BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi

dokumen-dokumen yang mirip
ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/


II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas

PERAN PERSONAL SELLING GUNA MENINGKATKAN PRODUK JS SIHARTA PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

BAB I PENGENALAN ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

Tinjauan Atas Implementasi Asuransi Kredit (Kredit Guna Bhakti) Pada Bank Bjb Cabang Pembantu Ujungberung Bandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

Asuransi Jiwa

RESIKO DALAM ASURANSI

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST

Pengertian Penjualan Personal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 11 STRATEGI PROMOSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Asuransi Pengertian Asuransi

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

ASURANSI. a. Insured b. Insurer c. Accident d. Interest

ASURANSI. Definisi Asuransi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan, tujuan penjualan, cara-cara penjualan, faktor yang mempengaruhi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap kompetisi didalamnya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III JENIS ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan baik untuk melindungi diri, keluarga dan harta benda. Pada

BENTUK- BENTUK PROMOSI

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VI POLIS ASURANSI

BAB II PENGATURAN ASURANSI DI INDONESIA. A. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi. diharapkan. Disamping itu dapat pula berupa peristiwa negatif yang

KARAKTERISTIK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

CUSTOMER RELATIONSHIP MARKETING Tugas ini di disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah E-Bisnis. Dosen Pengampu : Prof. Dr. M. Suyanto, M.

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB I PENDAHULUAN. dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat beberapa

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

BAB II LANDASAN TEORI

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pemahaman Dan Kajian Tentang Strategi, Taktik & Aplikasi Perusahaan Markom 2. Ardhariksa Z, M.Med.

PENJUALAN TATA MUKA (PERSONAL SELLING

Thomas Larsson Jurnalis Swedia(The Real Story of Globalization)

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

I. PENDAHULUAN. dari penjualan polis atau penerimaan premi dapat ditanamkan sebagai investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi rasa cemas yang timbul sebagai akibat dari kecelakaan tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

INDUSTRI ASURANSI DALAM ERA GLOBALISASI & FINTECH

BAB 1 PENDAHULUAN. Risiko seperti ini akan selalu ada dan rentan terjadi pada setiap orang, baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian Asuransi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi adalah suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Sementara itu, menurut Latumaerissa (2011:448) definisi asuransi adalah suatu perjanjian tentang seorang penanggung yang mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu keinginan, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu atau pasti. 7

2. Manfaat Asuransi Menurut Martono (2002: 145-146) asuransi memberikan manfaat bagi semua pihak, baik penanggung, tertanggung maupun pemerintah. Manfaat tersebut antara lain sebagi berikut : a. Rasa aman dan perlindungan Sebagai individu maupun pengusaha, polis yang dimiliki memberikan rasa aman atas kerugian yang mungkin terjadi. b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil Nilai pertanggungan dan besarnya premi diperhitungkan secara akurat dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Maka semakin besar nilai pertanggungan akan semakin besar pula premi yang dibayar oleh tertanggung. c. Polis Asuransi dapat dijadikan jaminan memperoleh kredit dan dapat dijadikan sebagai kelengkapan memperoleh kredit Besar kredit yang dapat diberikan oleh perusahaan asuransi kepada tertanggung sesuai dengan nilai pertanggungan. Untuk memperoleh kredit dari bank diperlukan agunan (berupa rumah, gedung) dan agunan tersebut harus diasuransikan. d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan Premi yang dibayar oleh tertanggung memiliki unsur tabungan yang memperoleh pendapatan berupa bunga dan bonus sebagai perjanjian. 8

3. Penggolongan Asuransi Usaha asuransi terpisah menjadi 3 (tiga) penyelenggaraannya yaitu kegiatan usaha asuransi kerugian (umum), asuransi jiwa, dan asuransi sosial. a. Asuransi Kerugian/Umum Asuransi kerugian/umum (general insurance) adalah jenis asuransi yang member jaminan bagi berbagai risiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan. b. Asuransi Jiwa Asuransi jiwa atau sering disebut life insurance adalah perusahaan asuransi memberikan suatu jasa dalam penanggulangan risiko yang berkaitan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggung, meliputi asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa biasa seperti asuransi berjangka (term insurance), asuransi seumur hidup (whole life insurance), endowment insurance, anuitas (annuity), dan asuransi industri (industrial insurance) di mana fungsi asuransi jiwa secara umum dapat deikelompokkan menjadi beberapa unsur antara lain: 1) Membantu pihak yang kecelakaan 2) Membayar santunan bagi tertanggung yang meninggal 3) Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya pejabat kunci perusahaan 9

4) Menghimpun dana untuk persiapan pensiun, dan 5) Menunda atau menghindari pajak pendapatan c. Asuransi Sosial Asuransi sosial ini sebenarnya sama dengan asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Tetpai penyelenggaraan asuransi sosial ini berdasarkan pada peraturan perundangan tersendiri yang ebrsifat wajib serta didalamnya terkandung tujuan-tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat atau sebagian anggota masyarakat.asuransi social juga harus meningkatkan kinerja kerja untuk tetap memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Selain penggolongan asuransi diatas maka bentuk-bentuk kegiatan asuransi lain yang sering ditemui dikalangan masyarakat antara lain: 1) Asuransi harta (property insurance) Asuransi harta (property insurance) merupakan pertanggungan untuk semua hak milik berupa harta benda yang memiliki risiko atau bahaya kebakaran, kecurian, atau tenggelam di laut. 2) Asuransi Tanggung Gugat (Liability Insurance) Asuransi ini dapat terjadi pada asuransi pengangkutan, kebakaran, kendaraan bermotor, dan asuransi kebakaran 10

3) Asuransi Kerugian Usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti 4) Asurasnsi Kebakaran Sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar, yang kejadiannya merupakan suatu kecelakaan bukan secara tiba-tiba, tidak ada unsure kesengajaan dan/atau tidak dapat diperkirakan. 5) Reasuransi Pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asurasni dari asuransi. Sistem penyebaran risiko di mana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Adapun fungsi reasuransi yang dapat dinikmati masyarakat adalah: a) Meningkatkan kapasitas akseptasi b) Alat penyebaran risiko c) Meningkatkan stabilitas usaha d) Meningkatkan kepercayaan 11

6) Loss Unexpected Harus berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss) dan tidak dapat diperkirakan atau unexpected 7) Reasonable Merupakan benda yang memiliki nilai, baik dari pihak penanggung maupun dari pihak tertanggung. 8) Catastrophic Risiko tersebut haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yangs angat besar, contohnya villa atau hotel yang lokasinya dekat dengan lokasi yang mudah longsor 9) Homogeneous Berarti sama ataus serupa dalam bentuk atau sifat. Barang atau benda yang akan dipertanggungkan haruslah homogen, yaitu banyak barang yang serupa atau sejenis, baik bentuk maupun sifat 10) Peril and Hazards Peril diartikan sebagai penyebab yang mengakibatkan kerugian. Misa, kebakaran, kemalingan, badai, banjir, kecelakaan, dan ledakan. Hazards adalah setiap keadaan yang dapat menciptakan atau mendorong kesempatan timbulnya kerugian dari peril. Misalnya, kebakaran merupakan peril dan bensin yang disimpan dekat kompor 12

merupakan hazard yang akan mempercepat proses jika terjadi kebakaran. 4. Risiko Asuransi Latumerissa ( 2011:455 ) mengatakan bahwa penggolongan asuransi meliputi: a. Risiko Murni (pure risk) Tidak rugi dan tidak untung, apabila terjadi bias menyebabkan kerugian dan jika tidak terjadi akan berdampak netral. Kendaraan yang dikendarai bisa menabrak atau toko dapat terbakar; jika hal tersebut terjadi, maka pemilik akan mengalami kerugian dan jika tidak terjadi pemilik juga tidak akan rugi ataupun untung. b. Risiko Spekulatif (speculative risk) Bila terjadi akan menyebabkan rugi atau untung, misalnya melakukan sahan di bursa efek atau membeli undian berhadiah c. Risiko Individu (individual risk) Risiko yang akan dihadapi individu sehari-hari, misalnya mobil, rumah, atau investasi yang semuanya menimbulkan kerugian-kerugian berupa uang. Risiko individu ini masih terbagi menjadi tiga, yaitu: 1) Personal Risk 13

Risiko yang akan memperngaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang memperoleh keuntungan. Penyebab risiko tersebut adalah mati muda, cacat fisik, uzur, dan kehilangan pekerjaan 2) Property Risk Risiko rugi pada benda atau harta karena rusak, hilang, atau dicuri. Kerugian tersebut bias berupa kerugian langsung (misalnya akibat mobil hilang makan akan terjadi kerugian sebesar nilai harga jual mobil) dan tidak langsung (misalnya apabila mobil hilang maka akan keluar biaya transportasi tambahan) 3) Liability Risk (Tanggung Gugat) Risiko yang mungkin dialami sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Misalnya, member ganti rugi kepada seseorang akibat gigitan anjing yang kita miliki. 5. Prinsip-prinsip Asuransi Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006: 180-182) prinsip-prinsip asuransi adalah sebagai berikut a. Insurable Interest (Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan) Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertangungkan suatu resiko yang berkaitan dengan 14

keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Selain itu, sesuatu yang dipertanggungkan itu semata-mata menyangkut kepentingan yang menimbulkan kerugian keuangan tertanggung atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar memenuhi kriteria Insurable Interest yaitu sebagai berikut ini. 1) Kerugian tidak dapat diperkirakan Risiko yang dapat diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kerugian tersebut harus dapat diukur. Selanjutnya kemungkinan tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya. 2) Kewajaran Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta yang memiliki nilai material baik bagi penanggung maupun tertanggung. 3) Catastrophic Agar suatu barang atau harta dapat diasuransikan, resikoyang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan. 15

4) Homogeneous Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis. Banyaknya barang yang sejenis ini berkaitan dengan prinsip bahwa asuransi menutup sejumlah besar resiko supaya dapat membayar beberapa kerugian dari yang dipertanggungkan. b. Unmost Good Faith (Itikad Baik) Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak harus dilandasi oleh itikad naik (Unmost Good Faith). Pihak penanggung perlu menjelaskan secara lengkap hak dan kewajiban selama masa asuransi. Selain itu, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah perlakuan darri penanggung pada saat benar-benar ada resiko yang menimpa tertanggung. Pihak penanggung harus konsisten terhadap hak dan kewajiban yang pernah disampaikan kepada tertanggung dan dicantumkan dalam kontrak (polis) termasuk batasan-batasan yang ada sehingga jelas apabila ada resiko yang tidak ditanggung oleh asuransi. Pihak tertanggung juga perlu mengungkapan secara rinci kondisi yang akan diasuransikan sehingga pihak penanggung memiliki gambaran yang memadai untuk menentukan persetujuan. Kewajiban dari kedua belah pihak 16

untuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure. Faktor-faktor yang melanggar prinsip duty of disclosure adalah sebagai berikut. 1) Nondisclosure Adanya data-data penting yang tidak diungkapkan sehingga menyalahi unmost good faith. 2) Concealment Secara sengaja melakukan kebohongan dan tidak mengungkapkan fakta yang penting. 3) Fradulent Misrepresentation Sengaja memberikan gambaran yang tidak cocok dengan kondisi real. 4) Inocent Misrepresentation Secara tidak sengaja memberikan gambaran yang salah yang memiliki pengaruh besar dalam proses asuransi. c. Indemnity (Prinsip Ganti Rugi) Konsep Indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi resiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Prinsip indemnity tidak dapat dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan kematian. Dalam kedua jenis asuransi tersebut pihak penanggung tidak dapat mengganti nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang cacat atau hilang karena indemnity berkaitan dengan ganti rugi 17

finansial. Indemnity itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pembayaran tunai, penggantian, perbaikan, dan pembangunan kembali. d. Proximate Cause (Prinsip Sebab Akibat) Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi atau kekuatan lain, diawali dengan bekerja dengan aktif dan suatu sumber dari suatu sumber baru dan independen. e. Subrogation (Prinsip Subrogasi) Subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. Dengan prinsip subrogasi, tertanggug tidak mungkin menerima ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang dideritanya. f. Kontribusi Prinsip kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip Indemnity yaitu, bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masingmasing belum tentu sama besar. 18

B. Tinjauan Umum Tentang Bauran Promosi Menurut Tjiptono (2008:222) bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, namun bentuk promosi tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khusus yang dapat disebut dengan bauran promosi. 1. Personal selling, adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada pelanggan. 2. Mass selling, terdiri atas periklanan dan publisitas, yang merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu yang sama. 3. Promosi penjualan, adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk. 4. Public relations (hubungan masyarakat), merupakan upaya komunikasi secara menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Direct marketing, adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang dimana memanfaatkan beberapa media iklan guna menunculkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi. 19

C. Tinjauan Umum Tentang Personal Selling 1. Pengertian Personal Selling Menurut Alma (2007:185) personal selling adalah penjualan secara pribadi yang melibatkan komunikasi interpersonal antara pembeli dan penjual guna memenuhi kebutuhan pembeli untuk kepentingan kedua belah pihak. Sementara itu, menurut Tjiptono (2008:224) personal selling adalah komunikasi secara langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. 2. Sifat-sifat Personal Selling Menurut Tjiptono (2008:224) personal selling memiliki beberapa sifat antara lain sebagai berikut : a. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. b. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. c. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi. 20

Dengan sifat-sifat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa personal selling memiliki kelebihan dalam segi operasinya yang lebih fleksibel, hal tersebut dikarenakan penjual dapat mengamati reaksi dari pelanggan dan menyesuaikan dengan pendekatan yang telah ditentukan, dengan begitu penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. 3. Bentuk-bentuk personal selling Menurut Mc Carthy (2008:396) bentuk-bentuk personal selling adalah sebagai berikut : a. Responsive selling Responsive selling merupakan bentuk personal selling dimana penjual bertugas untuk memenuhi permintaan konsumen. Dimana pada tipe ini sales people mengadakan perjalanan dan menjumpai banyak pengecer. b. Trade selling Trade selling merupakan bentuk personal selling dimana penjual bertindak sebagai order taker (menerima pesan) tetapi lebih fokus pada pelayanan. c. Missionary selling Missionary selling merupakan bentuk personal selling dimana penjual memiliki tugas untuk mempromosikan produk baru, terkadang juga melakukan order taker. d. Technical selling 21

Technical selling merupakan bentuk personal selling dimana penjual menyelesaikan masalah konsumen dengan keahlian dan pengalaman yang telah dimilikinya. e. Creative selling Creative selling merupakan bentuk personal selling yang biasanya berhubungan dengan produk, mengenai masalah yang dianggap serius dan memberikan solusi yang terbaik. 4. Prinsip-prinsip personal selling Menurut Alma (2007:186) personal selling memiliki 4 (empat) prinsip dalam penerapannya yaitu : a. Persiapan yang matang. Persiapan yang matang melputi beberapa pengetahuan, antara lain : 1) Mengenal pasar dimana barang akan dijual yaitu meliputi keterangan mengenai keadaan perekonomian pada umumnya, persaingan trend harga dan sebagainya. 2) Mengenai langganan dan calon pelanggan. 3) Cukup mengetahui tentang produk yang akan dijualnya, maka prinsip dasar harus dikuasai oleh marketing karena dengan demikian ia dapat mempengaruhi konsumen (nasabah) untuk membuat transaksi yang menguntungkan. b. Mendapatkan atau menentukan tempat pembeli. c. Merealisasikan penjual. 22

d. Menimbulkan goodwill setelah penjualan terjadi. 5. Kriteria Personal Selling Menurut Tjiptono (2008:224) seorang penjual yang ditugaskan untuk melakukan personal selling harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut : a. Salesmanship, penjual harus memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan dan mendorong pembeli. b. Negotiating, penjual harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi dalam hal syarat-syarat penjualan. c. Relationship marketing, penjual harus tahu bagaimana cara membina dan memelihara hubungan baik dengan para pelanggan. 23