INOVASI PROSES DI SUATU INDUSTRI SANDAL

dokumen-dokumen yang mirip
KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

Perancangan Keseimbangan Lintasan Produksi untuk Mengurangi Balance Delay dan Meningkatkan Efisiensi Kerja

Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus)

PERANCANGAN LINE BALANCING DALAM UPAYA PERBAIKKAN LINI PRODUKSI DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT CATERPILLAR INDONESIA

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

BAB VI LINE BALANCING

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

Usulan Perbaikan Performansi Lini Produksi PT. XYZ

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN KESEIMBANGAN LINTASAN GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA TUGAS AKHIR

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR DAN MESIN PADA DIVISI PACKAGING PT KIMIA FARMA (Persero) Tbk. UNIT PLANT WATUDAKON, JOMBANG

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.


BAB I PENDAHULUAN. work center. Waktu yang diijinkan untuk menyelesaikan elemen pekerjaan itu

PENINGKATAN PRODUKSI DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA PD TEGAS

LINE BALANCING LINI PERAKITAN PRODUK TORCH LIGHT (STUDI KASUS PT ARISAMANDIRI PRATAMA)

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #1 Ganjil 2016/2017. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN SEBAGAI FUNGSI OUTPUT PRODUKSI DI PT INDOJAYA PRIMA SEMESTA-PASURUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR)

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

Perbaikan Sistem Kerja Dan Aliran Material Pada Pt. M Motors and Manufacturing

Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis

Analisa Tata Letak Pabrik dan Perhitungan Waktu Baku Pabrik Helmet

DEVIS ZENDY NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI

Analisis Line Efficiency pada Proses Assembly Produk F-25TGU pada Business Unit Fan PT Panasonic Manufacturing Indonesia

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS

BAB II LANDASAN TEORI

Upaya Peningkatan Output Produksi Pada Fasilitas Kerja Departemen Preparation Di PT. Integra Indocabinet

Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Manajemen Perakitan Mesin Traktor Tangan Iseki-Agrindo Model KAI 711

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KUE PIA XYZ

ANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE TIME STUDY PADA PERUSAHAAN PERAKITAN SPEAKER ABSTRAK

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BIAYA KUALITAS MELALUI PENEDEKATAN SIMULASI (Studi Kasus di CV. SINAR BAJA ELEKTRIC)

Pengurangan Bottleneck dengan Pendekatan Theory of Constraints pada Bagian Produksi Kaos Kaki di PT. Matahari Sentosa Jaya

SIMULATION OF TRAJECTORY BALANCE PROCESS IN THE EFFORT OPTIMAL TIME OF PRODUCTION PROCESS PLASTERBOARD St. Salammia L.A.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Tugas Akhir Statistika ITS, 12 Januari 2011

IMPLEMENTASI SHOJINKA PADA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN PENGATURAN TENAGA KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA FLEKSIBEL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. PERBAIKAN LINI PROSES PEMOTONGAN NATA DE COCO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN KONSEP PENYEIMBANGAN LINI (Studi kasus : PT XYZ)

Penentuan Beban Kerja Transporter pada Departemen Assembly & Decoration di PT. X

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR

Peningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

USULAN PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI PADA LINE FINAL ASSEMBLING KWH OB91Z GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN PRODUK

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 84-93 INOVASI PROSES DI SUATU INDUSTRI SANDAL Tandy Ivanno Handoyo Alumnus Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri - Universitas Kristen Petra Kriswanto Widiawan Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri - Universitas Kristen Petra ABSTRAK Masalah yang akan dibahas adalah proses kerja pada lantai produksi di bagian jahit yang memberlakukan line process system. Proses ini menimbulkan kemacetan, keterlambatan, arus bolak-balik antar pekerja dan penumpukan material yang mengganggu produktivitas. Pada penelitian ini akan dilakukan inovasi proses pada sistem alur kerja dengan cara membentuk kelompok kerja. Ada dua ide alternatif kelompok kerja yang akan diuji, yaitu pengelompokan berdasarkan proses dan pengelompokan berdasarkan line utuh. Setelah terpilih ide alternatif terbaik, dilakukan keseimbangan lintasan dengan metode COMSOAL (Computer Method of Sequencing for Assembly Lines). Hasil penelitian menunjukkan ide terbaik adalah pengelompokan dengan line utuh. Setelah dilakukan keseimbangan lintasan, diperoleh peningkatan efisiensi sebesar 29,2% dibandingkan kondisi sebelum diterapkan keseimbangan lintasan. Kata kunci: inovasi proses, keseimbangan lintasan. ABSTRACT The problem which will be discussed is assembly lines in the shop floor, especially in sewing department. This department used line process system, that arised problems such as process jam, delay, wasting time of workers and too much holding materials. This research introduced process innovation, i.e. forming workgroups among workers. There are two alternative ideas which will be assessed. First, work-groups by process. Second, work-groups by complete line. After choosing the best idea, then the process was followed up with line balancing method with COMSOAL (Computer Method of Sequencing for Assembly Lines). The result showed that the second idea (complete line work groups) is better than the first one. Efficiency improvement is 29.2 % compared by the efficiency before the application of line balancing. Keywords: process innovation, line balancing. 1. PENDAHULUAN Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah proses kerja pada lantai produksi di bagian jahit. Pekerja harus menunggu untuk mengambil tiap komponen dan menyetor kembali produk jadi ke gudang. Hal ini menyebabkan aliran produk tidak dapat dimonitor. Sistem ini juga menimbulkan kemacetan dan keterlambatan (delay) proses pada bagian pengepakan, karena proses yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Terjadi juga aliran transportasi (bahan dan pekerja) yang tidak teratur. Tujuan penelitian ini adalah melakukan inovasi proses produksi pada sistem alur kerja di bagian jahit, dengan cara membentuk kelompok kerja. Setelah dilakukan pengujian untuk memperoleh ide terbaik, penelitian diteruskan dengan kajian keseimbangan lintasan menggunakan metode COMSOAL (Computer Method of Sequencing for Assembly Lines). 84

INOVASI PROSES DI SUATU INDUSTRI SANDAL (Tandy Ivanno Handoyo & Kriswanto Widiawan) Adapun lingkup pembahasan dibatasi pada kondisi dan hal-hal berikut: Inovasi proses produksi yang diciptakan terbatas pada perbaikan proses kerja di bagian jahit atau kap saja. Produksi sandal dipilih hanya dalam 1 seri, yaitu ukuran 37, 38, 39, 40, 41, 42, dengan model sandal sama untuk semua produk. Tidak dilakukan tinjauan dari sudut pandang ergonomi dan kebutuhan estetika. Tidak dilakukan analisa biaya perancangan ulang (relayout). 2. PEMBANGKITAN IDE INOVASI Sebelum diketengahkan ide inovasi, hal penting yang perlu dijelaskan mengenai kondisi awal perusahaan adalah sebagai berikut: Sistem gaji diberikan setiap hari, operator yang dapat mengerjakan di atas target akan mendapat bonus Tiap operator menguasai lebih dari 1 proses Fungsi gudang hanya sebagai transit, yaitu menerima dan menyerahkan tiap bagian sandal untuk dikerjakan oleh operator Jumlah operator 120 orang Jumlah mesin jahit ada 120 buah, yang terdiri dari 80 mesin jahit biasa dan 40 mesin jahit zigzag, dengan pembagian: mesin jahit biasa untuk proses: jahit 2 bagian perekat, jahit pinggir (kun) dan pasang kap, sedang mesin jahit zigzag untuk proses: jahit zigzag Mesin jahit biasa dan mesin jahit zigzag dapat diubah fungsinya Ide inovasi yang akan dilakukan adalah membagi kelompok kerja yang baru berdasarkan dua pengelompokan: 2.1 Pengelompokan Berdasarkan Proses Pengelompokan berdasar proses berarti dalam 1 kelompok hanya terdapat 1 proses, sehingga 1 kelompok tidak langsung menghasilkan produk jadi. A A A A A * B B B B * sampai proses H H H H H H * 1 2 3 4 5 6 7 8 9 115 116 117 118 119 120 Keterangan: * = jumlah orang yang menangani aktivitas tersebut, dapat diubah sesuai dengan waktu kerja proses tersebut, huruf = menunjukkan proses kerja dan angka = menunjukkan operator 2.2 Pengelompokan Berdasarkan Line Utuh Pengelompokan berdasarkan line utuh berarti dalam 1 kelompok terdapat 8 proses yang langsung menghasilkan produk jadi. A B C D E F G H Keterangan: jumlah operator yang terlibat, disesuaikan dengan waktu kerja proses tersebut. Batasan-batasan dalam menetapkan ide inovasi yang akan dilakukan: Tiap pekerja dapat mengerjakan lebih dari satu proses dengan kemampuan yang sama. 85

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 84-93 Tidak dibatasi oleh perbandingan jumlah mesin jahit biasa dan zigzag. Tingkat kemampuan (skill) tiap kelompok kerja dipilih yang sama. Kuesioner diisi oleh pihak manajemen dan operator (pekerja). 3. PEMILIHAN IDE INOVASI Tabel 1 menampilkan matriks penentuan kriteria prioritas dan bobot melalui hasil kuesioner oleh 5 orang manajemen dan 15 orang operator, yang masing-masing menentukan tiga pilihan utama dalam hal kriteria. Penetapan bobot 50% untuk manajemen dan 50% untuk operator merupakan kesepakatan dengan pihak manajemen perusahaan. Melalui kuesioner pemilihan ide (ditetapkan nilai dari 1-5 untuk mendapatkan rating) yang diisi oleh 5 orang pihak manajemen dan 15 orang operator (pekerja), akan dihasilkan ide terbaik dengan mengalikan rating dengan bobot masingmasing kriteria. Lihat Tabel 2. Tabel 1. Matriks Penentuan Kriteria Prioritas dan Bobot No Kriteria Pilihan Responden Ranking Persentase M=Manajemen, O=Operator Kriteria Bobot (%) M (50 %) O (50 %) Prioritas 1 Produktivitas 5 10 27.78 1 2 Keleluasaan - 2 2.22 8 3 Pengawasan 2 1 7.78 6 4 Kualitas akhir 3 6 16.67 3 5 Keamanan kerja - 3 3.33 7 6 Efisiensi 4 8 22.22 2 7 Kondisi fisik - 8 8.89 5 8 Penempatan kerja - 1 1.11 9 9 Perawatan mesin - - - 10 10 Kerjasama tim 1 6 10 4 TOTAL 60 100 Tabel 2. Matriks Pemilihan Ide Skor Pilihan Ide No Kriteria Ide 1 Skor 1-5 Ide 2 Skor 1-5 1 Produktivitas 3.2 4.15 2 Efisiensi 3.2 4.25 3 Kualitas Akhir 2.8 3.65 4 Kerjasama Tim 2.55 4.3 5 Kondisi fisik 2.85 4.25 Keterangan: Skor 1 = sangat rendah Skor 2 = rendah Skor 3 = cukup Skor 4 = tinggi Skor 5 = tinggi sekali 86

INOVASI PROSES DI SUATU INDUSTRI SANDAL (Tandy Ivanno Handoyo & Kriswanto Widiawan) Tabel 2 dipakai untuk mendapatkan rata-rata skor atau rata-rata nilai (rating) dengan skor 1 untuk terendah dan 5 tertinggi. Dari Tabel 2 tampak skor ide 2 untuk semua kriteria memiliki keunggulan dari ide 1. Selanjutnya skor ini dikalikan dengan bobot pada Tabel 1 untuk memperoleh pilihan ide terbaik. Lihat Tabel 3. Tabel 3. Matriks Peringkat Ide Konsep-Konsep Kriteria Bobot Ide 1 Ide 2 Prioritas Rating Nilai x Bobot Rating Nilai x Bobot Produktivitas 27.78 3.2 0.8889 4.15 1.1529 Efisiensi 22.22 3.2 0.7110 4.25 0.9444 Kualitas akhir 16.67 2.8 0.4667 3.65 0.6085 Kerjasama tim 10 2.55 0.2550 4.3 0.4300 Kondisi fisik 8.89 2.85 0.2533 4.25 0.3778 Nilai Total 2.5749 3.5136 Tingkatan 2 1 Keputusan? Tidak Dikembangkan Dari Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa ide 2 merupakan ide terbaik dan akan dikembangkan lebih lanjut menuju pembentukan kelompok kerja. 4. PENGEMBANGAN IDE TERBAIK Pertama-tama akan dilakukan perhitungan Waktu Standar (Ws) untuk proses ide 2. Dengan menghitung Ws dapat diperkirakan output setiap harinya. Setelah itu dapat dibentuk kelompok kerja untuk proses ide 2. Tujuannya adalah untuk menghasilkan komposisi jumlah operator dalam satu kelompok dengan metode keseimbangan lintasan menggunakan metode COMSOAL. Tabel 4. Waktu Standar (Ws) dari Tiap Proses No Proses Waktu Normal Allowance W S (detik) W S (detik) (detik) (detik) 1 sandal 1 pasang 1 Jahit 2 bagian perekat 17.8525 0.12 20.2869 40.5738 2 Pengeleman outsol dan insol 6.1140 0.13 7.0276 14.0551 3 Jahit pinggir (kun) 3.4301 0.14 3.9885 7.9770 4 Jahit zigzag 11.608 0.11 14.2165 28.4331 5 Pasang kap 10.3924 0.14 12.0816 24.1683 6 Finishing 8.8369 0.14 10.2754 20.5509 (lem dan jahit label) 7 Inspeksi 4.4363 0.11 4.9846 4.9846 8 Packing 22.7968 0.11 25. 6144 51.2288 Sementara itu pengukuran waktu kerja dilakukan dengan menggunakan jam henti dan diambil sebanyak 20 data serta dites kenormalan, keseragaman dan kecukupan datanya. 87

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 84-93 Ternyata semua tes berhasil dilewati dengan baik. Data Ws untuk setiap proses ditunjukkan pada Tabel 4 di atas. Pada perhitungan di atas, proses inspeksi dilakukan untuk 1 pasang sandal. Dengan demikian diketahui bahwa proses jahit 2 bagian perekat mempunyai waktu standar 40.5783 detik. 4.1 Kondisi Awal Sebelum Dilakukan Keseimbangan Lintasan Berikut ini akan ditunjukkan perhitungan Balance Delay dan Efisiensi Lintasan Kondisi Awal dengan mengambil hasil pengukuran pada Tabel 5. Tabel 5. Kebutuhan Operator pada Kondisi Awal No. Aktivitas Aktivitas Te (detik) Jumlah Operator (orang) 1 Jahit 2 bagian perekat 40.58 1 2 Pengeleman outsol dan insol 14.05 1 3 Jahit pinggir (kun) 7.98 1 4 Jahit zigzag 28.43 1 5 Pasang kap 24.17 1 6 Finishing (lem dan jahit label) 20.55 1 7 Inspeksi 4.98 1 8 Packing 51.23 1 Total 8 Keterangan: Te = waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk mengerjakan komponen pekerjaan yang terkecil, n = 8 stasiun kerja, Tc = 51.23 detik, Twc = 191.98 detik, d = ( 8x5123. ) 19198. = 0.5316= 53.16 % dan E = 1-0.5316 = 0.4684 = 46.84 % 8x5123. Waktu Siklus Produksi Sandal Bagian Kap Target produksi per hari (7 jam kerja/hari) untuk tiap proses pembuatan sandal bagian kap adalah 507 unit (7600 unit dikerjakan oleh 15 kelompok yang masing-masing terdiri dari 8 operator). Tc = 7 x 3600 = 49.70 detik 507 Penentuan Waktu Siklus yang Diambil Tc = 49.70, Twc = 191.98 dan Nmin = 19198. 49. 70 = 3.86 ( 4 buah stasiun kerja) Perhitungan Balance Delay Sebelum Dilakukan Keseimbangan Lintasan Dengan 8 stasiun kerja diharapkan setiap 49.70 detik ada 1 unit yang dihasilkan. Namun karena waktu proses packing sebesar 51.23 detik, maka setiap 51.23 detik baru dihasilkan 1 unit produk. Diberikan alternatif penambahan 1 orang operator. Perhitungan balance delay dan efisiensi lintasan dapat dihitung sebagai berikut: 88

INOVASI PROSES DI SUATU INDUSTRI SANDAL (Tandy Ivanno Handoyo & Kriswanto Widiawan) d = [ x ] ( 8 49. 70) 191. 98 + ( 49. 70 5123. ) ( 8x49. 70) E = 1-0.5133 = 0.4867 = 48.67 %. = 0.5133 = 51.33 % 4.2 Kondisi Setelah Dilakukan Keseimbangan Lintasan Dalam upaya melakukan keseimbangan lintasan, dilakukan pengelompokan operasi kerja dalam stasiun kerja dengan Metode COMSOAL (Computer Method of Sequencing for Assembly Lines). Tujuannya adalah agar setiap stasiun kerja memperoleh beban kerja yang sama dengan stasiun kerja yang lain. Tabel 6 dan Gambar 1 memperlihatkan bagaimana kondisi baru dalam proses kerja yang diusulkan. Perhitungan Balance Delay dan Efisiensi Lintasan Setelah Dilakukan Keseimbangan Lintasan Produksi ditunjukkan sebagai berikut. d = [ x ] ( 5 49. 70) 19198. + ( 49. 70 51. 23) = 0.2213 = 22.13 % ( 5x49. 70) E = 1-0.2213 = 0.7787 = 77.87 % Tabel 6. Pengelompokan Operasi-Operasi Kerja Ke dalam Stasiun Kerja Stasiun Kerja No. perasi Kerja Te (detik) Jumlah Te (detik) Jumlah Kum Te (detik) Idle Time (detik) Idle Time (%) 1 1 40.59 Cycle Time = 40.59 40.59 9.11 18.33 2 2 14.05 3 7.98 Cycle Time = 22.03 62.62 27.67 55.67 3 4 28.43 Cycle Time = 28.43 91.05 21.27 42.79 4 5 24.17 6 20.55 7 4.98 Cycle Time = 49.70 140.75 0.00 0.00 5 8 51.23 Cycle Time = 51.23 191.98 48.17 48.46 89

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 84-93 1 2 3 4 5 40.59 1 14.05 2 7.98 28.43 24.17 3 4 5 20.55 6 4.98 7 51.23 8 Gambar 1. Pengelompokan Operasi-Operasi Kerja dalam Stasiun Kerja 4.3 Perbandingan Kondisi Sebelum dan Sesudah Dilakukan Keseimbangan Lintasan Dari Tabel 7 terlihat bahwa pembentukan keseimbangan lintasan dengan COMSOAL dapat menurunkan balance delay sebesar 29.20%. Secara otomatis terjadi pengefisiensian lintasan sebesar 29.20 %. Tabel 7. Hasil Perbandingan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Keseimbangan Lintasan Produksi Sebelum Sesudah Naik/Turun Stasiun Kerja (buah) 8 5-3 Balance Delay (%) 51.33 22.13-29.20 Efisiensi Lintasan (%) 48.67 77.87 +29.20 Jumlah Operator (orang) 9 6-3 4.4 Pengembangan Pembentukan Kelompok Kerja Dua alternatif pengembangan kelompok akan dijelaskan melalui Tabel 8 berikut ini: 90

INOVASI PROSES DI SUATU INDUSTRI SANDAL (Tandy Ivanno Handoyo & Kriswanto Widiawan) Tabel 8. Alternatif Pengembangan Kelompok Kerja Kondisi Awal Perusahaan Jumlah operator = 120 orang Jumlah mesin = 120 mesin 80 buah mesin jahit biasa 40 mesin jahit zigzag Target produksi = 7600 pasang sandal/hari Alternatif 1 Mengoptimalkan Jumlah Mesin Alternatif 2 Mengoptimalkan Jumlah Operator Dengan 6 orang operator pada tiap Akan terbentuk 20 kelompok kerja yang terdiri kelompok berarti akan ada 20 kelompok kerja, sehingga akan terpakai 60 mesin jahit biasa dan 20 mesin jahit zigzag. dari 6 orang operator pada tiap kelompok, sehingga terpakai 60 mesin jahit biasa dan 20 mesin jahit zigzag. Keputusan: diberikan penambahan 10 kelompok lagi agar 40 buah mesin jahit biasa dan zigzag dapat terpakai seluruhnya. Resiko: ada penambahan jumlah operator sebanyak 60 orang Keputusan: jumlah operator yang ada telah dimanfaatkan secara optimal. Resiko: akan ada 40 mesin jahit (biasa dan zigzag) yang akan menganggur. Peningkatan jumlah produksi yang akan diperoleh: Alternatif 1: 30 kelompok x 507 = 15210 pasang sandal/hari Alternatif 2: 20 kelompok x 507 = 10140 pasang sandal/hari Pemilihan alternatif yang akan dipakai bersifat independen, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. 4.5 Peninjauan Ulang Pemilihan Kriteria Jika pada ide 1 ditinjau produktivitasnya, maka dapat dihitung: Proses kerja dengan output terbesar merupakan produk yang dapat dihasilkan per hari = 7x60x60 = 15167.018 = 15167 unit produk / hari 1.615 Karena satuan dari produktivitas dan kinerja lain berbeda maka perlu menormalkan ratarata skor (rating) pada matriks pemilihan ide (lihat Tabel 9-12). Tabel 9. Perhitungan Output yang Dihasilkan pada Proses Ide 1 Proses Ws (detik) (%) Kebutuhan Operator Tiap Output yang dihasilkan Kerja Ws t /Ws total Proses Kerja (orang) (P) (detik/pasang) Ws/P 1 40.5738 0.21135 120 x 0.21135 = 25.36 25 1.6230 2 14.0551 0.73214 120 x 0.73214 = 8.79 9 1.5617 3 7.9770 0.04155 120 x 0.04155 = 4.99 5 1.5954 4 28.4331 0.14811 120 x 0.14811 = 17.77 18 1.5796 5 24.1683 0.12590 120 x 0.12590 = 15.11 15 1.6112 6 20.5509 0.10705 120 x 0.10705 = 12.85 13 1.5808 7 4.9846 0.02597 120 x 0.02597 = 3.12 3 1.6615 8 51.2288 0.26690 120 x 0.26690 = 32.03 32 1.6009 91

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2000: 84-93 Tabel 10. Penormalan Rating pada Ide1 dan Ide 2 Kriteria Pilihan Penormalan Rating Ide 1 Penormalan Rating Ide 2 Produktivitas 15167/25307 = 0.599 10140/25307 = 0.401 Efisiensi 3.2/(3.2+4.25) = 0.430 4.25/(3.2+4.25) = 0.570 Kualitas akhir 2.8/(2.8+3.65) = 0.434 3.65/(2.8+3.65) = 0.566 Kerjasama tim 2.55/(2.55+4.3) = 0.372 4.3/(2.55+4.3) = 0.628 Kondisi fisik 2.85/(2.85+4.25) = 0.401 4.25/(2.85+4.25) = 0.599 Tabel 11. Perhitungan Kenormalan Rating pada Pemilihan Ide 1 No Kriteria Rata-Rata Persentase Rata-Rata Pilihan Skor (rating) Bobot (%) Skor x Bobot 1 Produktivitas 0.599 27.78 0.1634 2 Efisiensi 0.430 22.22 0.0955 3 Kualitas akhir 0.434 16.67 0.0723 4 Kerjasama tim 0.372 10 0.0372 5 Kondisi fisik 0.401 8.89 0.0356 TOTAL 0.4040 Tabel 12. Perhitungan Kenormalan Rating Pada Pemilihan Ide 2 No Kriteria Rata-Rata Persentase Rata-Rata Pilihan Skor (rating) Bobot (%) Skor x Bobot 1 Produktivitas 0.401 27.78 0.1093 2 Efisiensi 0.570 22.22 0.1267 3 Kualitas akhir 0.566 16.67 0.0944 4 Kerjasama tim 0.628 10 0.0628 5 Kondisi fisik 0.599 8.89 0.0533 TOTAL 0.4465 Dari hasil perhitungan secara produktivitas di atas, dapat disimpulkan bahwa ide yang akan dikembangkan adalah ide ke 2. Hal ini juga sudah ditunjukkan pada tahap pemilihan ide melalui hasil kuesioner yang menghasilkan ide yang sama, yaitu ide ke 2. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan matriks peringkat ide dan perhitungan produktivitas dapat disimpulkan bahwa konsep ide 2 merupakan konsep ide terbaik dan akan dikembangkan menuju perhitungan Ws untuk pembentukan kelompok kerja. Setelah dilakukan penerapan keseimbangan lintasan produksi, terjadi pengurangan jumlah stasiun kerja dari 8 buah menjadi 5 buah dan pengurangan jumlah operator dalam satu kelompok dari 9 orang menjadi 6 orang. Selain itu juga terjadi peningkatan efisiensi sebesar 29.20 %. Ketergantungan antar stasiun kerja yang satu dengan yang lain sangat erat, sehingga keterlambatan penyelesaian operasi kerja dari suatu stasiun kerja akan mempengaruhi penyelesaian operasi kerja pada stasiun kerja yang lain dan keseluruhan proses produksi. 92

INOVASI PROSES DI SUATU INDUSTRI SANDAL (Tandy Ivanno Handoyo & Kriswanto Widiawan) Untuk itu kelancaran proses produksi dapat diusahakan dengan mengatur beban kerja dalam setiap stasiun agar berimbang. Perlu penelitian lebih mendalam mengenai hasil pengembangan pembentukan kelompok kerja dan perbaikan Tata Letak Pabrik dengan dibentuknya sistem kelompok ini. DAFTAR PUSTAKA Bray, Stewart, 1995. Total Innovation. London: Biddles Ltd, Guildford and King s Lynn. Buffa, Elwood S., 1991. Manajemen Produksi/Operasi. Edisi ke-7. Jakarta: Penerbit Erlangga. Elsayed, Elsayed A., O. Boucher, Thomas, 1994. Analysis and Control of Production System. 2 nd ed. New York: Prentice-Hall International, Inc. Graves, Stephen C. and Holmes, Carol A., 1987. Equipment Selection and Task Assignment for Multiproduct Assembly System Design. Cambridge. Gunawan, 1997. Manajemen Inovasi. Surabaya: Universitas Surabaya. Igel, Barbara, 1996. Innovation Management. Lecture Notes pada School of Management, Asian Institute of Technology, Bangkok. Maynard, H.B., 1971. Industrial Engineering Handbook. New York: Mc. Graw Hill Book Company. Saywer, J.F.H., 1970. Line Balancing: Modern Aids to Production Management. The Machinery Publishing Co, Ltd., London. Sutalaksana, Iftikar Z, et al., 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Ulrich, Karl T., Eppinger, Steven D., 1995. Product Design and Development. Singapore: McGraw-Hill, Inc. Wignjosoebroto, Sritomo, 1989. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Surabaya: Penerbit Guna Widya. Wignjosoebroto, Sritomo, 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Surabaya: Penerbit Guna Widya. Handoyo, Tandy Ivanno, 1996. Inovasi Proses di Industri Sandal. Skripsi Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, Surabaya. 93