HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN BEDAH RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Oleh : SLAMET JULIYANTO Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan ABSTRAK : Komunikasi terapeutik adalah komunikasi khusus yang dilaksanakan oleh penyelenggara jasa kesehatan dalam hal ini adalah perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan dan berfokus pada kesembuhan pasien. Untuk itu perawat memerlukan keterampilan khusus yang mencakup keterampilan intelektual, teknikal yang tercermin dalam perilaku berkomunikasi secara terapeutik dengan orang lain.hubungan antara perawat dan pasien yang bersifat terapeutik ialah komunikasi yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki emosi pasien. Penelitian bertujuan Untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Ruang Perawatan Bedah RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2014. Penelitian adalah penelitian Observasional analitik dengan desain potong lintang.sampel dalam penenlitian ini sebanyak 68 pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehknik purposive sampling. Hasil penelitian dengan menggumakan uji Chi-square menunjukkan nilai ρ (0,038) < α (0,05). Disimpulkan dalam penelitian ini, Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan Komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien di ruang perawatan bedah RSUD Labuang Baji Makassar. Disarankan bagi Penelitian selanjutnya lebih menggunakan panduan observasi untuk mendapatkan hasil yang lebih efisien. Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien 1
2 ABSTRACT : Therapeutic communication is a special communication held by health service providers in this regard ois the nurses and other hospital staff who planned and focused on the patient s recovery. For that nurses require specialized skills that incluce intellectual skills, technical which is reflected in the behavior of communicating therapeutic is communication which is carried out with the aim of improving the patient s emotions. The aim of this research is to know association between nurse s therapeutic communication and satisfaction of patient in surgical unit labuang baji hospital makassar in 2014. This was analytic research with cross sectional design. The number of sample was 68 patients. Sampling technique was purposive sampling. Research result showed that there was association between nurse s therapeutic communication with satisfaction of patient (0,038) < α (0,05). It was concluded in this study, result showed that there is a relationship of therapeutic conmmunication with patient satisfaction in surgical room labuang further reseach is recommended to be used observation guide to get more efficient results. Keywords : Nurse s therapeutic communication, Patient s Statisfaction PENDAHULUAN Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang tertinggi - setingginya (Depkes RI, 2009). Komunikasi terapeutik adalah komunikasi khusus yang dilaksanakan olen penyelenggara jasa kesehatan dalam hal ini adalah perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan dan berfokus pada kesembuhan pasien. Hubungan antara perawat dan pasien yang bersifat terapeutik ialah komunikasi yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki emosi pasien. Perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan berbagai teknik komunikasi secara optimal dengan tujuan mengubah perilaku pasien ke arah yang positif. Untuk menerapkan komunikasi yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan yang memadai dan memahami dirinya dengan baik dengan harapan perawat dapat menghadapi mempersepsikan, bereaksi, dan menghargai keunikan pasien (Lusiana Atik, 2011). Kemampuan rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan pasien dapat diukur dari tingkat kepuasan pasien. Pada umumnya pasien yang merasa tidak puas akan mengajukan komplain pada pihak rumah sakit. Komplain yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan menurunnya kepuasan pasien terhadap kapabilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manejemen (Assauri, 2003).
3 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalahjenis penelitian yang akan digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional yaitu survei dilakukan dengan memberikan kuesioner, dengan melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 07 Juli 2014 di Ruang Perawatan Baji Kamase RSUD Labuang Baji Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di Ruang Perawatan Bedah RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan maret sebanyak 82 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden a. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Dari tabel 1 menunjukkan bahwa responden paling banyak berpendidikan rendah sebesar 36 orang (52,9%), sedangkan responden berpendidikan tinggi sebesar 32 orang (47,1%). Pendidikan n % Rendah 36 52,9 Tinggi 32 47,1 b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Dari tabel 2 menunjukkan bahwa responden paling banyak tidak bekerja sebesar 35 orang (51,5%), sedangkan responden yang bekerja sebesar 33 orang (48,5%). Pekerjaan n % Tidak bekrja 35 51,5 Bekerja 33 48,5 Analisis Univariat c. Distribusi Responden berdasarkan Komunikasi Terapeutik tabel 3 menunjukkan bahwa responden paling banyak mengatakan Komunikasi terapeutik Cukup sebesar 55 orang (80,9%), sedangkan responden yang mengatakan Komunikasi terapeutik kurang sebesar 13 orang (19,1%). Komunikasi n % Terapeutik Kurang 13 19,1 Cukup 55 80,9 d. Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien tabel 4 menunjukkan bahwa responden paling banyak mengatakan Puas sebesar 60 orang (88,2%), sedangkan responden yang
4 mengatakan Tidak Puas sebesar 8 orang (11,8%). Kepuasan n % Pasien Tidak Puas 8 11,8 Puas 60 88,2 Analisis Bivariat e. Distribusi responden berdasarkan kepuasan pasien pada pasien di ruang perawatan bedah RSUD labuang baji makassar tahun 2014 Dari tabel 5 diketahui bahwa dari 68 responden yang diteliti,dari 8 responden (100,0%) yang memiliki komunikasi terapeutik yang kurang, ada 4 responden (30,8%) yang tidak puas, sedangkan dari 60 responden (100,0%) yang memiliki komunikasi terapeutik cukup, ada 51 orang (92,7%) yang puas dalam komunikasi terapeutik. Komunikasi Terapeutik Kepuasan Pasien Tidak Puas Puas Jumlah n % n % n % Kurang 4 30,8 9 69,2 13 100,0 Cukup 4 7,3 51 92,7 55 100,0 Jumlah 8 11,8 60 88,2 68 100,0 Sumber : Data Primer p value 0,038 PEMBAHASAN f. Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien Berdasarkan hasil uji chisquare terdapat 1 cell yang memiliki nilai kemaknaan kurang dari 5. Dengan hasil tersebut, maka uji yang digunakan adalah uji alternatif yaitu fisher s exact test dengan p value =0,038. Nilai ini lebih kecil dari α = 0,05 yang artinya ada hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien. Menurut peneliti adanya hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien yaitu komunikasi terapeutik perawat sebesar 55 orang (80,9%), dan kepuasan pasien sebesar 60 orang (88,2%) yang merasa puas, sedangkan yang merasa tidak puas sebesar 8 orang (11,8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suci Listianingrum yang dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2012 dari 18 responden, didapatkan hasil pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat sebesar 44.44%, sedangkan tingkat kepuasan pasien terhadap komunikasi terapeutik perawat 44.44%, pasien merasa puas. Sedangkan pasien yang merasa tidak puas sebesar 56,66%. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurul qotimah (2012) dimana dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa komunikasi terapeutik yang cukup baik mendukung kepuasaan pasien dalam mendapatkan pelayanan keperawatan.
5 KETERBATASAN PENELITIAN 1. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner memungkinkan responden menjawab pernyataan dengan tidak jujur atau tidak mengerti pernyataan yang dimaksud sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif. 2. Keterbatasan waktu, menyebabkan peneliti tidak memiliki waktu yang sangat panjang untuk bertemu dengan responden. 3. Dalam penelitian ini menggunakan desai Cross sectional. Yang mana seharusnya dalam Cross sectional diperlukan sampel dalam jumlah besar, selain itu dalam Cross sectional ini sampel hanya diukur sekali waktu secara bersama, yang tentunya memiliki perbedaan hasil bila dilakukan mengikuti perkembangan sampel. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komunikasi terapeutik perawat yang dilakukan oleh perawat RSUD Labuang Baji Makassar dengan kategori Cukup sebesar 55 orang (80,9%), sedangkan r Komunikasi terapeutik perawat dengan kategori kurang sebesar 13 orang (19,1%). 2. Kepuasan pasien RSUD Labuang Baji Makassar dengan kategori Puas sebesar 60 orang (88,2%), sedangkan kepuasan pasien dengan kategori Tidak Puas sebesar 8 orang (11,8%). 3. Ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Ruang Perawatan Bedah RSUD Labuang Baji Makassar. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value =0,038. Nilai ini lebih kecil dari α = 0,05, yang artinya ada hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien. SARAN 1. Disarankan bagi Penelitian selanjutnya diharapkan peneliti lebih menggunakan panduan observasi untuk mendapatkan hasil yang lebih efisien. 2. Diharapkan institusi melakukan pelatihan tentang komunikasi terapeutik perawat terhadap pasien untuk peningkatan komunikasi terapeutik kepada para pasien. 3. Memasang motto yang berisi tentang komunikasi terapeutik disetiap dinding Rumah Sakit. agara masyarakat dapat mengetahui dalam mendapatkan pelayanan prima tentang kepuasan pelayanan yang lebih. DAFTAR PUSTAKA Anita Murwani, 2009, Komunikasi Panduan Bagi Perawat, Citra Maya, Yogyakarta. Assauri, 2003, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ke 11, Jakarta : Rajawali. Gerson, 2004, Mengukur Kepuasan Pelanggan, PPM, Jakarta. Hidayat Alimul A, 2011, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika, Jakarta.
6 Irawan, 2003, Pendekatan Mutu Dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelayanan Kesehatan, Program Pasca Sarjana Unhas. Kotler, 2003, Managemen Pemasaran Analisis Implementasi Dan Kontrol, PT Prehallindo, Jakarta. Mahfoedz, Mahmud, 2009, Komunikasi Keperawatan (Komunikasi Terapeutik), Ganbika, Yogyakarta. Mundahir, 2006, Komunikasi Keperawatan (Aplikasi Dalam Pelayanan), Graha Ilmu, Yogyakarta. Nasir dan Muhith, 2011, Dasar-dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori, Salemba Medika, Jakarta. Nyoto, 2012, Konsep Tinjauan Pustaka Kepuasan Pasien. (online) http://nyotobhayangkara.blogspot.com/2012/ 09/konsep-tinjauan-pustakakepuasan-pasien_1536.html, diakses 04 Maret 2014. Pawerusi Esse puji, dkk, 2014, Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 10, STIK Makassar, Makassar. Purba, J.M, 2006, Komunikasi Dalam Keperawatan, tersedia http://www.innappni. or.id/index.php?name=news&fil e=article&sid=88, 06 Maret 2008. Stuart G. W, dan Sunden S.J, 2009, Buku Saku Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta. Supriyanto, dan Ernawaty, 2010, Manajemen Bangsal Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Tjiptono, 2002, Managemen Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta. Wijono. (1999). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori Strategi dan Aplikasi. Jakarta : Airlangga University Press. Wulan, dan Hastuti, 2011, Pengantar Etika Keperawatan, Pestasi Pustakarya, Jakarta. Departemen Kesehatan RI 2009, Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 1596/Menkes/per II/1998. Depkes RI : Jakarta.