BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) kini telah masuk ke. bertambahnya 100 orang yang pergi ke Suriah.

dokumen-dokumen yang mirip
Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah YouTube, yang berbentuk komunikasi massa audio visual. YouTube tidak

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang Persepsi Mahasiswa IAIN Antasari terhadap ISIS.

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menembus ruang dan waktu. Berbagai informasi dan berita yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

BAB III PELAKSANAAN PEREKRUTAN ANGGOTA ISIS TERHADAP WARGA NEGARA INDONESIA MELALUI MEDIA INTERNET

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Team Mirah Sakethi (2010, h.3) menjelaskan bahwa dari luas wilayah

Mam MAKALAH ISLAM. Engkau Hanyalah Pemberi Peringatan, Bukan Pemaksa

ANALISIS FRAMING BERITA SEPUTAR AKSI TERORISME. (Studi Berita Aksi Bom Sarinah Jakarta Pada Portal Berita Online. Detik.Com Edisi Januari 2016)

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

MEWASPADAI ISIS MEWASPADAI ISIS

Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menelan banyak korban sipil tersebut. Media massa dan negara barat cenderung

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

JURNAL KEBIJAKAN RUSIA TERHADAP ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA (ISIS) (Russia s Policy Toward Islamic State of Iraq and Syria ) Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB IV POTA (PREVENTION OF TERRORISM ACT) SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG TERORISME GLOBAL DAN FAKTOR PENDORONG DIBUATNYA POTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak, sudah sangat mengenal yang namanya

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

PERANGI IDEOLOGI GANAS: APAKAH ADA PENGHUJUNGNYA?

BAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umat islam di Indonesia. Kepercayaan, sikap-sikap dan nilai-nilai masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ideologi. Bagi Boediono dalam praktek kebijakan ekonomi tidak ada satu pun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Potensi ideologisasi..., Rocky Sistarwanto, FISIP UI, 2010.

KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

BAB II PROFILE SINGKAT ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA), ISIS SEBAGAI GERAKAN TERORISME GLOBAL MUNCUL

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

STRATEGI KONTRATERORISME AMERIKA SERIKAT TERHADAP ISIS DI IRAK SKRIPSI

Negara Jangan Cuci Tangan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB V. Penutup. yang terdiri dari gambar/foto, audio, dan video. 1. Kajian Propaganda dalam Teks

RENCANA KEGIATAN PELIBATAN KOMUNITAS SENI BUDAYA DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME (FKPT). TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Berita adalah proses simbolis di mana realitas diproduksi, diubah, dan

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

Analisis Isi Media Judul: MIP No.218 Jelang Pemilihan Ketua MPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 06/10/2014

RechtsVinding Online

Analisis Isi Media Judul: MIP No Teror Paris Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 16/11/2015

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1LATAR BELAKANG Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) kini telah masuk ke Indonesia. Menurut BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), pada 2013 dideteksi terdapat 56 orang Indonesia yang pergi ke Irak untuk bergabung dengan ISIS dan 16 orang diantaranya telah pulang dan merekrut anggota baru dari Indonesia. Menurut Assad (2015, h. 169),semenjak beredarnya video pidato dengan pria yang mengatasnamakan dirinya Abu Muhammad Al-Indonesi alias Bachrumsyah di tahun 2014, ISIS mulai menarik perhatian di Indonesia. Suhendi (2014, para 1) menuliskan, Bachrumsyah merupakan mahasiswa UIN (Universitas Islam Negeri) yang keluar semenjak semester tiga. Video dirinya yang berisikan propaganda untuk merekrut anggota baru untuk ISIS, mengakibatkan bertambahnya 100 orang yang pergi ke Suriah. Nuraniyah (2015) melihat bahwa di Indonesia, pengaruh ISIS sangat besar. Hal ini terbukti dari ekstrimis Pro ISIS membuat website berisikan dukungan mereka, seperti shoutussalam.com dan al-mustaqbal.net. Lebih lanjut menurut Nuraniyah (2015) asal mula pejuang ISIS dari Indonesia berawal dari beberapa kelompok seperti Mujahidin Indonesia Timur 1

(MIT), Forum Aksi Syariah Indonesia (FAKSI), Tahwid Wal Jihad, dan Darul Islam (DI) cabang Banten. Para militan ini seringkali harus membayar sendiri tiket perjalanan mereka ke Suriah melalui Turki, dan harus mendapat rekomendasi dari anggota ISIS agar dapat bergabung. menjelaskan bahwa modus perekrutan anggota ISIS dapat melalui pengajian, dan anggota ISIS yang berasal dari Indonesia mayoritas tidak berasal dari kalangan militan. IPAC (Institute For Policy Analysis of Conflict) (2014) juga menemukan data jika ISIS juga menaruh perhatian pada para pelajar di timur tengah yang mulai memasuki suriah pada tahun 2012. Banyak yang tidak memiliki ketertarikan pada kelompok militan namun mengikuti jejak temannya untuk berperang. Sebagai contoh, Wildan Mukhollad (19) dari Jawa Timur, yang kuliah di Universitas Al-Azhar di Kairo, memutuskan untuk melarikan diri secara diamdiam ke Suriah di penghujung tahun 2012. Anggota ISIS yang berasal dari kalangan pelajar ini, umumnya merasa berempati pada tragedi yang ada di daerah timur tengah, sehingga memutuskan untuk ikut berperang. Lebih lanjut menurut IPAC (2014), ISIS menarik militan yang mendukung kekerasan di Indonesia, karena kemenangannya di medan peperangan menjadikan ISIS diyakini sebagai pemegang prinsip jihadi yang paling benar. Adanya dukungan dari tokoh-tokoh keagamaan di Indonesia, seperti Abu Bakar Ba'asyir, Aman Abdurrahman, membuat jumlah calon anggota ISIS dari umat dan murid mereka terus meningkat. 2

Sa diyah (2014, para 3) menuliskan presiden Joko Widodo dalam meyikapi ISIS, tidak menggunakan kekerasan seperti yang sudah dilakukan oleh negara-negara lain, melainkan dengan menggunakan pendekatan keagamaan dan pendekatan budaya. Dalam kasus ISIS, media turut ambil bagian dalam memperluas pengaruh ISIS. Hal ini dapat dilihat dari beredarnya video anggota ISIS yang melakukan propaganda, sempat menjadi sorotan bagi berbagai media nasional. Terlebih lagi, karakter di dalam video tersebut dikenali sebagai warga negara Indonesia. Video yang dikaji dalam penelitian ini merupakan video berisikan rekaman anak-anak dalam bahasa Indonesia yang berlatih senjata tajam, api, dan juga serangan fisik. Di dalam video berdurasi sekitar dua menit itu, anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun ditunjukkan mahir mengokang senjata api, dan tidak segan untuk menyerang lawannya. Video ini diunggah di Alazzam Media, al-azzam Media, menggambarkan anak-anak muda yang berbahasa Indonesia belajar bahasa Arab dan menjalankan pelatihan senjata dan seni bela diri. Mereka mengatakan tidak takut menghadapi "musuh-musuh Allah" dan berjanji untuk memastikan bahwa hukum Islam diterapkan dan menjadi "mujahidin" atau pejuang suci Menurut Sihite (2015, para 10) Video dengan judul Cahaya Tarbiyah di Bumi Khilafah ini kemudian digunakan oleh ISIS sebagai propaganda untuk menekan lawan-lawannya, dan juga untuk mengajak anak-anak lain bergabung dengan jaringan mereka. 3

Menurut Mahmoud (2014, h. 112) terorisme dan jurnalisme memiliki sebuah simbiosis mutualisme dimana pemberitaan terkait terorisme memiliki nilai jual yang tinggi karena berita yang menakutkan bagi khalayak akan menjadi sorotan dan menarik. Sebagai contoh, Asmardika (2015, para 1-2) menuliskan, Pengamat terorisme dari Institute for Policy Analysis of Conflict, Sidney Jones, mengatakan jika para pejuang ISIS asal Indonesia yang ada di Suriah kembali ke Tanah Air maka gerakan ekstremis lokal akan semakin meningkat.warga Indonesia yang pergi ke Suriah dan bergabung dengan ISIS serta kelompok militan lainnya saat ini diperkirakan berjumlah 200 orang. Jika mereka kembali ke Indonesia disertai tambahan pengalaman dan legitimasi yang didapat maka akan memberi kekuatan ke kelompok teroris lokal. Hal ini didukung dengan pernyataan Behm (1991 dikutip dalam Prajarto, 2004, h.2) yakni,media massa dan teroris memiliki kepentingan yang sama. Pada tingkat ini, teroris menyusun dan memanfaatkan strategi media mereka dan di lain pihak, media menempatkan kepentingannya pada aktivitas kelompok teroris. Senada dengan Behm, kecurigaan terhadap adanya interdependensi teroris dan media ditegaskan oleh Giessmann (2002, h.134-136). Menurutnya, kelompok teroris mencari perhatian media untuk sebisa mungkin mendapatkan penerimaan publik. Kelompok teroris kerap mengusung sensasi sebagai nilai berita- yang mereka manipulasi untuk tujuan propaganda. Media massa, lebih lanjut, menerima bentuk simbiosis ini demi untuk mendapatkan gambar-gambar yang menarik dan berita-berita yang rnengejutkan serta menjadi leading newspaper terhadap kompetitornya. Padahal idealnya, menurut Giessmann, media massa memiliki kesempatan dan tanggung jawab 4

untuk membatasi persebaran terorisme dengan pemberitaan yang lebih bersandar pada kesadaran moral dan reportase yang dipilah-pilahkan. Menurut Mubarok (2010, h. 13), di Indonesia, istilah terorisme mulai muncul saat terjadi ledakan bom berkekuatan tinggi di Legian, bali pada tanggal 12 Oktober 2002. Saat itu, nama Jamaah Islamiyah (JI) menjadi jaringan teroris yang dikenal. Rangkaian ledakan bom di Indonesia kemudian dikaitkan dengan aktivitas Noordin M. Top yang pernah menjadi anggota JI. Menurut Hery Firmansyah (2011, h.3) tujuan dari aksi terorisme di Indonesia, masuk ke dalam kategori criminal terrorisme, karena didasari oleh motif kelompok tertentu yang didalamnya terdapat bentuk terror dari suatu agama atau kepercayaan yang bertujuan untuk membalas dendam. Lebih lanjut menurut Hery Firmansyah (2011, h.3) salah satu bentuk dari kejahatan terorisme yakni pengeboman pertama kali terjadi di Indonesia sejak tahun 1962, yang terjadi di kompleks Perguruan Cikini dengan maksud pembunuhan terhadap presiden pertama RI, Soekarno. Menurut Nurjuman (2012, h.5) Propaganda adalah Komunikasi yang aktif dan pasif dalam tindakan tindakan suatu massa yang terdiri atas individu individu yang diisatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis. Dalam penelitian ini, peneliti memilih obyek penelitian video propaganda ISIS karena besarnya dampak jangka panjang yang muncul akibat beredarnya video ini. Dampak yang peneliti maksud disini adalah pergeseran pola pikir anakanak dalam negeri, khususnya bagi yang belum memahami ilmu agama secara mendalam. 5

Menurut Idris, (2015, para 4), tujuan ISIS menyebarkan video latihan anak-anak adalah untuk menyatakan bahwa kelompok radikal ISIS yang mengatasnamakan Islam telah memiliki strategi jangka panjang, yakni bahwa 20 tahun kemudian mereka akan diisi dengan mujahid-mujahid yang lebih militan dan matang dalam ilmu pengetahuan militer. Sekulow (2014, h.20) Menuturkan, asal muasal ISIS sendiri sebenarnya dimulai dari tahun 1999, sebagai Jama'at al-tahwid wal-jihad, awal dari gerakan Tanzim Qaidat al-jihad atau yang lebih dikenal dengan gerakan Al Qaeda di Irak (AQI). Pada april 2013, ISIS kemudian terbentuk dibawah pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi. Pada Februari 2014, Al Qaeda memutus hubungan dengan ISIS dengan dalih kebrutalan kelompok itu. Gerakan ini pada dasarnya dimulai oleh orang orang dari kelompok Al- Qaeda yang bertekad mendirikan negara Islam di Irak, termasuk mengontrol gerakan kaum Sunni di Suriah. Semenjak Juni 2014, grup ini merubah nama menjadi IS (Islamic State). ISIS berisi orang orang ekstrimis yang sangat anti barat, ISIS sering mempromosikan kekerasan berlandaskan agama dan barangsiapa yang menolaknya akan dianggap kafir. ISIS bertujuan mendirikan sebuah khalifah, sebuah negara yang dipimpin oleh tokoh atau kelompok agama. Pemimpinnya dipercaya sebagai penerus Nabi Muhammad. Konstruksi isu berawal dari teori konstruksi sosial yang dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Berger dan Luckmann (1991, h. 33) berpendapat jika realitas tidak ada yang absolut, manusia memandang sebuah 6

kebenaran yang berbeda-beda tiap individunya. Teori konstruksi sosial kemudian diterapkan di metode analisis media, yaitu framing. Sudibyo (2001 dikutip dalam Kriyantono, 2006, h. 255) menjelaskan jika framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap aspek-aspek tertentu, dengan menggunakan istilah yang menggunakan suatu konotasi, dengan bantuan grafik atau alat bantuan lainnya. Dengan kata lain bagaimana realitas dibingkai, dikonstruksi dan dimaknai media. Peneliti memilih dua media, The Jakarta Post (thejakartapost.com) dan The Jakarta Globe (thejakartaglobe.beritasatu.com). Peneliti memilih media daring (dalam jaringan atau online) berdasarkan survei net index yang dilakukan oleh Yahoo! dan TNS (Taylor Nelson Sofres) di tahun 2013 yang menyatakan penggunaan internet meningkat menjadi 46 persen. Gambar 1.1 Peningkatan pemakaian internet di Indonesia dari tahun ke tahun Sumber : Yahoo Net Index 2013 7

Kedua media dipilih peneliti sebagai media massa daring berbahasa asing terbesar di Indonesia dan dibaca oleh kalangan terpelajar serta warga negara lain. Hal ini terbukti dengan analisa yang dilakukan oleh laman Alexa.com yakni : Gambar 1.2 Persentase dan demografis pembaca The Jakarta Post versi online Sumber : Alexa.com 8

Gambar 1.3 Persentase dan demografis pembaca The Jakarta Globe versi online Sumber : Alexa.com Menurut Desmuflihah (2015), media asing di Indonesia menjadi penting karena dapat memberikan perspektif masyarakat Indonesia terhadap berita mancanegara, sekaligus memberikan informasi yang update untuk warga lintas negara yang berdomisili di Indonesia untuk mengetahui isu dan kejadian di sekitar mereka. 9

1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana pembingkaian pemberitaan video dalam bentuk propaganda Latihan Militer Anak-Anak Indonesia di media The Jakarta Post dan The Jakarta Globe dimunculkan selama tanggal 17 Maret 2015? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui bagaimana pembingkaian pemberitaan video dalam bentuk propaganda Latihan Militer Anak-Anak Indonesia di media The Jakarta Post dan The Jakarta Globe dimunculkan selama tanggal 17 Maret 2015? 1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 MANFAAT TEORITIS Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian berikutnya dengan analisa yang lebih mendalam dibandingkan dengan penelitian ini. 1.4.2 MANFAAT PRAKTIS Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi praktisi dan pengamat media daring dalam mengetahui pembingkaian yang dilakukan media daring. 10