BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akhirnya menjadi jawaban atas pertanyan-pertanyaan penelitian ini.

Daftar Isi. Abstrak Kata Pengantar Ucapan Terima Kasih. Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bahasa, baik yang positif atau bahkan memberi suatu

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

2014 ALIH KOD E, CAMPUR KOD E, D AN ID IOLEK SUJIWO TEJO D ALAM BUKU REPUBLIK #JANCUKERS

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat. pada setiap bahasa, khususnya bahasa ibu atau bahasa asal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa merupakan periode seorang individu memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentuk berdasarkan undang-undang RI tahun 1999 tentang pembentukan

Gorontalo untuk berkomunikasi. Selain bahasa Gorontalo, Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Badan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi. masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, UNESCO,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. ada beberapa studi sebagai acuan kajian pustaka untuk kepentingan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS X SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

CAMPUR DAN ALIH KODE PADA POLA KOMUNIKASI ANTAR DOSEN DAN MAHASISWA DI LNGKUNGAN UNIKOM DALAM APLIKASI MEDIA SOSIAL - KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sumbangan-sumbangan yang positif dari bahasa Sunda dan bahasa Asing. Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Situasi Kebahasaan di Wilayah Pangandaran: Suatu Kajian Sosiolinguistik tentang Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa SUSI YULIAWATI NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kedwibahasaan atau sering disebut sebagai bilingualisme merupakan

Konsep Dasar Sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Letters. English Department. Strata 1 Program. of MTV VJs and BVoice Radio Presenters.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sangatlah penting bagi masyakat penuturnya. Pemakaian bahasa menuntut

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. pendiri bangsa Indonesia menyadari betul akan ancaman perpecahan bangsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. 1. Latar Belakang Penelitian Keadaan kebahasaan masyarakat perbatasan dengan bahasa yang beragam merupakan suatu fenomena yang menarik. Fenomena tersebut dapat menimbulkan kontak antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Kontak bahasa sering terjadi dan menimbulkan penutur bahasa di perbatasan menguasai lebih dari satu bahasa. Fenomena kontak bahasa tadi terjadi pada tataran makro dan mikro dengan pengguna bahasa yang memiliki kompetensi dua bahasa atau lebih. Menurut pendapat Coulmas (1998:9), penggunaan atau kompetensi dua bahasa atau lebih itu disebut multilingual. Bilingual adalah terminologi untuk berbicara lebih dari satu bahasa. Menurut pendapat Myers-Scotton (2006:2), bilingual digunakan sebagai terminologi untuk multilingualisme yang juga disebut berbicara lebih dari satu bahasa. Mungkin menjadi suatu keterkejutan dari masyarakat umum, banyak orang di dunia ini adalah bilingual daripada monolingual. Bilingual adalah bagian dari kondisi atau keadaan dari manusia dunia ini tidak pernah tanpa adanya banyak bahasa. Menurut Myers-Scotton (2006:2), adanya lebih dari 2000 bahasa

yang berbeda atau mungkin lebih banyak lagi. Yang menstimulasi bilingualisme adalah kontak antara pribadi dengan orang lain melibatkan lebih dari satu bahasa. Kontak bahasa muncul dimasa lalu melalui jalan kolonialisme. Pada saat ini, perpindahan penduduk, perjalanan bisnis dan pendidikan adalah kekuatan utama yang mempersatukan penutur bahasa. Oleh sebab itu tujuan untuk saling memahami satu sama lain membuat seseorang harus belajar bahasa yang lain ataupun mencampur atau beralih bahasa ketika berkomunikasi Di dalam masyarakat dengan penggunaan dan kompetensi dua bahasa (masyarakat multilingual) pada saat bersamaan, masyarakat ini mungkin terlibat dalam suatu percampuran atau peralihan bahasa yang dinamakan alih kode. Fenomena alih kode inilah yang menarik untuk diteliti. Peralihan dan percampuran bahasa dalam masyarakat mempunyai aspek yang mempengaruhinya. Salah satu faktornya adalah faktor geografis perbatasan antara satu komunitas bahasa dengan komunitas bahasa yang lain. Daerah perbatasan antara Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang tepatnya di Kecamatan Rengasdengklok memunculkan fenomena penggunaan bahasa yang menarik. Berdasarkan faktor geografisnya kemungkinan fenomena yang muncul itu karena adanya dua atau lebih bahasa yang terjadi dalam kontak komunikasinya. Bahasa yang menjadi standar bahasa bercampur dengan bahasa lainnya. Bahasa asli dari daerah Kabupaten Bekasi adalah bahasa Melayu dialek Bekasi. Bahasa itu mirip bahasa Melayu dialek Betawi sedangkan daerah Rengasdengklok di Kabupaten Karawang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi adalah bahasa Sunda

Berdasakan faktor perbatasan, fenomena alih kode dan campur kode membuat masyarakat di perbatasan mempunyai kompetensi dalam dua bahasa. Kompetensi dalam dua bahasa kemungkinan mempunyai fungsi interaksi sosial. Fungsi tersebut diantaranya adalah bahasa sebagai media penyampaian tujuan. Dengan masyarakat pengguna bahasa beralih kode atau mencampurkan kode dari satu bahasa ke bahasa yang lain dapat dikatakan sebagai cara untuk menyampaikan tujuan tersebut. Dalam penggunaan bahasa Melayu dialek Betawi, bahasa Sunda, dan bahasa lainnya di perbatasan, pada umumnya penggunaan tersebut mempunyai kecenderungan untuk saling memahami antarpenuturnya. Penutur yang satu dapat memahami penutur yang lain ataupun tidak saling memahami merupakan suatu kemungkinan yang dapat terjadi. Dalam hal ini, fenomena percampuran dan peralihan antara dua ragam bahasa yang berbeda itu mungkin muncul disebabkan adanya suatu motivasi dan tujuan yang melatarbelakanginya. Motivasi dari alih kode dan campur kode pada masyarakat perbatasan kemungkinan berkaitan erat dengan psikologi. Fenomena psikologis tersebut adalah bagaimana sikap dan persepsi dari kelompok masyarakat penutur itu sendiri. Motivasi penutur di perbatasan mungkin dapat timbul dari pilihan individu sebagai penanda identitas, untuk saling memahami, dan lain-lain. Penelitian mengenai alih kode dari masyarakat perbatasan ini mencoba untuk mengungkapkan bagaimana faktor geografis perbatasan berpengaruh kepada bentuk dan tujuan dari bahasa penutur tersebut. Penelitian ini diharapkan

dapat mengetahui apa bentuk dan tujuan dari bahasa dalam kelompok penutur bahasa di perbatasan yang dikaitkan dengan bentuk dan motivasi dalam alih kode penutur dalam berkomunikasi sehari-hari. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengkaji bentuk dan motivasi dari alih kode dan campur kode dalam masyarakat perbatasan di daerah perbatasan. Penelitian ini bertujuan untuk dengan mengkaji hubungan penggunaan bahasa pada masyarakat perbatasan tersebut yang dikaitkan dengan motivasi dibaliknya. Oleh sebab itu penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul, Bentuk dan Motivasi Alih kode pada Masyarakat Perbatasan Karawang dan Bekasi 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dirumuskanlah masalah penelitian yaitu bagaimanakah bentuk dan motivasi yang muncul dari alih kode pada masyarakat Rengasdengklok Kab. Karawang. Rumusan masalah ini dapat dijabarkan ke dalam dua pertanyaan berikut: 2.1 Bagaimana bentuk alih kode pada masyarakat perbatasan Kab. Karawang dan Kab. Bekasi. 2.2 Bagaimana motivasi alih kode pada masyarakat perbatasan Kab. Karawang dan Kab. Bekasi

3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah: 3.1 Apa bentuk alih kode dari masyarakat perbatasan Kab. Karawang dan Kab. Bekasi? 3.2 Apa motivasi dari masyarakat perbatasan Kab. Karawang dan Kab. Bekasi ketika terlibat dalam alih kode? 4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ingin mengetahui: 4.1 Bentuk alih kode (code-switching) dari masyarakat perbatasan Karawang dan Bekasi ketika terlibat dalam komunikasi. 4.2 Motivasi masyarakat perbatasan Karawang dan Bekasi menggunakan alih kode (code-switching) dalam komunikasinya. 5. Manfaat Penelitian 5.1 Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi perkembangan studi mengenai alih kode. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dibidang alih kode. 5.2 Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memahami fungsi sosial dari bentuk komunikasi masyarakat perbatasan yang mempunyai beragam etnik sehingga cara dan tujuan dalam komunikasi dapat kita ketahui.

5.3 Penelitian ini diharapkan mampu melihat persepsi masyarakat perbatasan dan dapat mengetahui makna yang terkandung didalamnya sehingga dapat mengatasi permasalahan komunikasi antara penutur bahasa yang berbeda. 6. Definisi Operasional 6.1. Motivasi Definisi motivasi menurut Gardner (1985:10) adalah kombinasi dari usaha ditambah keinginan untuk meraih tujuan dari pembelajaran bahasa dan sikap yang baik kepada pembelajaran bahasa. Gardner dan Lambert (1959 dalam Gardner, 1985:10) memfokuskan dua bentuk orientasi (tujuan) dalam motivasi yaitu integratif dan instrumental. Orientasi integratif dikarakteristikan oleh sebuah keinginan untuk dihargai sebagai anggota oleh komunitas bahasa (orientasi integratif merefleksikan atribut yang dihubungkan dengan konteks kultural dari bahasa). Orientasi integratif merujuk kepada motivasi ketika seseorang mempelajari bahasa ke dua untuk dapat berinteraksi masyarakat bahasa dan menjadi dekat dengan masyarakat bahasa. Orientasi integratif merefleksikan ketertarikan dalam membentuk kedekatan hubungan dengan masyarakat bahasa yang lain. Orientasi instrumental adalah orientasi yang menekankan kepada keinginan dari sisi kepraktisan seperti mendapatkan pekerjaan atau lulus dari sebuah ujian. 6.2.Perbatasan Perbatasan adalah daerah atau jalur pemisah antara unit-unit politik (Negara) atau daerah dekat batas (Kamus besar bahasa Indonesia, 1990).

6.3.Alih kode Menurut Myers-Scotton (1983:433) alih kode (Code-switching) adalah perubahan oleh seorang pembicara (pengguna bahasa) dari satu bahasa atau ragam bahasa satu sama lain, penggunaan dua atau lebih bahasa dalam satu waktu pertukaran bahasa. Istilah alih kode (code-switching) menurut Milroy dan Gordon (2003:209), alih kode menggambarkan fenomena pergantian dan pencampuran berbagai bahasa (atau dialek) dalam percakapan yang sama, giliran yang sama, atau kalimat sama. Richards dan Schmidt (2002:81), Pengertian alih kode adalah ketika salah satu pembicara menggunakan satu bahasa dan jawaban pembicara lain dalam bahasa yang berbeda. Seseorang mungkin mulai berbicara satu bahasa dan kemudian mengubah ke bahasa yang lain di tengah pembicaraan mereka, atau kadang-kadang bahkan di tengah kalimat. Wardaugh (2006:101), alih kode (code-switching) yang juga disebut campur kode dapat terjadi diantara pergantian percakapan atau dalam percakapan tunggal. Dalam kasus terakhir itu dapat terjadi antara kalimat (intersentential) atau dalam satu kalimat (intrasentential). Penjelasan mengenai bentuk alih kode dalam penelitian ini mengacu pada analisis yang dikemukakan oleh Myers-Scotton (1993, dalam Myers- Scotton, 1998) yaitu analisis Matrix language frame (MLF). Matrix language frame terdiri dari matrix language dan embedded language. Matrix language (ML) adalah bahasa yang menetapkan bentuk gramatikal dalam konstituensi

campuran (mixed constituent). Dalam matrix language, satu bahasa merupakan bingkai gramatikal untuk sebuah klausa atau kalimat yang memuat morfem dari dua bahasa. Bagian lain dari matrix language frame adalah embedded Language (EL). Embedded language itu sendiri adalah sisipan dari bahasa lain yang masuk ke dalam matrix language. Dalam pandangan Matrix language frame secara umum bahasa-bahasa yang terdapat dalam alih kode tidak sepenuhnya seimbang. Pada alih kode hanya satu bahasa yang menjadi bingkai gramatikal dalam kalimat atau klausa. 7. Penutup Demikian pendahuluan yang memberikan gambaran umum mengenai penelitian ini. Pada bab selanjutnya, disajikan kajian pustaka yang membahas mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian ini.