GAMBARAN ASUPAN PURIN, PENYAKIT ARTRITIS GOUT, KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI KECAMATAN TAMALANREA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

Hubungan Status Gizi, Asupan Bahan Makan Sumber Purin dengan Kadar Asam Urat pada Pasien Hiperuresemia Rawat Jalan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri

MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

PENGETAHUAN LANSIA TENTANG GOUT

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN POLA MAKAN, STATUS GIZI, DAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KECAMATAN TAMALANREA

Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

ABSTRAK. laktat pada masa kehamilan. Sedangkan pendidikan ataupun pekerjaan tidak memilki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

PENGARUH VOLUME SAMPEL SERUM DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM URAT SKRIPSI FITRI JUNITASARI

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA KELOMPOK LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

Kata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

Keywords: Anemia, Social Economy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh : RINI J

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN JENIS PENYAKIT REMATIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN PERIODE JULI 2015 OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMANFAATAN TANAMAN OBAT UNTUK ASAM URAT

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. EFEK ASUPAN EMPING GORENG (PRODUK OLAHAN MELINJO Gnetum Gnemon ) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH LAKI-LAKI DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DAN BELUM MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA WANITA POSTMENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS Dr.

Transkripsi:

GAMBARAN ASUPAN PURIN, PENYAKIT ARTRITIS GOUT, KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI KECAMATAN TAMALANREA Description of the Intake Purin, Arthritis Gout, Quality of life Elderly in Tamalanrea Sri Wahyu Nengsi, Burhanuddin Bahar, Abdul Salam Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Fkmuhsriwahyunengsi@yahoo.co.id, gizifkmuh@gmail.com salam_skm01@yahoo.com 085242645259) ABSTRAK Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Keberadaan penyakit mempengaruhi kondisi kesehatan fisik seseorang yang merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas hidup seseorang. Salah satu penyakit yang sering diderita lansia adalah artritis gout, yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat. meningkatnya kadar asam urat dipengaruhi oleh asupan makanan tinggi purin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahu gambaran asupan purin,dan penyakit artritis gout serta kualitas hidup lanjut usia di kecamatan tamalanrea tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain cross sectional. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dengan jumlah responden 99 orang lansia usia diatas 60 tahun. Asupan purin dihitung berdasarkan tabel pengelompokan bahan makanan berdasarkan kadar purin. Artritis gout dinilai berdasarkan kadar asam urat dalam darah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 99 sampel, kadar asam urat sebagian besar responden tidak normal (66,7%), sebanyak 55,6% responden yang memilii asupan purin tinggi yaitu >1000 mg per hari, dan sebagian besar responden memiliki kualitas hidup sedang (52,5%). Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara asupan purin dan penyakit artritis gout, tidak terdapat hubungan antara penyakit artritis gout dan kualitas hidup. Kata Kunci : Purin, Artritis Gout, Kualitas Hidup, Lansia ABSTRACT Increased the number of elderly pose a problem especially in terms of health and welfare elderly. The presence of disease affect the physical health someone who is one of the aspects that determine the quality of life of a person. One disease is often suffered is elderly, arthritis gout marked with increasing levels of uric acid. Rising levels of uric acid affected by dietary intake of purine high. The purpose of this research to know the description of intake purine and arthritis gout as well as quality of life in Tamalanrea 2014. The type of research is observational design with cross sectional. Withdrawal of samples was done using non-probability sampling design with accidental sampling with respondents 99 elderly above 60 years of age. Intake purine calculated based on tables grouping foodstuffs based on levels of purine. Arthritis gout is assessed based on the levels of uric acid in the blood. The results showed that of the 99 samples, uric acid levels are not normal most of the respondents (66.7%), 55.6% of respondents who have a high purine intake is> 1000 mg per day, and most of the respondents have a quality of life was (52.5%). Conclusion there is a significant relationship between intake and arthritis gout disease purin, there was no relationship between arthritis gout disease and quality of life. Keywords : Purine, arthritis gout, quality of life, elderly. 1

PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan terutama di bidang kesehatan, telah mampu meningkatkan Usia Harapan Hidup manusia di Indonesia. Meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia terjadi karena peningkatan taraf populasi lansia di Indonesia semakin tinggi. 1 hidup dan pelayanan kesehatan yang mengakibatkan Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan UHH di Indonesia. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%) dan pada tahun 2020 diperkirakan 28,8 juta jiwa (11,34%). 2 Umur Harapan Hidup rata-rata penduduk di Kota Makassar terus meningkat dari 73,43 pada tahun 2009 meningkat menjadi 73,58 pada tahun 2010. Angka Harapan Hidup pada tahun 2011 adalah 73,86, sedangkan tahun 2012 menjadi 74,05 tahun. Persentase penduduk lansia di Sulawesi Selatan adalah 8,34 % dari total jumlah penduduk di Sulawesi Selatan. 3 Peningkatan kuantitas lansia diharapkan dapat diimbangi dengan peningkatan kualitas hidup lansia. Selain dapat berumur panjang, lansia diharapkan dapat memiliki kualitas hidup yang baik, tetap sehat, produktif dan mandiri sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan pemerintah serta tetap dapat menjadi asset negara yang bermanfaat. 4 Kualitas hidup (Quality of Life) merupakan persepsi individu secara keseluruhan mengenai kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan dan lingkungan sekitar dimana dia hidup. Kualitas hidup diartikan juga sebagai evaluasi dari kepuasan secara keseluruhan dari kehidupan seseorang. Widiyanto, menyatakan kualitas hidup penduduk Indonesia tergolong rendah, Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara, peringkat ini masih di bawah peringkat Negara Singapura (urutan 25), Brunei Darusalam (urutan 34), Malaysia (urutan 61), Thailand (urutan 74) dan Filipina (urutan 84). 5 Adanya penyakit kronis pada lansia dapat menurunkan kualitas hidup khususnya dimensi kesehatan fisik. Penelitian yang dilakukan Yenny, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup (domain fisik dan lingkungan) antara lansia yang mengalami dan tidak mengalami penyakit kronik. Penyakit kronik secara bermakna menurunkan kualitas hidup lansia dengan nilai p=0,036. 6 2

Sementara penelitian yang dilakukan Kurnia, di Puskesmas Cilacap, menunjukkan bahwa semua subjek yang tidak menderita penyakit kronis memiliki kualitas hidup baik. Subjek yang memiliki kualitas hidup kurang semuanya menderita penyakit kronis. Dari hasil sebuah studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lansia yang dilaksanakan Komnas lansia di 10 propinsi tahun 2006 diketahui penyakit yang terbanyak diderita lansia adalah penyakit sendi (52,3%), hipertensi (38,8%), anemia (30,7%) dan katarak (23%). 7 Berdasarkan data RISKESDAS 2013, prevalensi penyakit sendi pada usia 55-64 tahun 45,0%, usia 65 74 tahun 51,9, usia 75 tahun 54,8%. 8 Penyakit sendi yang sering dialami oleh golongan lanjut usia yaitu penyakit artritis gout, osteoarthritis dan artritis reuomatoid. Artritis gout merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi arthritis gout adalah makanan yang dikonsumsi, umumnya makanan yang tidak seimbang (asupan protein yang mengandung purin terlalu tinggi). 9 Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung purin 200 mg/hari akan meningkatkan risiko artritis gout tiga kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsi purin. 10 Penelitian di Taiwan pada tahun 2005-2008 menunjukkan peningkatan kejadian artritis gout prevalensi gout pada lansia wanita sebesar 2,33%. Di AS diperkirakan bahwa prevalensi artrhritis akan meningkat dari 43 juta jiwa pada tahun 1997 menjadi 60 juta jiwa pada 2020, di Kanada, diperkiakan bahwa prevalensi artritis akan meningkat 2,9 juta sampai 6,5 juta antara 1991 dan 2031. 11 Satu survei epidemologik yang dilakukan di Jawa Tengah atas kerjasama WHO terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45, didapatkan prevalensi artritis gout sebesar 24,3%. Sedangkan penelitian yang dilakukan di puskesmas Gajah Mungkur Semarang terjadi peningkatan kejadian artritis gout sebesar 17,26% pada tahun 2011. 12 Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan purin,dan penyakit artritis gout serta kualitas hidup lanjut usia di kecamatan tamalanrea tahun 2014. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain crosssectional. Lokasi penelitian adalah KecamatanTamalanrea Kota Makassar dan dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di kecamatan Tamalanrea yang berjumlah 3093 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Dengan jumlah sampel 99 3

sampel. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah bersedia diwawancarai, berusia 60 tahun dan didampingi oleh keluarga lain dan lansia tidak menderita demensia, cacat fisik dan gangguan mental. Data yang dikumpulkan antara lain karakteristik responden, jumlah asupan purin, kadar asam urat, serta kualitas hidup responden. Data karatekteristik responden dan kualitas hidup responden diperoleh menggunakan kuesioner, asupan purin diperoleh melalui recall 2x24 jam menggunakan metode wawancara. Kadar asam urat diperoleh melalui pengukuran asam urat dalam dalam darah. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Makassar, dan Kantor Kecamatan Tamalanrea berupa data penduduk di Kecamatan Tamalanrea serta gambaran umum lokasi penelitian. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dengan analisis descriptive crosstabs. Data disajikan menggunakan tabel. HASIL Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 99 orang, berdasarkan jenis kelamin responden yang paing banyak adalah yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 61 orang (61,6%). Distribusi berdasarkan suku, suku responden yang paling banyak adalah suku Makassar sebanyak 37 orang (37,4%) sedangkan yang paling sedikit adalah suku Bugis sebanyak 23 orang (23,2%). Distribusi berdasarkan agama, agama responden yang paling banyak adalah agama Islam sebanyak 66 orang (66,7%). Distribusi berdasarkan pekerjaan, pekerjaan responden yang paling banyak adalah IRT sebanyak 40 orang (40,4%) dan yang paling sedikit adalah pedagang sebanyak 5 orang (5,1%). Distribusi berdasarkan latar belakang pendidikan, sebanyak 32 orang (32,3%) yang tidak bersekolah, dan sebanyak 5 orang (5,1%) yang berlatarbelakang akademi dan perguruan tinggi. Distribusi berdasarkan status perkawinan, responden yang masih memiliki pasangan sebanyak 62 orang (62,6%), responden yang tidak memiliki pasangan sebanyak 35 orang (35,3%) dan responden yang tidak menikah sebanyak 2 orang (2,0%) (Tabel 1). Berdasarkan hasil recall 24 jam menunjukkan bahwa asupan purin 3,0% responden memiliki asupan purin rendah (<500mg/hari), 41,4% responden yang memilik asupan purin normal (500-1000 mg/hari) dan 55,6% responden yang memiliki asupan purin tinggi (>1000mg/hari) (Tabel 2). Dari pemeriksaan asam urat ada 33,3% responden yang memiliki kadar asam urat normal dan ada 66,7% yang memiliki kadar asam urat tidak nomal (Tabel 3). Responden yang memiliki kualitas hidup sedang sebesar 52,5% dan responden yang memilkiki kualitas hidup rendah sebesar 47,5% (Tabel 4). 4

PEMBAHASAN Makanan tinggi purin dikatakan berkontribusi terhadap peningkatan asam urat darah. Membatasi konsumsi purin yang tinggi atau dengan melakukan diet rendah purin akan dapat mencegah atau menurunkan kadar asam urat dalam darah. Dalam penelitian ini terlihat bahwa 55,6% responden masih memiliki asupan purin tinggi (>1000 mg/hari). Untuk melihat kebiasaan konsumsi makanan yang mengandung purin pada lansia di Kecamatan Tamanlanrea digunakan kuesiner FFQ, dan menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang mengandung purin yang sering dikonsumsi lansia di Kecamatan Tamalanrea adalah ikan, tempe dan tahu. Salah satu faktor penyebab seringnya lansia mengkonsumsi makanan tersebut karena ketersediaan makanan tersebut yang terjangkau. Menurut Krisnatuti, bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah antara 0,5-0,75 g/ml purin yang dikonsumsi. 13 Terjadinya penyakit artritis gout pada penderita adalah hal yang masih belum diketahui jelas penyebabnya. Dugaan salah satu penyebabnya adalah karena asupan purin, yang menyebabkan akumulasi kristal purin berlebih pada sendi tertentu yang dapat meningkatkan serangan artritis gout. Penelitian menunjukkan bahwa asupan purin yang berlebih berkontribusi meningkatkan terjadinya penyakit artritis gout, dan purin hewani memberikan sumbangsi yang besar dalam meningkatkan asam urat dibandingkan purin yang berasal tanaman. 14 Dari pemeriksaan asam urat didapatkan 66 responden yang kadar asam uratnya tidak normal, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan giringningrum dimana dari 20 responden dari semua kelompok umur yang menderita artritis gout ada 9 orang berusia >60 tahun. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Wallace yang dikutip oleh Saag yang menyatakan bahwa adanya peningkatan terjadinya gout yang seiring bertambahnya usia, Wallace juga menjelakan bahwa seseorang yang berumur 65-74 tahun akan meningkatkan terjadinya penyakit artritis gout. 15 Dalam penelitian ini terdapat lansia yang memiliki asupan purin tinggi tetapi kadar asam uratnya normal, hal ini disebabkan karena lansia tersebut mengkonsumsi obat yang dapat menormalkan kadar asam urat sementara ada lansia yang memiliki asupan purin rendah dan asupan purin normal masih ada yang memiliki kadar asam urat yang tidak normal.. Hal ini perlu diperhatikan karena selain kandungan purin yang berasal dari makanan, purin juga dihasilkan di dalam tubuh dan masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam urat darah diantaranya adalah perubahan hormonal yang ada pada wanita postmenopause. 5

Peningkatan kadar asam urat sering dialami pada pria yang berusia di atas 40 tahun, sedangkan pada wanita yaitu pada masa setelah menopause, yaitu pada rentang usia 60-80 tahun. Setelah menopause, jumlah estrogen dalam tubuh wanita ikut mengalami penurunan. Hormon esterogen berfungsi dalam membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Elisabeth dalam penelitianya menemukan bahwa kadar asam urat serum wanita meningkat dari usia 50 sampai 59 dan seterusnya dan peningkatan tersebut diperpanjang sampai dengan kategori usia tertinggi 70 tahun, selain penurunan kadar esterogen, penurunan berbagai fungsi organ pada usia lanjut juga menyebabkan proses metabolisme asam urat mengalami gangguan. Inilah yang menyebabkan kadar asam urat meningkat seiring peningkatan usia. 16 Keberadan penyakit yang mempengaruhi kondisi kesehatan fisik seseorang adalah salah satu aspek yang menentukan kualitas hidup seseorang. Dari hasil wawancara ini didapatkan persentase responden yang memiliki kualitas sedang 52,5% dan rendah 47,5%. Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan seorang lansia untuk tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni kemampuan menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan kemunduran yang dialami, adanya penghargaan dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut. Kualitas hidup jika dilihat dari dimensi kesehatan fisik merupakan evaluasi dari kepuasan dan kebahagian pasien terhadap aspek-aspek kesehatan fisik. Namun selain kondisi kesehatan ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia dalam peneltian terlihat dari 33 lansia yang menderita artritis gout terdapat 42,4% lansia yang kualitas hidupnya rendah. Penelitian yang dilakukan Sutikno menyatakan bahwa faktor usia mempunyai hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup, di mana lansia yang berusia 60-70 tahun memiliki kemungkinan untuk berkualitas hidup baik lebih besar daripada lansia dengan usia 70 tahun lebih. Semakin tua umur berarti kualitas hidupnya semakin buruk. Hal ini disebabkan dengan bertambahnya umur terdapat penurunan fisik, perubahan mental (penampilan, persepsi, dan ketrampilan psikomotor berkurang), perubahan psikososial antara lain: pension, akan kehilangan financial, status, teman / kenalan, pekerjaan/ kegiatan, merasakan takut sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup seperti kesepian, hidup sendiri, perubahan ekonomi, penyakit kronis dan ketidakmampuan, hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian ini disimpulkan bahwa 55,6% lansia di kecamatan Tamalanrea mempunyai asupan purin tinggi, 66,7% lansia di kecamatan Tamalanrea memiliki kadar asam 6

urat yang tidak normal, 52,5%lansia di kecamatan Tamalanrea memiliki kualitas hidup sedang. Disarankan kepada lansia untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi, dengan mengurangi makanan sumber purin untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit artritis gout. serta memperhatikan kondisi kesehatan fisik maupun psikis serta tetap menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang disekitarnya untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. 2. Depkes. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013. 3. BPS. Data Statistik Kota Makassar: Jumlah Penduduk Lanjut Usia Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Kelurahan. Makassar: BPS; 2012. 4. Sari NK, Pramono A. Status Gizi, Penyakit Kronis, Dan Konsumsi Obat Terhadap Kualitas Hidup Dimensi Kesehatan Fisik Lansia. Journal of Nutrition College. 2014;3:83-9. 5. Widiyanto. Strategi Peningkatan Kualitas Hidup Manusia Di Indonesia. 2007; http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/ 6. Yenny, Herwana E. Prevalensi penyakit kronis dan kualitas hidup pada lanjut usia di Jakarta Selatan. Universa Medicina. 2006;25. 7. Depkes. Jumlah Penduduk Lanjut Usia Meningkat. 2008 [28 Februari 2014]; Availablefrom:http://madiun.dinkesjatim.go.id/index.php?option=com_content&task=vie w&id=26&itemid=2. 8. Depkes. Riset Kesehatan Daerah. Jakarta: Depkes RI; 2013. 9. Utami P. Solusi Sehat Asam Urat dan Rematik,. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2009. 10. Hensen, Putra TR. Hubungan Konsumsi Purin Dengan Hiperurisemia Pada Suku Bali Di Daerah Pariwisata Pedesaan. Journal Penyakit Dalam. 2007;8:1-7 11. Dominick KL, Ahern FM. Health-related quality of life among older adults with arthritis. BioMedCentral. 2004; 2:1-8 12. Diantari E, Candra A. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan Terhadap Kadar Asam Urat Wanita Usia 50-60 Tahun di Kecamatan Gajah Mungkur, Semarang. Journal of Nutrition College. 2013;2:3-22 13. Krisnatuti D. Perencanaan menu untuk penderita asam urat. Jakarta: Panebar Swadaya; 2008. 14. Yuqing Z, Chen C. Purine-rich foods intake and recurrent gout attacks. NIH. 2012;71. 15. Saag KG, Choi H. Epidemiology, risk factors, and lifestyle modifications for gout. BioMed Central. 2006;8:1-7 16. Hak AE, Choi HK. Menopause, postmenopausal hormone use and serum uric acid levels in US women The Third National Health and Nutrition Examination Survey. BioMed Central. 2008;10:1-7 7

LAMPIRAN Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Lansia di Kecamatan Tamalanrea Jumlah Responden Karakteristik n % Jenis kelamin Laki-laki 33 38.4 Perempuan 61 61.6 Agama Suku Islam 66 66.7 Kristen Protestan 30 30.3 Katolik 3 3 Makassar 37 37.4 Bugis 23 23.2 Toraja 26 26.3 Lainnya 13 13.1 Pekerjaan Pensiunan 31 31.3 Pedagang 5 5.1 IRT 40 40.4 Lainnya 23 23.2 Pendidikan Tidak sekolah 32 32.3 SD 28 28.3 SMP 4 4.1 SMA 23 23.2 Diploma 7 7.1 Akademi/PT 5 5.1 Status kawin Kawin 62 62.6 Tidak Kawin 2 2 Janda/Duda 35 35.4 Sumber : Data Primer, 2014 Total 99 100 8

Tabel 2 Distribusi Sampel Menurut Asupan Purin Pada Lanjut Usia di Kecamatan Tamanlanrea Jumlah responden Kategori Asupan Purin n % Rendah (<500mg/hari) 3 3 Normal (500-1000 mg/hari) 41 41.4 Tinggi (>1000mg/hari) 55 55.6 Total 99 100 Sumber : Data Primer, 2014 Tabel 3 Distribusi Sampel Menurut Pemeriksaan Asam Urat Pada Lanjut Usia di Kecamatan Tamanlanrea Jumlah Responden Kategori Asam Urat n % Normal 33 33.3 Tidak normal 66 66.7 Total 99 100 Sumber : Data Primer, 2014 Tabel 4 Distribusi Sampel Menurut Kualitas Hidup Pada Lanjut Usia di Kecamatan Tamanlanrea Jumlah Responden Kategori Kualitas Hidup n % Sedang 52 52.5 Rendah 47 47.5 Total 99 100 Sumber : Data Primer, 2014 9