II. 1 Pengenalan dan pengertian Rumah Sakit Mata II.1. 1 Gambaran Umum Proyek. : Wayfinding Architecture : Puri Indah Raya, Kembangan, Jakarta Barat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

WHO : Prevalensi Kebutaan : 1. < 0.5 % Clinical Problem % % PH Problem 3. > 1 %

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

FUNGSI RM DI RUMAH SAKIT MATERI MIK - 1 PRODI DIII RMIK F KES. UDINUS

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Departemen Kesehatan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

Glaukoma. 1. Apa itu Glaukoma?

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

RUMAH SAKIT UMUM KELAS C DENGAN UNGGULAN PELAYANAN KESAHATAN MATA D SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

PROGRAM BANTUAN PEDULI KASIH YANG DIKELOLA OLEH KELOMPOK KERJA PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB 2 DATA DAN ANALISA

TATALAKSANA TRAUMA PADA MATA No.Dokumen No. Revisi 00

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyakit mata merupakan salah satu penyakit yang jumlah

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lensa kontak merupakan suatu cangkang lengkung

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

PROGRAM BANTUAN PEDULI KASIH YANG DIKELOLA OLEH KELOMPOK KERJA PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

KMN Klinik Mata Nusantara

BAB 1 PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda

BAB I PENDAULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif), dan serta pelayanan secara

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan di masyarakat di negara-negara berkembang. Data tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization penyebab kebutaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Ingris Cataract, dan Latin

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan (Tim Penyusun Kamus, 1988: 758 ). Geriatri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. diabetes retinopati (1%), penyebab lain (18%). Untuk di negara kita, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 115/PMK.02/2009 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Tahun 2002 Rumah Sakit Jiwa Tampan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Jiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP OFTALMOLOGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Anita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang unik dan komplek, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan juga merupakan jalur informasi utama, oleh karena itu. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN UMUM II. 1 Pengenalan dan pengertian Rumah Sakit Mata II.1. 1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Proyek Pemilik Luas Lahan : Rumah Sakit Mata : Wayfinding Architecture : Puri Indah Raya, Kembangan, Jakarta Barat : Fiktif : Swasta : 1,2 Ha II. 1. 2 Definisi Judul Proyek Pengertian dari judul proyek secara keseluruhan dapat dijabarkan sebagai berikut : Rumah Sakit : Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 3 Suatu yang memelihara dan menyelenggarakan fasilitas-fasilitas untuk menetapkan diagnosa, mengobati dan merawat orang sakit. 4 Mata : Alat pada tubuh yang difungsikan untuk melihat. 5 3 UU No 44 TAHUN 2009 Tentang Rumah Sakit 4 The American people Encylopedia, Vol 10, Grolier Incomparated, New York, 1962, hal 662 5 Kamus umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, 1976, hal. 636 7

Rumah Sakit Mata : Suatu lembaga atau organisasi yang berfungsi meneliti, memelihara, dan menyelenggarakan fasilitas kesehatan untuk menentukan diagnose, pengobatan, perawatan dan pelayanan kesehatan, khusunya mengenai penyakit mata. II. 1. 3 Gambaran Umum Mata Mata merupakan kantong spherical (berbentuk bola) dari sel-sel hidup berukuran menyilang satu inchi, berisi jelly transparan dan cairan yang dipadatkan, untuk menjaganya agar seperti balon. 6 Berbagai penglihatan yang dihasilkan oleh mata, pada dasarnya adalah hasil dari kerja sebuah tim. Tim inilah yang menjadi struktur dasar mata. Pada bagian terdepan terdapat kornea, lalu disusul secara berturutan oleh iris, pupil, lensa dalam retina. Finishing dari kesemuanya adalah otak. Bagian ini melengkapi berbagai proses dan menghasilkan informasi lebih jauh mengenai detaildetailnya, jarak, serta dimensi. Menambahkan arti data dalam bentuk yang benar-benar terlihat. Misteri penglihatan mata telah menarik perhatian banyak filsuf, dokter, dan ilmuwan secara berabad-abad. Lebih dari 2000 tahun lalu, seorang dokter yunani Alcmeon menemukan bahwa mata berhubungan dengan otak. Walaupun demikian kemajuan besar dalam hal anatomi mata baru didapatkan di abad kesembilan belas, dan baru pada tahun 1030-an para optometris, psikolog serta para pendidik mendapati bahwa penglihatan merupakan sesuatu yang perlu dipelajari. 7 6 Steven M. Beresford. Dr, Imvore Your Vision, American Vision Institute, 2001, hal 5. 7 Ibid, hal 22 8

II. 1. 4 Klasifikasi Penyakit mata dan metodologi penyembuhan Secara garis besar penyakit mata digolongkan menjadi delapan golongan besar, kemudian tiap golongan dibagi lagi menjadi beberapa bagian dan memiliki metode penyembuhan yang berbeda-beda 8. 1. Mata merah Visus normal, misalnya yang banyak diderita oleh masyarakat adalah konjungtivitis bakteri, yaitu radang mata yang disebabkan oleh bakteri dan mudah menular. Metode penyembuhan dengan pemeriksaan dan pengobatan secara teratur sesuai peunjuk dokter. 2. Mata merah Visus menurun yaitu penurunan kemampuan yang umumnya disebabkan oleh mata. Metode penyembuhan dengan pemeriksaan dan pengobatan secara teratur sesuai petunjuk dokter. 3. Mata tenang visus menurun perlahan, yaitu suatu keadaan dimana terjadi proses penurunan kemampuan untuk melihat secara berangsur-angsur, seperti glaukoma serta katarak. Metode penyembuhan dengan pembedahan atau penggunaan laser argon. 4. Mata tenang Visus menurun mendadak yaitu suatu kondisi dimana terjadi penurunan kemampuan melihat secara drastis. Metode penyembuhan dengan pembedahan. 5. Trauma mata, misalnya trauma tembus, yaitu masuknya benda asing ke dalam bola mata. Keadaan ini sangat berbahaya mengingat bola mata sangat sensitif terhadap segala sesuatu yang dapat menyentuhnya. Metode penyembuhan dengan operasi local atau pemeriksaan sinar X. 6. Penyakit kelopak mata, yaitu penyakit mata yang umumnya dikarenakan kelainan pada kelenjar pada kelopak mata, misalnya sindrom mata kering. Metode penyembuhan dengan pemeriksaan dan pelaksanaan 8 FKUI, Kapita selekta Kedokteran, Media Aesculapius, 2001, hal 49-75 9

serangkaian tes, bila ditemukan hasil negative butuh diadakan pembedahan. 7. Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah macula lutea tanpa bantuan akomodasi. Kelainan ini banyak terjadi di masyarakat, seperti myopia, hiperopia, presbiopia, serta astigmatisme. Metode penyembuhan dengan pemeriksaan dan pemakaian lensa untuk memperbaiki penglihatan atau pelaksanaan operasi. 8. Tumor mata, yaitu tumor ganas yang terdapat pada bagian mata dalam dan umumnya disebabkan kelainan atau kehilangan kromosom yang dominan. Metode penyembuhan dengan konseling genetic dan penggunaan alat bantu. Pasien harus dievaluasi seumur hidup, karena 20-90% terdapat kemungkinan akan terkena tumor ganas primer. II. 2 Faktor pendorong Perkembangan Sarana Kesehatan Mata Hal hal yang menjadi factor pendorong perkembangan sarana kesehatan mata di Indonesia adalah : Peningkatan kapasitas atau jumlah penderita penyakit mata pada sarana kesehatan mata yang telah ada. Meningkatnya jumlah penderita mata akibat minimnya penyuluhan tentang kesehatan mata di kalangan masyarakat. Masih kurangnya tenaga medis dan paramedis di Indonesia. Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan kegiatan medis, diagnosa, terapi, pencegahan dan penelitian kesehatan, termasuk kesehatan mata. Bertambahnya penyebab penyakit mata akibat kemajuan teknologi, seperti kecelakaan lalu lintas, telekomunikasi bahan kimia pekat, radiasi sinar ultra violet dan infrared. 10

Umur harapan hidup yang semakin tinggi, sehingga penyakit mata semakin banyak diderita oleh orang berusia lanjut, seperti katarak dan glaukoma. II. 3 Keberadaan Rumah Sakit Mata di Indonesia II. 3.1 Kedudukan Rumah Sakit Mata Rumah sakit dibagi dalam beberapa tingkatan/kelas, setip kelas memiliki tingkat kemampuan pelayanan dan fasilitas yang berbeda. Tingkatan Hierarki rumah sakit adalah 9 1. RSU kelas A : RSU yang memberikan pelayanan medis umum dan spesialisasi dengan sub spesialisasi luas, memiliki rujukan internasional. Contoh : RSU Dr. Cipto Mangunkusumo, RS PAD Gatot Soebroto 2. RSU Kelas B : RSU yang memberikan pelayanan medis umum dan spesialis dengan sub spesialisasi luas. Contoh : RSU Koja, RS Pelni Petamburan, RS Sumber Waras, RSU Tarakan 3. RSU Kelas C : RSU yang memberikan pelayanan medis umum dan spesialisasi dalam empat spesialisasi penyakit dalam. Contoh : RSPI Prof dr Sulianti S, RSB Budi Kemuliaan 4. RSU kelas D : RSU yang memberikan pelayanan medis umum dan kesehatan gigi. Contoh : RS Abdi Waluyo, RS Patria IKKT 5. RSU kelas E : RS Khusus ( RS. Paru, RS. Mata, RS. Kusta, RS. Kanker, Rs. Jiwa ) Contoh : RS Mata Jakarta Eye Center, RSIA Hermina Cengkareng. Dari data diatas dapat diketahui bahwa rumah sakit mata termasuk dalam golongan rumah sakit umum kelas E, dengan kategori rumah sakit khusus. 9 http://www.depkes.go.id/ Klasifikasi & regionalisasi RS dalam rangka pelayanan 11

II. 3. 2 Kebutuhan Akan Rumah Sakit Mata Berikut akan diuraikan hasil survey yang dilakukan Departemen Kesehatan pada tahun 2000, berkaitan dengan jumlah penderita penyakit mata dan layanan yang telah berhasil diberikan. Prosentase disini berbanding dengan jumlah penduduk Indonesia pada tingkatan usia produktiv ( 18 40 tahun ) dan usia lanjut ( 40 tahun keatas ) 10. Jumlah penderita : Kebutaan karena katarak : 0.78 % atau 1, 56 juta jiwa Kebutaan karena Galukoma : 0,12 % atau 240 ribu juta jiwa Layanan yang telah diberikan : Katarak : 10.000 orang dioperasi dan dirawat RSU dan RSM 25.000 orang / th pasien rawat jalan 5.000 orang / th operasi oleh LSM Glukoma : 15.000 orang / th dioperasi dan dirawat di RSU dan RSM. Dari data yang telah didapat jelas bahwasannya kebutuhan akan pengobatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Mata secara khusus sangat dibutuhkan, mengingat angka layanan yang telah diberikan sangat jauh selisihnya dari jumlah penderita yang ada. II. 4 Pengelolaan Rumah Sakit Mata II. 4. 1 Sistem Pengelolaan Rumah Sakit Mata dikelola oleh pihak swasta dalam bentuk suatu yayasan social dengan mendapat dukungan serta tunjangan dari pemerintah sebagai salah satu program nasional di bidang kesehatan. 10 The National Health Program in Indonesia : Primary Eye Care, Sub Direktorat Mata Depkes RI, 2001, hal 7. 12

Untuk menunjang kelangsungan fungsi Rumah Sakit Mata, maka pengelolaan berdasarkan pada prinsip social ekonomi, artinya tidak semata-mata mencari keuntungan financial, tetapi harus terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. II. 4. 2 Sistem dan Posedur Pelayanan Sistem dan prosedur pelayanan dalam hal ini adalah yang berkaitan dengan penerimaan pasien. Rumah Sakit Mata direncanakan dapat menerima pasien yang datang dalam berbagai prosedur, apakah si pasien datang langsung, pasien dari praktek dokter, dari poliklinik Rumah Sakit Umum, ataupun rujukan pasien. Berikut akan diperlihatkan perjalanan prosedur pelayanan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap 11. Rawat Jalan Memeriksakan mata lebih mendalam Pasien Datang Mendaftar Medical Record Memeriksakan mata pada dokter Pulang membayar 11 Studi banding pada Jakarta Eye Center 13

Rawat Inap Memeriksakan mata lebih mendalam Pasien Datang Mendaftar Medical Record Pemeriksaan dengan dokter Pemeriksaan Lab Pemeriksaan Operasi Operasi Pulang Membayar Rawat Tinggal 14