LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR NO. : 6, 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 216 ayat (1), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daearh sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang serta ketentuan Pasal 26 ayat (4) dan ayat (5), Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu diatur dengan Peraturan Daerah; b. bahwa untuk mempermudah dan memperlancar penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Desa, maka perlu disusun Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa sebagai acuan dan pedoman bagi Desa dalam Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daearah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4539). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Alor. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor. 3. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD. 4. Bupati adalah Bupati Alor. 5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Pemerintah Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa dalam bidang legislasi, penyusunan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, dan keputusan desa, serta penampung dan pengatur aspirasi masyarakat. 8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Perangkat Desa adalah unsur pembantu kepala desa yang terdiri atas Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya. 10. Kepala Desa adalah keseluruhan Kepala Desa yang berada di Kabupaten Alor. 11. Perangkat Desa lainnya adalah unsur pembantu kepala desa yang terdiri dari Sekretaris Desa, Pelaksana Teknis Lapangan dan Unsur Kewilayahan. 12. Unit Pelayanan Teknis Lapangan adalah unit pelaksana lapangan yang dibentuk oleh desa untuk menangani suatu kasus teknis tertentu. 13. Peraturan Desa adalah peraturan yang dibentuk oleh BPD dengan persetujuan bersama Kepala Desa. 14. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi dan monitoring, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. BAB II TATA CARA PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI Bagian Kesatu Pemerintah Desa Pasal 2 (1) Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa. (2) Perangkat Desa berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa. (3) Perangkat Desa merupakan unsur pembantu pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Desa. Bagian Kedua Kepala Desa Pasal 3 Kepala Desa bertugas memimpin penyelenggaraan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kepala Desa mempunyai wewenang : a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD; b. mengajukan rancangan peraturan desa; c. menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD; d. menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDesa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD; e. membina kehidupan masyarakat desa; f. membina perekonomian desa;
g. mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h. mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; dan i. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 5 (1) Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Kepala Desa mempunyai kewajiban : a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indoesia; b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; d. melaksanakan kehidupan demokrasi; e. melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme; f. menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa; g. menaati dan menegakkan seluruh Peraturan Perundang-undangan; h. penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa yang baik; i. melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan desa; j. melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa; k. mendamaikan perselisihan di desa dengan dibantu oleh lembaga adat desa; l. mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa; m. membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya masyarakat; n. memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup. (2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5, Kepala Desa dilarang : a. menjadi pengurus partai politik; b. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota BPD, dan lembaga kemasyarakatan di desa bersangkutan; c. merangkap jabatan sebagai anggota DPRD; d. terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah; e. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain; f. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukan; g. menyalahgunakan wewenang; dan h. melanggar sumpah/janji jabatan.
Bagian Ketiga Perangkat Desa (1) Perangkat Desa terdiri dari : a. Sekretaris Desa; dan b. Perangkat Desa lainnya. (2) Perangkat Desa lainnya terdiri dari : a. Sekretariat Desa; b. Pelaksana Teknis Lapangan; c. Unsur Kewilayahan. Pasal 7 Pasal 8 (1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. (2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), perangkat desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Bagian Keempat Sekretaris Desa Pasal 9 (1) Sekretaris Desa berkedudukan sebagai Kepala Tata Usaha Pemerintah Desa yang berperan membantu Kepala Desa dan memimpin Sekretariat Desa. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat Desa mempunyai fungsi : a. melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan; b. melaksanakan urusan keuangan; c. melaksanakan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatn; d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. Pasal 10 a. Sekretariat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a, dibantu oleh Kepala Urusan. b. Kepala Urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. Kepala Urusan Pemerintahan; b. Kepala Urusan Pembangunan; dan c. Kepala Urusan Umum. c. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Urusan bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa. Pasal 11 (1) Kepala Urusan Pemerintahan mempunayi tugas : a. mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban; b. mengumpulkan bahan-bahan dalam rangka pembinaan wilayah dan masyarakat; c. melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan ketentraman dan ketertiban; d. membantu tugas-tugas di bidang pungutan pajak, retribusi dan pendapatan lainnya;
e. membantu pelaksanaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemilu; f. membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan kepada masyarakat serta melakukan kegiatan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya. g. melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. (2) Kepala Urusan Pembangunan mempunayi tugas : a. mengumpulkan dan mengevaluasi data bidang perekonomian, pembangunan dan kesejahteraan rakyat; b. melakukan bimbingan, koordinasi dan pembinaan di bidang perkoperasian, keagamaan, kesehatan, pendidikan, pertanian, peternakan, perikanan, prasarana/sarana desa, penyaluran bantuan, peningkatan swadaya, partisipasi gotong royong masyarakat desa dan kegiatan pembangunan perdesaan lainnya; c. menyiapkan laporan bidang tugas untuk kepentingan administrasi pemerintahan desa; d. melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. (3) Kepala Urusan Umum mempunayi tugas : a. melakukan administrasi keuangan pemerintahan desa; b. melakukan urusan perlengkapan dan inventarisasi desa; c. melakukan urusan rumah tangga, pelaksanaan rapat-rapat dinas dan upacara dinas; d. melakukan urusan tata usaha desa; e. menyiapkan laporan bidang tugas untuk kepentingan administrasi pemerintahan desa; f. melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa. Bagian Kelima Pelaksana Teknis Lapangan Pasal 12 (1) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Desa dapat membentuk unit Pelaksana Teknis Lapangan. (2) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Lapangan disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi wilayah dan kemampuan keuangan. Pasal 13 Tata Cara Pembentukan, Tugas dan Fungsi Pelaksana Teknis Lapangan diatur dengan Peraturan Kepala Desa. Bagian Keenam Unsur Kewilayahan Pasal 14 (1) Unsur Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c, disebut Dusun. (2) Dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Dusun yang bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Pasal 15 (1) Unsur kewilayahan yang dipimpin oleh Kepala Dusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), merupakan unsur pembantu Kepala Desa. (2) Kepala Dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Dusun mempunyai tugas : a. melaksanakan kegaiatan pemerintahan di wilayah kerjanya; b. melaksanakan kegiatan pembangunan; c. melaksanakan kegaiatan pelayanan kemasyarakatan; d. melaksanakan dan menegakkan Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa; e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala desa. Pasal 16 (1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Desa, apabila dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan Pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap. (2) Perangkat Desa yang diberhentikan oleh Kepala Desa, apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. BAB III TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA Pasal 17 (1) Hubungan kerja Pemerintah Desa dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah bersifat konsultatif. (2) Hubungan kerja Pemerintah Desa dengan BPD bersifat kemitraan. (3) Hubungan kerja Pemerintah Desa dengan Pemerintah Desa lainnya bersifat koordinatif. (4) Hubungan kerja Pemerintah Desa dengan Lembaga Kemasyarakatan bersifat koordinatif, konsultatif dan kemitraan. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 18 Pemerintah Kabupaten dan Camat wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Pasal 19 Pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 meliputi : a. menetapkan pengaturan kewenangan kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada desa; b. memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari Kabupaten ke Desa; c. memberikan pedoman penyusunan peraturan desa dan peraturan kepala desa; d. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan; e. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; f. melakukan penelitian tentang penyelenggaraan pemerintahan desa; g. melakukan evaluasi dan pengawasan peraturan desa; h. menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa; i. mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa;
j. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan; k. memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat, hukum adat, nilai adat istiadat, lembaga adat beserta hak-hak tradisionalnya dalam pelaksanaan pemerintahan desa; l. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan; m. menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD sesuai dengan kondisi dan sosial budaya masyarakat setempat; n. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan; o. memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan; dan p. melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan perdesaan. Pasal 20 Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 meliputi : a. memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa; b. memfasilitasi administrasi tata pemerintahan desa; c. memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa; d. memfasilitasi pelaksanaan urusan pelaksanaan otonomi daerah kabupaten yang diserahkan kepada desa; e. memfasilitasi penerapan dan penegakkan Peraturan Perundang-undangan; f. memfasilitasi pelaksanaan tugas Kepala Desa dan Perangkat Desa; g. memfasilitasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; h. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban lembaga kemasyarakatan; i. memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; j. memfasilitasi kerjasama antar desa dan kerjasama desa dengan pihak ketiga; k. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa; l. memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga; m. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan; dan n. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintah dalam pengembangan lembaga kemasyarakatan. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Dusun yang sudah ada pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap ada. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 (1) Hal-hal yang belum dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Bupati. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 6 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
(Lembaga Daerah Kabupaten Alor Tahun 2004 nomor 9) dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. Pasal 23 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Alor. Ditetapkan di Kalabahi pada tanggal 23 Desember 2006 Diundangkan di Kalabahi pada tanggal 27 Desember 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2006 NOMOR 6 SERI D
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA I. UMUM Bahwa demi kelancaran penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Desa, maka perlu adanya pedoman organisasi dan tata kerja pemerintah desa sebagai dasar hukum dan landasan pijak bagi pemerintah dalam menyusun organisasi dan tata kerja pemerintah desa secara baik dan benar. Bahwa untuk memberikan legalitas bagi Pemerintah Desa untuk menyusun organisasi dan tata kerja pemerintah desa, maka perlu diatur Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa dengan Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Angka 1 : cukup jelas Angka 2 : cukup jelas Angka 3 : cukup jelas Angka 4 : cukup jelas Angka 5 : Definisi Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini tidak membatasi persehatian tapal batas wilayah administrasi Pemerintah Desa/Kelurahan. Angka 6 : cukup jelas Angka 7 : cukup jelas Angka 8 : cukup jelas Angka 9 : cukup jelas Angka 10 : cukup jelas Angka 11 : cukup jelas Angka 12 : cukup jelas Angka 13 : cukup jelas Angka 14 : cukup jelas Pasal 2 : cukup jelas Pasal 3 : Yang dimaksud dengan urusan pemerintahan antara lain pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa diri seperti pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan badan usaha milik desa, kerja sama antar desa. Pasal 4 : cukup jelas Pasal 5 : cukup jelas Pasal 6 : cukup jelas Pasal 7 : cukup jelas Pasal 8 : cukup jelas
Pasal 9 : cukup jelas Pasal 10 : cukup jelas Pasal 11 : cukup jelas Pasal 12 : cukup jelas Pasal 13 : cukup jelas Pasal 14 : cukup jelas Pasal 15 : cukup jelas Pasal 16 : cukup jelas Pasal 17 : cukup jelas Pasal 18 : cukup jelas Pasal 19 : cukup jelas Pasal 20 : cukup jelas Pasal 21 : cukup jelas Pasal 22 : cukup jelas Pasal 23 : cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2006 NOMOR 417
Lampiran : STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA BPD KEPALA DESA PELAKSANA TEKNIS SEKRETARIS DESA KAUR PEMERINTAHAN KAUR PEMERINTAHAN KAUR PEMBANGUNAN DUSUN Keterangan : : Garis Komando : Garis Koordinasi