan banyak tugas. Sehinggapadanan kata yang tepat digunakan adalah memberikan. Jadi kalimat tersebut lebih tepat diartikan menjadi guru kami memberikan banyak tugas. Berdasarkan contoh kalimat di atas, dapat kita lihat bahwa penggunaan verba dasu dalam bahasa Jepang, tidak terbatas hanya pada kegiatan mengeluarkan benda yang berada di bagian dalam ke bagian luar saja, akan tetapi digunakan juga untuk menunjukkan kegiatan seperti memberikan perintah kepada lawan bicara. Kesalahpemahaman menggunakan kata tersebut akan menimbulkan kesalahan penerjemahan dalam bahasa ibu (B1).

3 Kesalahpemahaman dalam menggunakan verba tersebut dapat terjadi tidak terbatas pada saat menerjemahkan teks bahasa Jepang yang digunakan dalam perkuliahan saja, tetapi acap kali muncul dalam buku-buku pelajaran tingkat dasar, cerpen, novel, artikel, dan lain sebagainya yang berbahasa Jepang. Karena dirasa kurangnya pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan karakteristik kedua bahasa ini, dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahan pemahaman dan penerjemahan pada pembelajar bahasa Jepang dikarenakan terjadinya transfer negatif, yaitu pembelajar menerapkan sistem bahasa ibu (B1) ke dalam bahasa asing (B2). Dengan dilatar belakangi hal tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul Analisis Kontrastif Dasu dalam Bahasa Jepang dengan Mengeluarkan dalam Bahasa Indonesia. B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana makna dan fungsi verba dasu? 2. Bagaimana makna dari fungsi verba mengeluarkan? 3. Bagaimana persamaan dan perbedaan verba dasu dengan verba mengeluarkan? Penelitian ini terbatas hanya pada pembahasan persamaan dan perbedaan dasu dalam bahasa Jepang dengan mengeluarkan dalam bahasa Indonesia dilihat dari segi makna dan fungsinya di dalam suatu kalimat. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu :

4 1. Untuk mengetahui bagaimana makna dan fungsi verba dasu. 2. Untuk mengetahui bagaimana makna dari fungsi verba mengeluarkan.. 3. Untuk mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan verba dasu dengan verba mengeluarkan. Adapun manfaat yang ingin diperoleh berdasarkan tujuan penelitian ini adalah: 1. Dapat menjadi referensi bagi pembelajar bahasa Jepang, khususnya mengenai verba dasu dalam bahasa Jepang dengan verba mengeluarkan dalam bahasa Indonesia. 2. Dapat dijadikan bahan masukan bagi pengajar bahasa Jepang sebagai bahan pengayaan dalam mengajar bahasa Jepang khususnya mata kuliah honyaku dan sakubun. 3. Dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya. D. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam mendefinisikan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan tersebut, yaitu sebagai berikut: 1) Analisis Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:43) memiliki pengertian penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Objek yang akan menjadi analisis dalam penelitian ini adalah verba dasu dalam bahasa Jepang dengan verba mengeluarkan dalam bahasa Indonesia. 2) Analisis Kontrastif Menurut Tarigan (1992: 4) dalam Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, analisis kontrastif adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1

5 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa. Dedi Sutedi dalam Pengantar Penelitian Bahasa Jepang (2009:91), analisis kontrastif disebut pula linguistik kontrastif, linguistik bandingan, atau dalam bahasa Jepangnya disebut taishou genngogaku, taishou bunseki atau taishou kenkyuu, yaitu salah satu cabang linguistik yang mengkaji dan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan struktur atau aspek-aspek yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih. 3) Dasu Dalam Nihongo Indonesiago Jiten (1994:136) verba dasu memiliki makna mengeluarkan, mengajukan, mengirimkan, menghidangkan, dan menerbitkan. 4) Mengeluarkan Mengeluarkan merupakan kata dasar dari keluar, yang ditambahkan imbuhan me- dan an, menjadi mengeluarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 536) mengeluarkan memiliki makna membawa (menyebabkan dsb) ke luar;memindahkan sesuatu dari sebelah dalam ke sebelah luar, melahirkan perasaan (pendapat dsb), memberikan perintah (surat keputusan), membelanjakan, menerbitkan, mengadakan atau menyediakan (uang dsb), mengirimkan ke luar negeri, memecat (melepas) pegawai (murid dsb); memberhentikan dari pekerjaan (sekolah, dsb), menghasilkan (bahan, barang, dsb). E. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kontrastif. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif ini penulis akan mendeskripsikan suatu

6 struktur kalimat kedua bahasa secara terpisah yang kemudian dibandingkan (komparansi) untuk mengetahui letak persamaan dan perbedaan di antara keduanya. Kajian kebahasaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah telaah sinkronis, yaitu menelaah permasalahan yang sedang terjadi saat ini. Dan generalisasinya dilakukan secara induktif, yaitu berdasarkan hasil analisis perbandingan tersebut yang mengacu pada data (jitsurei dan sakurei). Jitsurei adalah contoh penggunaan yang berupa kalimat dalam teks konkret seperti tulisan ilmiah, surat kabar, novel-novel dan sebagainya. Sakurei adalah contoh penggunaan yang dibuat oleh peneliti sendiri yang tingkat kebenarannya diterima oleh umum (penutur asli) (Dedi Sutedi, 2008:128). Instrumen dan Sumber Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kajian terhadap penelitian terdahulu, mengenai makna verba dasu dan verba mengeluarkan. Untuk kajian verba dasu menggunakan Nihongo Kihon Doushi Jiten (1989) yang ditulis oleh Koizumi dkk dan Kihongo Yourei Jiten (1990) yang ditulis oleh Bunkachou. Kemudian untuk verba mengeluarkan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) dan Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001) yang ditulis oleh Badudu dan Zain. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari liretatur yang relevan berupa contoh kalimat yang diperoleh dari beberapa karya tulis, seperti novel, artikel majalah, buku pelajaran bahasa Jepang, dan beberapa contoh kalimat buatan sendiri. Teknik Pengolahan Data Dalam teknik pengolahan data ini terdapat beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: Tahap1: pengumpulan data

7 Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan kemudian penulis mengklasifikasikan berdasarkan makna dan jenis kalimatnya. Tahap 2 : analisis data Setelah data terkumpul, dalam tahap ini penulis membandingkan makna verba dasu dalam bahasa Jepang dan makna verba mengeluarkan dalam bahasa Indonesia. Dengan cara menerjemahkan setiap kalimat yang memiliki makna verba dasu dalam bahasa Jepang. Begitupun sebaliknya, penulis menerjemahkan setiap kalimat yang memiliki makna verba mengeluarkan dalam bahasa Indonesia. Penulis membuat pengklasifikasian lalu menganalisis data dengan cara membandingkan makna verba dasu dengan verba mengeluarkan. Tahap 3 : generalisasi secara Induktif Dalam tahap ini penulis mengambil kesimpulan secara induktif tentang persamaan dan perbedaan verba dasu dalam bahasa Jepang dengan verba mengeluarkan dalam bahasa Indonesia dari segi makna sesuai langkah di atas. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, defini operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang pengertian analisis kontrastif dan makna verba dasu dalam bahasa Jepang serta makna verba mengeluarkan dalam bahasa Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis menjabarkan metode penelitian yang digunakan, instrumen dan sumber data penelitian yang relevan, serta pengolahan data yang digunakan dalam penelitian.

8 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis mengemukakan kembali makna verba dasu dalam bahasa Jepang dan makna verba mengeluarkan dalam bahasa Indonesia. Kemudian penulis menganalisis persamaan dan perbedaan verba dasu dan verba mengeluarkan dilihat dari maknanya, kontruksi kalimat aktif dan pasif, serta ungkapan yang digunakan kedua verba tersebut. BAB V KESIMPULAN Dalam bab ini penulis menyimpulkan makna, persamaan, dan perbedaan verba dasu dan verba mengeluarkan. Kemudian penulis memberi saran untuk penelitian selanjutnya.