Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia lahir sampai 6 tahun. Pada masa anak-anak khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. afektifnya. Pada masa usia emas, orang tua mulai memberikan pendidikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk. pendidikan Sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan yang unik. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk menenrukan dasardasar

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

Transkripsi:

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk Tahun ajaran baru selalu membuat orang tua menjadi sibuk. Selain mencari sekolah yang dianggap baik, juga biaya yang semakin mahal dan anak juga harus disiapkan kemampuannya bahkan sampai ada Taman Kanak-kanak (TK) yang melakukan tes masuk untuk calon murid-murinya. Sebagian orang tua menganggap hal tersebut merupakan aturan yang berlebihan, sebagian menganggap biasa bahkan tidak jarang pada anak play group diberikan tugas di rumah (PR) agar kelak siap masuk taman kanak-kanak. Sebetulnya apa yang dimaksud anak sudah siap sekolah tersebut? Jika orang tua mengetahui kemampuan apa yang harus dimiliki anak sebelum masuk sekolah tentunya hal tersebut akan mem- bantu setiap orang tua untuk mempersiapkan dan dapat mengamati sendiri anaknya apakah sudah siap untuk sekolah. Pada saat anak mulai memasuki bangku sekolah dengan keadaan siap untuk belajar, mereka lebih mudah untuk berhasil mengikuti pelajaran di sekolah. Di Amerika, guru-guru TK melaporkan sedikitnya setengah anak didiknya mempunyai masalah pada saat memulai pendidikan, termasuk didalamnya kesulitan mengikuti perintah, rendahnya kemampuan akademik dan atau kesulitan ber aktivitas secara mandiri. Masa sebelum masuk sekolah merupakan periode sampai usia 5 tahun (Balita). Mereka merupakan generasi penerus bangsa yang perlu perhatian, karena awal kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan. Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita lebih plastis. Plastisitas otak ini mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, berarti otak balita lebih terbuka untuk belajar dan diperkaya. Sedangkan sisi negatifnya adalah otak balita lebih peka terhadap lingkungan, terutama lingkungan yang tidak mendukung termasuk kemiskinan dan stimulasi yang kurang. Sehingga masa ini disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period), atau "jendela kesempatan" (window of opportunity) atau "masa kritis" ( critical period ). Berhubung masa ini tidak berlangsung lama, maka anak harus mendapat perhatian yang serius pada awal kehidupannya, yaitu: gizi yang baik, stimulasi yang memadai, mengeliminasi faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak, juga deteksi dini 1 / 5

terhadap penyimpangan tumbuh kembang. BATASAN KESIAPAN BERSEKOLAH Secara konvensional batasan Kesiapan Bersekolah dipandang sempit hanya terbatas pada masalah kesiapan akademik yang terstruktur. Namun demikian berdasarkan penelitian pada perkembangan anak dan edukasi dini, batasan dari kesiapan bersekolah ternyata lebih luas, di dalamnya tercakup kesiapan fisik, sosial dan emosional, termasuk kesiapan secara kognitif. Terdapat 3 komponen utama untuk kesiapan bersekolah yaitu kesiapan anak, kesiapan sekolah dan kerangka investasi masyarakat. I. Kesiapan anak Terdapat 5 aspek utama: dalam kesiapan anak 1. Kesehatan fisik dan perkembangan motorik: Aspek ini meliputi status kesehatan, pertumbuhan dan kemampuan fisik. Termasuk juga didalamnya kemampuan fisik seperti kemampuan menggunakan otot-otot kecil/ motorik halus dan kemampuan menggunakan otot-otot besar/ motorik kasar, hal ini juga terkait pada kondisi selama dan setelah kelahiran. 2. Perkembangan sosial dan emosional: Perkembangan sosial merujuk pada kemampuan anak untuk berinteraksi secara sosial. Kemampuan adaptasi yang positif terhadap lingkungan sekolah membutuhkan kemampuan sosial untuk saling pengertian dan bekerja sama. Perkembangan emosionat termasuk di dalamnya kemampuan persepsi terhadap dirinya, kemampuan memahami emosi orang lain dan kemampuan untuk mengerti serta mampu mengekspresikan perasaannya. 3. Pendekatan pembelajaran: Aspek ini merujuk pada kecenderungan menggunakan keahlian, pengetahuan dan kemampuan. Komponen kuncinya termasuk antusiasme, keingintahuan dan kemampuan menyelesaikan tugas, seperti pola temperamen dan nilai kultural. 4. Perkembangan bahasa Aspek ini meliputi bahasa verbal dan kemampuan membaca. Bahasa verbal meliputi kemampuan mendengar, berbicara dan perbendaharaan kata. Kemampuan membaca termasuk membaca tulisan, pengertian tehadap suatu cerita dan proses menulis. 5. Kognisi dan pengetahuan umum Aspek ini meliputi kemampuan untuk mengetahui sifat dan benda tertentu dan kemampuan yang didapat dengan mengamati objek, peristiwa atau orang mengenai kesamaan, 2 / 5

perbedaan dan hubungannya. Termasuk juga pengetahuan tentang konsep perhitungan. 2. Kesiapan sekolah Kriteria sekolah yang slap mendukung pembelajaran dan perkembangan anak merupakan sekolah yang mempunyai ciri-ciri: terdapatnya masa transisi antara lingkungan rumah ke lingkungan sekolah. - berusaha mempertahankan kontinuitas antara asuhan awal, program pendidikan yang diterapkan dan pendidikan sekolah dasar. - menolong anak untuk belajar dan dapat mengerti kompleksitas dunia yang dihadapinya. - memiliki kepedulian terhadap keberhasilan yang dicapai oleh setiap anak didik. - memperkenalkan dan mengembangkan pendekatan-pendekatan yang telah terbukti berhasil meningkatkan keberhasilan proses belajar. 3. Kerangka investasi masyarakat pada kesiapan bersekolah Kesiapan bersekolah dari sudut pandang komunitas pada hakekatnya adalah bentuk investasi masyarakat dalam membentuk kualitas masyarakat yang tinggi dikemudian hari. Faktor dukungan keluarga, pola asuh, pendidikan dan faktor lingkungan Iainnya ternyata memberikan pengaruh kuat yang dapat membantu perkembangan anak. PENILAIAN KESIAPAN BERSEKOLAH 1. Tes Psikologis Tes psikologis biasanya dilakukan oleh psikolog. Hasil tes ini dapat memberikan informasi bahwa ada sesuatu masalah yang spesifik pada anak, untuk selanjutnya mereka akan mendapatkan intervensi dini dan setelah itu dilakukan evaluasi apakah ada manfaatnya bagi anak tersebut, atau harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 2. Ceklist Kesiapan Bersekolah Merupakan alat yang sederhana dan memungkinkan penggunaan secara luas. Orang tua dapat mengetahui secana umum kemampuan anak sebagal prasyarat masuk TK atau sekolah dasar 3 / 5

Taman Kanak-kanak - Mengetahui warna dasar - Mengenal beberapa huruf besar - Mengenal angka 1-10 - Menulis nama pertama dengan jelas - Menggambar meniru bentuk - Dapat menghitung benda satu demi satu - Bermain secara kooperatif Sekolah Dasar - Mengetahui alamat dan tanggal lahir - Mengenal semua huruf (huruf besar dan kecil) - Mengenal suara yang dibentuk oleh suatu kata - Membaca beberapa kata sederhana - Mengerti konsep "lebih banyak" dan "lebih sedikit" - Dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dengan anak lain - Mengerti humor PENUTUP Pada lima tahun pentama kehidupan, anak mengalami penkembangan yang pesat pada semua bidang perkembangan. Misalnya perkembangan bahasa, kemampuan kognitif, kemampuan mengendalikan emosi, stres dan kemampuan bekerjasama dengan teman sebayanya. Tercapainya kemampuan perkembangan ini sangat erat kamtannya dengan stimulasi/latihan yang didapat, sedangkan sebagian besar waktu anak bensama keluarga khususnya ibu. Maka sudah sewajarnya seluruh anggota keluarga turut terlibat memberikan Iingkungan yang balk khususnya dalam memberikan nutnisi dan stimulasi sehingga anak balita dapat tumbuh kembang secara optimal. Semua yang sudah dibicarakan di atas tersebut masih harus kita tambahkan bentuk kegiatan untuk mengenal dengan baik nilai-nilai moral yang ada dalam agama Islam. Sub Bagian Tumbuh Kembang/ Pediatni Sosial FKUP/RSHS, Bandung 4 / 5

Sumber : IDAI.or.id 5 / 5