BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. mendefinisikan pendidikan berdasarkan fungsinya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

MAKNA MANAJEMEN BAGI PENGEMBANGAN PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu untuk dapat bersaing di zaman yang semakin maju. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar

BAB 1 PENDAHULUAN

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN. pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu orang yang berperan dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa. pendidikan, e) peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. telah berdiri sejak abad ke-13 seiring dengan masuknya agama Islam di

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM. (Telaah Historis dari Tahun 2003 s/d 2012) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

PENGANTAR PENDIDIKAN

2. BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

Dhiaul Huda. Sejarah Pendirian

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Falah. 1. Asal-usul pesantren dan perkembangannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3.1. Gambaran Umum Padepokan Anggur Ijo Ngaliyan Semarang. sebagai sarana untuk membantu individu yang bermasalah dalam kehidupan

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren merupakan lembaga keagamaan yang bertujuan. mengembangkannya yang berada sejak dahulu. (Ridlwan Nasir, 2005 : 80).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perancang pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan manusia. Karena dengan pendidikan seseorang

BAB V PEMBASAHAN. paparkan di bab I,IV, dan VI, di Tehap selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB I PENDAHULUAN. Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, t.th.), h Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk. hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Abd A la dalam bukunya pembaruan pesantren menyebutkan. bahwa:

Rini Setyaningsih UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstract

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. diantara sifat beliau adalah benar, jujur, adil, dan dipercaya.

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah

BAB V PENUTUP. di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

DEFINISI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRUKSI PEMIKIRAN DALAM PENDIDIKAN. Secara umum para ahli pendidikan dalam mendefinisikan pendidikan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), AR-Russ Media, Yogjakarta, hlm.26.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. John Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan semesta manusia ( Tri Widiarto dan Ester Arianti, 2005: 18-19). Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan adalah proses di mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaankebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik. Herman H. Horne berpendapat pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam sekitar, dengan sesama manusia, dengan tabiat tertinggi dari kosmos (Muzayyin Arifin, 2003: 13-14). Berdasarkan uraian di atas, maka pendidikan diartikan sebagai usaha kegiatan yang mengajarkan segala kodrat yang ada pada anak sehingga

kepribadian dan kemampuanya berkembang serta membentuk kecakapankecakapan yang fundamental guna menyesuaikan diri dengan adat dan kebudayaan secara timbal balik dengan alam sekitar sehingga membentuk kepribadian yang diharapkan agar bisa melahirkan warga negara dan tenaga kerja yang baik dan berbudi. 2. Pengertian Pendidikan Islam Menurut Muhammad SA. Ibrahim menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah Islamic education in true sense of the lern, is a system of education which enable a man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily mould his life in accordance with tenets of Islam. Terjemahan dalam bahasa Indonesia yaitu Pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2006: 25) Menurut Omar Muhammad Al-Touny al- Syaebani, pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan. Menurut Muhammad Fadil Al-Djamaly, pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya atau pengaruh dari laur (Muzayyin Arifin, 2003: 17-18). Hasil seminar pendidikan Islam se-indonesia

tahun 1960 merumuskan pendidikan Islam dengan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2006: 27). Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas, serta beberapa pemahaman yang diturunkan oleh para ahli di atas, serta beberapa pemahaman yang diturunkan dari beberapa istilah dalam pendidikan Islam, seperti tarbiyah, ta lim, ta dib, dan riyadhah, maka pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut: Proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya mengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensi guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. B. Pondok Pesantren a. Pengertian Pondok Pesantren Pengertian pondok pesantren terdapat berbagai pengertian, diantaranya adalah : Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Istilah pondok, berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab yang berarti rumah penginapan atau hotel (Sujoko Prasojo, 1982: 51). Akan tetapi di dalam pesantren Indonesia, khususnya di Jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang di petak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri. Sedangkan

Istilah Pesantren secara etimologis asalnya pe-santri-an yang berarti tempat santri. Santri atau murid mempelajari agama dari seorang Kyai atau Syaikh di pondok pesantren (Poerwodarminto, 1982: 246). Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama dan Islam. Pondok pesantren juga berarti suatu lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasikal, tetapi dengan sistem bandongan dan sorongan. Di mana seorang kyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan, sedangkan para santri biasanya tinggal dalam pondok atau asrama dalam pesantren tersebut (Marwan Saridjo, 1980: 19). Menurut Zamakhsyari Dhofier mendefinisikan pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri (Ridlwan Nasir, 2005: 81). Lebih lanjut beliau mengutip dari pendapat Profesor Johns dalam Islam in South Asia, bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru ngaji. Sedangkan C. Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shantri dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci, buku-buku agama, atau bukubuku tentang ilmu pengetahuan (Clifford Geertz, 1989: 268).

Menurut Geertz, bahwa pengertian santri berasal dari kata Shantri (ilmuan Hindu yang pandai menulis) yang dalam pemakaian bahasa modern memiliki dua arti, yaitu : Dalam arti yang sempit adalah seorang pelajar sekolah agama yang disebut pondok atau pesantren, Dalam arti yang luas atau lebih umum kata santri mengacu pada seorang anggota bagian penduduk Jawa yang menganut agama Islam dengan sungguh-sungguh dan menjalankan sholat lima waktu serta sholat di masjid pada hari Jum at dan sebagainya (Makmum Pitoyo, 2002: 29). Sedangkan menurut H. M. Arifin yang dimaksud dengan pondok pesantren adalah sebagai berikut: Suatu lembaga pendidikan agama yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama dimana para santri menerima pendidikan melalui sistem pendidikan dan madrasah yang sepenuhnya dibawah kedaulatan dari leadership seseorang atau beberapa kyai-kyai dengan ciri khas bersifat karismatik serta independen dalam segala hal (H.M. Arifin,1991: 240). Sementara dalam sejarahnya pondok pesantren dikenal sebagai suatu lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia. Keberadaan pondok pesantren dengan segala aspek kehidupan dan perjuangannya ternyata memiliki nilai strategis dalam membina insan yang berkualitas iman, ilmu, dan amal (Al Mujadilah ayat : 11). Maka hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah bangsa Indonesia di mana darinya bermunculan para ilmuwan, politikus dan cendekiawan yang memasuki berbagai kancah-kancah ilmu pengetahuan dengan disiplin ilmu yang mereka miliki, baik dalam taraf lokal, regional maupun nasional bahkan sampai taraf internasional. Dari uraian di atas, maka arti dari pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan luar sekolah (non-formal) yang tumbuh dan berkembang dari dan dalam masyarakat untuk melayani berbagai kebutuhan. Pesantren

dapat melayani kebutuhan pendidikan ketika masyarakat haus akan ilmu pengetahuan, adanya krisis moral, apalagi ketika lembaga pendidikan modern belum mampu menembus ke pelosok desa. Pondok pesantren menjadi simbol yang menghubungkan dunia pesantren dengan dunia luar. Dengan demikian perubahan yang terjadi dalam masyarakat mau tidak mau akan dipengaruhi oleh dinamika pesantren. C. Penelitian yang Relevan Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan dengan bahasan yang diteliti: 1. Slamet Aziz Mubarok dalam penelitian yang berjudul Model Integrasi Pembelajaran Pesantren dan Madrasah (Analisis Model Pembelajaran di Pondok Pesantren atau M.A Al Mu min Muhammadiyah Tembarak Temanggung Tahun 2005), Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN, 2005. Penelitiannya ialah mengenai pendidikan yang diselenggarakan oleh podok pesantren Al Mu min Muhammadiyah Tembarak Temanggung menerapkan dua metode pembelajaran yaitu sorongan dan Klasikal. Sistem Sorongan dilakukan untuk mengkaji kitab-kitab kuning, sedangkan Klasikal untuk mengkaji ilmu aqidah, fiqih, dan juga ilmu-ilmu hadits. 2. Siti Amiroch dalam penelitian yang berjudul Kurikulum Pesantren Salaf dan Khalaf (Studi Komparasi pada Pondok Pesantren Salaf Sekar Panjang Al-Fauzari dan Pondok Pesantren Khalaf Pabelan Mungkid), Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN, 2005.

Penelitian ini menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan pesantren (khususnya pesantren Salaf) dibutuhkan adanya kurikulum yang efektif dan relevan. D. Kerangka Berpikir Penelitian dengan judul Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al-Falah di Desa Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Pada tahun 1980-2010 mempunyai skema kerangka pikir sebagai berikut : Departemen Agama Pondok Pesantren Al-Falah Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Sistem Bandongan dan Sorongan+ Ketrampilan Menjahit dan Ketrampilan Mekanik Motor Keterangan : Menciptakan Santri yang berkualitas dan bermutu Di kota Salatiga ini berkembang banyak sekolah-sekolah dan pondok pesantren. Sekolah yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta berfungsi untuk mencerdaskan masyarakat. Sekolah yang didirikan oleh swasta diantaranya adalah pondok pesantren Al-Falah. Pendidikan yang ada di pondok pesantren Al-Falah yang berada di bawah aturan Departemen Agama diantaranya adalah Madrasah

Diniyyah dan Taman Pendidikan Al-Qur an (TPA) dan yang berada di bawah aturan Dinas Pendidikan diantaranya adalah Ketrampilan Menjahit dan Ketrampilan Mekanik Sepeda Motor. Kedua lembaga tersebut memiliki tujuan yaitu untuk menciptakan santri yang berkualitas dan bermutu.