PENGARUH PELATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO 2 MAX DALAM CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT PADA MAHASISWA SEMESTER VI B JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA (Idris Mohamad, Ahmad Lamusu, Edy Dharma P. Duhe) idrismohamad@yahoo.co.id Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Tujuan penelitian : untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max dalam cabang olahraga pencak silat pada mahasiswa semester VI B jurusan pendidikan kepelatihan olahraga. Metode penelitian : penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen. Manfaat penelitian : Hasil penelitian ini dapat di manfaatkan oleh para guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga pencak silat untuk menggunakan latihan circuit training yang lebih spesifik dalam meningkatkan vo 2 max pada mahasiswa jurusan pendidikan kepelatian olahraga untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung = 4,744 lebih besar dari table nilai t atau t tabel pada alfa α = 0.05 ; dk = n-1 (20-1) diperoleh harga t tabel = 1,729. Dengan demikian t hitung lebih besar dari pada t tabel, kriteria pengujian menyatakan bahwa tolak Ho jika t hitung (t t ) > (t t ), oleh karena itu Hipotesis alternave Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max dalam cabang olahraga pencak silat. Kesimpulan : latihan circuit training dalam cabang olahraga pencak silat dapat meningkatkan vo 2 max pada mahasiswa semester VI B Jurusan pendidikan kepelatihan olahraga. Saran : Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terlebih khusus dalam dunia olahraga pencak silat. Kata Kunci : Cirkut Training, VO 2 Max, Pencak Silat.
Pencak Silat adalah salah satu olahraga yang termasuk dalam jenis olahraga beladiri. Olahraga ini merupakan seni bela diri asli Indonesia yang telah berumur berabad-abad dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga sampai dikenal saat ini. Muhajir (2006:47) Menurut Hadziq (2013:79) mengemukakan bahwa pencak silat mengandung beberapa unsur antara lain seni tari, olahraga, seni, bela diri, serta watak yang berkepribadian luhur. Hal ini dapat dilihat pada suatu pertandingan pencak silat dimana setiap gerakan dilakukan dengan indah tetapi penuh dengan kekuatan. Selain itu, setiap pesilat yang baik harus menguasai serangan, pukulan, dan tendangan. Selanjutnya, Menurut Lubis (2014:1) pencak silat merupakan hasil budaya manusia Indonesia yang mempunyai tujuan untuk membela dan mempertahankan diri dari segala marabahaya untuk mencapai keselarasan dan keselamatan hidup dan meningkatkan rasa taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Iskandar (dalam Pomatahu, 2012:3) Pencak silat terdiri dari dua kata yaitu "Pencak" berarti gerak dasar beladiri yang terikat pada aturan tertentu dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan, dan kata "silat" yang berarti gerak beladiri yang sempurna, bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pencak silat adalah gerak beladiri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan sehingga merupakan penguasaan gerak yang efektif dan terkendali. Hakikat VO2 Max VO 2 max adalah volume maksimal oksigen (02) yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.
Menurut Soekarman (dalam Yudiana, 2007:7) bahwa kegiatan kecil atau sedang yang dipertahankan dalam waktu yang lama menggunakan energi dengan adanya oksigen atau sistem aerobik. VO2 max adalah volume maksimal oksigen (02) yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan Pelatihan aerobik merupakan sistem pelatihan, dimana energi yang digunakan berasal dari proses glikolisis, siklus kreb dan transport elektron. Proses tersebut memerlukan oksigen yang cukup. Daya tahan ini ada bermacam-macam. Menurut Suharno (dalam Jurnal Health & Sport, 2012:365) daya tahan terdiri atas daya tahan umum, daya tahan otot lokal, daya tahan spesial dan stamina. Untuk meningkatkan VO2 Max perlu di lakukan latihan circuit training, karena dengan bentuk-bentuk latihan circuit training mahasiswa tidak mengalami kelelahan sehingganya dengan latihan circuit training dapat meningkatkan VO2 Max. Dengan melakukan latihan circuit training mahasiswa kepelatihan olahraga dapat lebih banyak menggunakan O2(VO2 Max)pada saat melakukan latihan ataupun pertandingan. Dengan demikian pembuktian secara ilmiah perlu dilakukan melalui penelitian untuk membuktikan apakah benar jika latihan circuit training diterapkan pada mahasiswa kepelatihan olahraga dapat meningkatkan VO2 Max.Atas dasar uraian latar belakang ini, maka penulis berkeinginan untuk mengkaji lebih jauh tentang Pengaruh Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan VO2 Max Dalam Cabang Olahraga Pecak Silat Pada mahasiswa kepelatihan olahraga. Latihan Circuit Training Menurut M. Sajoto (dalam Nugroho, 2007:3) latihan sirkuit adalah suatu program latihan terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun seorang mahasiswa melakukan jenis latihan yang telah ditentukan. Satu sirkuit latihan dikatakan selesai,
bila seorang mahasiswa telah menyelesaikan latihan disemua stasiun sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Menurut Soekarman (dalam Nugroho, 2007:3) latihan sirkuit adalah suatu program latihan yang dikombinasikan dari beberapa item-item latihan yang tujuannya dalam melakukan suatu latihan tidak akan membosankan dan lebih efisien. Latihan sirkuit akan tercakup latihan untuk : 1) kekuatan otot, 2) ketahanan otot, 3) kelentukan, 4) kelincahan, 5) keseimbangan dan 6) ketahanan jantung paru. Latihanlatihan harus merupakan siklus sehingga tidak membosankan. Latihan sirkuit biasanya satu sirkuit ada 6 sampai 15 stasiun, berlangsung selama 10-20 menit. Istirahat dari stasiun ke lainnya 15-20 detik. Menurut J.P. O Shea dan E.L.Fox (dalam M. Sajoto,1988:163) ada dua program latihan siruit, yang pertama bahwa jumlah stasiun adalah 8 tempat. Satu stasiun diselesaikan dalam waktu 45 detik, dan dengan repetisi antara 15-20 kali, sedang waktu istirahat tiap stasiun adalah 1 menit atau kurang. Rancangan kedua dinyatakan bahwa jumlah stasiun antara 6-15 tempat. Satu stasiun diselesaikan dalam waktu 30 detik, dan satu sirkuit diselesaikan antara 5-20 menit, dengan waktu istirahat tiap stasiun adalah 15-20 detik. Latihan ini dapat memperbaiki secara serempak fitnes keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen power, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, mobilitas dan komponenkomponen lainnya. Dalam program pelatihan ini biasanya digunakan peralatan mesin, peralatan hidraulik, beban tangan dan biasanya jarak tiap stasiun 15 detik sampai 3 menit untuk menjaga agar otot tidak kelelahan. Bentuk-bentuk latihan dalam sirkuit adalah kombinasi dari semua unsur fisik. Latihannya bisa berupa lari naik turun tangga, lari ke samping, ke belakang, melempar bola, memukul bola dengan raket, melompat, berbagai bentuk latihan beban dan sebagainya. Bentuk latihannya biasanya di susun dalam lingkaran.
Latihan sirkuit ini, didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat mengembangkan kekuatan, daya tahan, kelincahan dan total fitnessnya dengan cara : 1. Melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam suatu jangka waktu tertentu. 2. Melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam waktu sesingkatsingkatnya. Berdasarkan hal di atas, maka peneliti dapat mengangkat satu skripsi yang berjudul pengaruh pelatihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max dalam cabang olahraga pencak silat pada mahasiswa semester VI B Jurusan pendidikan kepelatihan olahraga. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo2 max pada mahasiswa semester VI B jurusan pendidikan kepelatihan olahraga?. Metode Penelitian Dalam penelitian ini dipergunakan metode penelitian eksperimen dengan melakukan test awal, memberikan Treatmen atau perlakuan latihan circuit training dan melakukan test akhir yang kemudian menganalisis selisih skor test awal dan test akhir. Desain penelitian menggunakan desain One Group Pre-test and Post-Test Design (Maksum, 2009:379). Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Pre-Test Treatment Post-Test Keterangan: X1 X2 X 1 T X 2 = Pre-tes atau tes awal vo2 max = Post-tes atau tes akhir vo2 max Tabel 2 : Desain penelitian
T = Treatmen atau perlakuan dengan latihan circuit training Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa, terdapat pengaruh pelatihan circuit training terhadap peningkatan vo2 max, dan untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Langkah pertama : Menentukan hipotesis statistik a. : Tidak terdapat pengaruh pelatihan circuit training terhadap peningkatan vo2 max b. : Terdapat pengaruh pelatihan circuit training terhadap peningkatan vo2 max 2. Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian a. Tolak b. Terima 3. Langkah ketiga : Menentukan uji statistik Untuk menguji statistik penelitian yang diajukan, digunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : t = t observasi/t hitung md = rata-rata selisih antara tes awal dan tes akhir = jumlah kuadrat antara selisih tes awal dan tes akhir N = jumlah sampel penelitian 4. Langkah keempat : Kesimpulan Pengujian
Hasil pengujian diperoleh. Nilai dk = n-1 (20-1=19) diperoleh sebesar = 1,729, dengan demikian lebih besar dari (. Berdasarkan kriteria pengujian bahwa terima alternatif atau, oleh karena itu hipotesis dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh pelatihan circuit training terhadap peningkatan vo2 max. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut : DaerahPenerima an Ho Ha 0 1.729 4.744 Gambar : Kurva Penerimaan Pembahasan Pencak silat merupakan olahraga beladiri yang dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengembangkan minat dan bakat atau potensi yang ada dengan tidak mengelurkan biaya besar. Akan tetapi untuk mengembankan kemampuan pada cabang olahraga pencak silat diperlukan adanya proses melatih berlatih yang sistematis dan terencana.
Untuk meningkatkan vo 2 max dibutuhkan latihan yang dapat meningkatkan vo 2 max. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max yaitu, sebelum diberikan latihan circuit training nilai rata-rata vo 2 max yang diperoleh adalah 38.42, dan sesudah diberikan latihan circuit training nilai rata-rata vo 2 max yang diperoleh adalah 39.66. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan circuit training memberikan pengaruh terhadap peningkata vo 2 max. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh sebesar 4.744 lebih besar dari table nilai t atau t tabel pada alfa α = 0.05 ; dk =n-1 (20-1=19) diperoleh 1.729. Dengan demikian bahwa tolak Ho jika lebih besar dari pada t tabel, kriteria pengujian menyatakan (t h ) > (t t ), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max. Sehingga hipotesis Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max, ditolak dan menerima Ha yang menyatakan ; diterima atau terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.1.1 Latihan circuit training dalam cabang olahraga pencak silat dapat meningkatkan vo 2 max. Secara kuantitatif besar peningkatan vo 2 max dapat dilihat dari rata-rata vo 2 max sebelum diberikan perlakuan adalah 38.42, dan sesudah diberikan latihan circuit training nilai rata-rata vo 2 max yang diperoleh adalah 39.66.
Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan circuit training memberikan pengaruh terhadap peningkata vo 2 max. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh sebesar 4.744 lebih besar dari table nilai t atau t tabel pada alfa α = 0.05 ; dk =n-1 (20-1=19) diperoleh 1.729. Dengan demikian bahwa tolak Ho jika lebih besar dari pada t tabel, kriteria pengujian menyatakan (t h ) > (t t ), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max. Sehingga hipotesis Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max, ditolak dan menerima Ha yang menyatakan ; diterima atau terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan vo 2 max. Saran Sehubungan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saranyang dapat disampaikan yaitu : 1. Bagi Pelatih hendaknya memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi vo 2 max pesilat sehingga vo 2 max dalam tubuh pesilat menjadi lebih baik. 2. Bagi pesilat hendaknya agar terus termotivasi, semangat dalam berlatih, menjaga dan meningkatkan vo 2 max yang dimilikinya dengan menambah program latihan diluar jadwal latihan atau mengatur gaya hidup dan pola makan. 3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terlebih khusus dalam dunia olahraga pencak silat. DAFTAR PUSTAKA Bompa,1994. Latihan Circuit Training.(http://scarvia.blogspot.com/2010/04/circuittraining.html)
Dahlia, Rizqi. 2013. Pengaruh latihan kombinasi lompat, lari dan teknik menendang terhadap frekuensi tendangan lurus pada pesilat remaja diperguruan tapak suci kota gorontalo Hadziq, Khairul. 2013. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan.Bandung : Yrama Widya, 2013 Jurnal Health sport. 2012. Volume 4, Nomor 1, Februari 2012 : 363-448. Kusnanik, N.W,. Nasution, J,. Hartono, S. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Olahraga.Surabaya. UNESA University Press. Lubis, Johansyah. 2004. Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta Nugroho, Sigit. 2007. Metode Latihan Circuit Training Dalam Pembinaan Fisik Olahraga Bulu Tangkis. Pomatahu, Aisyah. 2012. Bahan Ajar Pencak Silat. UNG-FIKK Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. FPOK-IKIP Semarang. Yudiana, Yuyun. 2007. Latihan Fisik. FPOK-UPI