temuan yang diperoleh sebagaimana dikemukakan dalam Bab IV,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusianya. Guru sebagai salah satu elemen penting dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

SUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan nasional telah dilakukan dengan perbaikan

sekolah, maka semakin baik pula kinerjanya.

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

Negeri 2 Bandung dalam melaksanakan supervisi pengajaran. Penelitian ini akan mendeskripsikan pendekatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak di keluarkannya UU SISDIKNAS tahun 2003, sekolah mulai

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Kinerja Guru Sekolah Dasar (Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

PERTEMUAN 2 & 3 KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam. upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

BAB III PENYAJIAN DATA PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK DALAM MEMBENTUK JIWA KEPEMIMPINAN SISWA KELAS X1 DI SMAN 12 PEKANBARU

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB V KESIMPULAN. Pada bab V ini, akan dipaparkan mengenai dua hal, yaitu mengenai

BAB V PENUTUP. kinerjanya sudah cukup baik dan optimal dilihat dari kompetensi pedagogis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung diseputar kelas, maka pada akhirnya keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Guru mempunyai posisi

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEGIATAN ADMINISTRATOR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

Sistem Pendidikan Nasional

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan karena guru adalah the man behind the gun yang memungkinkan

Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya strategis untuk meningkatkan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) hingga jenjang perguruan tinggi. Seorang guru yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan bagian integral dari sistem

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan sebagai wahana dalam membangun dan menempa kualitas

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia serta kemajuan bangsa, sehingga maju dan mundurnya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini dimulai dengan sajian simpulan hasil penelitian. Selanjutnya, berdasarkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Sesuai dengan masalah yang diteliti serta hasil dan temuan yang diperoleh sebagaimana dikemukakan dalam Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Kepala Sekolah dalam peranannya sebagai supervisor pendidikan di lingkungan kerjanya, telah melaksanakan supervisi pengajaran terhadap para gurunya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengawasi, memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan kegiatan guru dalam proses belajarmengajar di kelas. Dilihat dari perilaku kesupervisian yang dilakukan dan cara melaksanakan supervisi, nampaknya pendekatan yang dilakukan cenderung bersifat kolaboratif. Dengan pendekatan ini upaya pengawasan, perbaikan, peningkatan, dan pengembangan dilakukan secara bersama-sama melalui.dialog dan diskusi antara kepala sekolah dan guru yang bersangkutan. Para guru ikut serta menganalisis perilaku mengajarnya dan membuat keputusan sendiri dalam melakukan perbaikan dan pengembangan kegiatan belajar-mengajar. 2. Terdapat persesuaian persepsi antara Kepala Sekolah dan guru terhadap pendekatan supervisi yang di laksanakan di SMAN 2 Bandung. Hal ini berarti bahwa baik guru maupun kepala sekolah mempunyai persepsi yang sama tentang 102

kegiatan supervisi pengajaran yang dilakukan. Kesamaan persepsi itu menunjukkan adanya kesinambungan antara tindakan perilaku supervisi kepala sekolah dengan perilaku guru dalam kegiatan pengajaran.. Beberapa variabel latar belakang guru yaitu tingkat pendidikan, pengalaman, derajat komitmen, dan bidang studi yang diajarkan ternyata mempunyai kaitan terhadap pendekatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dari segi tingkat pendidikan, guru yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, lebih mudah bekerja sama dalam proses supervisi. Pendekatan direktif lebih banyak dilakukan kepada guru yang berpendidikan rendah sedangkan pendekatan kolaboratif dan non-direktif lebih efektif pada guru yang berpendidikan lebih tinggi. Dari segi pengalaman, guru yang baru atau yang belum banyak pengalaman, lebih banyak memerlukan supervisi direktif. Sedangkan guru yang berpengalaman lebih lama lebih efektif dengan pendekatan kolaboratif dan bahkan nondirektif. Dari segi derajat komitmennya, terhadap guru yang derajat komitmennya rendah, cenderung lebih efektif menggunakan pendekatan direktif, sedangkan pendekatan kolaboratif lebih efektif pada guru yang memiliki derajat komitmen sedang, dan pendekatan non-direktif lebih efektif kepada guru yang memiliki derajat komitmen tinggi. Selanjutnya, dari latar belakang bidang studi yang diajarkan, guru-guru kelompok eksakta lebih mudah dibawa bekerja sama dan menggunakan pendekatan deduktif, 103

sedangkan guru-guru non-eksakta lebih memerlukan pendekatan direktif dan induktif. Namun. demikian, dalam prakteknya akan terjadi kombinasi dari variabel latar belakang tersebut di atas, sehingga pendekatan supervisi yang dapat diterapkanpun dapat bervariasi. Untuk memperoleh temuan lebih jelas mengenai hal itu perlu dilakukan penelaah lebih lanjut. 4. Dengan kenyataan seperti tersebut di atas, maka supervisi pengajaran yang bersifat kolaboratif mempunyai dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kreativitas guru, kualitas guru, perkembangan kepribadian, dan profesional guru. Dari tindakan supervisi yang bersifat kolaboratif dan adanya kesesuaian persepsi perilaku supervisi, maka para guru lebih kreatif dalam melakukan kegiatan pengajaran baik dalam pendekatan, metode, maupun materi. Kreativitas itu sendiri dapat menunjang peningkatan kualitas guru khususnya dalam kepribadian dan profesinya. Dalam situasi yang kolaboratif, para guru lebih termotivasi untuk terus menerus meningkatkan diri dan profesinya melalui berbagai kesempatan. 5. Hal yang masih dirasakan sebagai kekurangan dal kegiatan supervisi pengajaran adalah kegiatan supervisi yang lebih menekankan segi administratif dan kurang menekankan segi teknis edukatif. am 104

B. REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang dicapai dalam penelitian ini, dapat diajukan beberapa rekomendasi baik yang sifatnya konseptual, operasional, maupun penelitian lebih lanjut; 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepala SMA Negeri 2 Bandung telah melaksanakan supervisi pengajaran terhadap para gurunya, meskipun pelaksanaannya belum terprogram secara sistemik dan konseptual. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor antara lain yang menyangkut kompetensi Kepala Sekolah dan guru untuk lebih memahami tentang supervisi pengajaran. Sehubungan dengan itu sangat dirasakan perlunya dikembangkan kerangka konseptual mengenai supervisi pengajaran yang bersifat mengembangkan. Dengan supervisi yang bersifat mengembangkan, para guru dibantu untuk mengembangkan profesi dan kepribadiannya ke arah yang lebih baik. Konsep supervisi yang bersifat mengembangkan hendaknya disesuaikan dengan falsafah Pancasila dan budaya bangsa Indonesia serta sistem Pendidikan Nasional. Selanjutnya,. para Kepala Sekolah selaku supervisor pengajaran diharapkan memahami konsep supervisi yang bersifat mengembangkan, serta mampu menerapkannya secara efektif. 2. Dari penelitian ini diperoleh gambaran bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah lebih banyak bersifat administratif, sedangkan yang bersifat teknis profesional masih belum banyak dilakukan. Dalam upaya 105

meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh para guru, supervisi administratif saja belum cukup banyak menunjang bagi pengembangan profesi dan pribadi guru. Para guru perlu mendapat bantuan dalam mengembangkan diri dan profesinya melalui supervisi yang bersifat mengembangkan serta tidak hanya administratif saja, akan tetapi supervisi teknis operasional. Dengan bantuan ini diharapkan para guru mampu mengembangkan kualitas dirinya sehingga mampu secara kreatif mewujudkan kegiatan belajar-mengajar secara efektif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar sisw.a. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah seyogianya memiliki kompetensi kesupervisian secara profesional. Kompetensi ini diharapkan merupakan pra-syarat menjadi kepala sekolah dan terus menerus dikembangkan dalam jabatannya. 3. Penelitian ini menyimpulkan adanya kesesuaian persepsi antara kepala sekolah dengan guru dalam pendekatan dan kegiatan supervisi yang dilakukan. Hal ini menunjukkan adanya kesinambungan antara upaya yang dilakukan kepala sekolah dengan penerimaan dari para guru. Dalam hal pendekatan supervisi, pendekatan kolaboratif nampaknya lebih banyak dominan dibandingkan dengan pendekatan lainnya yaitu direktif dan non-direktif. Supervisi kolaboratif perlu dikembangkan dalam keseluruhan kegiatan supervisi pengajaran, mengingat pendekatan ini dirasakan lebih efektif dalam pemecahan berbagai permasalahan yang 106

dihadapi guru dalam kegiatan pengajaran. Meskipun diakui bahwa dalam satu sisi, kepala sekolah menggunakan pendekatan direktif, dan di sisi lain menggunakan pendekatan non-direktif, namun pendekatan kolaboratif dapat menengahi kedua pendekatan lainnya. Penggunaan pendekatan supervisi dipengaruhi oleh iklim kehidupan sekolah dan tipe kepemimpinan kepala sekolah. Iklim kekeluargaan dan tipe kepemimpinan yang demokratis merupakan dasar bagi ter1aksananya pendekatan kolaboratif. Sehubungan dengan itu suasana kekeluargaan dalam iklim sekolah dan sikap demokratis kepala sekolah hendaknya lebih banyak dikembangkan agar pendekatan kolaboratif dapat diwujudkan secara efektif. 4. Dari penelitian ini diperoleh gambaran adanya kaitan antara tingkat pendidikan guru, pengalaman guru, derajat komitmen guru, dan latar belakang bidang studi dengan keefektifan supervisi. Sehubungan dengan itu dalam upaya mengefektifkan supervisi pengajaran, hendaknya selalu diupayakan agar para guru secara terus menerus meningkatkan pendidikan dan pengetahuannya. Sementara itu para kepala sekolah hendaknya selalu mengisi pengalaman para guru secara lebih konstruktif. Latar belakang bidang studi yang diajarkan guru, hendaknya dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat tindakan supervisi. Komitmen guru terhadap tugas profesionalnya hendaknya terus dipupuk melalui berbagai pendekatan agar tindakan. supervisi dapat lebih efektif. 107

5. Dalam upaya pelaksanaan supervisi pengajaran yang bersifat mengembangkan, disarankan hal-hal sebagai berikut: a. Baik kepala sekolah maupun guru hendaknya memiliki derajat komitmen yang tinggi terhadap tugas profesionalnya. b. Kepala sekolah dan guru secara koperatif menyusun program kerja yang akan dijadikan acuan dalam kegiatan sehari-hari. c. Forum komunikasi antara kepala sekolah seyogianya dilaksanakan secara terprogram. d. Sikap terbuka dan kekeluargaan pada kepala sekolah hendaknya mendasari pola supervisi yang dilakukan, dan demikian pula sikap terbuka dari guru hendaknya mendasari kegiatan guru dalam pengajaran. e. Kegiatan supervisi pengajaran, hendaknya tidak hanya sebagai kegiatan administratif, akan tetapi hendaknya dijadikan sebagai wahana pengembangan guru dan proses belajar-mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan..6. Meskipun sampai batas tertentu penelitian ini telah mampu mengungkapkan berbagai hal, namun disadari benar masih banyak keterbatasan di dalamnya. Keterbatasan tersebut antara lain yang menyangkut pendekatan, metode, teknik, instrumen, sampel, dan analisis data. Karena keterbatasan ini, maka diakui bahwa generalisasi yang ditarik dari penelitian ini masih dalam lingkup keterbatasan tersebut. 108

Sehubungan dengan itu, penelitian ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut baik dari segi lingkup masalah, pendekatan, metode, teknik. instrumen, sampel, dan analisis. 7. Dari segi temuan penelitian ini, hal-hal yang dapat direkomendasikan untuk diteliti lebih lanjut dengan mengembangkan lingkup masalah, pendekatan, metode, teknik, instrumen, dan analisis, adalah: a. Keefektifan berbagai pendekatan supervisi pengajaran untuk tipe-tipe guru berdasarkan tingkat pendidikan, pengalaman, dan derajat komitmen. b. Keefektifan pendekatan supervisi pengajaran berdasarkan karakteristik bidang studi tertentu. c. Keefektifan pendekatan supervisi pengajaran dilihat dari berbagai aspek latar belakang Kepala sekolah (pendidikan, pengalaman, jenis kelamin, bidang studi, dsb.). d. Dampak pendekatan supervisi pengajaran terhadap hasil belajar siswa. e. Penelitian masalah yang sama pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan. 109