Identifikasi Karakteristik Suara Ayam Kokok Balenggek Jantan Dewasa...Dio Liandy

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. didirikan pada tanggal 17 Juni Saat ini jumlah populasi Ayam Kokok

Hubungan Antara Suara dengan Bagian Tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan..Rifki M.H HUBUNGAN ANTARA SUARA DENGAN BAGIAN TUBUH AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

Identifikasi Marka Bioakustik Suara Kokok Ayam Kokok Balenggek di Kandang Penangkaran Agutalok, Kabupaten Solok

KAJIAN BIOAKUSTIK PADA AYAM KOKOK BALENGGEK AYAM LOKAL PENYANYI SUMATERA BARAT

Identifikasi Sifat-Sifat Kualitatif Ayam Kokok Balenggek Jantan dan... Wahyu Darisna

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI POLA KOKOK PADA AYAM PELIHARA BERDASARKAN PENDEKATAN BIOAKUSTIK

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

Identifikasi sifat-sifat Kualitatif ayam Wareng Tangerang. Andika Mahendra

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

VARIASI KARAKTERISTIK SUARA AYAM GAGA PADA KONTES NASIONAL REZKY ARTA AFRINA

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

PENDAHULUAN. Ayam bukan ras (Ayam Buras) merupakan salah satu sumber plasma. nutfah hewan Indonesia. Ayam buras yang dikembangkan masyarakat Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tigo Lurah. yang terluas di Kabupaten Solok, dengan luas daerah menurut data Badan Pusat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

Pengembangan Peternakan Terpadu dan Pakan Ternak yang dapat Mendukung Program Posdaya

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya genetik ternak lokal yang berasal dari Kabupaten Cianjur, Provinsi

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

Studi Sifat Kuantitatif dan Kualitatif Ayam Kokok Balenggek dan Ayam Pelung sebagai Sumber Plasma Nutfah Lokal Indonesia. Oleh

KARAKTERISTIK FISIK SARANG BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) DI SUAKA MARGASATWA PINJAN-TANJUNG MATOP, SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PETELUR SISTEM PEMELIHARAAN NOMADEN DI DESA KALIANG, KECAMATAN DUAMPANUA, KABUPATEN PINRANG

TINJAUAN PUSTAKA. Sejarah dan klasifikasi ayam menurut sejarahnya, ayam jinak yang

KONTRIBUSI USAHA TERNAK DOMBA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETANI PETERNAK (Studi Kasus di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut) SKRIPSI RUBEN RAHMAT

Pengembangan Riset Bioakustik di Indonesia: Studi pada Ayam Kokok Balenggek, Ayam Pelung dan Ayam Bekisar

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL X KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

KARAKTERISTIK AKUSTIK AYAM BEKISAR BANGKOK KAMPUNG KATE DAN AYAM HUTAN HIJAU (Gallus varius) SELVIA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

HATCH PERIOD AND WEIGHT AT HATCH OF LOCAL DUCK (Anas sp.) BASED ON DIFFERENCE OF INCUBATOR HUMIDITY SETTING AT HATCHER PERIOD

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R.

MATERI DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

STRUKTUR POPULASI ITIK LOKAL DI KECAMATAN BAYANG SKRIPSI OLEH RAHMI YALTI

BAB III METODE PENELITIAN

BURUNG KENARI (CANARY)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

Oleh: RINIANINGSIH PATEDA NIM: Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji. Mengetahui, KetuaJurusan/Program StudiBudidayaPerairann

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada

PENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatf Pada Kalkun... Fauzy Eka Ferianto

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN

Kata kunci: penetasan, telur itik Tegal, dan mesin tetas

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

POTENSI AYAM BURAS INDONESIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KELINCI REX, SATIN DAN REZA

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran.

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

PENGARUH FREKUENSI PENYAJIAN RANSUM YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG SUPER SKRIPSI. Oleh NIANURAISAH

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah telur Itik Rambon dan

Gambar 12. Lokasi Penelitian

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

PENGELOMPOKAN KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GEROMBOL BERHIERARKI.

Transkripsi:

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SUARA AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN DEWASA DI KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT Identification Of Sound Characteristics Of Kokok Balenggek Chickens In Solok Regency, West Sumatera Dio Liandy*, Dani Garnida**, Indrawati Yudha Asmara** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad e-mail : liandio2904@gmail.com ABSTRAK Penelitian mengenai karakteristik suara Ayam Kokok Balenggek jantan dewasa telah dilaksanakan pada tanggal 22 April hingga 1 Mei 2016 di Kecamatan Tigo Lurah dan Kecamatan Ampang Kuali Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik suara Ayam Kokok Balenggek jantan dewasa. Metode Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif melalui sensus terhadap seluruh Ayam Kokok Balenggek pemenang kontes dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Ayam Kokok Balenggek memiliki frekuensi kokok adalah 0,842 kali per menit. Jumlah suku kata kokok berkisar 6-12 suku kata dengan rataan 8,81 ± 1,43. Jumlah lenggek kokok berkisar 3-9 dengan rataan lenggek kokok 5,81 ± 1,43. Durasi berkokok berkisar antara 2,39 detik sampai 3,94 detik dengan rataan 3,14 ± 0,00. Kata Kunci : Ayam Kokok Balenggek, Karakteristik Suara, Penilaian Kontes. ABSTRACT A research about sound characteristics of Kokok Balenggek Chicken was conducted on April 22 nd until May 1 st 2016 in Tigo Lurah Sub-District and Ampang Kualo Sub-District in Solok Regency. The aim of this research was to find out the sound characteristics of Kokok Balenggek Chickens. The research used descriptive method to the winner of chicken contest in the last three years. The results showed that the frequency of crowing is of 0.842 times per minute. The number of crowing syllables ranges 6-12 syllable with the average of 8.81 ± 1.43. Number of crowing level is from 3 to 9 with the average of 1.43 ± 5.81. Duration of crow ranges from 2.39 to 3.94 seconds with the average of 3.14 ± 0.00. Keywords : Kokok Balenggek Chicken, Characteristics of Crow, Contest voting. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman ayam lokal yang tinggi. Ayam lokal ini memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda baik sebagai penghasil daging, telur, sebagai ayam hias, ayam aduan, dan ayam penyanyi. Ayam penyanyi adalah ayam yang memiliki suara kokok merdu. Ada empat tipe ayam penyanyi yang sudah lama berkembang dan sangat digemari masyarakat (hobbies), yaitu Ayam Pelung di Jawa Barat, Ayam Bekisar di

Jawa Timur, Ayam Ketawa di Sulawesi Selatan dan Ayam Kokok Balenggek di Sumatera Barat. Ayam Kokok Balenggek merupakan ayam asli Sumatera Barat yang berkembang di Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. Ayam ini tergolong ayam penyanyi karena memiliki suara kokok yang merdu dan enak didengar. Karakteristik khas ayam ini adalah suara kokoknya yang bersusun-susun dan bertingkat (balenggek: bahasa Minang). Suara kokok ayam jantan biasanya terdiri atas empat suku kata dengan suku kata ke-4 lebih panjang. Ayam Kokok Balenggek sering dilombakan (kontes) dan menarik perhatian para hobbies ayam di Sumatera Barat. Nilai ekonominya sangat ditentukan oleh jumlah lenggek kokok dan kerberhasilan memenangkan kontes. Semakin banyak jumlah suku kata kokok maka semakin mahal harga ayam. Begitu pula ayam yang berhasil memenangkan kontes biasanya memiliki harga jual tinggi. Selama ini, penilaian kontes Ayam Kokok Balenggek relatif subjektif karena penilaian tak memiliki standar yang dapat diukur (standar kuantitatif). Hasil penilaian secara kuantitatif dapat berupa data angka dan gambaran visual karakteristik suara Ayam Kokok Balenggek, sehingga dapat ditentukan bagaimana kualitas suara Ayam Kokok Balenggek tersebut. Oleh karena itu, penulis memandang perlu dilakukannya penelitian mengenai cara menilai suara Ayam Kokok Balenggek dengan pendekatan kuantitatif sehingga diperoleh penilaian secara objektif. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi penunjang penilaian dalam kontes Ayam Kokok Balenggek. Pola kokok Ayam Kokok Balenggek sangat berbeda dengan pola kokok Ayam Pelung dan Ayam Bekisar. Suara kokok Ayam Kokok Balenggek terbagi atas tiga bagian, yaitu kokok bagian depan, kokok tengah dan kokok bagian belakang (disebut lenggek kokok). Kokok depan terdiri atas suku kata kokok pertama, kokok tengah terdiri atas suku kata kokok kedua dan ketiga, dan kokok keempat atau ujung terdiri atas suku kata yang terdengar berdurasi panjang. Setiap makhluk hidup memliki karakteristik tersendiri dalam mengeluarkan bunyi. Begitu pula dengan ayam penyanyi seperti Ayam Kokok Balenggek (AKB), dimana suara tersebut dapat diidentifikasi secara fisika dengan bantuan alat digital untuk mengenali dan mendefinisikan karakteristiknya. Peubah yang diamati berupa jumlah suku kata kokok dan jumlah lenggek kokok yaitu suara kokok yang mengelompok dalam sebuah kelompok suara yang rapat dan antara suku kata terdapat fragmentasi yang jelas. Jumlah suku kata kokok Ayam Kokok Balenggek berkisar dari 6 sampai 12 suku kata, dengan rataan 8,07 suku kata (Rusfidra, 2004), durasi berkokok, frekuensi dan waktu berkokok. Lundberg dan Alatallo (1992) menyatakan, bahwa puncak

aktivitas song pada bangsa burung terjadi pagi hari dan cenderung menurun pada siang dan sore hari. Puncak aktivitas song pada bangsa burung diduga disebabkan adanya beberapa faktor yaitu faktor hormonal, faktor kesehatan, faktor cuaca, faktor pakan dan faktor kebersihan kandang. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus dengan Karakterisasi suara kokok ditetapkan menggunakan metode time sampling. Objek yang diteliti adalah 30 Ayam Kokok Balenggek jantan dewasa yang pernah atau siap mengikuti kontes berumur 12-15 bulan yang berasal dari peternakan rakyat di Kecamatan Ampang Kualo Kabupaten Solok Sumatera Barat. Suara kokok direkam dalam format mp3 menggunakan alat perekam digital, kemudian dilakukan digitalisasi suara kokok dengan menggunakan sound recorder yang tersedia pada beberapa program analisis suara, lalu visualisasi suara kokok ke dalam bentuk wave form. Data yang diperoleh kemudian diurutkan mulai dari nilai terendah sampai yang tertinggi berdasarkan peubah yang diamati untuk menentukan rentang data (range). Rentang data dapat dihitung dengan rumus : R = Xi - Xr...................... (Sugiyono, 2003) Dimana : R = Rentang Xi = Data terbesar dalam kelompok Xr = Data terkecil dalam kelompok Kemudian dihitung rata-rata dari setiap peubah yang diamati :...................... (Sugiyono, 2003) Dimana : µ = rata-rata populasi xi = nilai sampel ke-i N = jumlah populasi Rata-rata dari setiap peubah tersebut dapat disimpulkan sebagai karakteristik dari objek Ayam Kokok Balenggek yang diteliti. Kemudian dihitung simpangan baku untuk menentukan besarnya simpangan data :

Dimana : O = Simpangan baku populasi N = Jumlah populasi............. (Sugiyono, 2003) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Penangkaran Kinantan Bagombak Usaha penangkaran Kinantan Bagombak Ampang Kualo Kota Solok didirikan pada tanggal 17 Juni 2011. Saat ini jumlah populasi Ayam Kokok Balenggek di Penangkaran Kinantan Bagombak berjumlah 528 ekor. Sistem pemeliharaan ayam di Penangkaran Kinantan Bagombak adalah intensif dan semi intensif lalu untuk bahan pakan yang diberikan terdiri atas campuran dedak, jagung, tepung ikan dan ada juga pakan tambahan seperti puding. Bahan pakan yang diberikan untuk ayam yang akan melaksanakan lomba juga mendapat pakan tambahan dan buah-buahan seperti pisang, pepaya atau jeruk. Selain itu, peternak menambahkan jamu untuk melembutkan dan mencegah suara serak dari Ayam Kokok Balenggek. 2. Kontes Ayam Kokok Balenggek Kontes yang dilaksanakan setidaknya setahun satu kali pada bulan April atau Mei. Hal ini dikarenakan belum adanya himpunan atau lembaga resmi yang terkait. Kontes diadakan oleh komunitas yang rutin melaksanakan latihan bersama tiap hari Minggu. Pada dasarnya kontes yang dilakukan menggunakan penilaian yang sudah ditetapkan. Penilaian yang dilakukan pada kontes Ayam Kokok Balenggek berdasarkan 3 nilai yaitu jumlah lenggek, kerajinan berkokok atau frekuensi dan tipe suara. Penilaian yang pertama adalah jumlah lenggek dengan 3 kategori yang bisa diikuti Ayam Kokok Balenggek yaitu : Landi, adalah jumlah lenggek yang berjumlah 2 hingga 4 kali Boko, adalah jumlah lenggek yang berjumlah 4 hingga 7 kali Favorit, atau istimewa adalah jumlah lenggek yang berjumlah diatas 7 kali Setelah diketahui jumlah lenggeknya, kemudian penilaian dilanjutkan dengan menghitung kerajinan berkokok pada waktu yang ditentukan biasanya sekitar 30 atau 60 menit,

semakin banyak ayam tersebut berkokok akan langsung dijadikan pemenang kontes. Apabila jumlah kerajinan kokok sama, maka akan dilakukan penilaian ketiga yaitu melihat kelangkaan tipe suara. Makin langka tipe suara yang diikut sertakan kontes maka ayam tersebut yang akan mendapat penilaian lebih dari juri kontes. 3. Performans Suara Ayam Kokok Balenggek Penelitian dilakukan pada waktu yang berbeda yaitu pagi hari (06.00-08.00 WIB), siang hari (11.00-13.00 WIB) dan sore hari (15.00-17.00 WIB). Tabel 1. Rataan Jumlah Frekuensi, Jumlah Suku Kata, Jumlah Lenggek, dan Durasi Berkokok dipenangkaran Kinantan Bagombak Karakteristik No Kokok (Satuan) Frekuensi 1 Kokok* (Kali) Suku Kata 2 (Kali) Lenggek 3 Kokok (Kali) Durasi 4 Berkokok (Detik) *Frekuensi/60 menit Rataan Pagi Siang Sore Rataan 53,63 ± 13,09 50,73 ± 13,01 46,43 ± 10,12 50,27 ± 12,37 9,30 ± 1,44 8,47 ± 1,31 8,67 ± 1,45 8,81 ± 1,43 6,30 ± 1,44 5,47 ± 1,31 5,67 ± 1,45 5,81 ± 1,43 3,24 ± 0,00 3,08 ± 0,00 3,14 ± 0,00 3,14 ± 0,00 Frekuensi Kokok Pada Tabel 1 dapat dilihat rata-rata frekuensi kokok Ayam Kokok Balenggek adalah 50,27/60 menit artinya dalam kurun waktu 60 menit Ayam Kokok Balenggek mampu berkokok sebanyak 50 kali secara berturut-turut dalam kurun waktu 60 menit. Jumlah kokok per menit (crow rate) Ayam Kokok Balenggek adalah 0,842 kali per menit. Tabel 1 menunjukkan bahwa Ayam Kokok Balenggek lebih sering berkokok pada pagi hari (53,63) dibandingkan siang hari (50,73) dan semakin menurun pada sore hari (46,43). Jumlah Suku Kata Kokok Suku kata kokok adalah suara kokok yang mengelompok dalam sebuah kelompok suara yang rapat dan antara suku kata terdapat fragmentasi yang jelas. Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah suku kata Ayam Kokok Balenggek di Penangkaran Kinantan Bagombak Ampang Kualo Kota Solok berkisar 6-12 suku kata dengan rataan 8,81 ± 1,43. Rataan Ayam Kokok Balenggek

di penangkaran Kinantan Bagombak lebih tinggi dibandingkan peneliti terdahulu seperti Rusfidra (2004) dan Rusfidra dkk (2009) dengan rataan 8,07 suku kata. Jumlah Lenggek Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah lenggek Ayam Kokok Balenggek di Penangkaran Kinantan Bagombak berkisar 3-9 dengan rataan lenggek kokok 5,81 ± 1,43. Tidak jauh berbeda dengan jumlah suku kata kokok, jumlah lenggek kokok memiliki hasil yang lebih tinggi dari literatur hasil peneliti Rusfidra (2004) dan Rusfidra dkk (2009) yang didapat yakni 5,07. Perbedaan jumlah lenggek kokok antar Ayam Kokok Balenggek diduga sebagai bentuk variasi individu. Jumlah lenggek kokok pada pagi hari dan sore hari tidak jauh berbeda dengan jumlah lenggek kokok pada siang hari. Jumlah lenggek kokok pada pagi hari lebih tinggi yaitu 6,3 lenggek, sore hari 5,667 lenggek dan pada siang hari jumlah lenggek menurun menjadi 5,467 lenggek. Durasi Berkokok Ayam Kokok Balenggek di penangkaran Kinantan Bagombak berkisar antara 2,39 detik sampai 3,94 detik (Tabel 1). Durasi berkokok pagi hari lebih tinggi (3,24 ± 0) dibandingkan sore hari (3,14 ± 0). 4. Tipe Suara Ayam Kokok Balenggek Tipe suara Ayam Kokok Balenggek pada dasarnya ada tujuh macam yaitu : Rantak Gumarang, Riak Hilia Aia, Sigegek Angin, Ginyang, Ginyang Mataci, Gayuang Luluah dan Alang Babega. Tetapi yang ditemukan di penangkaran Kinantan Bagombak yakni hanya enam kecuali Gayuang Luluah dikarenakan kelangkaan dari tipe suara tersebut. 1. Rantak Gumarang adalah ayam yang memiliki alunan suara yang jelas dengan intonasi yang sama dan hentakan yang jelas, seperti bunyi tapak kuda berpacu dengan jarak yang teratur (Abbas, 2015) 2. Riak Hilia Aia adalah alunan suara yang memiliki serak dan diakhir suara akan hilang, tipe suara ini bisa diartikan bagai aliran sungai dari tempat yang tinggi ke yang rendah. Dengan kata lain nada dasar Ayam Kokok Balenggek dari suara nada tinggi ke rendah sampai batas akhir (Abbas, 2015). 3. Sigegek Angin adalah tipe suara dengan alunan suara bergetar tertahan dengan alunan suara tertahan tertatih-tatih ibarat baling-baling diterpa angin kencang yang menahan

4. Ginyang adalah suara kokok yang tidak stabil berubah-ubah dan tidak teratur merupakan gabungan dari dua atau lebih suara. 5. Ginyang Mataci tidak jauh berbeda dengan tipe suara Ginyang yang tidak beraturan, namun masih memiliki keindahan dalam kokok nya. 6. Alang Babega, pengambilan nama kokok ini berdasarkan suaranya yang dari jauh jelas terdengar seperti suara elang. 7. Gayuang Luluah adalah ayam yang memiliki suara halus yang meluluhkan hati dengan lenggekan satu persatu dengan jelas. Tetapi karena kelangkaannya, tipe suara Gayuang Luluah sangat sulit ditemukan karena memang membutuhkan pendengaran yang cukup bagus untuk menemukannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Ayam Kokok Balenggek memiliki frekuensi kokok adalah 0,842 kali per menit. Jumlah suku kata kokok berkisar 6-12 suku kata dengan rataan 8,81 ± 1,43. Jumlah lenggek kokok berkisar 3-9 dengan rataan lenggek kokok 5,81 ± 1,43. Durasi berkokok berkisar antara 2,39 detik sampai 3,94 detik dengan rataan 3,14 ± 0,00. SARAN Dari hasil penelitian dapat disarankan Ayam Kokok Balenggek sebaiknya melakukan seleksi yang lebih ketat dan dikawinkan dengan lebih terarah, kemudian melakukan perawatan yang lebih baik dengan memperhatikan manajemen pakan, manajemen kandang dan pemasarannya agar budidaya Ayam Kokok Balenggek lebih baik. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ir. Dani Garnida, MS., sebagai pembimbing utama dan Indrawati Yudha Asmara S.Pt., M.Si., Ph.D., sebagai pembimbing anggota yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing.

DAFTAR PUSTAKA Abbas, M. H. 2015. Ayam Kokok Balenggek: Ayam Penyanyi Sumatera Barat. Padang: Andalas University Press. Lundberg, A. and R. V. Alatalo. 1992. The Pied Flycatcher. T&AD Poyser. Rusfidra. 2004. Ayam Kokok Balenggek; Potensi Genetik, Strategi Pengembangan dan Konservasi. Cendekia Publishing House. Bogor. (in press). 2004. Karakterisasi Sifat-Sifat Fenotipik Sebagai Strategi Awal Konservasi Ayam Kokok Balenggek di Sumatera Barat. [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB. Sugiyono, Dr., 2003. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.