BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan dan lain secara holistik. 31 Sedangkan disebut deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif (mixed method). Model penelitian yang digunakan yaitu model

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah faktor internal dan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

I. PENDAHULUAN. siswa diharuskan aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan pandangan Sudjatmiko (2003: 4) yang menyatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Setting alami atau wajar, 2) Instrumen manusia (Human Instrumen).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. 1. Ekonomi Santri melalui Kepemimpinan Transformasional Kiai, maka

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui pendidikan dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas baik dalam bidang akademis, religius, maupan sosial. Hal ini erat kaitannya dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta dapat bertanggung jawab. Sekolah atau perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan formal perlu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk mengembangkan kemampuan siswa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut diperlukan pendidik yang terdiri dari : guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, widya swara, fasilitator, instruktur. Pengembangan potensi mahasiswa salah satu wujudnya dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar mahasiswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal individu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dimana mereka belajar. Penyesuaian diri tersebut meliputi: penyesuaian diri terhadap mata pelajaran, penyesuaian diri terhadap dosen, penyesuaian diri terhadap teman sebaya,

penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah, dan lingkungan kampus. Di kampus para mahasiswa dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan jurusan dimana dia kuliah, tetapi adakalanya seorang mahasiswa salah dalam memilih jurusan, sehingga para mahasiswa ini ada yang pindah kampus, ikut SPMB lagi, atau pindah jurusan tetapi masih dalam satu kampus. Fenomena seperti ini masih jarang jarang terjadi di Indonesia, terutama yaitu fenomena tentang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan, namun masih di dalam universitas yang sama. Fenomena ini sebenarnya sudah sejak lama terjadi, tetapi karena masih jarang terjadi, sehingga masih minim penelitian tentang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan. Dalam perjalanannya mahasiswa yang melakukan pindah jurusan ada yang berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru yaitu di jurusan yang baru atau ada juga yang malah gagal. Maka dari fenomena inilah muncul pertanyaan kenapa pada praktiknya di lapangan, ada mahasiswa yang berhasil dan ada pula yang gagal, polapola penyesuaian diri yang seperti apa yang digunakan ketika di jurusan yang baru. Maka dari itu peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang pola-pola penyesuaian diri pada mahasiswa yang melakukan pindah jurusan. Mengenai hal-hal yang menyebabkan seorang mahasiswa pindah jurusan bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Berikut ini adalah beberapa pertimbanganpertimbangan yang umumnya diambil ketika memilih jurusan. Seperti karena faktor pertemanan, kurangnya informasi tentang macam-macam jurusan, pertimbangan kemudahan, pertimbangan finansial atau keuangan, pertimbangan karir dan prospek ekonomi di masa depan, pertimbangan cinta atau pacar, pertimbangan orangtua,

pertimbangan kemandirian, pertimbangan karena ketertarikan sesaat, pertimbangan kecocokan pribadi (sumber: http://psikologi-online.com/pertimbangan-pertimbanganmemilih-jurusan-untuk-pelajar). Menurut data informasi yang diperoleh, jumlah mahasiswa UPI yang pindah jurusan ke Jurusan Psikologi sejak tahun 2004 berjumlah 17 orang. Mereka berasal dari berbagai macam jurusan di UPI. Adapun mengenai persyaratannya, maka syarat-syarat dari masing-masing universitas bisa berbeda-beda. Misalkan di UPI, syarat-syarat seorang mahasiswa pindah jurusan harus berdasarkan Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI Edisi Tahun 2010, yaitu tepatnya pada pasal 20 tentang Perpindahan dan Studi Lanjut ayat 1 dan 2. Yang berbunyi: 1. Perpindahan dapat dilakukan oleh mahasiswa dari program studi yang sama atau serumpun di lingkungan UPI atau dari luar UPI. 2. Kecuali untuk mahasiswa yang masuk melalui jalur PMDK, perpindahan mahasiswa S1 dari program kependidikan ke program non kependidikan atau sebaliknya, dari program kependidikan ke program kependidikan lainnya, dan dari program nonkependidikan ke program nonkependidikan lain dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Minimal telah mengikuti empat semester pada program studi lama, dan atau memiliki 60 SKS dengan IPK minimal 2,5 b. Pengakuan terhadap sks bawaan dilakukan oleh ketua Program Studi yang bersangkutan (baru)

c. Masih memiliki masa studi yang memungkinkan bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya 3. Mahasiswa S1 pindahan dari perguruan tinggi lain: a. Berasal dari perguruan tinggi negeri b. Pada perguruan tinggi asal, minimal telah mengikuti empat semester, dan atau telah memiliki 80 SKS dengan IPK minimal 2,5 c. Mengikuti dan lulus seleksi pada jurusan atau program studi sejenis d. Pengakuan terhadap sks bawaan dari perguruan tinggi asal dilakukan melalui penilaian oleh Ketua Jurusan / Prodi yang bersangkutan (baru) e. Masih memiliki masa studi yang memungkinan mahasiswa yang bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya. Mahasiswa yang melakukan pindah jurusan dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan di jurusan yang baru, karena sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut Walgito (2001) manusia merupakan makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, mendorong manusia mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau interaksi sehingga memungkinkan terjadi interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lain.

Schneiders (1964) berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional. Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi. Hurlock (1978) menyatakan bahwa penyesuaian diri yang baik akan menjadi salah satu bekal penting karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Meskipun demikian, tampaknya penyesuaian diri yang baik bukanlah hal yang mudah. Lalu kemudian bagaimana individu itu berhubungan dengan lingkungannya. Kemudian menurut Gerungan (2004), pada dasarnya terdapat

4 jenis hubungan antara individu dengan lingkungannya, yaitu: individu dapat bertentangan dengan lingkungannya, individu dapat menggunakan lingkungannya, individu dapat berpartisipasi dengan lingkungannya, dan individu dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan (Mutadin, 2002). B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat dilihat jika seorang mahasiswa memutuskan untuk melakukan pindah jurusan, apakah dia mampu untuk menyesuaikan diri di lingkungan barunya (dalam hal ini jurusan baru yang dituju), sehingga jika seorang mahasiswa yang telah melakukan pindah jurusan apakah menjadi lebih baik (baik dari segi prestasi maupun interaksi sosial) karena mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang barunya (jurusan yang baru) atau malahan lebih buruk (baik dari segi prestasi maupun interaksi sosial) karena tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya (jurusan yang baru).

Fenomena tersebut maka penulis memfokuskan kepada pola penyesuaian diri apa saja yang dipakai oleh mahasiswa yang malakukan pindah jurusan. C. Masalah Penelitian Berdasarkan fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah. Permasalahan tersebut adalah: 1. Apakah yang melatarbelakangi seorang mahasiswa yang pindah jurusan? 2. Bagaimana bentuk pola penyesuaian diri mahasiswa tersebut setelah pindah jurusan? 3. Bagaimanakah kondisi dari mahasiswa tersebut setelah pindah jurusan? D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola-pola kemampuan menyesuaikan diri (Adjustment) seorang mahasiswa yang pindah jurusan di lingkungan jurusan yang baru. Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui alasan apa saja yang menjadi latar belakangi seorang mahasiswa melakukan pindah jurusan. 2. Untuk mengetahui bagaimana pola-pola penyesuaian diri yang dilakukan oleh mahasiswa yang pindah jurusan di jurusan yang baru. 3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi para mahasiswa setelah melakukan pindah jurusan

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah mengenai psikologi sosial, sehingga bisa dijadikan sebagai alternatif refernsi baru bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Memberikan gambaran tentang segala problematika yang dialami oleh mahasiswa yang pindah jurusan, sehingga bisa ditemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan segala problematikanya F. Metode Penelitian 1. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian dan dengan menggunakan rancangan studi kasus. Pendekatan kualitatif ini salah satunya digunakan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang suatu situasi yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang, dimana yang digali adalah proses atau latar belakang terjadinya sesuatu (Moleong, 2007). Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi, kemudian disertai dengan alatalat dokumentasi sebagai penunjangnya. Wawancara digunakan untuk mengungkapkan masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang Open ended

(wawancara dimana jawaban tidak terbatas pada satu tanggapan saja) dan mengarah pada pendalaman informasi serta dilakukan tidak secara formal terstruktur. Wawancara ini dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang dijelajahi. Dalam wawancara ini digunakan tehnik wawancara mendalam, terbuka secara mendalam dilakukan secara akrab dan penuh kekeluargaan. Dalam tehnik wawancara ini terjadi percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancarai dalam suasana santai, tidak disediakan jawaban oleh pewawancara. Hal-hal yang disiapkan peneliti sebelum melakukan wawancara adalah menunjuk informan yang benar-benar menunjukkan informasi tentang fokus atau obyek yang akan diteliti, membuat janji dengan informan dan menentukan tempat dan waktu bila dilaksanakan wawancara, menyiapkan pedoman wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Perlu juga dipersiapkan perlengkapan wawancara antara lain beberapa alat tulis, tape recorder dan kamera. Pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung mengenai fenomena yang berkaitan obyek penelitian diikuti dengan suatu pencatatan sistematis terhadap semua gejala yang akan diteliti. Peneliti juga akan melakukan analisis data yang merupakan kegiatan yang menjabarkan terhadap bahan penelitian. Sehingga penulis mendapatkan data dari penelitian yang disajikan, dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu data dari lapangan maupun dari perpustakaan, setelah diseleksi dan disusun kembali kemudian disimpulkan.

2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan ke jurusan psikologi UPI yang berasal dari luar jurusan psikologi UPI. Kemudian mahasiswa tersebut minimal semester 4, hal tersebut berdasarkan Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI Edisi Tahun 2010, yaitu tepatnya pada pasal 20 tentang Perpindahan dan Studi Lanjut ayat 1 dan 2. Adapun nama-nama subjek penelitian berikut Jurusan asalnya, yaitu: a. G (Jurusan Biologi angkatan 2006) b. D (Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman angkatan 2007) c. S (Jurusan Biologi 2007) 3. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, yang berada di jl. Dr. Setiabudi, Bandung. 4. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data diantaranya adalah sebagai berikut: (Sugiyono, 2008) a. Reduksi Data (Data Reduction) Data diartikan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya pada data lapangan yang diperoleh. b. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif. c. Conclusion Drawing/Verification Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 5. Agenda Kegiatan Penelitian a. Tahap Persiapan Penelitian Peneliti pada awalnya mengupayakan pengumpulan berbagai referensi mengenai topik yang akan diteliti, berkaitan dengan penyesuaian diri. Kemudian, peneliti menyusun pertanyaan wawancara yang didasari oleh referensi-referensi tersebut. Adapun pedoman wawancara itu pada tahap selanjutnya akan diberikan pada ahli yang diharapkan mampu memberikan komentar terhadap isi dari pedoman wawancara. Ahli tersebut merupakan pembimbing dari peneliti. Pada tahap berikutnya peneliti akan membuat pedoman observasi dan kemudian menentukan manakah mahasiswa yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap berikutnya merupakan pembentukan komitmen antara peneliti dan subjek penelitian, misalnya penentuan lokasi dan waktu pengambilan data. Data akan diambil dengan menggunakan rekaman, baik berupa audio maupun visual, di mana perekaman tersebut dilakukan atas izin dari subjek penelitian. Hasil rekaman tersebut kemudian diubah menjadi verbatim yang nantinya akan menjadi data yang dianalisis. Analisis verbatim itu sendiri akan diuji pula dengan hasil observasi maupun dokumentasi. Pada akhirnya, diharapkan peneliti mampu menarik kesimpulan dari analisis yang dilakukan sebelumnya. G. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia, yang berlokasi di Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan ke jurusan psikologi UPI yang berasal dari luar jurusan psikologi UPI. Kemudian mahasiswa tersebut minimal semester 4, hal tersebut berdasarkan Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI Edisi Tahun 2010, yaitu tepatnya pada pasal 20 tentang Perpindahan dan Studi Lanjut ayat 1 dan 2.