HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN LEPO-LEPO KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU USIA

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MINAT METODE IVA DAN PAPSMEAR

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Sri Waluyaningsih

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI KELURAHAN KOTABARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP SIKAP PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT PADA IBU-IBU DI RW 4 KRETEK ROWOKELE KEBUMEN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DETEKSI DINI (PAP SMEAR) DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI POLI OBGYN

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB V PEMBAHASAN. dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta. posyandu tentang kanker serviks dengan motivasi pada pemeriksaan deteksi dini

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

Feriana Tejawati 1, Ismarwati 2, Anjarwati 3 ABSTRACT

Christina Triwiyani 1

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Salah satu

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Andini Ania Sari

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

PENGARUH PENYULUHAN DAN PEMBERIAN LEAFLET KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN PAP SMEAR IBU-IBU DI DUSUN JOGONALAN TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL 1

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Oleh : Iza Aina

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

MENTARI AYU SAPUTRI J

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA Lesse Maharsie, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar belakang: Kanker leher rahim (serviks) merupakan ancaman penyakit yang menakutkan bagi wanita. Pasien kanker rahim di seluruh dunia diperkirakan terjadi sekitar 500 ribu kasus baru, 270 ribu diantaranya meninggal setiap tahunnya. Kanker serviks dapat dicegah, salah satunya dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), yaitu metode screening yang praktis, murah, dan memungkinkan dilakukan di Indonesia. Pada tahun 2009-2011 terdapat tiga orang meninggal karena kanker serviks di Kelurahan Jebres, namun dari 1207 wanita usia produktif hanya enam orang yang mengikuti IVA test diadakan oleh Puskesmas pada bulan Mei 2011.Tujuan: Menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan keikutsetaan ibu melakukan IVA Test di Kelurahan Jebres Surakarta. Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu usia 30-50 tahun sebanyak 66 responden dengan pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Hasil: Hasil uji Chi Square dengan taraf signifikansi (α=0,05) didapatkan nilai hitung (13.073) > tabel (5.991) dengan Pvalue = 0,000 (p<0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Simpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan keikutsertaan ibu melakukan IVA Test di Kelurahan Jebres Surakarta. Kata Kunci: Pengetahuan, Kanker Serviks, IVA Test A. PENDAHULUAN Kanker leher rahim (serviks) merupakan ancaman penyakit yang menakutkan bagi wanita. Penyakit ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual, dan faktor resiko lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, nutrisi, dan rokok (Jong, 2005:347; Aziz, 2002:97). Data dari Depkes RI (2005, dalam Purwanti, 2007) menunjukkan bahwa pasien kanker leher rahim di seluruh dunia diperkirakan terjadi sekitar 500 ribu kasus baru, 270 ribu diantaranya meninggal setiap tahunnya dan 80% terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan terdapat 40 ribu kasus baru kanker leher rahim setiap tahunnya di Indonesia. Di rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, frekuensi kanker serviks 76,2% di antara kanker ginekologi (Rasjidi, 2010:6). Kanker serviks sebenarnya dapat dicegah lebih dini. Pencegahan terhadap penyakit merupakan bentuk dari sebuah praktik kesehatan atau tindakan hidup sehat yaitu semua kegiatan 46

atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan (Notoatmodjo, 2010:58). Praktik kesehatan ini dapat diwujudkan melalui keikutsertaan seseorang dalam melakukan screening. Proses pencegahan dan deteksi dini (screening) kanker serviks dengan tes pap secara luas terbukti efektif dalam mencegah kanker serviks, namun langkah ini membutuhkan biaya cukup besar dan sulit untuk diterapkan di Indonesia dengan sumber daya yang masih terbatas, khususnya spesialis patologi anatomi dan skriner sitologi (Nuranna, 2006:111). Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), merupakan metode screening yang lain yang lebih praktis, murah, dan memungkinkan dilakukan di Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya metode ini masih mengalami kendala seperti keengganan para perempuan diperiksa karena malu. Penyebab lain seperti keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurangnya pengetahuan, serta ketakutan merasa sakit pada saat pemeriksaan (Irawan, 2010). Berdasarkan data hasil studi pendahuluan di Puskesmas Nggoresan Jebres Surakarta (2009-2011) terdapat tiga orang meninggal karena kanker serviks. Pada bulan Mei 2011 pernah diadakan IVA test oleh Puskesmas Nggoresan Jebres Surakarta, namun dari 1207 wanita usia produktif hanya 6 orang yang mengikuti. Hal ini menunjukkan rendahnya keikutsertaan ibu dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA yang telah di selenggarakan oleh pelayanan kesehatan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden yang diambil secara acak menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentang kanker serviks sebesar (10%), berpengetahuan sedang (50%), dan yang berpengetahuan rendah (40%). Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan keikutsertaan ibu melakukan IVA Test di Kelurahan Jebres Surakarta. B. BAHAN DAN METODE PENELI- TIAN Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu usia 30-50 tahun sudah menikah dan belum berhenti haid (menopause). Sampel dengan menggunakan rumus cochan diperoleh hasil sebanyak 66 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluser random sampling. 47

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat Informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer 2012. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu ibu usia 30-50 tahun. Analisis ini dilakukan terhadap variable yang berkaitan dengan keikutsertaan ibu melakukan IVA Test. Hasil analisanya adalah sebagai berikut: a. Test berdasarkan Umur yaitu sebanyak 3 reponden (75%). Pada responden dengan usia tidak produktif keikutsertaan melakukan IVA Test dengan yang tidak melakukan memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 31 responden (50%). Dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan ibu melakukan IVA Test berdasarkan umur sebagian besar dilakukan oleh responden dengan usia tidak produktif dan yang tidak ikutsertaan IVA Test sebagian besar juga dilakukan oleh responden dengan usia tidak produktif. b. Test Berdasarkan Pendidikan (Sumber : Analisis Data Primer 2012) Gambar 1 Distribusi Frekuensi Test berdasarkan Umur Berdasarkan gambar 1 dari hasil analisis data primer tentang distribusi keikutsertaan ibu melakukan IVA Test berdasarkan variabel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pada variabel umur, responden dengan usia produktif sebagian besar tidak melakukan IVA Test (Sumber : Analisis Data Primer 2012) Gambar 2 Distribusi Frekuensi Test Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa pada variabel pendidikan, responden dari pendidikan SD hingga Sarjana, sebagian besar tidak ikutserta melakukan IVA Test, kecuali responden 48

dengan pendidikan Diploma, karna hampir semuanya yaitu sebanyak 6 responden melakukan IVA Test. Ketidak ikutsertaan IVA Test sebagian besar oleh responden dengan pendidikan SMA, yaitu sebanyak 22 reponden (67%). Begitu pula dengan yang tidak ikutserta sebagian besar dilakukan oleh responden dengan pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 11 responden (33%). Disamping itu, keikutsertaan ibu melakukan IVA Test sebagian kecil dilakukan oleh responden dengan pendidikan terakhir SMP yaitu sebanyak 2 orang atau hanya 29% dari seluruh responden yang berpendidikan SMP. ibu melakukan IVA Test berdasarkan variabel pekerjaan menunjukkan sebagian besar dilakukan oleh ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16 reponden (42%). Begitu pula yang tidak ikutserta juga oleh ibu rumah tangga yaitu sebanyak 22 responden (58%). Disisi lain, ternyata responden yang bekerja sebagai wiraswasta, keikutsertaannya paling kecil karna tidak ada yang mengikuti IVA Test (0%). Begitupula dengan ketidak ikutsertaannya juga tedapat pada responden yang bekerja sebagai wiraswasta.yaitu sebanyak 1 responden. d. Tes Berdasarkan Informasi. c. Test Berdasarkan Pekerjaan (Sumber : Analisis Data Primer 2012) (Sumber: Analisis Data Primer 2012) Gambar 3 Distribusi Frekuensi Test Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan gambar 3 menunjukkan bahwa distribusi keikutsertaan Gambar 4 Distribusi Frekuensi Tes Berdasarkan Informasi. Berdasarkan gambar 4. menunjukkan bahwa responden yang sudah pernah mendapatkan informasi 49

tentang kanker serviks sebagian besar telah ikutserta melakukan IVA Test yaitu sebanyak 31 responden (53%). Sedangkan pada responden yang belum pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks sebagian besar tidak ikut serta melakukan IVA Test yaitu sebanyak 7 responden (88%). Dapat dilihat juga bahwa pada variabel informasi, distribusi keikutsertaan ibu ysng melakukan IVA Test maupun yang tidak melakukan sebagian besar dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks. Sedangkan distribusi keikutsertaan ibu melakukan IVA Test sebagian kecil dilakukan oleh ibu-ibu yang belum pernah mendapatkan informasi tentang kanker serviks begitu pula yang tidak ikut serta melakukan IVA test. Pada gambar 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang sudah mendapatkan informasi tentang kanker serviks sebagian besar mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 48 responden (73%) dan sebagian kecil informasi didapat dari TV atau internet yaitu sebanyak 14 responden (215%). Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa informasi dari tenaga kesehatan memiliki persentase terbesar dibandingkan sumber informasi yang lain yaitu dari teman, TV, internet, majalah atau dari koran. f. Test Berdasarkan Pengetahuan e. Responden Berdasarkan Sumber Informasi (Sumber: Analisis Data Primer 2012) Teman TV/Internet Majalah/Koran Tenaga Kesehatan (Sumber : Data Primer 2012) Gambar 5 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Gambar 6 Distribusi Frekuensi Test Berdasarkan Pengetahuan Berdasarkan gambar 6 menunjukkan bahwa pada variabel pengetahuan, 50

keikutsertaan ibu melakukan IVA Test paling banyak dilakukan oleh responden dengan pengetahuan tinggi Tabel 1 Cross Tabulation Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan Keikutsertaan Ibu Melakukan IVA Test yaitu sebanyak 27 responden (66%), dan paling sedikit dilakukan oleh responden dengan pengetahuan rendah yaitu sebanyak 5 responden (20%). Disamping itu responden yang tidak ikutserta sebagian besar oleh responden Pengetahuan Keikutsertaan Melakukan IVA Test Ya Tidak Ya Tidak F % F % Tinggi 27 40.9% 14 21.2% Rendah 5 7.6% 20 30.3% Jumlah 32 48.5% 34 51.5% Sumber : Data Primer 2012 P value 13.073 0.000 OR (95% CI) 7.714 (2.386-24.942) yang berpengetahuan rendah dan paling sedikit oleh responden berpengetahuan tinggi. Dapat disimpulkan juga bahwa responden yang berpengetahuan rendah sebagian besar tidak ikutserta melakukan IVA Test sedangkan yang berpengetahuan tinggi sebagian besar telah ikutserta melakukan IVA Test. 2. Analisa Bivariate Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable independent dengan variable dependent, yaitu hubungan antara pengetahuan dengan keikutsertaan melakukan IVA Test. Uji yang dilakukan adalah Chi square. Dari uji analisa tersebut diperoleh hasil sebagai Hasil uji korelasi dengan menggunakan Chi square didapatkan nilai P value = 0,000 < 0,05. Dengan demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan keikutsertaan IVA test. Nilai hitung diketahui sebesar 11.885, karena nilai hitung (13.073) tabel (5.991) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan keikutsertaan ibu melakukan IVA Test. Nilai OR adalah 7.714 artinya responden dengan pengetahuan tinggi berpeluang untuk ikutserta melakukan IVA Test sebanyak 7.714 kali lebih besar dibanding yang berpengetahuan rendah. berikut: 51

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Mengacu pada hasil penelitian yang telah dipaparkan, pembahasan berikut bertujuan untuk menginterpretasikan data hasil penelitian dan kemudian dibandingkan dengan konsep atau teori yang terkait. Pada gambar 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang ikut serta melakukan IVA Test adalah responden dengan usia yang sudah tidak produktif lagi. Bertambahnya usia menunjukkan suatu kematangan perilaku dan kematangan pola pikir. Bertambahnya usia juga sejalan dengan bertambahnya mengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Hasil ini juga diperkuat dalam teori Mubarok (2007:30-31) mengatakan bahwa dalam perubahan umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan mental, sedangkan umur itu sendiri merupakan kedewasaan fisik dan kematangan ciri kepribadian seseorang yang berkaitan erat dengan pengambilan keputusan. Hasil ini mendukung penelitian Wiyono, Iskandar & Suprijono (2008) yang menyatakan bahwa peserta pada penelitiannya sebagian besar adalah kelompok usia 40 sampai 49 tahun yaitu sebanyak 34,2%. Berdasarkan laporan WHO tahun 1992, kanker serviks ditemukan paling banyak pada usia setelah 40 tahun dan lesi derajat tinggi pada umumnya dapat dideteksi sepuluh tahun sebelum terjadi kanker dengan puncak terjadinya displasia pada usia 35 tahun. Pada gambar 2 dan gambar 3 menunjukkan bahwa pendidikan terakhir dan pekerjaan responden yang paling banyak melakukan IVA Test adalah SMA dengan status sebagai ibu rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan dan pekerjaan seseorang tidak berpengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Pengetahuan tidak hanya didapat melalui bangku sekolahan maupun dari lingkungan kerja, pengetahuan juga dapat diperoleh melalui media lain. Notoatmodjo 2003 dalam (Nurhidayati & Mamnu ah, 2005) pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman dan berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat, dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian Latifah (2011) yang menyatakan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan. Pada gambar 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang melakukan IVA Test sudah pernah mendapatkan informasi mengenai kanker serviks. Mubarak (2007:30-31) menyebutkan bahwa kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru. Hal ini menunjukkan 52

bahwa informasi yang didapatkan oleh seseorang memiliki pengaruh terhadap perilaku seseorang. Dapat dilihat pula pada gambar 5 bahwa informasi paling banyak diperoleh dari tenaga kesehatan. Menurut Purwanti dan Hendarsih (2008) bahwa peran tenaga kesehatan sangat besar pengaruhnya dalam menyampaikan informasi yang benar dan tepat mengenai kanker serviks baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Berdasakan gambar 6 dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu-ibu di Kelurahan Jebres tentang kanker serviks sebagian besar tinggi. Secara umum pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah pendidikan, pekerjaan, umur dan informasi. Dari hasil penelitian, pendidikan dan pekerjaan tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap suatu pengetahuan baru yang dapat mempengaruhi suatu perilaku, dalam hal ini adalah keikutsertaan melakukan IVA Test. Sedangkan umur dan informasi memiliki pengaruh terhadap pengetahuan tentang kanker serviks dan keikutsertaan ibu melakukan IVA Test. Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa variabel umur dan informasi dapat berpengaruh terhadap pengetahuan dan keikutsertaan IVA Test. Variabel umur dan informasi dapat dikatakan sebagai variabel pengganggu antara pengetahuan tentang kanker serviks sebagai variabel bebas (independent) dan keikutsertaan ibu melakukan IVA Test sebagai variabel terikat (dependen). Hasil analisa dengan menggunakan uji Chi Square, yang ditunjukkan pada tabel 1 diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan yang dimiliki dengan perilaku ibu dalam keikutsertaannya melakukan IVA Test dengan arah hubungan negatif, dimana semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki ibu tentang kanker serviks maka semakin rendah keikutsertaan melakukan IVA Test. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Latifah (2010) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker leher rahim dengan perilaku deteksi dini kanker leher rahim. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan yang tinggi belum menjamin seseorang untuk memiliki perilaku yang baik. Hal ini sesuai dengan teori Notoamodjo (2007:178), bahwa selain pengetahuan, ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku diantaranya adalah kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, tersedia tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan serta perilaku petugas kesehatan. D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan 53

ibu tentang kanker serviks di Kelurahan Jebres Surakarta sebagian besar tergolong tinggi. Pengetahuan yang tinggi ini ternyata diikuti dengan keikutsertaan ibu dalam melakukan IVA Test yang tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa sebagian besar ibu usia 30-50 tahun di Kelurahan Jebres tidak melakukan IVA Test. Dari uji analisa yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan keikusertaan ibu dalam melakukan IVA Test. Dari simpulan di atas, telah diketahui bahwa masih rendahnya keikutsertaan ibu dalam melakukan IVA Test di Kelurahan sedangkan pengetahuannya sebagian besar tergolong tinggi. DAFTAR PUSTAKA Irawan, (2010). Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA Test. http://www.harianjoglosemar. com, [diperoleh tanggal 27 Februari 2012]. Jong, WD. (2004). Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan Keluarga. Jakarta: Arcan. Latifah. (2011). Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Leher Rahim Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Pada Ibu-Ibu PKK di Petronayan Nogosari Boyolali. [KTI]. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta. Mubarok. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmojdo, S. (2010). Promosi Kesehatan :Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nuranna, L. (2006). IVA (Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat). Dalam Aziz, F., Andrijono, & Saifuddin, A. B. (Eds.), Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta: YBPSP. Nurhidayati & Mamnuah. (2005). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dengan Tingkat Kecemasan Pada Klien Kanker Serviks. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. 1(2), 96-104. Purwanti, Y. & Hendarsih, S. (2008). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Kanker Leher Rahim dan Pap Smear Terhadap kesadaran Mengikuti Pap Smear pada Ibu-ibu Mlisi Lor Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. 4(1), 48-58. Rasjidi, I. (2008). Manual Prakanker Serviks. Jakarta : CV Sagung Seto. Wiyono, S., Iskandar, TM., & Suprijono. (2008). Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk Deteksi Dini Lesi Prakanker Serviks. Media Medika Indonesiana. 43 (3), 116-121. 54