2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB V KONSEP. Tabel Pemintakatan Tapak No Zona Nama Bangunan Besaran (%) 1 Publik Bangunan Utama Pedodonti Area parkir

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ceramah Diskusi Problem Based Learning

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB III METODE PERANCANGAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN BAB I: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB III METODE PERANCANGAN. ide/gagasan sampai dengan perumusan konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL: Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam dengan Pendekatan Arsitektur Islami.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

A. LATAR BELAKANG MASALAH

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

darah tidak berfungsi dengan baik.

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. metode penelitian ini akan menguraikan secara terperinci bagaimana proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Kota Bandung merupakan kota pendukung dari Ibu Kota Indonesia yaitu Kota Jakarta. Selayaknya, Kota Bandung memiliki wajah kota yang harus dapat mengangkat nama baik Indonesia serta menimbulkan kesan yang baik. Salah satu aspek yang dapat dinilai sebagai kriteria baik tidaknya sebuah kota adalah melalui fasilitas yang ada. Kota Bandung saat ini masih terus berkembang untuk berusaha menjadi lebih baik termasuk dalam pemenuhan kebutuhan fasilitas serta dalam meningkatkan kondisi fasilitas yang akan dibangun ke depannya, termasuk fasilitas kesehatan. Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi kesehatan maka spesifikasi rumah sakit pun turut berkembang. Kini rumah sakit terbagi dalam beberapa penanganan khusus sehingga penanganannya menjadi lebih spesifik. Salah satu dari rumah sakit khusus yang ada saat ini adalah Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Rumah Sakit Gigi dan Mulut diharapkan dapat menjadi pelayanan kesehatan khusus yang komperehensif dan tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan lainnya. Kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting. Menurut WHO (World Health Organization) terdapat empat alasan mengapa kesehatan gigi dan mulut sangat penting. Yang pertama, kesehatan gigi dan mulut terhubung dan pokok dari kesehatan secara umum. Lalu, kesehatan gigi dan mulut adalah faktor yang menentukan kualitas hidup seseorang. Ketiga, sehatnya gigi dan mulut sama dengan sehatnya seluruh tubuh. Dan yang terakhir, perawatan yang memadai pada gigi dan mulut dapat mengurangi kematian prematur. Namun saat ini, fakta tentang kesehatan gigi dan mulut yang sangat penting, tidak diikuti dengan perhatian masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut. Susi dan tim dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran telah melakukan penelitian terkait kesehatan gigi dan mulut masyarakat melalui pendekatan sociodental approach yang dapat disimpulkan bahwa

2 98,7% masyarakat dewasa di Kota Bandung memerlukan perawatan gigi dan mulut. Tenny Setiani Dewi, menjabarkan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa 100% gigi anak-anak di Kota Bandung memerlukan perawatan. Hal ini menunjukkan bahwa betapa besarnya kebutuhan masyarakat akan penanganan kesehatan gigi dan mulut, sehingga keberadaan fasilitas berupa Rumah Sakit Gigi dan Mulut sangat diperlukan di Kota Bandung. Membangun fasilitas Rumah Sakit Gigi dan Mulut harus disertai dengan perancangan yang baik. Permasalahan yang ada saat ini adalah Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut kelas A yang ada saat ini pada awalnya merupakan fasilitas penunjang bangunan pendidikan. Sehingga lokasi sulit diakses dan peletakkan massa bangunan berada di bagian belakang kawasan pendidikan. Padahal seharusnya fasilitas kesehatan mudah dicapai. Selain itu sirkulasi yang ada pun menjadi tercampur antara pengguna Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut serta pengguna bangunan pendidikan. Fasilitas kesehatan adalah jantung dari sebuah komunitas dan merupakan sebuah tolak ukur dari kondisi peradaban suatu masyarakat. Keberadaan serta kondisi dari sebuah fasilitas kesehatan sangat menentukan kondisi kesehatan masyarakatnya sendiri. Namun sayangnya, kondisi fasilitas kesehatan yang ada saat ini masih dilihat hanya sebatas tempat untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan kesehatan, belum dilihat sebagai ikon selebrasi sebuah desain, termasuk di dalamnya fasilitas rumah sakit. Permasalahan lain yang menjadi pertimbangan dari perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang sudah ada saat ini di Kota Bandung belum memenuhi fungsinya dengan baik. Fungsi Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan pelaksanaan kegiatan preventif dan peningkatan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Kota Bandung. Selain itu Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang sudah ada masih belum dapat menarik masyarakat untuk datang berkunjung dan memeriksakan kondisi kesehatan gigi dan mulutnya. Hal ini terbukti dari penelitian Susi dan tim yang

3 menunjukkan bahwa masyarakat yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut hanya 35% yang melakukan pemeriksaan dan perawatan sementara 65% sisanya melakukan pengobatan sendiri maupun membiarkan sakit pada gigi dan mulutnya. Sehingga diperlukan solusi perancangan yang mampu memberikan kesan baik sehingga dapat turut berkontribusi terhadap peningkatan jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan maupun perawatan. Berbagai permasalahan yang telah dipaparkan di atas melatarbelakangi keinginan untuk menyusun perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas A di Kota Bandung untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di Jawa Barat dan lokasi di daerah Tegallega dirasa cocok untuk proyek ini karena lokasinya yang mudah diakses baik dari dalam maupun luar Kota Bandung. B. Maksud dan Tujuan Perancangan Maksud dan tujuan dari perancangan proyek Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas A di Kota Bandung ini adalah sebagai berikut: 1. Maksud a. Merencanakan dan merancang bangunan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang dapat mewadahi kebutuhan masyarakat dengan baik dan maksimal namun tetap dalam ranah pemenuhan fasilitas kesehatan gigi dan mulut. b. Merencanakan dan merancang bangunan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang berwawasan perilaku. 2. Tujuan a. Merancang bangunan Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang nyaman dan tepat guna. b. Merancang bangunan Rumah Sakit yang ramah akan kebutuhan aktivitas maupun perilaku pengguna.

4 C. Identifikasi Masalah Perancangan 1. Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut kelas A yang ada saat ini adalah Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Pendidikan sehingga masih menjadi bagian dari bangunan pendidikan sehingga dari segi aksesibilitas dan penempatan massa bangunan pada kawasan tidak sesuai dengan kebutuhan fasilitas kesehatan. 2. Aktivitas pasien yang tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan pelayanan kesehatan, kurang mendapatkan fasilitas (ruang tunggu yang sempit, tidak terdapatnya kafetaria, ruang main anak yang kurang memadai, dan lain-lain). 3. Masih terdapat kesan menakutkan dari fasilitas kesehatan termasuk pada Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut. 4. Fasilitas yang terdapat pada Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut saat ini masih belum menjawab kebutuhan pengguna secara menyeluruh khususnya di saat pasien menunggu giliran. 5. Privasi pasien ketika mendapatkan perawatan kurang terperhatikan karena tidak adanya pembatas vertikal antara pasien satu dengan yang lainnya. D. Batasan Perancangan Perencanaan dan perancangan dari Rumah Sakit Khsus Gigi dan Mulut berada di Kota Bandung dan merupakan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas A yang akan memenuhi standar minimal pelayanan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 340 tentang Klasfikasi Rumah Sakit. E. Pendekatan dan Gambaran Capaian yang Dituju 1. Pendekatan Perancangan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem. Pendekatan sistem digunakan karena Rumah Sakit, termasuk Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut, memiliki tahapan prosedural atau standar operasional prosedur yang harus dipatuhi secara sistematis. Menurut Gordon (1989), sistem adalah sebagai suatu agregasi atau kumpulan objek-objek terangkat

5 dalam interaksi dan kesalingtergantungan yang teratur. Sedangkan Robert dan Michael (1991) menyatakan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi membentuk satu kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas sistem yang jelas. (sumber: Pranata Pembangunan Bidang Arsitektur oleh Budi Sudarwanto dkk). 2. Gambaran Capaian yang Dituju a. Studi Literatur Mengkaji literatur mengenai Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut mulai dari pengertian hingga spesifikasi kebutuhan khusus yang diperlukan sehingga menghasilkan dasar untuk perencanaan dan perancangan ke depannya. b. Studi Banding Studi banding bertujuan untuk menemukan kondisi dari Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang ada saat ini dan bagaimana permasalahan-permasalahan yang ada saat ini. Studi banding juga bertujuan sebagai referensi dalam mendesain sehingga memunculkan eksplorasi lebih dalam perancangan. c. Pengamatan di Lapangan Pengamatan di lapangan bertujuan untuk menemukan permasalahan secara langsung di lapangan sehingga dapat menemukan solusi yang akurat.

6 F. Kerangka Berfikir Diagram 1. 1. Kerangka Berfikir Latar Belakang Perancangan - Belum terdapat RSGM Non Pendidikan kelas A di Kota Bandung - Kebutuhan pelayanan tinggi - Fasilitas RSGM yang ada kurang memadai Maksud dan Tujuan - Merancang bangunan Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang nyaman dan tepat guna. - Merancang bangunan Rumah Sakit yang ramah akan kebutuhan aktivitas maupun perilaku pengguna. - Masalah Perancangan - Prosedural panjang dan kompleks (sirkulasi kompleks) - Kesan menakutkan - Kenyamanan pasien sangat rendah Pemahaman Proyek Kaji Banding - Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas B Kota Bandung - Thonglor Dental Hospital Pengumpulan Data - Studi Literatur - Kaji Banding Studi Literatur - Tinjauan Umum Kesehatan Gigi dan Mulut - Tinjauan Umum RSKGM Analisis - Analisis Lokasi : pemilihan lokasi - Analisis Tapak : matahari, sirkulasi, vegetasi, view, peraturan bangunan - Analisis Pemrograman: pengguna, aktivitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang Tema: Arsitektur Perilaku Konsep - Konsep Dasar - Konsep Perencanaan Tapak : pemintakatan, gubahan massa bangunan, pencapaian, hubungan ruang, sirkulasi, parkir. - Konsep Perencanaan Bangunan: bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, material, interioe, utilitas bangunan, sistem kebakaran, mekanikal dan elektrikal, lansekap. Desain (Sumber : Analisis Penulis, 2015)

7 G. Sistematika Laporan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini meliputi latar belakang proyek, maksud dan tujuan proyek, permasalahan perancangan yang akan diangkat, pendekatan yang digunakan dan kerangka berpikir sebagai acuan tahapan dalam perancangan. BAB II KAJIAN Kajian meliputi tentang teori-teori yang berkaitan dengan judul Tugas Akhir dan apa-apa saja yang dianggap relevan dan berkaitan dengan proyek serta dapat menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pemecahan secara arsitektural. BAB III DESKRIPSI PROYEK Bab ini meliputi gambaran umum proyek serta gambaran kondisi saat ini, aspek-aspek lingkungan yang ada pada eksisting, program ruang dan studi banding. BAB IV ELABORASI TEMA Pada bab ini akan dijabarkan latar belakang pengangkatan tema, kajian teoritis, serta aplikasi tema pada konsep proyek Tugas Akhir. BAB V KONSEP PERENCANAAN Konsep perencanaan yang dibahas adalah gagasan pada tapak dan bangunan. Konsep ini merupakan solusi yang dianggap tepat dari berbagai permasalahan yang ada. Konsep yang dibahas meliputi konsep tapak yaitu konsep pemintakatan, sirkulasi, gubahan massa, hierarki ruang dan utilitas. Konsep pada bangunan yang dirancanga terdapat konsep massa, fasad, material, struktur, interior, mekanikal elektrikal dan konsep lansekap. BAB VI HASIL PERANCANGAN Berupa seluruh hasi perancangan yang meliputi lokasi, bangunan proyek dan gambar-gambar pendukung lain.

8 DAFTAR PUSTAKA Terdiri dari daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan teoritis yang digunakan selama proses perencanaan dan perancangan proyek Tugas Akhir ini. LAMPIRAN Berupa data konsep, gambar hasil perancangan dan foto-foto tambahan.